NovelToon NovelToon
Menjebak Jodoh

Menjebak Jodoh

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Pernikahan Kilat / Romansa
Popularitas:73.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yutantia 10

Jodoh dicari ✖️

Jodoh dijebak ✔️

Demi membatalkan perjodohan yang diatur Ayahnya, Ivy menjebak laki-laki di sebuah club malam untuk tidur dengannya. Apapun caranya, meski bagi orang lain di luar nalar, tetap ia lakukan karena tak ingin seperti kakaknya, yang menjadi korban perjodohan dan sekarang mengalami KDRT.

Saat acara penentuan tanggal pernikahan, dia letakkan testpack garis dua di atas meja yang langsung membuat semua orang syok. ivy berhasil membatalkan pernikahan tersebut sekaligus membuat Ayahnya malu. Namun rencana yang ia fikir berhasil tersebut, ternyata tak seratus persen berhasil, ia dipaksa menikah dengan ayah janin dalam kandungan yang ternyata anak konglomerat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23

"Tara.... "

Begitu Yasa menekan tombol hijau, wajah Alice langsung tampak di layar ponselnya. Gadis itu, dengan senyuman lebarnya, menunjukkan dua buah tiket konser.

"Dua buah tiket konser Sheila On 7, awas kalau kamu nolak!" Alice melotot. "Ini tiket VIP, gak murah. Gue beli dari nyongkel tabungan, awas lo pakai alasan ABCD buat nolak."

Yasa tersenyum simpul, mengusap tengkuk dengan sebelah tangan sambil berfikir keras, bagaimana caranya untuk memberi tahu Ivy jika ia akan segera menikah. Biasanya, mulutnya akan lancar sekali nolak setiap ajakan Alice, namun entah kenapa kali ini, lidahnya mendadak kelu. Setiap kata yang ingin ia keluarkan, tertahan di tenggorokannya.

Konser tersebut diselenggarakan bulan depan, bagaimana ia tahu, karena sebagai penggemar SO7, ia selalu cari tahu kapan jadwal band favoritnya itu konser. Mungkin saat itu, ia sudah menikah dengan Ivy. Tak ada perasaan spesial di hatinya untuk Alice, namun bukan berarti, ia bisa menyakitinya. Ia menyayanginya, namun tak lebih, sayang sebagai saudara.

"Ish, kebiasaan deh, diajak ngomong malah ngelamun," Alice berdecak kesal, bibirnya monyong ke depan. "Kenapa pesanku dari kemarin cuma di read doang, gak dibales?"

"Males."

"Dasar!"

"Besok gue gajian. Weekend, kita jalan yuk, gue traktir."

"Simpen aja duit lo, ditabung."

"Buat apa nabung, kan calon suami aku udah kaya raya, hahaha." Tawanya begitu lepas, namun membuat Yasa justru sedih. Ada perasaan takut di hatinya, takut tak bisa lagi melihat tawa lepas seorang Alice.

"Sayang..." panggil Alice.

Yasa langsung berdecak kesal. "Jangan panggil gua sayang!"

Alice seketika cemberut, "Tapi kan emang sayang akunya sama kamu, Ilyasa."

Yasa terdiam, membuang nafas berat sambil mengusap kening. "Jangan terlalu ngarep lebih ke gue, El. Gue takut lo sakit hati nantinya."

"Bodo amat!" Alice memutar kedua bola matanya malas. "Prinsip aku, kamu tolak 1000 kali, aku kejar 1001 kali. Hahaha," tawanya lagi-lagi pecah.

Yasa tersenyum kecut. "Udah, gue mau tidur."

"Yah... bentar lagi dong, masih kangen ayang."

Yasa mendengus kesal. "Cari pacar sana, jangan nguber gue mulu. Capek gue, gak bisa duduk santai, lo kejar terus."

"Kan cintaku sudah berhenti di kamu. Kalau kata Bang Virgoun, telah habis sudah cinta ini tak lagi tersisa, untuk dunia karena tlah ku habiskan sisa hidupku hanya untukmu." Ia bernyanyi penuh penghayatan.

"El... " panggil Yasa, menatap Alice nanar.

"Iya sayang."

"Please, berhenti ngejar gue ya."

"Enggak!"

"Lo bakalan sakit hati, El."

"Gak peduli."

Yasa membuang nafas berat, Alice terlalu bebal untuk dinasehati.

Setelah video call berakhir, Yasa kembali menatap hasil tes DNA. Tiba-tiba, teringat kembali bagaimana ia dan Ivy bertemu. Alice, sepupunya itu sudah mengejarnya bertahun-tahun, dan sekarang, takdir seperti sedang bercanda, ia harus menikah dengan wanita yang baru hadir dalam hidupnya. Wanita yang baru hadir, tapi mampu mengalahkan telak seseorang yang sudah berjuang tahun-tahunan.

