NovelToon NovelToon
Cinta Di Atas Abu

Cinta Di Atas Abu

Status: sedang berlangsung
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: RizkaAube

Hidup Nara berubah dalam satu malam. Gadis cantik berusia dua puluh tahun itu terjebak dalam badai takdir ketika pertemuannya dengan Zean Anggara Pratama. Seorang pria tampan yang hancur oleh pengkhianatan. Menggiringnya pada tragedi yang tak pernah ia bayangkan. Di antara air mata, luka, dan kehancuran, lahirlah sebuah perjanjian dingin. Pernikahan tanpa cinta, hanya untuk menutup aib dan mengikat tanggung jawab. Namun, bisakah hati yang terluka benar-benar mati? Atau justru di balik kebencian, takdir menyiapkan sesuatu yang lebih dalam dari sekadar luka? Dan diantara benci dan cinta, antara luka dan harapan. Mampukah keduanya menemukan cahaya dari abu yang membakar hati mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RizkaAube, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter : 17

Zean menoleh setengah, tatapannya tajam. “Aku tahu. Justru itu aku mau kamu pasang orang untuk mengawasinya. Aku tidak mau dia mendekati nara”

Ray hanya diam disampingnya.

Malam itu, di rumah bercat biru muda di pinggiran kota, Nara duduk di meja makan sendirian. Piring di depannya hanya terisi separuh, dan ia sudah kehilangan selera. Ponselnya bergetar,pesan dari Puput.

“lu mau nikah minggu depan? Semangat ya Nar…”

Nara menatap layar lama. Akhirnya ia hanya membalas singkat.

“Doain aku, Put.”

Ia mematikan layar ponselnya, menatap keluar jendela. Udara malam terasa semakin dingin, dan entah kenapa ada rasa was-was yang tak bisa ia jelaskan.

Bab: 15

Hari yang telah lama dinanti kini telah tiba, langit kota tampak cerah untuk pertama kalinya setelah berhari-hari kelabu. Matahari menembus kaca-kaca tinggi hotel bintang lima yang menjadi saksi pesta pernikahan terbesar di musim ini. Di lobi, lantai marmer mengilap memantulkan cahaya lampu kristal yang bergelantungan anggun.

Deretan meja resepsionis dipenuhi papan bunga ucapan selamat dari tokoh-tokoh penting. Pebisnis, pejabat, selebriti. Para tamu mulai mengisi ruangan ballroom raksasa yang didekorasi penuh bunga mawar putih dan lily segar. Kilauan emas dan putih mendominasi, memberikan kesan agung sekaligus dingin.

Di balik pintu ruang rias pengantin wanita, Nara duduk di kursi berhias ukiran emas, tubuhnya terbalut gaun pengantin rancangan desainer ternama. Gaun itu indah,berlapis dengan renda halus, ekor panjang menjuntai seperti gelombang putih. Tapi di balik kain mewah itu, dada Nara terasa sesak.

Perias merapikan riasan terakhir, menyapukan shimmer di kelopak mata. “Senyum sedikit, ya, Nona. Hari ini hari bahagia,” ujarnya ramah.

Nara tersenyum tipis, tapi senyum itu tak pernah sampai ke matanya. Di cermin besar di depannya, ia melihat sosok yang cantik, tapi asing. Ia mengingat kata-kata Melisa beberapa hari lalu “Kita akan menjadi keluarga, sayang.”

Pintu ruangan rias terbuka. Melisa masuk dengan gaun biru tua yang elegan, matanya berbinar bangga. “Sayang… kamu cantik sekali. Semua mata akan terpaku padamu.”

Nara bangkit pelan, meraih tangan Melisa. “Terima kasih… Ma.”

Sementara itu, di ruang rias pengantin pria, Zean berdiri di depan cermin, mengenakan setelan jas hitam yang jatuh sempurna di tubuhnya. Ray membantu merapikan dasi kupu-kupu Zean.

“Semua siap, Tuan,” ucap Ray.

Zean hanya mengangguk. Tatapannya di cermin tidak menunjukkan kebahagiaan, tapi juga bukan ketidakpedulian.

Musik orkestra mulai mengalun di ballroom. Pintu besar terbuka. Semua tamu menoleh.

Nara melangkah masuk, diapit oleh Pak Riyo dan Bu Ninik yang tampak bangga sekaligus terharu. Gaun putihnya berkilau indah di bawah cahaya lampu kristal. Setiap langkahnya terasa berat, tapi ia tetap maju.

Di ujung altar, Zean berdiri tegak, menatap Nara. Mata mereka bertemu. Hanya sepersekian detik, tapi cukup untuk membuat waktu seolah melambat.

Hari ini, semua orang melihat kemewahan. Tapi hanya mereka berdua yang tahu jika pernikahan ini dimulai bukan dengan cinta, melainkan luka.

Pengucapan janji suci pernikahan berlangsung dengan begitu khidmat. Suara-suara tamu undangan memecah kesakralan, menyuruh pasangan pengantin halal itu berciuman. Zean menatap Nara, bibirnya terlihat begitu menggoda.

