NovelToon NovelToon
Cincin Hitam Incaran Banyak Orang

Cincin Hitam Incaran Banyak Orang

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Action / Kaya Raya / Idola sekolah
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Di Persingkat Saja DPS

Cincin Hitam itu bukan sembarangan perhiasan.
Cincin itu adalah sebuah kunci bagi seseorang untuk merubah hidupnya dalam waktu yang sangat singkat.
karena cincin itu adalah sebuah kunci untuk mewarisi kekayaan dari seseorang yang teramat kaya.
Dan dari sekian banyak orang yang mencarinya cincin itu malah jatuh pada seorang pemuda yang mana pemuda itu akan jadi ahli waris dari kekayaan yang tidak terhingga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Di Persingkat Saja DPS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mana mungkin aku akan datang lagi

Keesokan harinya di sekolah.

Aku yang sedang duduk di mejaku dengan tenang langsung di ganggu oleh si Karina.

Ia sekonyong-konyong berkata seperti ini. "Sepulang sekolah datang ke rumahku!" Nada bicaranya memerintah.

Aku yang masih ingat dengan jelas kejadian kemarin mana mungkin kau datang lagi. Buang-buang waktu saja.

Dalam diam aku melirik ke arah luar dimana di sana orang-orang masih berdatangan.

Karena aku tidak menjawab apa-apa si Karina merasa heran dan sempat melirik ke arahku dengan heran.

Ia tidak bicara, ia hanya diam memperhatikanku sejenak kemudian berkata lagi. "Aku ulangi. Sepulang sekolah datang ke rumahku!"

Masih tidak aku hiraukan.

Malas sekali aku harus menurutinya apalagi sepulang sekolah ini aku ada kegiatan bersama para santri.

Ketika sekolah usai dan semua siswanya pada pulang termasuk aku.

Hanya saja waktu itu aku tidak berjalan ke jalan biasa yang aku lalui karena aku berencana langsung pergi ke tempat di mana aku dan para santri janjian.

Waktu itu aku bergegas hingga tidak menunggu Karina ataupun Devina.

Jadi ketika Karina sampai di gerbang sekolah ia menungguku karena berpikir aku mungkin ketinggalan.

Tapi setelah di tunggu selama satu jam aku tidak kunjung muncul.

Wajah Karina pada saat itu terlihat menyeramkan.

Ia muram dengan sorot mata seakan ia mau membunuh seseorang. "Orang ini... Beraninya dia tidak mendengarkanku!"

Baru ia sadar kalau aku sudah pulang duluan.

Karena itu si Karina akhirnya pulang dengan perasaan marah dan dalam pikirannya ia mungkin sedang memukuliku.

Di sisi lain aku dan para santri sedang berada di pasar rakyat yang sangat ramai.

Dalam waktu satu jam ini kami telah belanja banyak barang karena berniat mengadakan acara amal.

Sebenarnya yang beramal bukan sepenuhnya dari kami tapi dari orang-orang baik yang biasa menyumbang ke pesantren.

Ketika mereka tahu kalau kamu akan mengadakan amal kecil-kecilan mereka malah menyumbang banyak uang hingga kegiatan amal yang tadinya mau kecil-kecilan saja kini berubah.

Rencananya kami mau mengumpulkan orang-orang miskin, pengemis dan anak-anak yatim untuk di beri bantuan.

Setelah di rasa cukup aku dan para santri ingin langsung pulang, tapi...

Kringg!!

Salah satu santri tiba-tiba mendapatkan panggilan yang langsung di angkat olehnya tanpa buang waktu lagi. "Assalamualaikum!..."

"Oh. Ada kok di sini... Baik, saya akan berikan pada Raihan!" Hpnya di berikan padaku sambil berkata. "Ini dari kiyai!"

Langsung aku mengambilnya dan berbicara dengan bapakku. "Iya pak, ada apa!?..." Alis mataku mengernyit.

"Loh! Kok tiba-tiba sekali sih!?"

"Mau bagiamana lagi. Tadi ada orang misterius yang menyumbang uang dengan nominal yang tidak main-main!"

"Beliau hanya bilang kalau beliau ingin membantu dalam kegiatan amal kita tanpa memberitahu apa-apa soal dirinya. Bahkan namanya ataupun wajahnya saja bapak tidak tahu!" Perasaanku campur aduk.

Aku agak terpukau dengan si penyumbang yang dengan tulus memberi uang tanpa sedikitpun memberitahukan identitasnya.

Tapi masalahnya dengan yang sebanyak itu kami harus mengatur ulang apa saja yang perlu di beli, berapa jumlah anak yatim dan fakir yang bisa mendapatkan uang dan hal lainnya.

Masalahnya waktu mepet sekali karena lusa akan di langsungkan kegiatannya dan orang-orang juga sudah di beritahu untuk datang lusa.

Kalau nanti jadwalnya di mundurkan bisa-bisanya muncul rasa kecewa atau yang paling parah mereka akan menyangka kalau kami mau mempermainkan mereka.

