Sahara adalah anak kandung yang terusir bersama dengan ibunya karena Fit-nahan yang di buat oleh wanita lain di hati ayahnya.
Mampukah Sahara memperjuangkan dan membersihkan nama ibunya dari fit-nah keji wanita yang tak lain adalah sahabat ibunya itu?
Akankah ayahnya percaya? baca terus kisah Perjuangan Sahara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yam_zhie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sahar 32
"Gue gak budek dan masih dengar dengan jelas perkataan kalian."kesal Brian membuat mereka dia cengengesan dan pergi dari sana.
"Loh gak di luar saja Pak Raka?"tanya Sahara saat Raka membawa mejanya ke dalam ruangan di depan Brian yang kosong.
"Loh maunya dimana?"Raka malah bertanya kembali.
"Di luar saja lah Pak. Saya juga kan disini masih OG statusnya. Nanti malah jadi pembicaraan orang. Di kira saya jadi ani-ani Pak Zayn kalau di dalam ruangan itu."kekeh Sahara membuat Raka dan Galih tertawa terbahak.
"Ya sudah disini saja kalau begitu." Akhirnya mereka menetukan meja Sahara ada di luar tepat di depan ruangan Brian. Sehingga Brian masih bisa memantau pekerjaan Sahara.
"Ya sudah aku mau ke ruangan Pak Brian dulu. Kamu jangan ganggu Sahara, dia sedang bekerja."ucap Raka sebelum pergi.
"Aman..."jawab Galih sambil terkekeh dan mengacungkan kedua jempolnya.
Galih menemani Sahara yang bekerja. Bahkan dia membuatkan kopi untuk Sahara. Hal itu bisa di lihat jelas oleh Brian dari dalam ruangannya.
"Dasar ABG labil."cibir Brian.
"Apa duit lu dari hasil balapan kurang? Sampe kerja seperti ini?" Tanya Galih yang memang tau siapa Sahara.
Dan bagaimana dia juga Mamanya berjuang untuk bertahan hidup. Walau ayahnya orang kaya. Tapi tak sepeserpun uang yang mereka terima. Karena itulah Galih begitu mengagumi Sahara. Bahkan dia selalu menolak pertolongan dari Galih karena dia bukanlah wanita yang ingin di kasihani. Selagi dia tidak minta tolong dan masih bisa berdiri di atas kedua kakinya sendiri.
"Lu kan tau kebutuhan gue banyak. Dan gue harus menghidupi diri gue dan ibu gue. Belum lagi ada tunggakan biaya kuliah. Makanya gue harus kerja. Kalau bukan gue siapa lagi? Lo tau sendiri kalau beasiswa gue tiba-tiba di cabut kan?"jawab Sahara membuat Galih menganggukkan kepalanya.
"Drrrrrttt"
"Drrtttt"
Ponsel milik Galih berbunyi disana nama Citra memanggilnya.
"Ck... Dasar cewek gatel. Maksa banget."kesal Galih membiarkan ponselnya berbunyi begitu saja.
"Angkat saja. Jangan pura-pura so jual mahal. Jangan sampai nanti tu lampir malah datang dan ngatain aku. Si Citra kan itu? Anak sama emak kelakuan sama saja. Nanti tuh ujung-ujungnya aku yang salah lagi,"ujar Sahara.
"Ogah bangat ganjen dia mah. Bikin aku merinding tau nggak. Lagian aku kan sudah bilang kalau hatinya babang Galih hanya buat Sahara."jawab Galih dan menyimpan kembali ponselnya. Sedangkan Sahara hanya geleng kepala saja.
"Kamu mau gak ada kerjaan diem disini?"tanya Sahara kepada Galih yang hanya diam saja sambil melihat kearah Sahara yang sedang bekerja.
"Karena gak ada kerjaan makanya kesini."jawab Galih terkekeh.
"Kamu gak akan ke kampus?"tanya Galih.
"Besok."jawab Sahara.
"Jangan ganggu, dia sedang bekerja Galiiiiiiihhh.."teriak Brian kepada Adiknya.
"Iya bawel."jawab Galih beranjak dari depan Sahara dan masuk kedalam ruangan Brian.
"Abang Galih pergi dulu ya Ara..."kekeh Galih membuat Sahara mendengus.
"Berisik lu. Udah diem kalau gak belajar sekalian."kesal Brian kepada adik satu-satunya itu.
"Gak ah pusing. Nanti saja. Aku kesini cuma mau nemenin Ayang aku kerja."jawab Galih membuat abangnya mendengus kesal.
"Apa kamu gak malu, ngejar cewe kayak dia?"kesal Brian.
"Kenapa harus malu?"tanya Galih santai.
