NovelToon NovelToon
Heavenly Body, Broken Trust!

Heavenly Body, Broken Trust!

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Romansa / Ahli Bela Diri Kuno / Fantasi Wanita
Popularitas:993
Nilai: 5
Nama Author: kimlauyun45

Banxue tidak pernah meminta kekuatan—apalagi anugerah terkutuk berupa Tubuh Surgawi—kekuatan kuno yang diburu oleh sekte-sekte suci dan klan iblis sekaligus. Ketika masa lalunya dihancurkan oleh pengkhianatan dan masa depannya terancam oleh rahasia, ia memilih jalan sunyi dan pedang.

Dalam pelarian, dikelilingi oleh teman-teman yang tak sepenuhnya bisa ia percaya, Banxue memasuki Sekte Pedang Azura… hanya untuk menyadari bahwa kepercayaan, sekali retak, bisa berubah menjadi senjata yang lebih tajam dari pedang manapun.

Di tengah ujian mematikan, perasaan yang tak diucap, dan badai takdir yang semakin mendekat, Banxue harus memilih: berjuang sendirian—atau membiarkan seseorang cukup dekat untuk mengkhianatinya lagi?

Di dunia di mana kekuatan menentukan nilai diri, sejauh apa ia akan melangkah untuk merebut takdirnya sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kimlauyun45, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

malam Itu

Kamar penginapan itu gelap. Hanya ada satu lentera kecil di sudut, cahayanya lembut menyentuh dinding kayu. Jingyan duduk di dekat jendela, membiarkan angin malam menyusup pelan ke dalam. Di tangannya ada buku kecil, halaman kosong yang belum bisa ia isi.

Pintu diketuk dua kali. Lalu suara yang begitu ia kenal memecah sunyi.

Jingyan sudah tahu dia di sana. Langkah Banxue… dari dulu tak pernah bisa berbohong. Selalu punya luka dalam bunyinya.

Pintu terbuka pelan.

“Masuklah,” bisik Jingyan.

Banxue masuk, dan seperti biasa, mereka duduk tanpa banyak basa-basi. Di lantai, berhadapan. Hanya satu lentera kecil di antara mereka.

“Ramalan itu masih kau pikirkan?” tanya Jingyan.

“Bukan hanya itu.”

Jingyan menatap matanya. “Lalu apa?”

Banxue menggigit bibir. Napasnya goyah.

“Aku dengar... waktu kau bicara dengan Wayne. Kau bilang... kalau saatnya tiba, kau akan memilih mengorbankan dirimu demi kami.”

Jingyan menghela napas, tidak membantah.

“Kau bodoh...” bisik Banxue. “Bodoh sekali...”

Ia menggenggam jubahnya sendiri erat-erat, seakan menahan sesuatu agar tidak jatuh dari dadanya. Tapi air mata tetap meluncur juga, satu-satu.

“Kalau kau mati, aku tidak akan sanggup, Jingyan... Aku tidak akan tahu lagi bagaimana caranya melihat dunia ini. Aku tidak tahu cara hidup... kalau kau bukan bagian darinya.”

Jingyan tampak kaget. Bukan karena kata-katanya, tapi karena luka di balik suara Banxue begitu nyata. Bukan dendam. Bukan marah. Tapi takut kehilangan. Takut benar-benar sendiri.

Ia beranjak, perlahan, mendekat.

“Banxue...”

“Jangan pernah berpikir untuk mati demi aku,” suara Banxue pecah. “Kalau kau melakukannya, aku akan membencimu. Aku akan mengutukmu setiap malam. Aku akan menyalahkanmu seumur hidupku.”

Jingyan menunduk.

Tapi kemudian ia mengangkat tangan, dan... untuk pertama kalinya, ia meraih Banxue ke dalam pelukan. Erat. Sunyi. Tanpa kata.

Dan tubuh Banxue runtuh seketika.

