Kata orang anak perempuan itu milik ayahnya, tapi kenapa ayah tak menginginkan aku ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilma Nasution, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.15
Pagi istri ku " dengan senyum bahagia terpancar di wajah Ringgo melihat istrinya".
pagi bang, maaf Riska lama bangun " Riska yang masih canggung kepada suaminya ".
gak papa, kita sarapan yuk Abang udah masak buat kamu " mencolek hidung istrinya".
harusnya Riska yang masak bang " merasa tidak enak pada suami".
kan masih bisa besok, hari ini Abang yang masak buat Riska, cobain dulu masakannya Abang "sambil menggandeng istrinya untuk sarapan".
" mereka pun berjalan menuju meja makan, dan disana sudah tersedia banyak masakan Ringgo".
masyaallah, banyak Banget bang "Riska yang merasa kagum".
ternyata Abang bisa masak " menyenggol suami nya".
hehe, namanya juga lama hidup sendiri jadi harus serba bisa " dengan gaya membanggakan dirinya".
" Riska mencoba masakan Ringgo pertama kalinya, dan ternyata Ringgo sangat jago memasak".
wahhhh... enak banget bang, Riska suka masakan Abang " memuji masakan suami nya dan makan dengan lahap".
Abang belajar masak darimana ? "Riska yang merasa kagum dengan suaminya tersebut padahal sibuk kerja tapi soal masak juga sangat jago".
dulu Abang pernah diajari masak Sama almarhumah mama, katanya jadi laki-laki harus serba bisa " dengan memanyunkan bibirnya Ringgo merasa sedih".
maaf ya bang, gara-gara Riska Abang jadi sedih gini " Riska yang memegang pundak suaminya".
hm... minta maaf terus dek, seperti lebaran "Ringgo yang mencoba menghibur Riska".
bapak sama ibu apa kita gak bawa kesini dek ? " tiba-tiba Ringgo teringat kepada orang tua Riska".
Riska juga maunya gitu bang, tapi apa sudah Aman membawa bapak sama ibu kesini, Riska takut anak buah Tama celakai bapak sama ibu di jalan " Riska menghentikan makannya".
Abang harus cari cara supaya bapak sama ibu tinggal disini " Ringgo yang terlihat sedang memikirkan sesuatu".
terimakasih ya bang udah peduli sama bapak dan ibu " dengan senyum lebar dibibirnya Riska dan memegang tangan Ringgo".
ini sudah tugas Abang, karena bapak sama ibu udah jadi orang tua Abang sekarang " membalas memegang tangan Riska".
Abang mau apa ? biar Riska ambilkan " melihat satu persatu masakan Ringgo, membuat Riska sangat lapar mencium aroma masakan suami nya".
Abang mau ayam aja, " dengan nada seperti anak kecil".
"begitulah hari pertama sarapan Riska dan Ringgo setelah resmi menjadi suami dan istri, dan baru kali ini mereka sama-sama Sarapan".
" berbeda dengan Riska dan Ringgo, Tama sedang frustasi karena tidak bisa minum, Tama takut jika papinya tau maka harta warisan bisa-bisa jatuh kepada Rony".
Sial, rasanya hambar kali gak bisa minum, Riska belum ketemu, dan orang tua Riska juga belum terlihat wujud nya, lengkap lah sudah "Tama yang mengeluh soal hidupnya".
sebenarnya riska ada dimana ? apa saat dia kabur dia kecelakaan atau diculik orang " Tama yang bertanya pada dirinya sendiri".
tumben anak pungut tidak datang kerumah, "Tama yang menyadari tidak adanya kehadiran Rony di dalam rumah mereka".
kamu sedang apa ? " tiba-tiba suara mengagetkan Ringgo".
ha ? ini lagi... "Tama yang bingung mau jawab apa".
papi lihat-lihat beberapa hari ini kok Rony gak datang, dia kemana ? "papi Tama yang rindu dengan putranya tersebut".
