Serra gadis 24 tahun harus menerima takdirnya menikah dengan seorang pria yang bernama Damar. Tetapi tidak pernah di anggap sebagai istri. Tinggal bersama mertua dan juga adik ipar yang ternyata selama pernikahan Serra hanya dimanfaatkan untuk menjadi pelayan di rumah itu.
Hatinya semakin hancur mengetahui perselingkuhan suaminya dengan sepupu sang suami yang juga tinggal di rumah yang sama dengannya. Segala usaha telah dia lakukan agar keluarga suaminya bisa berpihak kepadanya. Tetapi di saat membongkar hubungan itu dan justru dia yang disalahkan.
Serra merasa sudah cukup dengan semua penderitaan yang dia dapatkan selama pernikahan, Akhirnya memutuskan untuk membalas secara impas semuanya dengan menggunakan Askara paman dari suaminya yang bersedia membantunya memberi pelajaran kepada orang-orang yang hanya memanfaatkannya.
Jangan lupa untuk terus baca dari bab 1 sampai akhir agar mengetahui ceritanya.
follow ainuncefeniss.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24 Menjadi Sekretaris.
"Mas lepas sakit!" Serra berusaha untuk memberontak saat Damar menarik tangannya memasuki kamar dengan Damar yang seperti biasa yang begitu kasar kepadanya.
"Apa-apaan kamu hah! tiba-tiba saja kamu membuat peraturan sendiri untuk bekerja," umpat Damar dengan kesal yang melepaskan tangan itu membuat Serra mengusap-usap pergelangan tangannya.
"Bukankah Serra sudah mengatakan terlebih dahulu alasan Serra kenapa harus bekerjasama," jawabnya.
"Kamu semakin lama semakin berani kepadaku hah! Kamu pikir aku peduli dengan semua alasan kamu. Kamu bilang saja sengaja ingin bekerja untuk mengganggu Maya di perusahaan! Kamu ingin mengawasiku hah!" umpat Damar yang membuat Serra tersenyum.
"Tidak sama sekali! Untuk apa aku harus mengawasi yang sudah aku tahu bagaimana kelakuan Mas bersama dengan Maya," jawabnya dengan santai.
"Tujuanku hanya untuk bekerja memenuhi kebutuhan keluargaku yang mana keluarga ini sudah tidak bisa memberikannya. Aku juga tidak mungkin memaksa keluarga ini untuk memenuhi kebutuhan keluargaku. Jadi hanya bekerja menjadi satu-satunya alasanku dan bukan hal lain!" tegas Serra.
"Oh iya. Baiklah! aku ingin melihat bagaimana kau bekerja kembali di Perusahaan dan aku ingin melihat apa kau akan betah berada. di sana," ucap Damar meremehkan istrinya itu.
"Tapi ingat satu hal! Jika kau berani mengusik Maya dan sangat menggangguku. Maka kau harus siap-siap menerima akibatnya!" tegas Damar memberikan ancaman kepada istrinya.
"Seperti apa yang Serra katakan. Jika Serra tidak akan mengganggu Mas dan juga Maya," jawabnya.
Damar yang tidak banyak bicara lagi kepada istrinya itu dan dia langsung berlalu dari hadapan Serra yang membuat Serra menghela nafas.
"Baguslah jika dia tidak melarang ku untuk bekerja," gumam Serra merasa lega.
****
"Jadi kamu mengizinkan dia untuk kembali ke Perusahaan?" tanya Maya yang sekarang berada di Perusahaan bersama dengan Damar dengan keduanya berada di dalam ruangan Damar.
"Biarkan saja. Biar dia tahu bagaimana sulitnya bekerja dan berurusan dengan Askara yang dia pikir menjadi sekretaris Askara adalah hal yang mudah," jawab Damar.
"Tapi bagaimana sayang jika dia macam-macam dan justru malah menggangguku. Bagaimana jika dia mengatakan kepada orang-orang di Perusahaan bahwa aku telah mengganggu rumah tangga kalian?" tanya Maya dengan wajahnya yang penuh kekhawatiran.
"Dia tidak akan berani berbicara seperti itu. Dia akan langsung berurusan denganku jika sampai hal itu terjadi," jawab Damar.
"Tapi tetap saja aku tidak akan tenang jika wanita itu ada di Perusahaan," sahut Maya dengan wajahnya yang cemberut.
"Aku yang akan mengurusnya jika dia mengganggu kenyamanan kamu," sahut Damar.
"Aku sangat yakin kamu memang akan melakukan semua itu demi aku," jawab Maya.
"Tapi kita belum membahas tentang sarapan tadi pagi! kenapa tiba-tiba kamu menginginkan untuk menjadi sekretaris dari Askara?" tanya Damar lihat serius wanita simpanannya itu.
"Hmmmm, aku hanya iseng saja menawarkan diri dan siapa tahu saja Paman membutuhkan bantuan ku," jawabnya dengan gugup.
"Tapi itu bukan itu yang aku lihat dan aku bahkan melihat kamu begitu semangat sekali ingin menjadi sekretarisnya. Kenapa apa sudah mulai bosan bekerja denganku?" tanya Damar.
