NovelToon NovelToon
MR. LEONARDO

MR. LEONARDO

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta setelah menikah / Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: nura_12

Leonardo, seorang pria berusia 30 tahun pengusaha kaya raya dengan aura gelap. Dari luar kehidupan nya tampak sempurna.

Namun siapa yang tahu kalau pernikahannya penuh kehampaan, bahkan Aurelia. Sang istri menyuruhnya untuk menikah lagi, karna Aurelia tidak akan pernah bisa memberi apa yang Leo inginkan dan dia tidak akan pernah bisa membahagiakan suaminya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nura_12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak boleh egois

Arinda terbangun dari tidurnya. Jam di dinding menunjukkan pukul sepuluh malam. Pandangan matanya masih buram ketika ia menyadari ada Leo yang duduk di meja kerja - meja yang entah sejak kapan ada di kamar itu. Ia tak ingat pernah melihatnya sebelumnya.

Cahaya lampu meja menerangi sebagian wajah Leo, membuat bayangan lembut di pipinya.

Leo menatap layar laptop dengan ekspresi serius, namun matanya bergerak begitu menyadari Arinda mulai menggeliat. Tanpa berkata apa-apa, ia menutup laptopnya dan menoleh.

"Sudah bangun baby?" suaranya rendah lembut.

Arinda mengangguk dan memegang ujung selimut untuk menutupi tubuhnya yang tidak mengenakan pakaian.

Leo mengulurkan tangannya untuk memberi Arinda minum. "Minum Baby."

Arinda menerima segelas Air dan meneguknya hingga kandas.

Arinda mengangguk pelan saat Leo menerima gelas kosong itu, Arinda masih memegang ujung selimut. “Makasih Mas… udah jam berapa?”

“Sudah malam,” jawab Leo sambil berdiri. Lalu menghampiri ranjang dan duduk di tepi kasur.

“Mas belum tidur?” tanyanya.

Leo tersenyum kecil. “Belum. Lagi beresin laporan dari Singapura.” Ia menatap wajah Arinda lembut. “Tapi sekarang udah nggak penting. Yang penting kamu udah bangun, Baby.”

Arinda menunduk, senyumnya malu-malu. Leo mengulurkan tangan, mengusap lembut rambutnya yang berantakan. “Kamu capek, ya?”

“Sedikit,” jawab Arinda pelan, matanya menatap Leo yang kini menunduk menatapnya.

Arinda mencoba bangkit dari tempat tidur, tapi tubuhnya terasa lemas. Begitu kakinya bergerak sedikit, ia meringis pelan.

“Mas…” panggilnya lirih, “kayaknya Arin nggak bisa jalan.”

Leo yang masih duduk di tepi ranjang langsung menoleh cepat. Tatapannya berubah lembut, ada sedikit khawatir di dalamnya.

“Sakit?” tanyanya sambil mendekat.

Arinda mengangguk pelan. “Iya, Mas… agak pegal, dan sepertinya lecet.”

Tanpa banyak bicara, Leo berjongkok di depan ranjang, lalu menatap istrinya. “Ayo, Mas bantu.”

Sebelum Arinda sempat protes, Leo sudah menyelimutinya dengan rapi, memastikan tubuh mungil itu tertutup sepenuhnya oleh selimut tebal. Dengan hati-hati, ia menyelipkan satu tangan di bawah lutut Arinda dan satu lagi di belakang punggungnya.

“Mas… nggak usah, Arin bisa sendiri,” gumam Arinda, wajahnya memerah malu.

Leo hanya menatapnya sebentar, lalu tersenyum tipis. “Nggak perlu maksa. Kamu tinggal diam aja, biar Mas yang urus, Baby.”

Dan tanpa menunggu jawaban, Leo mengangkat Arinda dari tempat tidur dengan mudah. Selimut masih membungkus tubuhnya, hanya menyisakan wajah kecil yang menunduk malu di dada suaminya.

Arinda bersandar di bahu Leo, mencium samar wangi sabun dan parfum maskulin yang familiar. Langkah Leo mantap menuju kamar mandi, setiap gerakan terasa hati-hati seolah ia sedang membawa sesuatu yang sangat berharga.

Begitu sampai di depan kamar mandi, Leo menatap wajah istrinya sebentar.

“Mau Mas bantu, atau kamu mau duduk dulu di kursi sini?” tanyanya lembut, menunjuk bangku kecil di dekat pintu.

Arinda menunduk pelan, masih tersipu. “Duduk aja dulu, Mas.”

Leo mengangguk, lalu menurunkan Arinda perlahan ke bangku itu. Ia memastikan selimutnya tetap rapat menutupi tubuh istrinya sebelum berdiri lagi.

“Mas sediakan air hangat ya, biar kamu lebih enak,” katanya sambil menyalakan keran.

Arinda tersenyum kecil, matanya menatap punggung Leo yang sibuk menyiapkan air. Dalam hati, ia merasa hangat—bukan hanya karena air yang mulai mengalir, tapi karena perhatian tulus dari lelaki yang kini menjadi tempat pulangnya.

