NovelToon NovelToon
Dendam Keturunan Pendekar

Dendam Keturunan Pendekar

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Action / Balas Dendam
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Abdul Rizqi

Wira adalah anak kecil berusia sebelas tahun yang kehilangan segalanya, keluarga kecilnya di bantai oleh seseorang hanya karena penghianatan yang di lakukan oleh ayahnya.

dalam pembantaian itu hanya Wira yang berhasil selamat karena tubuhnya di lempar ibunya ke jurang yang berada di hutan alas Roban, siapa sangka di saat yang bersamaan di hutan tersebut sedang terjadi perebutan artefak peninggalan Pendekar Kuat zaman dahulu bernama Wira Gendeng.

bagaimana kisah wira selanjutnya? akankah dia mampu membalaskan kematian keluarganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mata-Mata Ratu Maharani

"ada apa ini ramai ramai?" Tanya Kinanti yang baru saja keluar dari semak semak.

Ya selama ini Irma menyimpan perasaan kepada Angga, namun Angga selalu menolak Irma karena Angga tidak ingin keluarganya terjatuh ke dunia bawah tanah, sebuah dunia yang hanya di penuhi dengan darah. Uang lebih penting dari pada nyawa apabila terlibat dalam bisnis dunia bawah tanah.

"Sialan! Jalang itu Ternyata masih hidup, aku kira dia sudah mati di bawa penghuni Gunung ini.." Batin Irma dengan sangat geram.

"Awas saja kamu Kinanti, aku pasti akan membuat citramu buruk di depan Angga! Apapun yang terjadi Angga harus menjadi milikku!" Imbuhnya dengan ganas.

Nona Irma kemudian berbalik dan berjalan pergi begitu saja meninggalkan tempat ini.

"Kamu kemana aja Kinanti? Kok tiba tiba hilang gitu aja?" Tanya Sera dengan nada pilu.

Semua orang terlihat menyimak dengan sangat serius jawaban dari Kinanti.

Kinanti tersenyum kemudian berucap, "maaf ya aku sudah membuat kalian khawatir..." ucapnya kemudian dia menjelaskan tentang dirinya yang tersesat di jalur yang menghubungkan pos 3 dengan pos 2.

Kinanti menceritakan setiap kejadian aneh di mana ia hanya berputar putar tidak menemukan jalan keluar hingga akhirnya di selamatkan oleh Puan Maheswari.

"Lalu kenapa kamu munculnya dari balik semak semak? Aku sedari tadi menatap ke atas Gunung namun tidak melihatmu turun." Tanya angga dengan mata menyipit.

"Eh iya juga, ya? Sedari tadi aku juga menatap ke atas dan tidak melihatmu turun gunung Kinanti." Sahut Juanda.

"Dan di mana wanita yang bernama Puan Maheswari itu? Kenapa tidak ada?" Sahut Rahman.

"Hah?!" Kinanti kaget bukan kepalang mendengar hal ini, dia berani bersumpah bahwa dia berjalan menuruni gunung namun mengapa dirinya keluar dari balik semak semak?

Kinanti kemudian menatap sekeliling mencoba mencari di mana keberadaan Puan, namun Kinanti sama sekali tidak melihat keberadaan Puan di sini.

Mata Kinanti melebar ketika dia menduga sesuatu yang paling masuk akal, yaitu Puan adalah makhluk halus!

"Di... dia tadi bersama denganku." Ucap Kinanti.

Tiba tiba seorang petugas pendakian muncul sembari membawa sebuah secarik kertas, wajahnya terlihat sangat panik, "Tunggu dulu! Apakah yang mbak maksud dengan Puan Maheswari adalah seorang wanita cantik yang membawa tas besar?" Tanya Petugas itu.

Kinanti menganggukan kepalanya dengan cepat seperti anak ayam yang mematuk beras.

"Ta-- tahun lalu ada seorang pendaki yang tewas di Gunung ini karena tergelincir masuk ke dalam jurang, dan namanya adalah Puan Maheswari.." Ucap petugas itu yang membuat semua orang tercengang.

"Hah! Ja--jadi sedari tadi aku ngobrol sama setan?" Tanya Kinanti dalam hatinya.

Wira yang menyimak dari kejauhan juga kaget bukan kepalang, siapa sangka nama yang ia gunakan sama persis seperti pendaki yang tewas tahun lalu, padahal Wira hanya mengarang nama itu dan dia menggunakan tubuh wanita itu karena imajinasinya saja tidak lebih.

Wira tampak melongo, °o°

Sera menepuk pundak Kinanti yang terlibat panik.