"Sayang! kenapa kamu berpikiran seperti itu. Aku selalu ingin bekerja dengan kamu dan kita sudah sangat klep sekali dalam bisnis. Aku benar-benar hanya bercanda saja. Ada Kakek jadi harus melihat bahwa aku memiliki kualitas yang bagus," jawab Maya memberikan alasan kepada Damar agar Damar tidak salah paham.
"Baguslah jika memang alasan kamu seperti itu dan aku sangat tidak suka jika kamu kecentilan kepada Askara. Laki-laki itu sudah membuatku muak dengan segala kekuasaannya di Perusahaan ini dan awas saja jika kamu berani macam-macam!" tegas Damar memberi ancaman.
"Issss, sayang kamu benar-benar galak. Aku jadi takut melihatnya," ucap Maya yang memeluk Damar untuk membujuk kekasihnya itu agar tidak marah padanya.
Sementara Serra yang ternyata sudah berada di Perusahaan dan di ruangan Askara. Serra duduk dengan gugup di depan Askara yang sedang memeriksa surat lamaran pekerjaannya.
"Baiklah! kamu besok sudah bisa menjadi sekretaris saya," ucap Askara menutup dokumen tersebut yang membuat Serra kaget.
"A- apa?" tanya Serra memastikan sekali lagi.
"Apa pendengaran kamu sudah mulai tidak berfungsi. Saya mengatakan besok kamu sudah bisa bekerja," ucap Askara mengulang sekali lagi.
"Jadi saya benar-benar sudah diterima kerja?" tanyanya memastikan yang membuat Askara menganggukkan kepala.
"Alhamdulillah....." lirih Serra yang mengusap wajahnya menggunakan kedua tangan yang terlihat begitu sangat bahagia karena akhirnya dia kembali bekerja dan mendapatkan penghasilan.
"Terima kasih tuan untuk bantuannya dan Saya akan bekerja sungguh-sungguh," ucap Serra.
"Jadi kamu benar-benar serius untuk bekerja?" tanya Askara.
"Maksud tuan?" tanya Serra kebingungan.
"Saya pikir kamu sebenarnya bukan untuk bekerja tetapi menggunakan kesempatan kembali untuk memanfaatkan saya," sahut Askara.
"Kesempatan dengan mengizinkan memanfaatkan tuan tidak akan saya hilangkan. Tetapi bukankah memang saya harus bekerja agar bisa memenuhi kebutuhan keluarga saya seperti apa yang sudah saya jelaskan tadi pagi," jawabnya.
"Begitu! baguslah jika kau memang memiliki tanggung jawab untuk kita dan tidak memanfaatkanku terlalu berlebihan yang aku pikir juga akan menggunakan ku untuk biaya kebutuhan keluargamu," ucap Askara.
"Saya tahu batasan saya sampai mana dan untuk uang yang sudah saya pakai terlebih dahulu untuk biaya operasi Mama, pasti akan saya ganti," ucap Serra.
"Dengan apa?" tanya Askara.
"Kau baru saja diterima bekerja dan jelas gajimu tidak sebanyak itu untuk karyawan baru dan walau menjadi sekretaris saya," ucap Askara membuat Serra terdiam.
"Tuan tidak memberi batas untuk sampai kapan harus membayarnya dan artinya saya memiliki banyak kesempatan untuk mencicilnya," jawab Serra.
"Begitu! Baiklah!" sahut Askara menghela nafas.
Setelah memberikan semua data-datanya kepada Askara dan dia juga diterima bekerja di Perusahaan itu yang menjadi sekretaris Askara yang akhirnya Serra keluar dari ruangan askara yang berjalan di koridor Perusahaan.
"Dengan begini aku akan lebih banyak menghabiskan waktu di Perusahaan dibandingkan di rumah. Dulu aku merasa memiliki tanggung jawab dan kewajiban yang besar di rumah dan setelah semuanya tidak dihargai membuatku sudah tidak peduli lagi dan terserah mau seperti apa keadaan rumah yang terpenting aku bisa menghasilkan uang untuk biaya kebutuhan ibu dan juga Roni dan Rara," batin Serra yang sejak tadi tidak lepas mengucapkan rasa syukur.
Langkah Serra terus berhenti ketika Maya berdiri di depannya dan lihatlah bagaimana Maya menatapnya dengan sinis.
"Apa kau sudah diterima di Perusahaan ini?" tanya Maya.
"Benar!" jawabnya
"Oh. Iya. Baiklah kalau begitu aku sudah tidak sabar melihatmu bekerja di Perusahaan ini yang mana kau harus melihat bagaimana keahlianku dan kau tidak ada apa-apanya dan aku yakin sehari dua hari kau juga pasti enyah dari Perusahaan ini," ucap Maya yang membuat Serra tersenyum mendengarnya.
"Bagaimana mungkin keahlian kita bisa dibandingkan dan sementara sebelumnya kamu sudah menawarkan diri untuk menjadi Sekretaris tuan Askara tak lain adalah CEO Perusahaan ini dan ternyata kamu ditolak mentah- mentah dan sementara saya diterima dengan baik yang artinya dari situ saja sudah bisa dilihat siapa yang lebih berkualitas," ucap Serra yang membuat Maya mengepal tangan mendengar kenyataan yang diucapkan Serra apa adanya.
Bersambung......