Seorang gadis desa yang di paksa orang tuanya untuk menikah dengan seorang putra dari keluarga kaya untuk membayar hutang orang tuanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Giamor nailha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PPBB 24
Ratih sangat cemas,dia takut akan terlambat pergi ke rumah sakit.Dia tidak punya pilihan lain.
Tok tok tokkk..suara ketukan pintu.
"Mas,mas Danu sudah siap apa belum?ini sudah siang mas nanti kita terlambat."Ucap Ratih yang memanggil Danu dari luar pintu kamar Danu.
Namun tidak ada jawaban dari Danu.Ratih pun masuk.
"Masss".Ucap Ratih sembari membuka pintu.
Terlihat di depannya,Danu kesulitan memakai sepatu.
"Mass sudah selesai,nanti kia terlambat mas."ucap Ratih.
"Kamu nggak lihat aku sedang apa."Jawab Danu kesal.
"Aku bantu ya."Ucap Ratih.
"Udah nggak usah aku bisa sendiri."sahut Danu.
Ratih terdiam,dia hanya melihat Danu yang masih kesusahan memakai sepatunya.
"Udah sini aku bantu.Nanti kita terlambat."Ucap Ratih yang geram melihat Danu sembari mengambil sepatu dari tangan Danu.
Dia lalu memakaikan sepatu itu di kaki Danu.Danu hanya terdiam melihat Ratih yang sedang memakaikan sepatu untuknya.Setelah itu mereka bersiap pergi.Ratih berniat mendorong kursi roda Danu,tetapi Danu menolaknya.
"Udah lah aku bisa sendiri".Ucap Danu sembari pergi menjalankan kursi rodanya sendiri.
Ratih berjalan pelan di belakang Danu.Dia hanya mengawasi Danu.Mereka pun pergi ke rumah sakit dengan menaiki mobil dan di antarkan oleh sopir keluarga Danu.
Tak lama kemudian mereka pun sampai .Sesampainya di rumah sakit Ratih meminta Danu menunjukkan di mana ruangan yang akan di tuju untuknya.
"Mas ini kita ke arah mana?"Tanya Ratih kepada Danu.
"Udah diam saja kamu ikut i saya saja."Jawab Danu.
Danu tidak mau Ratih membantunya mendorong kursi rodanya.Dia hanya meminta Ratih mengikuti di belakangnya.
Tak berapa lama sampailah mereka di depan sebuah ruangan di rumah sakit itu,mereka langsung masuk di ruangan itu.Di dalam sudah ada seorang dokter laki_laki yang biasa memeriksa Danu.
"Ehh mas Danu,mari silahkan duduk mas."ucap dokter itu.
Ratih dan Danu pun duduk.
"Tumben mas Danu nggak sama bu Riska,pasti beliau sibuk ya?"Tanya dokter itu kepada Danu.
"Oh ya kalau boleh saya tau ini siapa ya? saya tidak pernah lihat sebelumnya"Lanjut dokter itu sembari menatap ke arah Ratih.
"Eee sayaaa"ucap Ratih menoleh ke arah Danu.
"Dia pembantu saya dok."Jawab Danu memotong pembicaraan Ratih.
"Ooo iya iya"Sahut dokter tersebut.
Ratih yang mendengar jawaban Danu merasa sedih,dia menganggap Ratih sebagai pembantunya di hadapan dokter itu.Danu benar_benar tidak menganggapnya sebagai istrinya.Ratih hanya diam dan berusaha menahan air matanya.
Dokter pun memeriksa Danu.Tak beberapa lama kemudian pemeriksaan pun selesai.
Dokter menjelaskan kepada Danu dan Ratih tentang hasil pemeriksaan itu.
"Emmm gini ya mas.Mas Danu ini sebaikya banyak berlatih berjalan ya mas,supaya kaki mas Danu cepat pulih kembali."Ucap Dokter itu.
"Dan mbak nya mohon di bantu ya,supaya mas Danu ini cepat pulih kembali."Lanjutnya
"Emmm iya dok."Jawab Ratih.
Lalu dokter itu memberikan beberapa obat untuk Danu minum supaya lekas pulih kembali.Dokter itu memberi pesan kepada Ratih agar obat itu di minum secara teratur supaya pemulihan Danu semakin cepat.Pemeriksaan pun selesai,setelah itu mereka pun keluar dari ruangan itu.
