NovelToon NovelToon
KAMU : Setitik Rasa

KAMU : Setitik Rasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Meridian Barat

Milana, si gadis berparas cantik dengan bibir plum itu mampu membuat Rayn jatuh cinta pada pandangan pertama pada saat masa kuliah. Namun, tak cukup berani menyatakan perasaannya karena sebuah alasan. Hanya diam-diam perhatian dan peduli. Hingga suatu hari tersebar kabar bahwa Milana resmi menjadi kekasih dari teman dekat Rayn. Erik.

Setelah hampir dua tahun Rayn tidak pernah melihat ataupun mendengar kabar Milana, tiba-tiba gadis itu muncul. Melamar pekerjaan di restoran miliknya.

Masa lalu yang datang mengetuk kembali, membuat Rayn yang selama ini yakin sudah melupakan sang gadis, kini mulai bimbang. Sisi egois dalam dirinya muncul. Ia masih peduli. Namun, situasi menjadi rumit saat Erik mencoba meraih hati Milana lagi.

Di antara rasa lama yang kembali tumbuh dan pertemanan yang mulai diuji. Bagaimana Rayn akan bersikap? Apakah ia akan mengikuti sisi dirinya yang egois? Atau harus kembali menyerah seperti dulu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meridian Barat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 24 (Milana Resign)

.

.

Rayn duduk di ruangan kerjanya sambil memutar-mutar ponsel di tangan. Sejak 30 menit yang lalu ia masih bimbang. Berniat menghubungi Erik, dan bilang bahwa Milana bekerja di restoran miliknya, tetapi ragu karena Milana sendiri bahkan masih enggan bertemu Erik.

Di satu sisi ia merasa bersalah karena berbohong pada Erik. Di sisi lain, ia juga masih sangat tidak rela, kalau Milana bertemu kembali dengan Erik, meskipun tempo hari gadis itu bilang, tak benar-benar menyayangi Erik.

'Apa yang harus aku lakukan sekarang, Tuhan? Kenapa rasanya sangat sulit merelakan Milana bertemu kembali dengan Erik.'

Rayn menatap ponselnya. Mulai mengoperasikan benda pipih itu dengan jari. Membuka aplikasi pesan dengan logo telepon bewarna hijau di sana. Mencari nama Erik dan menekan pop up kirim pesan.

Rayn urung mengirim pesan, saat pintunya diketuk dari luar disertai panggilan. Dapat ia dengar itu suara Firsha. Pemuda itu menyimpan ponselnya di saku. Segera melangkah ke arah pintu dan membukanya.

Tampak Firsha di depan sana dengan wajah khawatir.

"Ada apa?" tanya Rayn.

"Itu ... Milana ... anu, Mas." Firsha tampak sangat bingung dan khawatir hingga ucapannya tidak jelas.

"Milana?" Tanpa banyak bertanya, Rayn segera bergegas ke depan saat mendengar nama Milana. Ia yakin ada sesuatu yang terjadi, melihat wajah khawatir Firsha. Terlebih, Rayn juga belum sempat bicara lagi dengan Milana setelah insiden gadis itu menangis tiba-tiba tempo hari. Jadilah rasa khawatirnya semakin besar pada gadis itu.

Pemuda itu melangkah lebar dengan Firsha yang mengikuti dari belakang dengan sedikit berlari.

Begitu sampai di depan. Dapat ia lihat Milana sedang bersi tegang dengan seorang wanita muda yang bajunya basah. Rayn segera menghampiri.

Milana tampak memegangi tangan kirinya yang sedikit merah dan basah. Nampan dan mangkok berisi kare ayam yang berserakan di lantai tak jauh dari Milana.

"Saya ini pelanggan, Mbak. Sudah seharusnya kamu minta maaf! Udah kerja nggak bener, Mbak juga memaki-maki saya!" Wanita muda berambut pendek yang mengenakan rok hitam pendek dengan atasan merah itu bersuara tinggi.

"Maaf, ada apa?" Kalimat pertama dari Rayn saat sudah berada di antara Milana dan wanita tadi. Beberapa pengunjung bahkan memperhatikan mereka.

Milana dan wanita berambut pendek itu menoleh pada Rayn. "Apa kamu bos nya?" tanya wanita itu dengan ketus.

Rayn menjawab dengan anggukan.