Seperti gunung yang selama ini ia tahan sendiri kini retak. Ia menangis di dadanya, sesenggukan, menggenggam jubah Jingyan sekuat tenaga.

“Aku sudah kehilangan banyak hal... jangan kau jadi yang berikutnya…”

Jingyan hanya mengangguk, memeluknya lebih erat. Tak menjanjikan apa pun, karena di dunia mereka, janji kadang tak lebih kuat dari takdir.

Tapi malam itu… pelukan mereka adalah pemberontakan paling sunyi terhadap ramalan yang menggantung.

Banxue masih menangis. Tapi kini tangisnya tak lagi gaduh. Ada gemetar tipis yang terasa di bahu, seperti seseorang yang hampir tenggelam, lalu tiba-tiba menemukan napas.

Jingyan membiarkannya. Tidak menyela, tidak menasihati.

Ia hanya duduk dengan dagu bersandar di atas kepala Banxue. Tangannya bergerak perlahan di punggung gadis itu, menenangkan dalam diam. Satu putaran, dua putaran. Gerakan itu mengulang seperti doa yang tak bersuara.

“Kau terlalu keras pada dirimu sendiri…” bisik Jingyan akhirnya. “Setiap kali dunia menyakiti, kau malah menambal lukanya dengan rasa bersalah.”

Banxue tak menjawab. Tapi pelukannya menguat.

“Banxue…”

“Hmm?”

“Kau tahu? Jika boleh memilih... aku lebih ingin hidup. Aku ingin menulis buku itu. Aku ingin tahu seperti apa senyummu saat tak ada lagi rasa takut. Aku ingin melihatmu tidur tanpa mimpi buruk.”

Banxue menarik napas panjang. Dadanya sesak, tapi terasa lebih hangat. Ia memejamkan mata, membiarkan suara Jingyan mengalir ke dalam dirinya, seperti air yang ia butuhkan selama ini.

“Aku ingin hidup juga,” gumamnya. “Tapi aku takut… semua orang yang aku sayangi, satu-satu akan pergi.”

“Termasuk aku?”

Ia mengangguk pelan.

Sunyi kembali menyelimuti mereka. Tapi kali ini bukan sunyi yang menggantung, melainkan yang membuat mereka bertahan lebih lama dalam pelukan itu. Seolah di luar sana tidak ada perang, tidak ada misi, tidak ada ramalan yang membayangi.

Yang ada hanya dua orang, sama-sama rapuh, tapi memilih tetap tinggal.

“Kalau suatu hari aku melakukan hal bodoh...” kata Jingyan lirih. “Ingatkan aku malam ini. Ingatkan aku bahwa aku pernah bersumpah... untuk tetap hidup.”

Banxue mengangguk. Tapi bukan dengan kepala. Ia mengangguk dengan cara mencengkeram lebih dalam ke tubuh Jingyan, seolah tubuh itu adalah satu-satunya hal nyata yang masih bisa ia pegang.

Di luar, angin malam semakin dingin. Tapi kamar itu hangat. Bukan karena lentera, tapi karena dua jiwa yang akhirnya berhenti saling mendorong.

Saling tinggal. Saling luka. Saling tenang.

Satu jam berlalu tanpa mereka sadari. Banxue tertidur di pelukan Jingyan, wajahnya masih menyimpan sisa-sisa air mata. Jingyan tak bergerak. Ia hanya menatap jendela, membiarkan malam menggulung pelan.

Di dadanya, Banxue tampak damai.

Dan mungkin, untuk pertama kalinya... Jingyan percaya bahwa harapan bisa datang bukan karena ramalan, tapi karena seseorang yang memintamu tetap hidup.

Bukan untuk dunia. Tapi untuknya.

1
Daisy
Keren banget sih cerita ini! Baca sampe subuh aja masih seru.
Winifred
Wow! 😲
Axelle Farandzio
Bahasanya halus banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!