"Ini sulit... Sebaiknya kita atur lagi dari awal. Raihan akan pulang sekarang dan diskusikan di rumah karena tidak mungkin mendiskusikan hal ini dengan telepon!"

"Iya. Kamu cepat pulang ya!" Panggilan tertutup setelah itu.

Aku mengembalikan hp itu pada pemiliknya.

"Ada apa tadi!?" Yang punya hp bertanya padaku dengan raut wajah yang penuh rasa ingin tahu apalagi ketika ia melihat reaksiku ketika bicara tadi.

"Ada masalah tapi sebenarnya bukan masalah, hanya saja... Yah. Sebaiknya kita pulang dan selesaikan di pesantren!" Mereka bingung.

Ada juga rasa khawatir di hati mereka karena nada bicaraku yang terdengar seperti ada masalah saja.

Kami bergegas pulang dan setibanya di rumah aku melihat ada seorang pria baru saja keluar dari rumah.

"Mau pulang pak!?" Aku menyapa orang itu. Si bapak langsung tersenyum padaku dan berkata. "Iya!"

Setelah orangnya pergi aku baru teringat sesuatu.

Dalam hati aku bergumam. 'Hm... Orang itu kan pak Fahru. Tiap bulan ia selalu menyumbang ke sini secara rutin...'

Aku pun masuk dan bertemu dengan bapakku yang mana di sana ternyata uangnya sudah bertambah lagi.

Pak Fahru tadi juga menyumbang untuk kegiatan amal kami.

"Tahu begini harusnya kita jauh-jauh hari mengumumkan akan menggalang dana untuk kegiatan amal!" Aku berkata dengan serius sambil melihat uang yang terkumpul.

Nominal uangnya benar-benar di luar prediksi kami.

"Kan tadinya kita mau beramal dari  uang beberapa orang saja termasuk bapak sendiri. Siapa yang menyangka kalau ternyata banyak orang yang antusias juga!"

Aku berkata sambil mengangguk. "Alhamdulillah. Orang baiknya masih banyak tapi dengan begini tanggung jawab kita bertambah banyak!"

"Mana waktunya mepet sekali lagi!" Mau tidak mau kami memanggil orang-orang sekitar untuk membantu.

Karena kalau tidak begitu maka acaranya tidak akan berjalan sama sekali.

Untungnya kebanyakan warga libur dan dengan sukarela membantu mencatat lebih banyak orang yang berhak mendapatkan bagian dari amal ini.

Dengan begitu cakupan dari amal kami bertambah luas.

Sejak sore itu kami terus bekerja hingga tidak tidur hingga waktu kegiatan amalannya di langsungkan.

Aku sendiri tidak pergi ke sekolah.

Jangankan pergi. Bahkan untuk membuat surat izin saja aku tidak sempat karena sibuk dengan kegiatan amal kami.

Acara berlangsung di lapangan besar dan yang datang ada sangat banyak.

Untuk saja pihak kepolisian mau ikut membantu acara kami karena komandan mereka punya hubungan pertemanan dengan bapakku.

Acara berlangsung kondusif hingga selesai.

Dan setelah acara itu masih ada uang yang tersisa meskipun tidak terlalu banyak.

Setelah berdiskusi dengan orang-orang yang menyumbang mereka bilang untuk memberikan saja uang sisanya itu pada orang-orang yang ikut membantu.

Masing-masing dari mereka mendapatkan bagian meskipun tidak banyak.

Bahkan para santri termasuk aku juga dapat.

Setelah acara selesai kami pun membereskan area yang sebelumnya di gunakan dalam acara amal.

Di rumah Karina pada waktu yang bersamaan.

Pada waktu itu ia ada di kamarnya dengan wajah muram.

Ia sepertinya marah pada sesuatu.

"Kurang ajar kau Raihan. Tidak cuma mengabaikan perkataanku tapi juga berusaha untuk menghindariku!"

"Ia bahkan tidak datang ke sekolah dan tidak ada kabar apapun juga!" Di depan cermin ia menatap dirinya sendiri yang muram.

Tak lama muncul seseorang.

"Permisi nona!" Salah satu pembantu perempuan masuk secara perlahan.

"Ada apa!?"

"Ada kabar dari Kakek anda. Beliau bilang anda harus pulang sebentar karena ada keperluan!" Alis mata Karina agak berkerut.

"Apa tidak di beritahu secara spesifik acara apa itu!?"

Si pembantu langsung menggelengkan kepalanya. "Tidak!"

Karina sempat diam untuk mengira-ngira ada acara apa hingga ia di panggil secara tiba-tiba seperti ini.

"Baiklah. Kau bisa pergi sekarang!" Si pembantu mengangguk kemudian pergi.

Tapi setelah ia berjalan cukup jauh dari Kamarnya Karina ia tiba-tiba tersenyum secara misterius.

1
Intan Melani
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!