"Karyawan, Mas ini tidak sopan sama saya. Dia maki-maki saya. Juga, menumpahkan kuah itu ke baju saya." Wanita yang bersitegang dengan Milana menjelaskan dengan nada kesal.

Milana berkerut tidak terima. "Mbak, saya sudah minta maaf meskipun yang sebenarnya salah itu, Mbak! Dan saya tidak memaki sama sekali. Saya hanya mengingatkan." Suara Milana tak kalah tinggi.

Wanita di depan Milana itu tersenyum sinis. "Hei, Mbak! Kamu yang kerja ceroboh, sampai numpahin kuah panas itu ke baju saya. Malah kamu yang maki-maki saya. Kalau gak becus kerja! Nggak usah kerja! Baju saya sekarang jadi kotor!" ujarnya dengan nada marah disertai tatapan tajam nan sinis pada Milana. Dibalas tatapan yang sama tajamnya oleh Milana.

"Milana, lekas minta maaf jangan ulangi lagi," perintah Rayn.

Milana merengut tak terima. "Tapi Mbak ini yang salah, Mas. Saya–"

Milana belum selesai bicara, tetapi disahut cepat oleh Rayn, "Milan, bukannya saya sudah bilang sama kamu harus sopan dan ramah pada customer? Lalu kenapa lagi ini?" Ada nada kecewa di sana.

Milana hendak menjawab lagi, tetapi Rayn kembali berujar, "Tolong minta maaf dengan sopan." Rayn menatap Milana yang juga menatapnya.

Milana mendengkus. "Saya sudah minta maaf, meskipun ini bukan salah saya–"

Lagi-lagi ucapan Milana terpotong oleh ucapan Rayn, "Kalau sudah minta maaf, tidak usah lagi ada embel-embel 'meskipun bukan salah saya' itu artinya kamu tidak menyadari kesalahan kamu. Saya nggak butuh alasan. Setiap kali ada keributan, pasti kamu ada di tengahnya. Selama ini saya sudah cukup toleransi. Apa tidak ingat peringatan terkahir dari saya tempo hari? Itu adalah–"

"Saya ingat!" Milana menyahut cepat tanpa membiarkan Rayn menyelesaikan ucapannya. "Itu peringatan terakhir untuk saya, kalau sampai saya melakukan kesalahan lagi, saya akan dipecat. Saya ingat ...." Milana melepas apron coklat yang ia pakai. "Maka itu, mulai hari ini saya mengundurkan diri. Tidak perlu susah-susah memecat saya." Ada nada kecewa di antara kalimat yang ia ucapkan.

Rayn terkejut dengan ucapan Milana. Tidak menduga sama sekali dengan sikap gadis itu.

Firsha dan Dimas yang sedari tadi juga ada di sana saling pandang. Mereka tahu Milana masih sangat membutuhkan pekerjaan ini, tetapi juga tidak menyangka ternyata Milana memilih mengundurkan diri.

Milana hendak pergi dari sana, tetapi tangannya di tahan oleh Rayn. "Milan, bukan begitu maksud saya ...." Ucapan Rayn menggantung, tidak tahu harus merespon seperti apa. Dia memang sangat menyukai gadis itu. Bahkan mencintainya. Namun, ia juga tidak akan egois mencampur adukkan antara perasaan pribadi dan pekerjaan.

"Saya mungkin memang orang yang ceroboh, tapi saya juga orang yang akan bertanggung jawab dengan ucapan saya. Tidak perlu memecat saya, Mas. Saya mengundurkan diri dengan sadar." Milana melepas cekalan tangan Rayn. Mengedarkan pandangannya sejenak ke penjuru restoran. Lalu kembali memandang Rayn untuk beberapa detik sebelum beranjak dari sana dengan dada yang terasa sesak. Ia kecewa pada Rayn yang tidak memberinya kesempatan untuk menjelaskan apa yang terjadi. Bahkan rasa perih di tangan kirinya tidak terasa, tertutup rasa kecewa pada Rayn.

'Siapa yang akan memihak gadis serampangan sepertimu, jika bukan dirimu sendiri, Milan,' gumam Milana dalam hati.

Semua orang yang ada di sana terdiam sejenak. Memandang punggung Milana yang kini hilang di balik pintu kaca penghubung antara ruang restoran dan ruang belakang.