"Seperti yang pernah ku katakan, bersikap manis di depan semua orang, layakya pasangan normal," bisik Zean.

Nara memejamkan mata, wajah Zean semakin mendekat.

Cupp…

Kedua bibir itu kini bertemu,membuat Zean terpesona oleh kelembutan bibir Nara.

Rasanya berbeda dari yang pernah dia alami bersama lusi. Ciumannya kali ini benar-benar membuat dia tergila-gila.

Namun, disisi lain sepasang mata sedang memandang mereka dengan perasaan cemburu dan diselimuti oleh amarah.

Degupan jantungnya seakan ingin meledak melihat adegan yang ada di depan matanya saat ini.

“Aku akan membuatmu tahu siapa aku sebenarnya nara. Kau sudah berani merebut milik ku” dengan perasan yang marah kini lusi menghilang di acara pernikahan mewah milik zean dan nara.

Kini para keluarga sudah mendekat kearah pengantin halal itu. Semua keluarga merasa terharu dengan pernikahan mereka.

Terutama Ninik yang kini sudah menangis memandang wajah putri angkatnya. Gadis yang selama berapa tahun ini bersamanya tak di sangka sudah menikah.

“Selamat anakku, semoga kebahagian selalu hadir diantara kalian berdua” Ninik memeluk tubuh Nara dengan penuh kehangatan.

“Terima kasih ibu, selama ini sudah menjadi yang terbaik untuk Nara” aliran air bening yang jatuh dari matanya tak dapat Nara tahan.

Hari pernikahan yang seharusya menjadi hari bahagia bagi Nara, ternyata menjadi hari yang sedih karena kedua orang tua kandungnya tidak hadir.

Meskipun pernikahan in tidak sesuai dengan keinginannya, Nara tetap berharap mereka hadir untuk memberikan restu, ya walaupun keduanya sudah di surga.

Setelah semua para keluarga memberikan ucapan selamat dan doa restu, kini giliran tamu undangan lainnya, termasuk teman-teman kerja Nara dan Zean, yang berbaris untuk memberikan ucapan selamat dan mengucapkan kebahagiaan kepada pasangan pengantin tersebut.

"Selamat, Nar! Aku tidak menyangka kamu sudah menikah," ucap rekan kerja Nara dengan senyum lebar.

"Suamimu tampan, pembisnis sukses, dan kaya raya, lagi." Nara hanya tersenyum getir, menyembunyikan perasaannya yang sebenarnya.

Meskipun semuanya itu benar, Nara tidak bisa merasa bahagia karena pernikahan mereka hanya sebuah formalitas, sebuah jaminan untuk melindungi Nara jika dia hamil karena kesalahan Zean.

"Bro, istri kamu ini benar-benar cantik, bahkan lebih cantik dari Lusi, mantan pacarmu," bisik dian , teman dekat Zean, dengan senyum nakal. "Plus, dia masih sangat muda dan imut,bro. Kamu beruntung banget!"

Kesekian kalinya, pujian mengalir untuk Nara, gadis cantik dan imut yang menjadi pusat perhatian.

Namun, di mata Zean, kecantikan Nara tidak bisa mengalahkan bayangan Lusi, wanita yang sangat cantik yang menjadi tipe idealnya.

“Thank dian” jawab Zean dengan senyuman yang dipaksakan.

Meskipun Dian adalah teman dekatnya, Dian tidak tahu hal yang sebenarnya terjadi, karena Zean tidak mudah membuka diri tentang hal-hal pribadinya.

la telah terluka oleh pengkhianatan orang-orang yang pernah ia percayai, termasuk Lusi yang telah menghancurkan cinta tulusnya dengan kekhianatan.

Setelah deretan panjang para tamu undangan yang mengucapkan restu, Puput akhirnya datang menghampiri pengantin itu dengan senyum hangat dan mata yang penuh harapan.

"Nara, selamat ya untuk pernikahanmu," ucapnya dengan suara yang tulus dan penuh doa. "Semoga pernikahan ini menjadi awal dari cinta yang sejati dan langgeng, yang akan membawa kalian berdua kepada kebahagiaan yang abadi." Ucapan Puput tersebut membuat Nara dan Zean terdiam, tenggelam dalam pikiran masing-masing yang dipenuhi dengan perasaan campur aduk.

Mereka merasa berat untuk menjawab, karena kata-kata Puput telah menyentuh hati mereka yang masih rapuh dan penuh dengan keraguan.

Nara menunduk ragu, tidak tahu harus menjawab apa atas doa baik sahabatnya.

"Makasih, Put," ucapnya dengan suara yang pelan.

Puput kemudian menatap Zean dengan seringai yang tajam. "Kau, tolong jaga dia baik-baik dan jangan sakitin sahabatku. Dia gadis yang baik dan tidak pantas untuk disakiti." Zean tidak menjawab sepatah katapun, hanya berdiam diri dengan ekspresi yang tidak berubah. Namun, pandangan Puput yang tajam dan penuh peringatan membuatnya merasa tidak nyaman.

1
Bintang
Smgt 🌷
Etit Rostifah
lanjut ...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!