NovelToon NovelToon
Pemain 999

Pemain 999

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / TKP / Romansa / Trauma masa lalu / Permainan Kematian
Popularitas:533
Nilai: 5
Nama Author: Halo Haiyo

Marina Yuana Tia, dia menyelesaikan permainan mematikan, dan keluar sendiri dalam waktu sepuluh tahun, tetapi di dunia nyata hanya berlangsung dua minggu saja.

Marina sangat dendam dan dia harus menguak bagaimana dan siapa yang membuat permainan mematikan itu, dia harus memegang teguh janji dia dengan teman-temannya dulu yang sudah mati, tapi tak diingat keluarga mereka.

Apakah Marina bisa? Atau...

ayo baca guys

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Halo Haiyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24. Misi pertama

Bab 24

"PERHATIAN!!! "

"CAUTION!!! "

Para pemain langsung panik, mereka mencari asal suara. Di mana itu berada, seperti suara sirene lalu tempat penerangan jadi merah menghitam.

"Cari madu! Cari madu! Jangan berikan pada beruang! Kabur! Kabur! "

"Apa?! Madu? "

"Apa maksudnya? "

Gevan langsung teringat sesuatu, perkataan Marina padanya membekas. "Mereka menyuruhmu mencari sesuatu, kau harus membawa benda itu keluar, dan kembali ketubuhmu. " Perkataan itu sekarang membuatnya paham, yang dimaksud Madu apakah ini?

"Cari madu? Apa maksudnya ya nak? " Tanya bu Siska, wanita itu tak mengerti apa-apa, bahkan dia belum diberitahu sebenarnya oleh muridnya sendiri.

Aileen mengedipkan mata, dia menoleh ke William. Wajahnya pucat pasi, dia seolah khawatir akan sesuatu. "Kak Will, ada apa? Apa yang mereka inginkan? " Tanya Ai pelan.

Laki-laki itu baru sadar kalau gadis disampingnya punya pendengaran lambat.

"Ini, kita di suruh membawa madu. Dan tidak boleh dikembalikan ke beruang, "

"Apa maksudnya? " Tanya Ai masih belum paham, apalagi Will dia tambah tak paham, tak tau apa maksudnya.

Will melihat earphone yang berada di leher gadis berambut pendek sebahu itu. "Apa kamu takut? " Tanya Will penasaran, gadis disampingnya menggeleng.

"Aku tidak tau, aku belum merasakan, tapi... Aku juga takut kalau itu membahayakan, "

Will setuju dengan gadis disampingnya, dia tiba-tiba menggandeng tangan Aileen lembut. Aileen lagi-lagi salah tingkah, "ka-kak... "

"Tolong genggam aku sebentar Ai, aku tak bisa kalau hanya sendirian, "

"Oh... Eung-" Angguk Aileen akhirnya menurut.

Mereka semua disana ricuh sendiri, ada yang penasaran ada juga yang takut-takut di tempat, takut ada rintangan yang tak mereka ketahui.

Gevan tertawa dalam hati, 'aku hanya harus menghindari type monster yang sudah Marina beritahu, aku hanya harus melawan apa yang mudah bagiku, '

Penerangan jadi putih kembali, merah memaram tadi sudah hilang. Kini tergantikan dengan layar didepan mereka, "di sisi samping kalian Muu ada banyak sekali pintu! Kalian bisa masuk kemana saja! Yang paling kalian sukai warna apa! Kalian juga bisa membawa teman-teman kalian Muu! "

Mereka mengangguk paham.

Mow terbang sekali lagi di atas kepala mereka. "Tapi Muu, rintangan ini tak akan seru kalau gak ada waktu kan? "

"Apa? " Mereka kaget tentunya, ada waktu lagi? Mow mengangguk, dengan mata terbinar dia menunjukkan angka waktu di atas setiap pintu warna warni.

"Disebrang pintu sana akan ada base selanjutnya teman-teman! Kalian akan memasuki gedung selanjutnya!! "

"Ja-jadi kami tak akan kembali lagi kesini? " Tanya salah satu pemain, dijawab anggukan oleh Mow. Gevan menggaruk dagu, ada yang aneh disini.

Dulu kata Marina, tempat base peristirahatan selalu ada satu dari awal yaitu gymnasium, dan ditempatnya adalah gedung institusi lembaga, kalau ada base peristirahatan selanjutnya jadi bagaimana cara membawa tubuh mereka kesana?

Gevan berani mengangkat tangan, dengan banyak pertanyaan yang ingin dia tanyakan, hanya satu ini saja yang bisa dia keluarkan.

Karena tak mungkin membuat mereka curiga padanya.

"Tunggu. Aku mau tanya, "

"Oh silakan Muu!!! " Seru Mow terbang ke arah Gevan.

Laki-laki itu meneguk ludah, dia bertanya dengan hati-hati dia rangkai kata-katanya agar tak membuat mereka curiga.

"Apa aku boleh membuat pendapat kalau tubuh kita ditinggalkan? "

"Hm? Apa maksudnya? "

Mereka semua disana langsung menoleh padanya, tentu Gevan yang ditatap oleh seluruh wajah pemain langsung berkeringat sendiri.

Mow diam-diam menatap tajam, dia terbang memutar badan.