"Lihat! Bahkan dia pergi begitu saja sebelum bertanggung jawab dengan kesalahannya," ujar si wanita muda tadi. Masih tidak mau kalah.

Rayn beralih menoleh pada wanita itu. "Saya yang akan bertanggung jawab. Sekali lagi maafkan kami ya, Mbak, atas ketidaknyamanannya." Rayn memanggil salah satu karyawannya. "Begini, nanti semua kerugian, Mbak, silahkan obrolkan dengan karyawan saya. Nanti pasti akan saya ganti semua kerugian, Mbak. Sekali lagi saya minta maaf sebesar-besarnya." Setelahnya Rayn segera masuk menyusul Milana.

...****************...

Milana menggantung apron yang masih ia pegang ke gantungan. Membuka loker dan mengambil baju ganti dari sana, setelahnya segera pergi ke kamar mandi untuk berganti pakaian.

Setelah berganti pakaian, Milana mencuci tangan di wastafel depan kamar mandi. Pergelangan sampai punggung tangannya merah dan agak melepuh. Itu karena ia ketumpahan kuah kare tadi.

Itu terasa perih, tetapi rasa kecewanya lebih besar dari luka itu.

'Aku pikir, kau adalah orang yang akan memahamiku. Mengingat saat aku menangis tempo hari, kau tidak banyak bertanya, hanya menenangkan. Aku pikir kau adalah orang yang memandangku dengan berbeda seperti orang lain. Ternyata kau pun sama, tidak memberiku kesempatan untuk menjelaskan semuanya.' Mata Milana sedikit basah. Ia berpikir Rayn adalah orang yang akan selalu mendengarnya lebih dulu, tetapi ternyata dia salah. 'Benar memang, jangan pernah menggantung harapan pada orang lain kalau tidak mau kecewa.' Tidak akan ada orang yang mau mendengar penjelasan dari gadis yang memang terkenal serampangan dan ceroboh seperti dirinya. Setidaknya itulah pikiran dalam benak Milana.

Dia menghela napas. Kemudian beranjak dari sana dan kembali ke loker dengan membawa seragam.

Rayn ada di loker saat Milana kembali. Pemuda itu melangkah cepat menghampiri Milana.

"Milan ... tolong bersikaplah lebih rendah hati sedikit ...."

Milana acuh, menghindari tubuh Rayn yang berada di depannya. Terus berjalan ke lemari loker. Dia juga tidak menatap pemuda itu sama sekali. Rayn mengikuti.

"Ayo kita selesaikan, datang pada wanita tadi dan minta maaf sekali lagi dengan ramah." Rayn masih berusaha. Meskipun ia tidak akan menahan Milana tetap bekerja di sini, tetapi ia tidak ingin gadis itu pergi dengan situasi yang tidak baik dengan dirinya.

Tangan gadis itu membuka loker. Memasukkan seragam ke dalam sana dan mengambil tas ranselnya. Masih mengacuhkan Rayn.

Melihat gadis itu tidak merespon sama sekali, Rayn sedikit menarik bahu Milana agar gadis itu menghadap ke arahnya. Berhasil, tetapi mata gadis itu memandang sisi lain.

"Kamu harus belajar mengerti kalau kerja itu soal tanggung jawab apa pun kesalahanmu, bukan pembenaran, Milan. Tolong jangan keras kepala." Suara Rayn tegas, tetapi tidak tinggi juga tidak ada bentakan .

Ucapan Rayn berhasil membuat Milana menatap ke arahnya dengan dahi berkerut. "Tanggung jawab mana yang, Mas maksud? Saya yakin, selain Mas Rayn tidak membiarkan saya menjelaskan apa yang terjadi, Mas juga tidak melihat cctv dulu. Di sini ada cctv 'kan? Silahkan cek dulu nanti. Sekarang, jangan bicara apa pun lagi. " Milana melepas tangan Rayn yang menahan bahunya sejak tadi. Segera melenggang pergi tanpa menoleh lagi.

Rayn hanya terdiam di tempatnya. Matanya mengikuti gerak Milana hingga gadis itu keluar dari sana

'Kenapa kau keras kepala sekali, Milan ....'

.

.

.

Bersambung ....