Tama gak tau Rony dimana Pi, mungkin dia sibuk " dengan nada cuek Tama muak Dengar mama Rony".
besok papi mau ke rumah dia, apa kamu mau ikut ? " dengan nada semangat ingin bertemu Rony ".
" dalam hati Tama dia sangat malas kerumah Rony, tapi ini kesempatan dia masuk untuk memastikan apa orang tua Riska ada disana".
gimana ? apa kamu mau ikut ? " memastikan apakah Tama ingin ikut, papi tama Sampai mengerutkan keningnya".
iya pih, Tama mau ikut "dengan wajah tersenyum jahat".
yaudah yok , " papi Tama merasa sangat bahagia karena dia menyangga tama peduli dengan abangnya tersebut".
" Tama dan papinya pun pergi kerumah Rony, sedangkan rony sedang di apartemen menemui orang tua Riska"
"assalamualaikum pak buk, "dengan tangan yang membawa bingkisan".
"waalaikumsalam". nak Rony bapak sama ibu sangat kangen sama nak rongga " ibu Riska memeluk Rony".
Rony juga kangen sama bapak dan ibu, oh ya maaf ya rony gak bisa temani bapak sama ibu acara nikahan Riska.
tidak apa-apa nak, Alhamdulillah Riska dan Rony sudah menikah " dari raut wajah bapak Riska dia terlihat sangat bahagia karena sudah ada yang menjaga putrinya".
Alhamdulillah kalau gitu pak, ini Rony bawa oleh-oleh buat bapak sama ibu " sambal memberikan bingkisan kepada bapak dan ibu Riska".
masyaallah, makasih banyak nak, dengan kamu menginginkan kami tinggal disini ibu sama bapak sangat senang " menerima bingkisan Rony penuh dengan kebahagiaan".
Rony udah menganggap bapak sama ibu itu orang tua Rony, gak usah sungkan sama Rony ya " Rony yang merasakan kehangatan dengan orang tua Riska"
" tiba-tiba Rony mendapat telepon dari anak buahnya kalau tama dan papinya menuju rumah nya".
hallo bos, saya melihat Tuan Tama dan papi bos menuju rumah Bos " mata yang terus mengawasi mobil Tama".
ok, saya akan kesana kamu terus awasi mereka " Dengan suara yang tegang Rony melihat bapak dan ibu Riska".
Tama dan papi mau kerumah, Rony kesana dulu pak buk " langsung mencium tangan orang tua Riska dan langsung pergi ke luar".
semoga Tama gak bikin masalah ya sama nak Rony pak " sorot mata yang terus tertuju pada Rony".
iya buk, nak Rony itu sangat baik sangat berbeda dengan Tama " bapak Riska yang kagum dengan Rony".
kira-kira Rony ada dirumah gak ya ? " melihat ke arah Tama yang menyetir mobil".
semoga gak ada " Tama yang sedang merokok cara untuk menggeledah rumah Rony,".
papi telpon tapi Rony gak mengangkat, papi khawatir sama dia " yang terus melihat layar hp nya".
" maaf Pi, bukannya rony gak mau angkat tapi Rony buru-buru sampai kerumah agar Tama tidak tau tentang apartemen Rony , Rony yakin sekarang anak buah Tama sedang memata-matai Rony".
"tumben Rony gak angkat telepon papi, sebenarnya apa yang sedang direncanakan anak pungut tersebut " melajukan mobilnya, Tama tak peduli walaupun yang dia bawa adalah papinya".
aku tahu apa yang sedang kamu cari Tama, kamu tidak akan pernah bisa menambah " Rony memiringkan bibirnya".
" Tama dan papinya sampai di teras rumah rony, mereka disambut oleh pembantu Rony".
eh..., ada tuan bos , den Rony nya belum pulang tuan " dengan gaya cantik nya inem".
jadi Rony belum pulang " papi Tama yang ingin memastikan".
biasanya sih, bentar lagi pulang kalau gak den Rony nginap di apartemen nya "Inem yang ke coplosan".
apartemen ? Rony punya apartemen " Tama yang ingin memastikan pernyataan inem".
*****