"Itu tak mungkin Muu! Tubuh kalian akan tetap dibawa Muu!! "

"Kalian hanya perlu ke base selanjutnya, sebagai tempat peristirahatan selanjutnya Muu!!! "

"Apa? Oh begitu, bikin takut aja. Mana mungkin badan kita ditinggalkan, aneh-aneh aja laki-laki itu. "

"Iya, bikin parno aja. "

Gevan panik sendiri, dia banyak mendapat tatapan kebencian. Tapi berbeda dengan bu Siska yang percaya dengan muridnya. "Tak apa jangan takut, ada ibu disampingmu. "

"I-iya... "

Mow perlahan terbang ke salah satu pintu berwarna pink. Di atas pintu ada hitungan waktu, sebuah jam kotak yang menampilkan waktu, "kalian memiliki waktu panjang Muu! Kalian harus bisa melewati sampai stage selanjutnya, "

"Seperti game rpg Muu! Tapi ini berbeda dan lebih asyik!!! "

'Asyik gundulmu, ' ejek Gevan tak percaya dengan tipuan boneka sapi itu.

Mow menunjukkan waktu yang masih belum dihitung mundur. "Kalian punya waktu 60 menit Muu... "

Salah satu tangan terangkat, penasaran. "Kalau kita tidak berhasil? Bagaimana? "

"Muu? " Mow menghampiri orang yang menanyai pertanyaan itu, dia terbang diatas kepalanya. "Tentu akan kalah Muu, kalian kan harus bertahan hidup, "

Mereka perlahan meneguk ludah, ada yang mereka ingin tanyakan disini tapi dengan cepat Mow langsung segera mendeklarasikan misi pertama mereka segera.

"Sudah Muu, jangan banyak tanya lagi, Muu sangat lapar~"

"Kalian ingin segera bermain kan? Ini asyik lho! "

"Kalau ada yang tidak mau juga bisa diam disini saja Muu~" Ucap sapi itu, tapi hanya sebagian yang merasa tak berani lebih baik tinggal disini.

Gevan meludah sembarangan, dia tak akan terjebak oleh permainan setan itu. 'Aku tak akan kalah, ' katanya sangat yakin.

"Bagaimana Muu? "

"Apa langsung saja? "

"Iya! Langsung saja! Lama amat! " Kata mereka sewot, mereka manusia yang tak suka berlama-lama. Mow tersenyum licik tanpa para manusia ketahui, hewan itu terbang diantara kepala mereka.

"Baiklah kalau kalian berkata seperti itu, kalian hanya perlu bekerja secara tim. "

"Tak masalah berapapun tim kalian, dua atau bahkan seribu per satu pintu, yang harus kalian lakukan hanyalah cepat-cepat mengambil 'madu' dan segera membawa 'madu' pergi. "

"Apa? Berkelompok boleh? "

"Wah kalau gitu kita kelompokan saja? "

"Hei kau ikut tidak? "

"Tidak mau, aku disini saja. Aku lelah, tidak suka main kayak gitu-gituan... "

"Oh walah, kutinggal lho. "

"Yaudah tinggal aja, "

Will meneguk ludah, selain gadis satu sekolah disampingnya tak ada yang lain lagi untuk mereka berdua ajak.

"Bagaimana Ai? "

"Kamu mau disini saja atau ikut permainan? "

"Aku ikut permainan, aku tidak mau sendirian disini, "

Will mengangguk. Dia memegang bahu gadis di sampingnya.

Mow bersiul kencang, "BAIKLAH! "

"Tak perlu membuang waktu lagi! Silakan kalian pergi ke pintu yang kalian suka, dan berbaris secara rapi ya!!! "

Mereka mengangguk, ada yang depan pintu duluan ada juga yang takut-takut milih baris dibelakang sendiri. Bu Siska mengikuti beberapa orang saja, Gevan juga ada dibelakang gurunya.

Dia melihat seseorang sekelebat, tapi dia geleng-geleng sendiri. 'Ah gak mungkin, pasti cuma perasaan ku aja. '

"Ayo nak Gevan... "

"I-iya bu, "

Will dan Ai berdiri di pintu cokelat, mereka ada di baris paling belakang sendiri. Para orangtua berada di depan membuka pintu cokelat didepan mereka.

"Aku takut kak... "

Will menenangkan gadis itu sambil menepuk kepalanya kecil, berupaya membuatnya tenang. "Sssts, tak apa~ tak apa~ "

"Aku ada disini, aku akan menjagamu, "

"Kita hanya harus mencari Madu lalu keluar, begitu saja. "

Setiap pintu yang dibuka, waktu di atas pintu juga otomatis langsung terhitung mundur. Mereka perlahan masuk bergantian karena pintu yang mereka lewati sangat kecil, pada mulanya mereka seperti berjalan di terowongan, lama kelamaan ada cahaya terang yang menyinari wajah mereka.

"Eung-" Aileen menutup wajah tak tahan dengan cahaya. Dia membuka mata karena kilauan cahaya yang menyinari wajahnya sudah tak ada, dia mengedipkan mata cepat.

"Waw... Tempat apa ini? "

"Ke-bun binatang? " Mereka semua terpukau, ditempat mereka mengerjakan misi kali ini mereka sampai pada satu tempat yang sama.

Yaitu kebun binatang!

"Selamat datang para pemain terhormat dan yang ku cinta, selamat datang nona, tuan... Kalian adalah hal yang paling kami tunggu disaat seperti ini, selamat datang di kebun binatang Wolly!!! "

Bwush! Lagi-lagi ledakan kecil kembang api menganggetkan mereka. Mereka terkejut, begitupula dengan Aileen, kadang dia sensitif dengan suara yang tiba-tiba.

"Oke, dimana madu itu... Ai... Ayo kita cari disebelah sana, "

"Oh... O-oke... "

Ai ikut saja, dia melihat tangannya terus digandeng senyum-senyum sendiri.

Bersambung...

1
Fanchom
silakan komen atau report kalau ada salah kata penulisan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!