Kembalinya Putri Hina

Dari arah jalur penghubung seorang pelayan wanita datang. "Selir Agung, undangan pesta dari Tuan putri pertama." Memberikan surat yang ada di tangannya.

Selir Agung Feng Rui mengambil surat dan membacanya dalam hati. Senyuman tipis terlintas di wajahnya di saat dia menutup kembali surat berwarna merah delima. "Selagi Qi er ada di sini. Bagaimana jika kita pergi bersama?"

"Saya mengikuti pengaturan yang Selir Agung berikan," saut Bai Qi memberikan persetujuan.

Mereka bangkit berjalan keluar dari Paviliun tengah danau. Dengan Bai Qi yang tengah duduk di kursi roda di dorong perlahan Selir Agung Feng Rui. Mereka membutuhkan waktu lima belas menit dari istana dalam menuju istana tempat Tuan putri pertama Zhen Yu Yan berada. Sepanjang perjalanan Selir Agung selalu membicarakan putranya Pangeran kedua Zhen Shuang. "Meskipun kalian tidak bisa bersama. Aku tetap akan menganggapmu sebagai putriku. Aku harap kita bisa berbincang santai layaknya keluarga."

"Berkat anugerah dari Selir Agung. Gadis biasa ini bisa menghadiri pesta di istana. Bahkan memiliki kerabat seorang wanita mulia," ujar Bai Qi mencoba mencari kata yang pas untuk menyanjung Selir Agung Feng Rui.

Mendengar ucapan dari Bai Qi, Selir Agung Feng Rui tersenyum dengan kepuasan di hatinya.

Membutuhkan lima belas menit perjalanan dari istana dalam menuju istana Tuan putri pertama Zhen Yu Yan. Saat mereka berdua memasuki pintu utama beberapa wanita muda datang memberikan hormat mereka. "Yang mulia Selir Agung."

Dari arah dalam seorang wanita dengan gaun merah darah mendekat. Tersemat mahkota kecil bertaburkan berlian di atas kepalanya. Tatapan merendahkan terarah langsung menuju wanita yang baru saja datang ikut serta dalam pesta. Dia Tuan putri pertama Zhen Yu Yan dengan wajah angkuh berjalan penuh lenggokan indah.

"Tuan putri pertama." Selir Agung Feng Rui memberikan hormatnya di ikuti Bai Qi yang ada di kursi roda. "Selamat atas pernikahan Tuan putri pertama dengan Tuan muda kedua Jiang. Semoga para dewa selalu memberkahi kalian berdua."

Wanita muda itu sedikit mengangkat kepalanya memberikan kesan jika hanya dia wanita mulia di pesta. "Aku kira Selir Agung tidak akan memiliki waktu menghadiri pesta sederhana ini." Mengalihkan pandangan matanya kearah gadis muda yang tengah duduk tenang di kursi rodanya. "Dia?"

"Tuan putri pertama, dia putri angkatku Bai Qi, Nona keempat dari keluarga rumah tangga kedua Bai." Kata Selir Agung Feng Rui memberikan tanggapan.

"Tuan putri pertama, saya Bai Qi."

Tatapan angkuh itu semakin terlihat kuat di kedua pandangan mata Tuan putri pertama Zhen Yu Yan. "Bukankah dia calon suami Pangeran kedua? Kenapa sekarang menjadi putri angkat?"

"Pernikahan harus di batalkan karena kesehatan Nona keempat Bai. Saya tidak ingin membuat kedua belah pihak menjadi kesulitan. Sehingga saya mengusulkan menjadikan Nona keempat Bai Qi sebagai putri angkat." Selir Agung Feng Rui menjelaskan.

Tidak selang lama para pria muda berdatangan membuat barisan. Dan di barisan paling depan terdapat calon suami Tuan putri pertama yaitu Tuan muda kedua Jiang. Melihat calon suaminya datang wanita dengan gaun indah itu berlari kecil menghampiri pria yang selalu ia dambakan. "Kenapa baru datang? Pesta tidak akan bisa berjalan tanpa kehadiranmu." Merangkul lengan calon suaminya.

Suara manja Tuan putri pertama Zhen Yu Yan tidak di tutupi meski banyak tamu yang hadir. Dia bahkan semakin terlihat melekat tidak ingin lepas dari suaminya.

Semua orang berusaha memperlihatkan senyuman tulus mereka. Hanya Bai Qi yang diam menatap penuh amarah yang terpendam di hatinya. Kedua tangan gadis muda itu mencengkeram kuat pegangan di kursi rodanya. 'Untuk saat ini aku biarkan kamu bahagia.' Gumamnya dalam hati.

