NovelToon NovelToon
First Love

First Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Bulbin

Beberapa orang terkesan kejam, hanya karena tak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Kata-kata mengalir begitu saja tanpa mengenal perasaan, entah akan menjadi melati yang mewangi atau belati yang membuat luka abadi.

Akibat dari lidah yang tak bertulang itulah, kehidupan seorang gadis berubah. Setidaknya hanya di sekolah, di luar rumah, karena di hatinya, dia masih memiliki sosok untuk 'pulang' dan berkeluh kesah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bulbin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23. Aula

Dering bel istirahat terdengar menggema, Sandy bersiap pergi ke aula untuk menunggu Aksara. Karena terlalu fokus dengan pikirannya yang bercabang, dia terkejut saat dilihatnya, bangku Aksara sudah tak berpenghuni. Matanya menyapu seisi kelas, tak ada tanda-tanda Aksara ada di sana.

Ternyata dia sekepo itu, sampe melesat duluan.

Sandy mendengus dan bangkit, melangkah keluar kelas menuju aula.

Di depan kelas, dia berpapasan dengan Nayna dan Tania. Tanpa sepatah kata pun, dia melewati kedua gadis itu, meninggalkan tatapan kebingungan dari mereka berdua.

"Tumben tu anak. Kesambet?" Tania menatap kepergian Sandy, sementara Nayna hanya diam. Di hatinya, muncul berbagai pertanyaan yang siap dia utarakan pada ayahnya, nanti.

Sedangkan di dalam aula yang lengang, Aksara sudah duduk menunggu. Mengamati sekitarnya yang terasa damai, atau sepi?

Saat hatinya berperang, pintu aula terbuka. Di sana berdiri Sandy dengan dua botol minuman di tangan. Dia melangkah, mendekat tanpa kata terucap, lalu duduk, mengulurkan salah satu barang bawaannya.

Hening, tak ada yang membuka suara untuk beberapa saat. Hingga akhirnya, Aksara yang lebih dulu bertanya.

"Jadi? Apa yang kalian omongin tadi pagi?"

Aksa menoleh ke samping, menatap Sandy yang masih terdiam memeluk lututnya.

"Jelasin sekarang, keburu masuk," imbuhnya, membuat Sandy mengubah posisi duduk. Kini, dia meluruskan kaki ke depan, membuka tutup botol dan meneguk isinya.

"Gue tadi dibilangin bokapnya Nayna. Beliau bilang, atau lebih tepatnya ngancam mungkin. Sekali lagi anaknya disakiti, beliau nggak akan tinggal diam. Lo bikin masalah apa lagi ke Nayna? Nggak capek apa, nyakitin dia mulu," dengus Sandy yang merasa kesal sendiri.

Penjelasan itu membuat Aksara mengeryit bingung, "kok gue?"

Sandy melirik tajam, "ya kan semua gara-gara lo, kalo emang suka, kenapa nggak jujur aja? Malah nyakitin perasaan."

"Bukannya lo juga?" balas Aksara seraya memalingkan wajah ke arah lain. Sandy melipat kembali kedua kakinya, tanpa menjawab apa pun. Dan Aksara melanjutkan perkataannya, "lo ngomongin diri sendiri, kan? Gue tahu, lo suka Nayna dari dulu, gue bisa lihat gimana tulusnya lo ke dia saat lo bantu ngejar dan selamatin Nayna. Gue tahu, lo nggak bisa renang, tapi nekat nyebur demi dia. Gue sebenernya iri sama lo, yang bisa ngobrol berdua, ketawa, bahkan makan bekal bareng. Gue ngerasa, memang lo yang lebih pantes buat dia, bukan gue. Memang di sekolah, semua lebih ngenal gue dari pada lo, semua seakan baik ke gue, semua berusaha deket dan sok jadi teman yang baik, tapi itu bikin gue muak. Karena gue tahu itu palsu, mereka cuma butuh otak gue, tanpa mau tahu perasaan gue. Sementara itu, setiap Nayna ngobrol atau sekedar tanya ke gue, dia kelihatan canggung. Beda banget waktu ngobrol sama lo. Kalian bisa ketawa tanpa rasa sungkan sedikit pun. Dari situ gue sadar, Nayna lebih butuh lo dari pada gue." Aksara terpekur, menatap lantai dengan helaan napas berat.

Sandy yang awalnya diam, kini semakin dibuat mati kutu oleh temannya sendiri. Dia tahu soal itu, tapi tak menyangka jika Aksara akan mengatakan saat itu juga. Namun bukan Sandy jika tak bisa berkilah, dengan nada santai, dia membalas ucapan Aksa.

"Haha, gue? Lo bilang gue lebih cocok buat dia? Lo nggak tahu aja, setiap ngobrol, dia selalu nanyain tentang lo. Rumah lo di mana, kesukaan lo apa, akh! Pokoknya dia kepo banget sama hidup lo. Dia pikir gue bapak lo?" Sandy tertawa untuk menutupi perasaan hatinya. Lalu kembali berkata, "bagi gue sendiri, mencintai dia dalam diam udah cukup. Apalagi, gue tahu, bukan gue yang ada di hatinya selama ini. Gue seneng lihat dia ketawa, gue juga bahagia lihat senyum manis di bibirnya, meskipun kadang bukan gue penyebab itu semua. Jujur aja, gue sakit hati dan marah waktu dulu, Nayna balik sambil nangis. Lo yang dipuja-puja, justru jadi penyebab luka. Ah, dahlah. Bentar lagi masuk, gue belum beres tugas si Jhon. Lo udah?"

Aksara mengangguk.

"Oke, gue minjem. Nggak usah pelit, pinter itu bagi-bagi," ujar Sandy sambil berlalu pergi. Tak lama kemudian, Aksara turut melangkah ke arah pintu, lalu hilang di baliknya.

