NovelToon NovelToon
Gadis Incaran Gangster Hyper

Gadis Incaran Gangster Hyper

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Mafia / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:57.6k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Cole Han, gangster paling ditakuti di Shanghai, dikenal dingin dan tak tersentuh oleh pesona wanita mana pun. Namun, semua berubah saat matanya tertuju pada Lillian Mei, gadis polos yang tak pernah bersinggungan dengan dunia kelam sepertinya.

Malam kelam itu menghancurkan hidup Lillian. Ia terjebak dalam trauma dan mimpi buruk yang terus menghantuinya, sementara Cole justru tak bisa melepaskan bayangan gadis yang untuk pertama kalinya membangkitkan hasratnya.

Tak peduli pada luka yang ia tinggalkan, Cole Han memaksa Lillian masuk ke dalam kehidupannya—menjadi istrinya, tak peduli apakah gadis itu mau atau tidak.

Akankah Lillian selamanya terjebak dalam genggaman pria berbahaya itu, atau justru menemukan cara untuk menaklukkan hati sang gangster yang tak tersentuh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Keesokannya, Cole tiba di rumah keluarganya dengan langkah mantap. Udara pagi terasa dingin, tapi hatinya jauh lebih dingin dari itu. Dari ruang makan terdengar suara tawa kecil — Luwis sedang sarapan bersama istrinya, Sammy, dan anak mereka, Will.

“Luwis, mengenai berita itu, walau telah dihapus, tapi banyak pihak yang berharap Cole mundur sebagai pemegang saham,” kata Sammy dengan nada hati-hati, menyendokkan sup ke mangkuknya.

Luwis menatap meja tanpa menjawab. Sementara Will, yang duduk di seberang ibunya, menatap ayahnya dengan ekspresi serius.

“Pa, masalah ini ditimbulkan oleh Kakak. Kalau kita biarkan begitu saja, cepat atau lambat saham kita pasti akan anjlok,” ujarnya dengan suara berat, berusaha terdengar bijak.

Luwis menghela napas panjang. “Mengeluarkan Cole dari perusahaan itu tidak mungkin. Cole berjasa besar terhadap perusahaan.”

“Pa, walaupun begitu, tapi bagi mereka bukan itu yang paling utama saat ini,” sahut Will lagi dengan nada menekan. “Bagaimana kalau kita keluarkan Kakak untuk sementara? Setelah situasi kembali normal, baru kita kembalikan posisinya.”

Sammy menimpali cepat, suaranya lembut tapi penuh siasat. “Benar kata Will. Ini cara terbaik, kenapa kita tidak mencobanya dulu?”

Sebelum Luwis sempat menjawab, suara langkah berat terdengar dari arah pintu.

“Tidak sabar sekali ingin menyingkirkan aku?”

Suara itu membuat ketiganya menoleh serempak. Cole berdiri di ambang pintu, wajahnya tenang tapi sorot matanya menusuk seperti pisau. Ia berjalan perlahan ke meja makan, menatap satu per satu wajah mereka. Sammy langsung kaku di tempatnya, sementara Will terlihat gelisah.

Cole menarik kursi di ujung meja dan duduk tanpa diundang. Suasana hening. Hanya terdengar dentingan sendok yang dijatuhkan Sammy karena gugup.

“Cole, bagaimana… apakah sudah selesai?” tanya Luwis akhirnya, mencoba memecah ketegangan.

“Sudah!” jawab Cole singkat. “Aku ada rencana baru. Besok aku ingin mengadakan rapat di perusahaan.”

Sammy menegakkan punggungnya, bibirnya melengkung sinis. “Rapat? Cole, situasi saat ini—kau yakin ingin hadir? Mereka tidak akan mendengarkanmu.”

Cole menatapnya dingin. “Sebagai wanita rumah tangga, untuk apa kau ikut campur?” ucapnya datar, tapi nada tajamnya menusuk.

Sammy mengepalkan tangan di bawah meja, menahan amarahnya agar tak meledak. Wajahnya memerah, tapi sebelum sempat membalas, Cole melanjutkan, “Kau tidak mengerti urusan bisnis. Yang kau tahu hanyalah urusan bisnis di dunia malam.”

Sendok di tangan Sammy terjatuh, berdenting di piring. “Cole, apa maksudmu?” tanyanya, suaranya bergetar, tapi matanya penuh bara.

Cole mencondongkan tubuh ke depan, menatap langsung ke matanya. “Kenapa? Apa yang aku katakan sangat tepat, bukan? Kalau tidak salah, kenapa harus emosi? Hanya berasal dari dunia malam, apakah kau layak bicara denganku?”