1
Rosalina
akhirnya up Lg, nexttt kk
Hatus
Serba salah memang, niat baik tapi belum tentu orang akan beranggapan sama🥹
MeridianBarat🐣🌼: 😮‍💨 begitulah ... terkadang sampai jadi bingung harus responnya gimana 😑
total 1 replies
⌓̈⃝𓆩ImAntifragile𓆪દᵕ̈૩
Nexttt, semangat nulisnya 🌸🌸🌸
Widia Ningsih
deskripsi nya bagus, aku jadi bisa membayangkan keadaannya
Widia Ningsih: menurut saya ini sudah bagus kok, semangat terus ya.
saya juga belajar
MeridianBarat🐣🌼: terimakasih banyak, Kak ♥️ Maaf kalau mungkin deskripsinya terkadang agak ambigu dan kurang jelas ya, Kak ... terimakasih sudah mampir dan baca ♥️
total 2 replies
Widia Ningsih
haii.....
Milana. ,gadis SPG seperti diriku/Hey/
MeridianBarat🐣🌼: oh, halo ... terimakasih sudah mampir baca ceritaku, Kak ♥️ semoga tertarik baca selanjutnya ya 🤩💫
total 1 replies
Tyra A.S
oke kak mantap 👍, jangan lupa mampir di cerita ku makasih
iqbal nasution
oke
MeridianBarat🐣🌼: aww 🤩 tengkiu , Abang 💨
total 1 replies
Proposal
🔥BAGUS KAKA🌟💫,Mampir Karyaku Juga Ya 🙂‍↔️🥰
Rosalina
Ko pendek part kali ini KK lagi seru-serunya pdhl
MeridianBarat🐣🌼: hihihi ... iya, Kak ... nanti up lagi part berikutnya ya. Terimakasih sudah mampir baca. ♥️
total 1 replies
Prita
KK knp skrg up nya cm 1 part ?
MeridianBarat🐣🌼: hehe iya, Kak. Aku up 1/1 ya hehe ... terimakasih banyak sudah berkenan baca ♥️
total 1 replies
iqbal nasution
masa lalu..
iqbal nasution
judul babnya resep masakan ala chef autor
MeridianBarat🐣🌼: 🤣🤣 itu resep beneran, tau, Kak ... coba bikin deh. 🤧
total 1 replies
Rosalina
Parah ni milanaaaaa
MeridianBarat🐣🌼: 😭 kebangetan dia mah
total 1 replies
Rosalina
Jenis cerita ini alurnya ringan banget ya KK. buat ak yg suka cerita ringan ini bagus dan rekomen tapi mungkin untuk orang yg terbiasa baca cerita yg part awal udah dar der dor naik turunkan emosi ini mungkin sedikit membosankan tapi untuk ak penyuka bacaan ringan ini rekom KK.
Rosalina
Cerita ini jenis cerita yang ringan. Untuk yang suka cerita gak terlalu berat konfliknya, ini cocok. tapi kalau yang biasa baca cerita dar der dor di awal, kayaknya mungkin menurut mereka membosankan.tapi buat aku yg suka cerita ringan dan alur santai, ini rekomen
iqbal nasution
alur ceritanya terlalu datar...gampang bosan kalau bacanya, yg lain udah bagus
MeridianBarat🐣🌼: ah, bener kak ... cerita ini emang alurnya lumayan lambat 🤧 emang ini cerita ringan hihihi. Terimakasih banyak, Kak 🫰
Rosalina: nah kan. Kk ini kyknya terbiasa baca cerita yg di part awal udah dar der dor Ama konflik, JD psti menganggapnya bosan. tp ttp smngat up y kk.
total 3 replies
The first child
Milana kalo di kamar mandi menghayal gak ya??🥲
MeridianBarat🐣🌼: 😂 kayaknya nmenghayal sambil nyaynyi, Kak 🤣

Btw, tengkiu udah mampir dan berkenan baca, Kak. 🤩🫰
total 1 replies
Rosalina
next thor, semngat sllu ya
MeridianBarat🐣🌼: wah ... terimakasih banyak, Kak. Ditunggu aja ya, next part insyaallah aku up besok🫰
total 1 replies
⌓̈⃝𓆩ImAntifragile𓆪દᵕ̈૩
semangat nulisnya😺
MeridianBarat🐣🌼: Terimakasih banyak, Kak 🫰🫰
total 1 replies
iqbal nasution
next..
MeridianBarat🐣🌼: 🤩 ditunggu ya, Kak. 🫰 Terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!