*

Nayna masih sibuk memikirkan perubahan sikap Sandy. Dia tak sabar menantikan waktu pulang untuk menanyakan langsung pada sang ayah. Karena menurutnya, ini semua ada sangkut paut dengan pertemuan mereka tadi pagi.

"Nay, lo kenapa? Bukannya tugas udah beres? Mikir naon?" Tania menepuk lengan temannya yang sedari tadi diam melamun.

"Ah, nggak kok. Nggak papa." Suaranya tercekat kala tanpa sengaja, dia bersitatap dengan Sandy yang baru saja masuk kelas. Dalam diam, Nayna terus mengikuti langkah Sandy, sampai dia duduk dan membuka buku tulisnya.

Dia kenapa?

Nayna mengalihkan pandangannya, berniat kembali fokus pada Tania dan tugas yang mereka kerjakan. Namun lagi-lagi, mata Nayna menangkap ekspresi dingin yang hadir di ambang pintu. Dia cepat memalingkan wajah, saat Aksara menatapnya dalam sebelum dia duduk. Nayna merasa jantung yang berdebar, juga wajahnya yang tiba-tiba menghangat.

Kenapa? Kenapa jadi salah tingkah gini sih?

**

Hingga saat bel pulang berdering, Nayna yang biasanya santai, kini terlihat buru-buru. Bahkan dia meninggalkan Tania begitu saja.

"Eh, Nay! Tunggu!"

Namun Nayna terus mempercepat langkah menuju gerbang. Di sana, dia membuka aplikasi ojol dan bergegas naik saat pesanannya datang.

Selang beberapa waktu, Nayna sudah sampai di rumah. Setelah membayar, dia berlari masuk sembari memanggil sang ayah.

Bukan ayah yang keluar, melainkan ibunya dengan wajah lelah penuh keringat.

"Lho, ayahmu baru aja pergi jemput. Nggak ketemu?"

Nayna menggeleng, lalu merogoh ponsel dan menekan nomor ayahnya.

Terdengar nada dering dari dalam rumah. Siti melangkah masuk dan kembali lagi dengan benda pipih di tangannya.

"Ayahmu nggak bawa hape, kenapa nggak ngabarin dari tadi? Ah, kamu cepet ganti baju sana, udah shalat belum? Ibu mau lanjut bikin keripik lagi. Jangan lupa makan ya," tutur Siti yang bergegas kembali ke dapur.

Sementara itu di depan Bina Karya, Rahmat masih menunggu. Matanya terus mengawasi satu per satu murid yang keluar dari gerbang. Dia melambai saat dilihatnya wajah yang dia kenal.

"Om Rahmat? Nayna pulang dari tadi. Saya pikir karena sudah ditunggu, makanya cepet-cepet pergi," lapor Tania sembari bersalaman dengan pria paruh baya di hadapannya.

"Oh, udah pulang?" Rahmat mengerutkan kening, tak biasanya Nayna berlaku demikian. Muncul pertanyaan yang mengganggu pikirannya, namun sebelum dia membuka mulut, dua motor dengan dua wajah yang dikenalnya, keluar dari pintu gerbang.

Oh, syukurlah.

Dia tersenyum pada Tania dan berlalu pergi setelah menawarkan diri mengantar, namun gadis itu menolak karena kakaknya hendak datang menjemput.

Rahmat melajukan motor tuanya di tengah keramaian kota. Pikirannya berisik. Dia hilang fokus, membuat kendaraannya melaju tak stabil dan sebuah mobil dari arah belakang? menabrak motor tuanya.

Rahmat terjatuh, kaki tertindih sepeda motornya sendiri, sementara mobil itu melaju semakin kencang, membuat orang-orang disekitarnya saling berteriak.

"Lho, Mas Rahmat?"

Tiba-tiba sebuah suara yang familiar di telinga, terdengar setelah kakinya berhasil diselamatkan. Rahmat menoleh lalu menitikkan air mata. Rasa haru karena pertolongan itu, juga kerinduan yang akhirnya terobati.

"Mila?"

***

1
Dewi Ink
musuh bgt 😅😅
Dewi Ink
🤣🤣🤣
Alyanceyoumee
lah, jangan jadi matre Bu Siti. Pak wistu nyebelin.
Alyanceyoumee
ga suka!
Alyanceyoumee
bagus nay..
Alyanceyoumee
waduh, na... tiba-tiba saja ketemu sama camer.
Pandandut
nah ini baru gentle nih
Pandandut
jadi inget dulu jerit jerit pas jurit malam wkwkwk
Kutipan Halu
untuk ajaa ayahnya segera datang kalau nggk udah kena modus dua cowok itu2 tuh 😂
Iqueena
Hahah, anteng dulu ya Bu 🤣
Iqueena
Ya Allah, ada aja ujian mereka
Iqueena
Ayo diingat lagi Na
Iqueena
Sebentar sebentar, jadi bukan ortu kandung Nayna?
TokoFebri
yang kayak gini itu bacanya sedikit nyesek. Sandy cengengesan tapi sebenarnyaa hatinya raapuh.
TokoFebri: salam ke Sandy ya Thor. semangat. hihihi
total 2 replies
Yoona
siapa yang natap nanya dari jauh itu, penasaran 🤔🤔
Septi Utami
aku kok muak ya sama Melda!!!
Bulanbintang: Aku juga,😥
total 1 replies
Miu Nuha.
mau pinjem PR kok /Hey//Hey/
Miu Nuha.
pinisirin juga nih aku 🤔
Miu Nuha.
gara2 ketemu mantan
Miu Nuha.
jangan nakutin tooo /Sweat//Sweat/
Bulanbintang: Demi keselamatan sang anak,
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!