nissa seorang gadis cantik nan ayu,dan menjadi yatim piatu di tinggalkan orang tuanya sejak berumur lima tahun, nissa hidup bersama neneknya di desa terpencil, nenek yang sangat menyayanginya melebihi apapun di dunia ini, namun siapa sangka di balik wajahnya yang cantik nan ayu tersimpan seribu dendam pada pembunuh orang tuanya yaitu arya juragan perkebunan
teh yang berusia 28 tahun, dan nissa yang kala itu berumur 17 tahun terpikat dengan laki-laki tampan yang menolongnya ketika dia terjatuh ke sungai,laki-laki itu ternyata dari golongan bangsa jin
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CancerGirls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24. Rahasia
Malam itu mita merendam tubuhnya di bathtub, memainkan busa dan bersenandung kecil, sembari membersihkan tubuh dan
rambutnya.
ia telah selesai mandi dan mengenakan daster tidur tipis sebatas paha dan mengenakan celana dalam tipis berenda, tanpa mengenakan bra..hingga nampak dua gunung kembar yang menantang, mita
mengeringkan rambutnya dan berdandan sangat menawan dengan lipstik berwarna merah.
kemudian ia turun ke lantai dasar untuk mengambil sebotol air mineral dan menengguknya hingga setengah botol.
" hai mesum...ngapain kamu berada di sini? kamu ngikutin aku ya ..?" tanya mita berpapasan dengan rangga saat ia hendak naik ke lantai dua.
" mengapa juga kamu berpakaian seperti itu?" rangga berbalik tanya dan berlalu.
memandang wajah bibinya itu dengan tatapan yang aneh yang mita sendiri tak mengerti, mita masuk ke dalam kamarnya,
memainkan ponselnya.
tak berapa lama rangga membawakan sebuah tas yang di tinggalkan mita di ruang tv.
" maaf kamu melupakan sesuatu bi.."
rangga berdiri di ambang pintu yang tidak tertutup dan memberikan sebuah tas berwarna hitam ke arah mita.
mita bangkit dari tempat tidurnya berjalan santai ke arah rangga.
" terimakasih mesum..." ucap mita membalikan tubuhnya membelakangi rangga.
lalu rangga menarik tangan mita hingga mita
membalikan badan ke hadapannya.
" bagaimana tidak mesum..jika seorang wanita tidak memakai bra dengan pakaian
setipis ini..jelas bibi kamu menggoda ku.. buah dada mu seakan menantang siapa pun melihatnya!berpakaianlah yang yang baik!!!" seru rangga menatap tajam dan kesal ke arah
mita, mengeratkan kedua rahangnya hingga berbunyi gemeletuk.
" ohhh...jadi kamu merasa diriku ini wanita penggoda .??huft ..lalu kamu apa? dasar otak
mesum!!!" teriak mita kearah rangga wajahnya memerah.
" iya jelas kamu wanita penggoda ..jika kamu bukan wanita penggoda...kamu tidak seharusnya berpakaian seperti pelacur!!!" tunjuk rangga ke dada mita.
membuat mita naik pitam dan menampar rangga hingga membekas di pipinya.
" kamu tidak seharusnya bicara seperti itu pada bibimu bodoh!!!apa urusan mu ?
terserah aku mau berpakaian seperti apa itu bukan urusanmu!!!" maki mita menatap sinis ke arah rangga.
rangga menahan rasa perih di pipinya dan mendorong mita ke atas kasur kemudian menindih tubuh wanita itu, mita meronta
kedua tangannya di genggam oleh rangga.
" sebenarnya aku tidak ingin mengatakan ini padamu bi..tapi sepertinya kesabaranku sudah habis!! perlu kamu ketahui bi.. aku melihat dirimu di gilir oleh para brandal itu..aku ingin menolongmu...tapi sepertinya
kamu menikmati setiap adegan yang mereka lakukan padamu, itu membuatku sakit!!!kalau
kamu menginginkan itu...kamu tidak perlu melakukan itu pada mereka...aku mampu
memuaskan kamu!!!" bisik rangga ke telinga mita.
nampak wajah mita merah padam ia ingin menangis hari ini, ia melakukan itu semua agar dirinya tidak di bunuh oleh para brandal itu...setidaknya ia selamat walau dirinya begitu menjijikan.
" lalu kamu mau apa..?ingin mengatakan itu semua ke ibu mu? aku sudah siap menerima
konsekuensi nya..." ucap mita kesal.
susah payah ia menahan tangisnya.. matanya sudah berembun.
