NovelToon NovelToon
Pengantin Bayangan Jadi Tawanan

Pengantin Bayangan Jadi Tawanan

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Konflik etika / Pengantin Pengganti / Angst / Roman-Angst Mafia
Popularitas:993
Nilai: 5
Nama Author: Kinamira

Ellena dijual ibu tirinya kepada seseorang sebagai pengantin yang diperkenalkan di muka umum, agar istri sah tetap aman.
Namun, di hari pengantin ia diculik sesuai dugaan pria itu, dan disanalah awal penderitaannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinamira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

"Sakit!" pekik Ellena saat satu persatu tubuhnya mulai mendapatkan remasan kuat dari tangan besar Maxim.

Maxim menyerigai puas. "Ini belum seberapa!" bisiknya.

"Lihatlah benda-benda itu." Ia menyepit pipi Ellena, memaksanya menoleh menatap alat-alat mirip milik lelaki yang bertebaran di sebelahnya.

"Benda-benda itulah yang akan jadi utama dalam permainan kita," ucapnya membuat Ellena menggeleng ketakutan.

"Kau pasti akan puas. Aku sudah memilih ukuran yang paling besar. Milik baj*Ngan itu pasti tidak sebesar ini kan?"

Ellena menggeleng. "Tidak, aku mohon!" pinta Ellena menahan tangan Maxim sembari menahan rasa sakit.

Maxim semakin bersemangat. Ia sedikit menjauh tanpa pindah dari atas tubuh Ellena. Ia menatap tubuh atas Ellena yang hanya tertutupi tanktop, dan perutnya terlihat dengan jelas. Namun, ia sama sekali tidak tertarik.

Pria itu dengan santai dan penuh hinaan berucap. "Kau pasti sudah sering ditiduri baj*Ngan itu kan? Tapi, pasti kalian masih membayangkan hal indah di malam pertama kalian jadi suami istri. Sayangnya, kau berada di sini," sahutnya diikuti dengan kekehannya.

"Tidak, tidak, aku bukan istrinya," sahut Ellena tak mampu menutupi. Namun sayangnya Maxim menanggapi dengan tawa.

"Lalu siapa hah?" Maxim meraih sebuah tali yang berada di sebelah kepala Ellena. Tatapannya yang tenang, namun tajam, dan tangannya memainkan tali itu.

"Kau jangan kejam, tidak mau mengakuinya. Itu sangat menyakitkan," ucapnya kembali menindih tubuh Ellena, membuat wanita bertubuh kecil itu nyaris tidak bisa bernafas.

Maxim menangkap kedua tangan Ellena dan mengikatnya di atas kepala.

"Aku mohon jangan," pinta Ellena dengan suara parau dan semakin lemas.

Namun, Maxim tidak menggubris, ia lalu mengikat ujung tali lainnya ke kayu ranjang, sehingga Ellena tidak mampu menggerakkan tangannya.

Ellena berusaha memberontak. Namun, tenaganya tidak mampu melawan Maximus. Bukan hanya tangan, kedua kakinya dibuka lebar dan diikat masing-masing.

"Lepaskan, lepaskan!" Pintanya memohon.

"Kulitmu bersih juga," puji Maxim tersenyum menyeringai, dan sorot matanya yang penuh nafsu akan sebuah dendam membuat Ellena paham dialog selanjutnya.

"Tapi, itu tidak akan lama lagi. Akan ku ukir banyak goresan agar kulitmu semakin indah," ucapnya diikuti dengan tangis Ellena dan tawa renyah Maxim.

Maxim kembali menarik kasar dan merobek gaun pengantin hingga benar-benar terlepas dari tubuh Ellena.

Dengan tenaga yang dimiliki, ia kembali merobek tanktop Ellena, membuat wanita itu menangis, karena kini dadanya terpampang jelas.

Beberapa saat Maxim dibuat terdiam melihat dada Ellena yang bersih dan kulit putih yang kemerahan. Jakunnya naik turun, ia mulai merasa tergoda. Namun, sebisa mungkin menahan diri, dan mengingatkan akan tujuannya.

Ia kembali melanjutkan aksinya jauh lebih bejat lagi. Jika tadi ia meremas, masih dengan adanya lapisan kain, kali ini ia meremasnya lebih kuat, menekan jemarinya membuat Ellena menjerit kesakitan. Ia seolah merasa dadanya akan terlepas dari sana.

"Sakit! Sakit!" pekik Ellena.

"Ya teruslah berteriak, dan aku akan mengirimkan video kesakitanmu pada suamimu!" tawa Maxim terdengar puas.

Ellena menggeleng. "Aku mohon, jangan lakukan itu," pintanya dengan lemas.

Maxim menarik paksa celana selutut yang digunakan Ellena, membuat Ellena semakin merasa malu, berusaha mempertahankan lembar terakhir yang menutupi intinya.

Namun, kedua kaki dan tangan yang terikat membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa. Melihat kulit putih bersih itu membuat Maxim semakin penasaran, hingga tanpa menunggu lama ia membuka lembaran terakhir berbentuk segitiga itu dengan cara merobek dan seketika membuatnya terdiam.

