MENJADI IBLIS UNTUK SUAMIKU

Tepat saat pukul sepuluh, selang satu jam setelah ke datangan Tante Regita. Bu Lastri dan Nisa kembali datang dengan wajah angkuhnya, hal itu kembali menyulut emosi dari bunda Resti.

"mana cucu saya?" tanya bu Lastri dengan tangan bersedekap di dada.

"kenapa menanyakan anak saya?" tanya Rere dengan nada tenang namun tegas.

"Anak kamu itu, anak dari anak saya. Darah daging saya, jadi dia cucu saya juga. Paham?" kata bu Lastri membuat bunda mendengus kesal.

"siapa bilang dia bukan cucu kamu bu Lastri, yang di tanyakan Rere itu kenapa mencari anaknya. Kurang kah pendengaran ibu akhir-akhir ini?" tanya bunda membuat bu Lastri membelalakan mata.

"kurang ajar Anda ya bu, jangan anda pikir karna anda orang kaya jadi bisa seenaknya sama kami. Setelah apa yang kalian lakukan pada anakku, lalu kalian mau menjauhkan saya dari cucu saya. Tidak, saya tidak akan biarkan itu terjadi" kata bu Lastri dengan lugas.

"Lalu, mau ibu apa? Sudah berapa kalo di katakan kalau Leo berada didalam sana karna kesalahannya sendiri, masih aja tidak mengerti. Sebetulnya anda itu paham atau tidak bahasa indonesia?" kata bunda memutar bola mata malas.

"pantesan Rere kurang ajar pada orang tua, ternyata memang karna kamu yang mengajarinya seperti itu. Dasar wanita tidak tau diri" kata bu Lastri membuat Bunda dan Tante Regita saling pandang.

"Astagaa,, apa ini mantan ibu mertua kamu Re? Kok begini banget kelakuannya" bisik Tante Regita pada Rere yang tentu saja masih bisa terdengar oleh bu Lastri.

"kamu siapa? berani ngomong seperti itu pada saya!" bentaknya menatap Tante Regita yang tampak tenang menghadapi bu Lastri.

"Saya? Saya bukan siapa-siapa, saya cuma sahabat Resti dan juga Mami nya Rere. Kenapa memangnya?" jawab Tante Regita dengan santai.

"Tidak apa, kenapa kamu mau berteman dengan mereka? Jangan sampai kamu mengalami nasib sama seperti yang di alami putra ku yang masih menjadi suami nya" kata bu Lastri memperlihatkan wajah sinis pada Bunda Resti dan juga Rere.

Tante Regita pun menganggukkan kepala santai.

"Memang nya kenapa dengan anak ibu? Kebetulan saya kan tidak tau apa-apa, kami baru saja ketemu lagi setelah belasan tahun di rumah sakit ini" jawab Tante Regita seolah tak tau permasalahan antara Rere dan juga keluarga suami nya.

"Anak saya di fitnah lalu di laporkan polisi hingga anak saya di penjara, bahkan semua uang dalam rekeningnya pun ludes di ambil oleh mereka. Jahat sekali mereka memang!" kata bu Lastri membuat Tante Regita menganggukkan kepala santai.

"kalau begitu kenapa kalian tidak laporkan balik mereka? Sudah jelas mereka salah kan?" tanya Tante Regita.

"bagaimana bisa, pasti banyak sekali alasan mereka akan kabur dari hukum" jawab bu Lastri dengan pandangan sinis, Tante Regita pun menganggukkan kepala mengerti.

"kalau begitu berarti anak ibu memang salah, kalau anak ibu benar seharusnya ibu ambil naik banding atas kejahatan anak ibu. Ibu sertakan bukti kalau anak ibu itu tidak bersalah, dan ibu mampu membuktikan jika anak ibu hanya di fitnah. Bukannya itu suatu keuntungan untuk ibu, karna bisa memenjarakan orang yang memfitnah anak ibu?" kata Tante Regita.