" aku tidak akan mengatakan itu pada ibuku bi...yang aku mau..berubahlah!dan berpakaian yang baik..." ucap rangga bangkit dari tubuh mita kemudian melangkahkan kakinya keluar sosok rangga pun pergi.
mita menangis ia merasa di permalukan.
...****************...
pagi-pagi sekali nissa sudah kerumah, nampak mita menyiapkan sarapan untuk
mereka bertiga, mereka duduk dan makan bersama.
" pipi mu merah, kamu kenapa nak?" tanya nissa pada putranya.
" tidak apa bu..aku hanya mendapatkan sebuah pelajaran" ucap rangga.
kata-katanya membuat mita tersedak, lalu nissa mengambil segelas air putih dan memberikannya pada wanita di sampingnya.
" kamu ndak apa mit? pelan-pelan mita..." nissa menepuk-nepuk pundak mita.
" ini sangat pedas...aku tak sengaja memakan cabai rawit..masih kecil tapi pedasnya minta
ampun!" sindir mita, menatap irisan cabai rawit kemudian ia singkirkan.
" sebuah pelajaran? maksudnya?" tanya nissa
mengerutkan kedua alisnya.
" maksudnya...lain kali kalau ada nyamuk yang menggigit lagi, sebaiknya jangan di pukul terlalu keras, karna akan menyebabkan perih yang talk tertahankan.. lihat bu wajahku sampai memerah seperti ini.. semua ini gara-gara nyamuk..lima nyamuk sekaligus menghisap darahku bayangkan bu" rangga terkekeh.
nissa hanya manggut-manggut sedangkan mita membuang wajahnya ke arah lain.
" besok kita akan pindah...semua aset di desa ini sudah ibu jual ..kita akan berangkat ke kota metropolitan..dan kamu mita..ikut denganku.. aku sudah membelikanmu sebuah restoran dan dua mobil..untuk kamu dan rangga, kamu hanya tinggal mengolah restoran itu mit..dan mengambil keuntungannya untuk masa depanmu..dan kamu rangga..kamu bekerja di perusahan kita ..terserah kamu mau jabatan apa...intinya kamu bekerja, ibu tidak ingin anggota keluarga kita menjadi pengangguran. " terang nissa
" siap ibu ku sayang..." jawab rangga
" terimakasih nissa...aku akan mengelola dengan baik restoran pemberianmu.." ucap
mita.
kemudian nissa melangkahkan kakinya ke anak tangga..dan masuk kedalam kamar.
" halo...? " sapa nissa saat ponselnya berdering kemudian mengangkatnya.
" nissa...ini aku clara..bagaimana pesananku?apa kamu sudah memerintahkan bawahanmu untuk mengantarnya langsung ke perusahan ku?" tanya clara, teman bisnis nissa.
" kamu tenang saja ra...aku sudah mengirimnya...mungkin besok barangnya akan sampai..." jawab nissa ramah.
" syukurlah..oh iya besok kamu ada acara gak niss...temani aku yah kerumah sakit... tunanganku di rawat..aku ingin menjenguknya..tapi sepertinya calon adik iparku tidak menyukai aku niss..aku malas
jika harus berdebat dengannya..." tutur clara di ujung telepon.
" besok ya....ehm..sepertinya aku tidak bisa.. sebab aku akan pindah dari desa melati ke
metropolitan..itu menguras tenagaku..dan mungkin besok aku tidak pergi ke kantor ra..
kamu tidak marah kan?" tanya nissa.
" aku tidak marah kok niss...tenang saja.. mungkin besok aku akan pergi kesana dengan ibuku.." jawab clara
" yasudah ra..aku tutup yah teleponnya..aku sedang sibuk saat ini, aku akan menelpon mu
nanti.." pamit nissa
" oh...baiklah...jangan lupa menelpon ku nanti...sampai jumpa nissa.." panggilan pun
terputus.
nissa bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke arah kamar mandi, ia membersihkan tubuh yang terasa llengket menggosok tubuhnya perlahan dengan
sabun, kemudian membilasnya, sejenak ia memandang cincin pernikahannya yang berbentuk mawar merah.
mengingatkan ia pada sosok bagas yang setiap ia pulang kerja selalu ada di sisi
nya melepas lelah bersama suami ghaib nya itu, kini sosok itu tidak pernah hadir di ranjang
tempat tidur, bahkan di sudut ruang sekalipun, ia menanti kehadiran bagas.
tak terasa bulir bening jatuh di kedua pipinya,
nissa menangis sesunggukan, dadanya terasa sesak, ia takut terjadi sesuatu dengan bagas,ia tak ingin bagas binasa, bagaimana dengan ia nantinya, ia tak sanggup harus menyendiri tanpa sosok suami yang sangat
ia tunggu kehadirannya.