Jika selama ini ia sering jengkel pada Alice yang tak kenal lelah mengejarnya, sekarang ia merasa kasihan padanya. Sering ia ngomel, bilang pada Alice, gimana caranya untuk membuat wanita itu berhenti mengejarnya, dan sekarang, saat ia telah berhasil mendapatkan caranya, alih-alih bahagia, kenapa rasanya ia malah sedih. Ia kasihan pada sepupunya itu. Alice wanita yang baik, cantik, mandiri, ceria, banyak laki-laki yang suka padanya, tapi malah memilih, mengejarnya.

Sore ini, Yasa datang ke tempat yang sebelumnya sudah di share oleh Ivy. Sebuah ruko bertingkat dua yang ukurannya tak terlalu besar. Ada tulisan ISYA BEAUTY dibagian depannya. Setelah mengirim pesan jika ia sudah ada di luar, beberapa saat kemudian Ivy keluar. Dengan outfit seperti biasa, khas Ivy, celana jeans dan crop top.

"Lama ya nunggu?" Ivy menghampiri Yasa yang berdiri di samping mobilnya.

"Enggak kok," Yasa tersenyum simpul. Ia menatap perut Ivy yang sedikit kelihatan saat bergerak karena kaos yang terlalu pendek. Jujur, ia kurang nyaman. Juga celana jeans yang sangat ketat, yang membuat ia yang melihat saja, sudah sesak.

"A, ada apa sih?" Ivy memperhatikan diri sendiri, merasa tatapan Yasa agak lain.

"Enggak kok."

"Ya udah, ayo masuk, kita ngobrol di dalam." Ivy berjalan lebih dulu, sementara Yasa mengekor di dalamnya.

Hawa dingin langsung menyergap begitu keduanya masuk, bertolak belakang dengan udara di luaran tadi yang lumayan panas. Selain sofa dan neon box bertuliskan isya beauty, ada juga etalase berukuran sedang yang berisi produk-produk skincare. Hal pertama yang di dengar Yasa di dalam, adalah suara orang yang sepertinya sedang live jualan, entah di ruangan yang mana.

"Lo kerja disini, Vy?" Yasa memang belum tahu perihal usaha Ivy, celingukan, memperhatikan tempat yang lumayan sepi tersebut. Bukan lumayan sebenarnya, tapi memang sepi. Selain suara orang live, ia tak melihat ada orang lain selain Ivy.

"Baru ngerintis, Yas."

"Ngerintis?" Yasa mengernyit.

"Iya, jualan skincare."

"Hah, lo punya usaha jualan skincare?" Hal pertama yang terlintas di kepalanya, adalah beberapa bos skincare yang sering flexing di sosial media. Dan kesimpulannya, Ivy pasti punya penghasilan besar, sementara dia... Ah jadi insecure.

"Bukan pure usaha gue sih, tapi join sama teman." Mereka terus berjalan menaiki satu persatu anak tangga. "Gue juga masih kerja di perusahaan bokap, ini cuma sampingan aja. Belum ada toko fisik sih, baru mulai jualan online sama promo-promo ke kenalan. Siapa tahu, lo mau jadi seles gue," ia tertawa cekikikan. "Ciwi-ciwi pasti suka tuh, kalau salesnya secakep elo." Ia menoleh untuk melihat tanggapan Yasa, namun yang ia lihat, justru wajah yang tampak frustasi. "Yas, kenapa?" langkah kakinya terhenti, yang sontak, juga membuat Yasa berhenti.

Yasa tersenyum simpul sambil garuk-garuk kepala. "Gue belum kerja, Vy."

Ivy mengernyit bingung, "Emang, tadi gue ada nanya ya?"

"Ya enggak sih, cuma ngasih tahu aja." Entahlah, fikirannya makin kacau saat tahu selain kerja kantoran, Ivy juga punya bisnis lain. Sebagai anak orang kaya, tampan, dan punya otak cerdas, baru kali ini Yasa merasa insecure.

"Gue tahu apa yang lo fikirkan. Dan saran gue, buang jauh-jauh fikiran itu. Gue gak ada maksa lo nikah. Kalau lo gak siap, gak nyaman, dan lo merasa terpaksa, gak usah dilanjutkan ini semua. Gue gak mau semakin bersalah karena membuat lo merasa tertekan."

Keduanya sama-sama diam untuk beberapa saat, hingga sebuah kalimat meluncur dari bibir Yasa. "Gue siap kok."

"Mbak Ivy!" seru seorang wanita dengan suara cemprengnya saat Ivy dan Yasa sampai di lantai dua. Wanita berpakaian serba pink sekaligus memakai jepit pink itu, langsung memperhatikan Yasa. "Calon karyawan baru ya? Pinter Mbak Ivy nyari pegawai, ganteng," mengedipkan sebelah mata sambil menyolek pipi Yasa.

"Heh!" Ivy langsung menepis tangan Firli. "Gak usah nganjen."