Uap hangat masih menempel di kulit Arinda ketika ia keluar dari kamar mandi. Langkahnya pelan dan sedikit terseok—kakinya belum sepenuhnya kuat. Pandangannya menyapu kamar yang kini sepi; Leo tidak ada di sana.

Ia menarik napas pelan dan berjalan menuju lemari. Di sana sudah tersusun beberapa piyama baru. Tangannya terulur, memilih satu yang paling lembut: satin berwarna lembut yang tampak berkilau di bawah lampu kamar.

Begitu memakainya, Arinda berdiri di depan cermin, memandangi dirinya dengan wajah polos. Ia mengerutkan dahi, jemarinya memainkan ujung dress tidur itu.

“Kenapa nggak ada motif lain ya?” gumamnya lirih. “Kayak piyama kancing gitu… ini semuanya tipis begini.”

Nada suaranya benar-benar lugu—penuh kebingungan, tapi justru membuatnya tampak menggemaskan.

Tepat saat itu, suara pintu kamar terbuka pelan. Arinda menoleh spontan. Leo masuk sambil membawa nampan berisi semangkuk sup hangat. Aroma kaldu lembut langsung mengisi ruangan.

Leo berjalan mendekat, langkahnya tenang dan mantap. Saat jarak mereka tinggal beberapa langkah, ia meletakkan sup di meja kecil dekat ranjang, lalu menatap istrinya yang berdiri kikuk di depan cermin.

Tatapan dingin khas Leo kini berganti dengan kehangatan yang jarang muncul. Ia mendekat dan, tanpa banyak bicara, menunduk sedikit lalu mencium lembut kening Arinda.

“Makan dulu, Baby,” katanya dengan suara rendah dan lembut.

Panggilan itu membuat wajah Arinda seketika merona. Ia menunduk cepat, menggigit bibir bawah menahan senyum malu. “M-mas…” hanya itu yang bisa keluar dari bibirnya.

Leo tersenyum tipis, lalu membantu Arinda duduk di tepi ranjang. “Pelan-pelan aja. Mas udah buatin sup ayam, masih hangat. Biar perutnya enak.”

Arinda menatap mangkuk sup itu, lalu memandang Leo lagi. “Mas yang masak?” tanyanya polos.

Leo mengangguk ringan. “Sedikit bantuin Arsen kepala koki.”

Senyum kecil muncul di wajah Arinda. Ia mengambil sendoknya perlahan dan meniup permukaan sup yang masih mengepul. Leo memperhatikan setiap gerakannya, matanya tak lepas sedikit pun dari wajah lugu istrinya.

Di balik ketegasan dan dinginnya sikap Leo selama ini, ada kelembutan yang hanya muncul ketika bersama Arinda—gadis polos yang tanpa sadar meluruhkan tembok hatinya.

Cahaya pagi menembus tirai putih, menyebar lembut ke seluruh ruangan. Kamar Arinda terasa lapang dengan dinding berwarna krem muda, Pintu kamar terbuka.

Sofia masuk ke kamar nona nya disana hanya ada Arinda, Leo sudah tidak ada sejak pukul 6 pagi karna ada urusan.

"selamat pagi nona Arin." sapa Sofia melihat Arinda duduk di depan meja rias.

"Mbak, Arinda boleh minta tolong buat rambut Arinda seperti di salon salon gitu." pinta Arinda membuat Sofia tersenyum.

"Tentu saja nona, itu sudah tugas saya. Mari saya tata rambut anda."

Sofia langsung mengeluarkan peralatan salon di lemari milik nona nya, dia mulai memberi vitamin rambut terlebih dahulu. Tapi dia gagal fokus melihat tengkuk dan leher depan nona nya warna merah keunguan.

Dia mencoba berdehem sejenak, nona nya sangat lugu sehingga jejak seperti ini dia tidak tahu. "Apakah nona tidur nyenyak tadi malam?" tanya Sofia

Arinda menggeleng lalu mengangguk wajahnya kelihatan merah merona. Sofia sudah paham dan mulai menggoda majikannya yang lugu itu.

"Apakah Tuan tadi malam di sini nona?" tanya Sofia sebenarnya ini lancang tapi dia juga merasa bahagia kalau jawabannya 'iya'

Arinda mengangguk lalu menatap Sofia dari cermin. "Apakah sebelum menikah sama Arin, Tuan Leo sering ke kamar nyonya Aurelia, Mbak?"

Sofia diam sejenak. "Sebaiknya nona tanya saja ke Tuan, karna saya juga tidak terlalu memperhatikan itu."

Arinda menjadi lesu, entah kenapa rasa nya dia sedih tapi dia juga tidak boleh egois, karna status nya hanya istri kedua.

1
Khalisa
kyknya seru nih cerita
CantStopWontstop
Makin suka sama cerita ini.
Luna de queso🌙🧀
Gak sabar next chapter.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!