Detik kemudian Maxim menjauh, wajahnya tampak terkejut, melihat sesuatu yang tidak pernah ia lihat sebelumnya dari wanita manapun. Inti yang terlihat bersih, rapat seolah tidak pernah tersentuh apapun.

"Dia masih per*wan?" batinnya meneguk ludahnya sendiri, seketika rasa penasarannya semakin tinggi ingin mencicipi. Namun, rasa takut juga menghampiri.

Apakah dengan menembus pertahanan itu secara paksa, tidak akan membuatnya menyesal kemudian?

Beberapa detik berpikir, namun, ia lalu menggelengkan kepala, wajahnya kembali dingin dan menyeringai, seolah ia mendapatkan sesuatu yang menarik.

"Akan rugi jika tidak menggunakannya langsung," batinnya sembari membuka kancing kemejanya.

Tatapannya menatap Ellena yang masih menangis dan memohon ampun padanya. Ia menyeringai, dengan santai berucap.

"Hebat juga bajingan itu, menemukan gadis yang belum tersentuh," ucapnya membuat Ellena menggelengkan kepala.

"Aku mohon, jangan menyentuhku!"

Maxim tertawa renyah. "Ini jauh diluar ekspektasiku, dan sepertinya akan jauh lebih menyenangkan," ucapnya dengan penuh semangat.

"Baj*Ngan itu, pasti mengharapkan malam indah, dengan membuka segelmu, sayangnya ia tidak akan mendapatkannya," lanjut Maxim semakin bersemangat, membayangkan bagaimana marahnya Felix, jika tau ia yang menembus pertahanan wanita yang dipikir adalah istri yang dicintainya. Sementara tangannya terus bergerak membuka tubuhnya hingga terlihat polos.

Ellena menutup rapat matanya, tubuhnya gemetar hebat merasa takut melihat tubuh Maxim yang besar dan kekar.

Maxim melepaskan satu ikatan di kaki Ellena, ia yang tau Ellena akan melawan, membuatnya segera menahan.

Pria itu kini sudah berada di atas tubuh Ellena, membuat kulit mereka saling bersentuhan. Hangat, dan sangat menggoda, itulah yang dirasakan Maxim. Sementara Ellena menjerit ketakutan.

"Pantas saja kau sangat takut, ternyata ini pengalaman pertamamu. Apakah, kau juga tidak pernah berciuman?" tanya Maxim semakin penasaran ingin menyentuh.

Ellena enggan menjawab. Ia memalingkan wajahnya, berusaha menghindari tatapan maut Maxim.

Namun, sayangnya Maxim tidak membiarkan dirinya terabaikan. Dengan sikap kasarnya ia menarik wajah Ellena menghadap padanya. Tanpa mengatakan apapun ia merapatkan bibirnya dengan bibir Ellena.

Jika setiap inci tubuh Ellena belum tersentuh oleh lelaki luar manapun, maka dirinya yang akan menyentuh setiap incinya untuk pertama kali, tanpa belas kasih.

Benda-benda milik laki-laki yang berada di sebelah mereka, yang awalnya akan digunakan Maxim untuk mengobrak-abrik tubuh Ellena, kini hanya menjadi pajangan yang menjadi saksi bisu atas kekerasan yang dilakukan Maxim.

Percikan darah yang mengenai miliknya, dan menetes jatuh ke kasur putih itu membuat Maxim semakin gila dan bersemangat.

Maxim terlena, hingga lupa akan tujuan awalnya. Miliknya yang harusnya tidak menyentuh Ellena sedikitpun tengah bersenang-senang merasakan kehangatan di dalam sana.

Tangan Ellena yang terikat membuatnya hanya bisa menggerang kesakitan, dengan kedua tangan yang meremas tali ikatan.

Ellena berharap tali itu segera putus dan ia bisa memberikan perlawanan. Seluruh tubuhnya terasa perih akibat luka dari masing-masing penyebab dan tempat berbeda.

Sesuatu yang dijaga Ellena dengan baik sebagai hadiah indah untuk pria yang dicintainya nanti, Hadiah yang hanya bisa diberikan satu kali oleh setiap orang kepada kekasih tercinta. Justru direngut secara kasar tanpa belas kasih oleh Maxim.

"Cukup, aku mohon." Setiap sentakan kasar Maxim, merengut tenaga Ellena. Hingga wanita itu semakin lemas tak berdaya di bawah kukungan Maxim.

"Cukup." pinta Ellena dengan suara semakin lirih tak terdengar.

Cairan bening mengalir dari sudut matanya. Pandangannya mulai berkunang-kunang, dan kelopak matanya terasa berat ingin menutup. Tenaga Ellena telah terkuras habis, berakhir tidak sadarkan diri.

Sayangnya itu tidak membuat Maxim berhenti. Ia merasa belum puas, menikmati setiap inci dan aroma baru tubuh Ellena.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!