Firli langsung nyengir. "Namanya siapa Mas? Eh, mas atau dek ya, keliatan masih muda banget. Kenalin, aku Firli," mengulurkan tangan.

Yasa hendak menerima uluran tangan Firli, namun lebih dulu, Ivy menarik tangannya.

"Ayo Yas, keruangan gue."

Firli berdecak kesal sambil menghentakkan kaki ke lantai. Cemberut melihat Ivy menarik Yasa ke ruangannya. Ia langsung ngikut, tapi...

Brakk

Firli terjingkat kaget sampai jantungnya terasa mau meloncat ketika hendak masuk, pintu malah udah dibanting dari dalam, hampir saja mukanya mencium pintu yang keras itu. Ia menarik handle, berusaha membuka, sayang dikunci dari dalam. "Hei, dilarang berduaan, orang ketiganya setan!" teriaknya.

"Dasar pegawai gak ada akhlak," gerutu Ivy.

Kesal tak ditanggapi, Firli masih saja ngoceh. "Hati-hati kalau berduaan. Awas pas keluar langsung bunting."

"Udah bunting pun!" teriak Ivy.

Yasa nyengir sambil garuk-garuk kepala. Ia baru tahu kalau ada suasa kerja semacam ini.

1
Mamah Nisa
cibta sendirian itu sangat menyakitkan....
sakura🇵🇸
sabar ya alice,semoga nanti kamu dapat pasangan yang baik juga🥺
kasian juga,apa ini karma karena mamanya dulu ngrebut calon suami mama sani😭😭
kasian banget anaknya yg harus nanggung dosa orang tuanya
sakura🇵🇸
heeemmm klo kayak gini kamu jadi salah posisi sih el...
soalnya kalian memang g ada hubungan,jangan2 rasa itu bukan cinta tp obsesi ya?karena ditolak terus sama yasa,alice jd semacam penasaran dan ingin memiliki
jumirah slavina
ngapain minta maaf mulu sih...
lu hamidun d'luar nikah emank salah.,
minta maaf sm Allah bukan sm dia...
orang kamu gak tau apa² tentang dia..
itu nama'y jodoh elu ntu s' Ilyas...

prihatin boleh atas rasa yg d'miliki Alis kandas tapi itu salah dia juga udah d'tolak Ilyas berulang kali., itu nama'y gak jodoh...
aleena: ngamuk mak ngamuk, kita apain ivy
tpi udah terlanjur Hamil gimana dong😔😔😔
total 2 replies
jumirah slavina
sebenar'y Yasa gak salah lo
jumirah slavina
jederrrrrrr...
bumi gonjang ganjing.....
Kar Genjreng
judaaaarrr bagai di sambar guludug ga si Elice 💔langsung potek hati nya Alice langsung kicep tidak berani membuka
mulutnya lagi,,,, runtuh seketika dunia Alice,,, langsung lemes dengkul nya ya El
kurang Gresek bagaimana lagi coba
padahal sudah berjuang sekuat tenaga
ternyata. Bang Yasa mau menikah maaf
El Bang Yasa sudah. bercocok benihya
,😭😭😭😭 kasian sekali niat antar
rendang malah rendang hati,,,
Esther Lestari
Kasihan Alice...tapi kan selama 5 tahun ini, bagaimanapun Alice ngejar Yasa, menyatakan cinta, kenyataannya Yasa gak pernah menanggapi.
Jadi Alice terlalu pede dan berharap.
Kasihan Ivy, pasti merasa bersalah sudah merebut Yasa.
MACA
sesakit lis😭😭😭😭
Rina Damayanti
kasian si alice tp lebih kasian ivy, hidup tanpa cinta seorang ayah tertekan abis ini ivy merasa bersalah takut makin gak mau di nikahin yasa karna ngerasa gak enak
Esther Lestari
Itu calon istri ayangmu Alice.
Duh gak kebayang gimana reaksi Alice
Yuyun Yunita
hancur banget itu hati nya alice😔
semoga alice gk terpuruk😔
dan semoga ada pengganti yasa.. semangat ya alice💪dunia gk akan kiamat walaupun jodohmu bukan yasa
MACA
jeder jeder⚡⚡⚡⚡⚡
Septi
huahhh sakit hati pastinya Alice
Septi
Nuh dan Yasa kompak ngebully 🤣
Eva Karmita
💔💔💔💔 Yasa kenapa langsung to the poin kasihan Alice langsung patah hati luka tapi tidak berdarah 💔🥺😭
Rahmawati
hah kepotek potek dah hati alice
Siti Dede
Serasa disambar petir tante Alice Tembok
Oma Gavin
wkwkwk Alice kalah gercep sama Ivy jadinya yg dapet yasa yg berani jebak hingga hamil, maaf ya alice ternyata jodohnya ivy
lyani
nggak usah mencak2 Al.....kalian memang blm jodoh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!