Menjadi seorang dokter bedah ilegal di dalam sebuah organisasi penjualan organ milik mafia berbahaya, membuat AVALONA CARRIE menjadi incaran perburuan polisi. Dan polisi yang ditugaskan untuk menangani kasus itu adalah DEVON REVELTON. Pertemuan mereka dalam sebuah insiden penangkapan membuat hubungan mereka menjadi di luar perkiraan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saran Dari Orang Tua
Mansion keluarga Revelton, yang biasanya cukupnl tenang. malam itu diserbu kekacauan yang mendebarkan.
Devon menendang pintu utama dengan cukup keras ketika dia memasuki mansion sambil menggendong Ava.
Ryan Revelton, yang sedang membahas portofolio investasi dengan Joey, sang istri, di perpustakaan, mengangkat kepalanya.
"Siapa itu? Salah satu putra kita?" gumannya, suaranya serak karena berjam-jam berdiskusi.
Joey mengedikkan bahunya, sudah bergegas ke arah pintu. Langkahnya cepat berjalan di koridor menuju ruang tamu.
Matanya sekarang membelalak ketika melihat Devon menggendong seorang wanita.
“Devon?”
Ryan dan Joey bergegas mendekati Devon, dan pemandangan yang menyambut mereka membuat napas mereka tercekat.
Devon, putra mereka, wajahnya pucat pasi dan penuh dengan rasa khawatir, hal yang belum pernah mereka lihat sebelumnya, berdiri di tengah ruang tamu.
Bajunya yang biasanya rapi kini hanya memakai kaos dalam saja dan ada noda darah.
Tapi yang lebih mengejutkan adalah beban yang dia gendong di pelukannya. Seorang wanita, pucat dan tidak sadarkan diri.
Sehelai kain, mungkin pakaian Devon dibalutkan longgar di tubuhnya yang ringkih, dimana noda merah tua sudah merembes dan mengeras.
"Dad! Panggil dokter! Sekarang!" teriak Devon, suaranya panik.
Matanya, yang mirip dengan mata Ryan, biasanya penuh dengan kepercayaan diri dan sedikit kenakalan, sekarang dipenuhi ketakutan.
Ryan Revelton segera mengangguk, mulai mengerti situasinya meskipun dia belum tahu siapa wanita yang digendong oleh Devon.
Devon tidak membuang waktu untuk bertanya. "Bawa dia ke kamar tamu di sayap timur. Sayang, telepon Dr. Evans. Katakan keadaan darurat, dan suruh dia datang sekarang juga!" perintahnya pada sang istri, suaranya berwibawa dan cukup tenang.
Devon, dengan wanita tak sadarkan diri itu masih melekat di pelukannya, bergegas menyusuri koridor yang familiar menuju kamar yang dimaksud oleh Ryan tadi.
Ryan dan Joey mengikuti di belakangnya, wajah mereka diliputi kecemasan dan sejuta pertanyaan yang belum terucap.
Joey mengambil ponselnya di kantong celananya dan menelepon dokter.
Kamar tamu itu luas. Devon dengan hati-hati meletakkan tubuh Ava di atas seprai sutra warna krem.
Wajahnya, yang lemah dan pucat, tenggelam di bantal yang empuk. Kulitnya seperti porselen yang retak, kontras dengan warna darah yang mengering di pinggang belakangnya.
Devon tidak bergerak dari sisi tempat tidur, tangannya yang masih terdapat noda darah kering, masih menggenggam tangan Ava yang dingin.
Joey, dengan hati-hati, mendekat dan mulai membersihkan wajah wanita itu dengan kain basah yang dibawa oleh salah satu pelayan yang sudah berdatangan setelah mendengar keributan.
"Tenang, Dev," bisik Joey, suaranya lembut menenangkan. "Dokter akan segera datang."
Ryan berdiri di dekat pintu, mengawasi semuanya dengan mata tajam. Dia melihat cara Devon memandangi wanita asing itu.
Cara jari-jari Devon mengepal dan bagaimana bahunya menegang. Ini bukan hanya sekadar orang asing yang ditolong. Ini lebih personal.
“Siapa dia, Devon?” tanya Ryan akhirnya.
“Ava. Dia … temanku. Dia seorang dokter dan pernah menyelematkanku dulu. Sekarang waktunya aku menyelamatkannya.” Devon menjelaskan dengan singkat.
“Apa yang terjadi hingga dia terluka?” Ryan bertanya lagi.
“Terlalu panjang ceritanya, Dad. Nanti akan kuceritakan. Ini berkaitan dengan Don Vittorio.”
“Kau masih menangani kasus itu? Bukankah sudah dialihkan ke tim lain?” Ryan mengernyit.
“Aku tetap tak akan berhenti memburunya, Dad.”
“Karena wanita ini?” Ryan mendekat. “Dia … bekerja pada Don Vittorio?”
Devon mengangguk. “Ya, dan dia melakukannya karena intimidasi. Aku hanya ingin menyelamatkannya dan terbebas dari mafia brengsek itu.”
“Bukankah kami sudah menyarankan untuk langsung mengambil tindakan di luar kepolisian? Kalian tak akan bisa menangkapnya secara sistem karena dia sangat licin. Dia hanya bisa dihancurkan dengan brutal dan langsung. Ivanov pun akan memberikan bantuannya jika kau ingin menyingkirkannya.” Ryan mengatakannya dengan tegas.
“Apa yang ayahmu katakan itu benar, Dev. Mereka tak bisa dihancurkan dengan jalan yang terlalu betele-tele. Kau harus menghadapinya secara langsung. Bukankah kita memiliki anak buah yang cukup banyak dan terlatih? Ditambah dengan bantuan Klan Ivanov.” Joey menimpali.
Devon terdiam sejenak, menatap Ava yang masih terlihat lemah dan sesekali merintih.
*
*
(JANGAN LUPA KOMEN YAAA… JANGAN SAMPAI DILEWATKAN)
masih penasaran siapa yg membocorkan operasi Devon di markas Don Vittorio dulu ya 🤔🤔