Setelah orang yang dinanti tokoh utama dalam pesta datang. Pesta di langsungkan penuh kemeriahan. Kebanyakan dari pria muda yang ada di sana akan mencuri pandang kearah gadis muda cantik di kursi roda. Rasa penasaran mereka cukup besar sehingga salah satu pria muda memberanikan diri mendekat.

Cangkir berisi arak di sodorkan perlahan. "Perkenalkan saya Tuan muda pertama Ling. Putra menteri luar negeri."

Tidak ada tanggapan.

Kerutan kening terlihat jelas di saat gadis muda di depannya hanya diam. "Nona."

"Saya sudah bertunangan. Tidak bisa menerima arak yang Tuan muda berikan," kata Bai Qi dengan tatapan tenang.

Mendengar itu Tuan muda pertama Ling pergi dengan wajah masam. Dia tidak pernah di tolak seorang gadis dengan begitu mengenaskan di depan banyak orang.

"Tuan muda pertama Ling, lebih baik kamu segera kembali. Aku bahkan malu melihatmu di tolak mentah-mentah." Seorang Tuan muda mengejek dengan suara yang di tinggikan dengan sengaja. Tawa bahkan menggema di ikuti beberapa Tuan muda yang ada di sana.

Brakkk...

Kepalan tinju di hantamkan kearah meja dengan amarah di hatinya. Dia menenggak semua arak yang ada di cangkir dan wadah di depannya. Beberapa orang yang menertawakannya langsung terdiam.

Pesta berlangsung selama dua jam. Bai Qi memilih kembali lebih dulu bersama Selir Agung Feng Rui yang terlihat tidak terlalu menikmati pesta.

Di jam satu siang Bai Qi baru di perbolehkan kambali dari istana dalam tempat Selir Agung Feng Rui berada. Saat gadis muda itu baru melewati pintu gerbang utama istana dalam. Dia melihat pria muda dengan jubah biru tua berjalan santai membawa burung kakak tua di pundaknya.

"Nona keempat Bai Qi?"

Pria muda itu menghentikan langkahnya begitu juga pelayan Lian setelah nama Bai Qi di sebutkan.

Dengan senyuman hangat pria muda itu melangkah mendekat. "Kamu mungkin tidak tahu siapa aku. Tapi aku mengenalmu. Lukisan wajahmu bahkan masih aku simpan di kediaman tanpa sedikitpun kerusakan."

"Tolong Tuan muda menjaga lisan anda. Jika hal ini di dengar orang lain. Kesalahpahaman akan sulit di benahi. Nama baik seorang gadis muda tidak bisa di selamatkan lagi karena ucapan anda," ujar Bai Qi dengan tatapan dingin.

"Hahhh..." Tawa terdengar. "Memang seharusnya pernikahan kita di batalkan sementara waktu. Bahkan calon istriku saja tidak mengenali calon suaminya sendiri. Tidak perlu terburu-buru."

"Lian, terus jalan. Aku malas mendegarkan omong kosongnya," kata Bai Qi memberikan perintah.

"Baik." Kursi roda kembali di dorong. Namun langsung di hadang pria muda itu.

Bai Qi menatap kesal kearah pria muda di depannya. "Apa yang sebenarnya Tuan muda inginkan?"

"Aku tidak akan menggodamu lagi. Aku Pangeran kedua Zhen Shuang. Calon suami masa depanmu. Tenang saja, meskipun sudah ada beberapa selir di kediaman ku. Tetap saja aku akan menjadikan dirimu yang utama. Kecantikan yang kamu miliki sudah sepantasnya menjadi milikku. Untuk kedua kaki lumpuh itu. Aku tidak terlalu memperdulikannya."

Setelah mendengar identitas pria muda di depannya. Bai Qi memberikan hormatnya, "Maaf atas kelancangan saya tidak bisa mengenali Pangeran kedua."

"Tidak masalah. Suami istri tidak perlu memperhatikan hal kecil." Pangeran kedua Zhen Shuang terus menatap wajah yang semakin di lihat semakin menyenangkan.

"Pangeran kedua, setelah pembatalan pertunangan kita. Saya sudah menyetujui pertunangan dengan pria lain. Kali ini kita benar-benar tidak memiliki hubungan lagi," ujar Bai Qi dengan nada setenang mungkin. "Lian kita harus segera pergi. Kakak ketiga pasti sudah menunggu." Memberikan hormat kepada pria di depannya sebelum pergi.

"Baik." Kursi roda di dorong menjauh dari Pangeran kedua Zhen Shuang.

"Meksipun dia sudah menikah dengan orang lain. Aku tetep bisa mendapatkannya," kata Pangeran kedua Zhen Shuang sembari menatap gadis muda yang telah menjauh dari dirinya. Senyuman samar penuh arti terlihat memperjelas niatnya.