"Kamu udah di tolak dengan sikap jutek dia masih aja di deketin. Kayak cowok gak laku aja. Belum lagi aku dengar dia bertelepon dengan pria dan tidur disana, Kenzo namanya,"jawab Brian.
"Oh bang Kenzo. Tau aku siapa dia. Nggak masalah. meluluhkan hati Sahara adalah sebuah tantangan Bang. Aku suka dia dari pertama ketemu. Dia berbeda dengan cewek lainnya. Yang lain malah ngejar-ngejar seorang Galih. Sedangkan dia malah aku yang ngejar kan."kekeh Galih membuat Brian mencebik kesal kepada adiknya itu.
Nayaka malah tertidur di sofa karena merasa bosan menunggu mereka bekerja. Dia sengaja tidak pulang karena akan pulang bersama dengan Sahara.
"Mau pulang gak?"tanya Brian membangunkan adiknya.
"Pulang dong. Mau jalan sama ayang." Galih terbangun dan langsung berlari menuju meja Sahara yang sedang membereskan barangnya. Hal itu membuat Brian geleng kepala dengan apa yang dilakukan oleh Galih.
"Mana kunci motor lu Ra... Biar gue yang bawa,"Pinta Galih.
"Lu yang bonceng gitu maksudnya? Ah gue ngeri lu nabrak. Motor mahal itu hasil menang balapan. Jangan sampe lecet."ujar Sahara membuat Galih tertawa.
"Kalau rusak gue ganti. Abang gue banyak duitnya, nanti tinggal minta aja,"jawab Galih membuat Sahara mencebikkan bibirnya.
"Enak aja lu? Mau duit ya kerja!" Brian datang dan meggeplak kepala adiknya membuat Sahara tertawa. Pertama kalinya Brian melihat Sahara tertawa lepas.
"Cantik" batin Brian.
"Ayo cepetan. Ntar lu pegangan sama Abang Galih ya..."kekeh Galuh sambil menarik Sahara untuk segera turun. Tidak sabaran sekali sepertinya sahabat Sahara itu.
"Ck... Sabar..."kesal Sahara.
Mereka turun dan Galih menarik tangan Sahara membuat seluruh karyawan yang melihatnya heran. Mereka tidak mengira jika salah satu anak dari perusahaan itu terlihat sangat dekat dengan seorang OG.
"Bukannya itu OG baru yang di lantai Pak Brian ya?" Tanya salah satu karyawan sambil memperhatikan Sahara yang sedang memakai helmnya.
"Iya dia adalah OG di lantai Pak Brian. Dan dia adalah OG yang bertahan disana paling lama. Sudah dua Minggu dia bertahan. Aku salut dengan dia."jawab salah satunya.
"Tapi dia cantik sekali tau."jawab salah satu karyawan yang bekerja sebagai resepsionis.
"Apa dia merayu Pak Brian sampai bisa bertahan lama."curiga salah satu karyawan.
"Bisa jadi, bahkan lihat saja Pak Galih sampai begitu dekat dengan dia. Mana ada yang bisa mendekati kedua pewaris perusahaan selama ini."jawab yang lain.
"Siap? Pegangan dong."teriak galih kepada Sahara.
Membuat Sahara kesal dan memukul bahu Galih. Mereka akhirnya pergi dari sana untuk pergi ke rumah Sahara.
"Abege bikin ngiri saja..."kekeh Raka saat melihat apa yang dilakukan oleh Galih kepada Sahara.
"Apaan... Lebay banget. Cewe jutek dan menyebalkan begitu apa bagusnya. Si Galih emang lagi penasaran aja. Udah bosen juga di tinggalin."jawab Brian sinis.
"Tapi Sahara cantik Brian. Aku juga sebenarnya suka dengan type perempuan seperti itu. Wanita yang bisa menjaga dirinya. Mana bisa balapan keren banget."jawab Raka membuat Brian mendengus.
"Apa bagusnya. Paling dia akan berteman dengan pria berandalan dan tak jauh dari alkohol dan pergaulan bebas."cibir Brian.
"Jangan melihat orang dari luarnya Brian. Jangan terlalu benci kepada dia. Karena bisa jadi nanti kamu akan mencintai dia. Benci dan cinta beda tipis."ledek Raka.
"Sorry. Gue ada Sarah, wanita yang gue tunggu dan gue cintai."jawab Brian.
"Semoga saja hati lu gak berubah."jawab Raka sambil tertawa terbahak.
Sedangkan Sahara dan Galih baru saja tiba di rumah setelah sebelumnya mereka mampir untuk membeli buah-buahan.
maaak kuramg panjang durasinya jadi ga berasa mak