"Sudahlah tidak usah di bahas kejadian itu, yang terpenting sekarang adalah Kinanti sudah kembali dalam keadaan baik baik saja, terlepas dari arwah Puan yang menolongnya." Ucap Sera mencoba menenangkan Kinanti.

Semua orang menganggukan kepalanya, akhirnya mereka semua kembali berjalan menuruni gunung dengan perasaan lega. Sebisa mungkin mereka saling berjaga dan waspada agar tidak ada yang menghilang lagi.

***

Sementara itu di alam Ghaib Gunung Lawu.

Terlihat sebuah pemandangan desa dan pasar yang membentang luas di alam Ghaib ini, sementara di tengah tengah desa terdapat sebuah istana yang berdiri kokoh dengan pagar yang terbuat dari emas.

Prajurit prajurit terlihat berdiri tegak menjaga istana tersebut, tidak hanya itu beberapa prajurit juga terlihat menunggangi kuda mengelilingi desa.

Di ruangan istana yang sangat megah, di sudut Ruangan tersebut terlihat ada sebuah singgah sanah yang terlihat sangat indah karena ukiran ukiran emas yang terkesan sangat kuno,

Gagang singgah sana tersebut juga berbentuk naga memberikan kesan mengerikan tersendiri.

Duduk di singgah sanah tersebut seorang pria paruh baya penuh dengan penuh wibawa, di tambah dengan mahkota emas yang bertengger mantab di kepalanya menambahkan kesan menakjubkan.

Dia adalah Raja Paku Alam, seorang Raja lelembut yang menguasai Wilayah alam Ghaib sekitar Gunung Lawu.

Di bawah kursi singgah sanah terlihat ada beberapa kursi yang bentuknya mirip seperti drum, bedanya lebih besar.

Duduklah para tetua dan putri kerajaan di kursi kursi tersebut.

Suasana sangat hening pada saat ini, mereka semua sedang menyimak dengan serius apa yang hendak di sampaikan oleh salah satu tetua.

"Maaf Baginda Raja Paku Alam, hamba benar benar tidak salah lihat wanita misterius itu dia mampu mengeluarkan Ajian tangan bayangan." Ucap kakek tua yang tadi menyaksikan Wira menyelamatkan Kinanti.

"Hmmm..." Raja Paku Alam bergumam pelan, dia kemudian berucap, "sepertinya apa yang di katakan tetua Joyo bukanlah berita bohong, wanita misterius itu pasti dia tahu sesuatu tentang Wira Gendeng atau mungkin Wanita itu mengetahui di mana letak keberadaan mustika hitam, merah dan putih yang merupakan 3 mustika pelengkap kalung kencono Sukmo."

Semua tetua menganggukan kepalanya, begitu pula dengan putri kerajaan.

"Kita harus mencari dimana keberadaan wanita misterius itu, pasti dia belum pergi jauh dari Lereng Gunung Lawu... namun siapa makhluk yang cocok untuk mengemban misi ini? Apakah kalian memiliki saran?" Tanya Raja Paku Alam.

Semua tetua terlihat saling pandang, mereka seolah saling memberikan isyarat untuk menyampaikan saran.

"Maaf Baginda Raja, seluruh pasukan pada saat ini sedang siaga penuh, semua prajurit dan Patih kerajaan sedang mencari mata mata kiriman Ratu Maharani yang sangat pandai menghilangkan jejaknya itu.." Ucap Salah satu tetua.

Raja Paku Alam terdiam memang semua prajurit dan Patih sedang dalam siaga penuh pada saat ini, karena Ratu Maharani menyusupkan mata mata yang sangat pandai menyembunyikan jejak dan auranya.

Siapa sangka di keheningan ini putri kerajaan yang bernama Putri Ayu Jagad Maheswari berdiri, "ayah biarkan aku saja yang mengemban tugas ini, aku pasti akan membongkar siapa sosok wanita misterius itu dan mengapa dia bisa menguasai Ajian tangan bayangan..." ucapnya yang membuat semua lelembut memandanginya.

Apa yang tidak di ketahui oleh semua lelembut yang berada di ruangan mewah ini, terlihat sesosok lembut yang mengenakan pakaian pelayan dan membawa nampan tersenyum sinis dari balik tembok.

Pelayan itu menempelkan telinga kanannya yang sebesar telinga gajah di tembok tersebut, dia tersenyum kemudian berjalan pergi, tiba tiba telinganya kanannya kembali normal layaknya telinga lelembut lainnya.

"Menarik... sepertinya aku harus melaporkan apa yang aku dengar kepada Ratu Maharani." Batinnya sembari tersenyum sinis.

1
Tini Nurhenti
yg byk thor up nya
Tini Nurhenti
kinanti yg di cari x ea wir ??👍
Tini Nurhenti
ada yg ngompol gk thor 😄😄🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!