Bu Lastri tidak tau jika Tante Regita adalah seorang pengacara, ia tentu tau apa yang harus dia katakan pada orang seperti bu Lastri ini.

Bu Lastri dan juga Nisa saling pandang, kedua nya bingung harus berbicara apa. perkataan Tante Regita seolah memojokkan mereka yang tengah membalikkan fakta yang ada.

"sudah lah bu,, kak Nisa,, coba tolong jangan terus buat keributan di rumah sakit ini karna hal yang sama, aku masih butuh waktu untuk pemulihan. Rasanya tidak tenang kalau kalian datang kesini hanya untuk menguji kesabaran ku" kata Rere membuat bu Lastri mendelik tak suka.

"Apa melotot begitu! Jangan sekali-kali lakukan itu pada anak saya kalau kamu tidak mau mata mu saya congkel" kata Bunda dengan nada kesal.

"kok Lo sekarang kurang ajar ya sama gue, apa karna Lo itu orang kaya jadi berani sama gue? Lo lupa gue itu siapa, hah!" kata Nisa membentak Rere dengan mata melotot.

"eehh ini juga, berani kamu sama saya? Kamu lupa kalau saya tau semua kartu As kamu, hah! Jangan sampai semua nya saya sebarkan di sosial media ya!" kata Bunda yang justru membuat Rere menyeritkan kening.

"Alaahh,, gak takut gue, lagian siapa Lo? Gak mungkin Lo berani ngelakuin itu, Lo tau kan kalau itu juga termasuk dalam UU ITE" kata Nisa tersenyum simrik.

"bener-bener tidak punya sopan santun ya kamu, persis seperti ibu kamu. Kurang ajar sekali!!" kata bunda yang sangat emosi pada keduanya, Tante Regita menahan bunda yang hampir saja ingin menampar wajah Nisa.

"kenapa? Ayoo dong sini tampar, nih mau yang mana?" kata Nisa memprovokasi.

"jangan bun,, dia cuma lagi memprovokasi bunda agar melakukan hal yang akan merugikan bunda nantinya" bisik Rere yang juga di benarkan oleh Tante Regita.

"Bener apa yang di bilang Rere, dia hanya memancing kamu melakukan kesalahan" kata Tante Regita membuat bunda menghela nafas.

"jadi,, apa mau kalian sekarang?" tanya bunda.

"bebeskan Leo, atau kalian akan menyesal!" kata bu Lastri dengan nada dingin.

"lakukan saja apa yang bisa kamu lakukan Lastri, aku sama sekali tidak takut. Ingat, kamu bukan apa-apa tanpa anakku. Kalian itu hanya orang yang tidak punya lalu di angkat derajatnya oleh Rere, jadi sebaiknya jangan melampaui batas!" kata Bunda membalas dengan nada dingin.

Sepasang ibu dan anak itu saling pandang, kemudian kedua nya pergi dari ruangan itu tanpa membawa hasil apa-apa.

"Astagaaa,,, ada-ada aja kelakuan ibu dan anak itu ya, heran deh!" kata bunda menggelengkan kepala.

"lagian kenapa dia bisa masuk sih? Bukannya di depan ada boddyguard ya?" kata Tante Regita membuat bunda langsung membuka pintu dan memastikan ada nya boddyguard didepan pintu ruangan itu.

"Ada apa Nyonya? Maaf saya habis dari kamar mandi" kata boddyguard itu.

"tidak apa-apa, apa kamu lihat wanita paru baya dan perempuan yang keluar dari ruangan ini tadi?" tanya bunda membuat boddyguard itu menganggukkan kepala.

"lihat Nyonya, tapi saat mereka keluar saya baru saja sampai kembali kesini" kata Boddy guard itu.

"yasudah kalau begitu, tolong suruh teman kamu satu ikut berjaga agar kalian bisa gantian kalau mau kekamar mandi atau mau kekantin. Pastikan ibu dan anak itu tidak kembali masuk keruangan Rere, kamu paham kan?" kata bunda dengan tegas.

"paham Nyonya" jawabnya dengan kepala menunduk.

Bersambunggg