Sammy menahan napas, hampir berdiri, tapi sebelum ia sempat, Will bangkit dengan wajah merah padam.

“Kakak! Karena aku menghormatimu, makanya aku memanggilmu kakak. Tapi bukan berarti kau bisa seenaknya menghina Mamaku!” katanya dengan nada tajam, hampir berteriak.

“Kau juga sama, hanya anak dari hasil selingkuhan. Apakah layak bicara denganku?” ucap Cole dingin, setiap katanya seperti belati yang menembus dada Will.

Will membeku di tempat. Napasnya memburu, matanya membulat, seolah tidak percaya dengan kata-kata yang baru keluar dari mulut kakaknya.

“Kakak... apa yang kau katakan barusan?” suaranya bergetar di antara emosi dan luka.

“Cole!” seru Luwis akhirnya, suaranya tegas namun mengandung nada sedih. Ia menatap anak sulungnya dengan wajah kecewa. “Sammy adalah ibu tirimu, dan Will adalah adikmu. Tidak seharusnya kau berkata seperti itu.”

Cole tertawa pelan — tawa dingin yang tidak membawa kebahagiaan, hanya kepahitan. “Sejak kapan aku mengakui dia sebagai adikku?” katanya sambil berdiri, kedua tangannya mengepal di sisi tubuhnya. Matanya beralih dari Luwis ke Sammy dan kemudian ke Will.

“Hubungan kalian mengorbankan nyawa seseorang. Kalian bertiga hidup bahagia atas penderitaan orang lain.” Suaranya meninggi, bergetar oleh emosi yang selama ini ditahan. “Dia, anak hasil pengkhianatan itu, memiliki orang tua yang lengkap. Sementara aku… kehilangan Mamaku karena ulah kalian. Jadi, apa alasannya aku harus mengakui mereka?”

Cole menarik napas panjang, mencoba menahan emosi yang masih bergejolak.

“Jangan banyak bicara. Besok, kalian berdua harus hadir. Akan ada pertunjukan menarik untuk kalian.”

Tanpa menunggu jawaban, Cole berbalik dan melangkah pergi. Suara langkah sepatunya menggema di sepanjang lorong rumah.

Sammy menepuk lengan Luwis, suaranya penuh kecemasan. “Apa rencana Cole selanjutnya? Kenapa tiba-tiba saja mengadakan rapat?”

“Apa pun yang dia lakukan, demi masa depan perusahaan—Cole tidak akan mengorbankan bisnis keluarga," jawab Cole.

Cole menghentikan langkahnya di depan mobilnya.

“Kalian akan tahu besok apa yang terjadi. Saatnya balas dendam untuk kematian mamaku!” batin Cole, setiap kata bergema seperti palu yang menutup pintu masa lalu.

1
Wine Wins
dobel up
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
merry
jebknn betmen kah itu 🤔🤔
Maria Mariati
Willi bodo 🤣🤣🤣
Maria Mariati
pinter Lilian jangan percaya sama Wili, Cole mana mungkin disentuh sembarangan cewe
Lydia
knp cole gk kasih tau yaa soal will ke lilian ? kasih tau dong spy lilian bisa menghadapi will bgmn
💝F&N💝
lilian jangan percaya begitu saja sama will.
sekarang ini will itu dendam sama cole karena telah di usir dari rumahnya bersama ibunya.
lilian, jangan terpancing oleh foto maupun video itu. lebih baik kau tanyakan langsung sama cole. aku yakin cole itu benar benar cinta kamu bukan cuma mempermainkan kamu saja.
ayo lilian, kamu harus kuat
merry
nikmati dana dr kluarga han bukn trmksih tp nusuk dr blkng derajat ank babu dan babu di angkt jdi nyonya dan tuan muda ke dua bukn y bersyukur
Maria Mariati
lanjuttt thorrr😍
merry
dasar babu godain laki org emmg pelakor trs naik ssts jdi istri sah ud jdi istri hdp enk enk skrg mau ngerebut posisi cole lg mimpi ajj aj kmu
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Tiara Bella
lanjut ..😍💪
Rainn Dirgantara
Usir aja sekalian si luwis berisik banget
Rainn Dirgantara
Anak cengeng🗿
Tiara Bella
usir aja bener pelakor....
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Tiara Bella
bagus ceritanya aku suka...
Maria Mariati
💪💪💪😍
Mineaa
mak jleeb ga tuh.....
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!