NovelToon NovelToon
Kau Sakiti Kakakku, Ku Ambil Putrimu

Kau Sakiti Kakakku, Ku Ambil Putrimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Pernikahan Kilat / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Harem / Angst
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mami Al

Nayla Marissa berpikir jika pria yang dikenalnya tanpa sengaja adalah orang yang tulus. Pria itu memberikan perhatian dan kasih sayang yang luar biasa sehingga Nayla bersedia menerima ajakan menikah dari pria yang baru berkenalan dengannya beberapa hari.

Setelah mereka menikah, Nayla baru sadar jika dirinya telah dibohongi. Sikap lembut dan penuh kasih yang diberikan suaminya perlahan memudar. Nayla ternyata alat buat membalas dendam.

Mampukah Nayla bertahan dan menyadarkan suaminya jika ia tak harus dilibatkan dalam dendam pribadi suaminya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Kavi yang khawatir dengan kandungan istrinya tetap mendatangkan seorang dokter ke rumahnya. Nayla pun hanya diam ketika dokter wanita memeriksa kondisi tubuhnya.

"Tidak ada yang perlu dicemaskan, Tuan!" kata sang dokter.

"Baiklah, Dok!" ucap Kavi.

"Saya cuma menyarankan agar Nona Nayla tidak terlalu stres atau tertekan. Apalagi ini adalah kehamilan pertamanya," kata dokter menasehatinya.

"Saya akan berusaha tidak membuat dia stres," ucap Kavi lagi.

"Baiklah, kalau begitu saya permisi!" pamit si dokter wanita kemudian berlalu.

"Kamu sudah dengarkan apa yang dikatakan dokter tadi kalau aku tak boleh stres atau tertekan. Sementara, kamu sendiri yang membuat aku merasakan itu semua," kata Nayla ketika dokter telah meninggalkan kamarnya.

Kavi hanya dapat terdiam.

"Aku tidak mau kakak dan kekasihmu datang ke rumah ini!" kata Nayla lagi.

"Kenapa kamu yang mengatur? Ini 'kan rumahku," ucap Kavi.

"Ya, kalau begitu aku yang keluar dari rumah ini!" kata Nayla dengan tegas.

"Aku memaafkanmu dan menuruti permintaanmu karena sedang mengandung anakku. Jika tidak....." ucapan Kavi terjeda.

"Jika tidak, kamu mau menyiksaku?" terka Nayla.

"Aku mau keluar, jika kamu butuh sesuatu minta dengan Una!" Kavi mengalihkan pembicaraan.

"Memang tiap hari Una melayaniku," sahut Nayla.

Kavi yang bingung harus membela siapa, memilih pergi ke rumah utama tempat kediaman mendiang kedua orang tuanya. Di sana, ia ingin menenangkan diri dan pikirannya.

"Teh jahe hangatnya, Tuan Muda!" Helen meletakkan secangkir teh jahe hangat madu di meja.

"Terima kasih, Bibi!" ucap Kavi.

"Pasti Tuan Muda sedang memiliki masalah?" Helen duduk dihadapan majikannya.

Kavi tersenyum tipis.

"Nyonya Dhea?" tebak Helen.

"Salah satunya," kata Kavi.

"Nona Nayla?" tebak Helen lagi.

"Itu juga," kata Kavi lagi.

"Apa mereka sudah bertemu?" tanya Helen.

"Ya, mereka bahkan sempat berdebat, Bi." Jawab Kavi.

"Apa ini tentang masa lalu Nyonya Dhea dan kekasihnya?" terka Helen.

"Bibi sudah tahu 'kan jika Nayla adalah putrinya mantan kekasihnya Kak Dhea," kata Kavi.

"Ya, Bibi sudah mengetahuinya," ucap Helen.

"Aku bingung, Bi. Kak Dhea mau aku menceraikan Nayla!" kata Kavi lagi.

"Apa Tuan Muda mencintai Nona Nayla?" tanya Helen.

Kavi tak menjawab.

"Jika tidak mencintainya, lebih baik memang melepaskannya. Kasihan Nona Nayla, dia berhak bahagia dan dia juga sebaiknya tidak dilibatkan masalah Nyonya Dhea," kata Helen menasehati.

"Aku tidak mungkin menceraikannya, Bi. Nayla sedang mengandung anakku," ucap Kavi.

"Benarkah, Tuan?" wajah Helen tampak berbinar.

"Iya, Bi."

"Selamat Tuan Muda!" ucap Helen dengan senyuman kebahagiaan.

"Terima kasih, Bi!"

"Semoga dengan kehamilan Nona Nayla membuat hubungan Tuan Muda dengan Nona Nayla semakin membaik," kata Helen berharap.

Kavi hanya tersenyum tipis.

Setelah menenangkan pikiran di rumah utama, Kavi kembali ke rumah. Sesampainya di sana sudah malam hari, masuk ke kamarnya dan melihat Nayla sedang tertidur pulas.

Kavi bergegas berganti pakaian, ia kemudian merebahkan tubuhnya di samping istrinya. Sejenak ia memandangi wajah Nayla yang sangat teduh.

Mengangkat tangan kirinya dan menyentuh wajah istrinya. Baru hari ini Kavi memandangi Nayla begitu dalam dan ia sadari dirinya ternyata telah jatuh hati dengan wanita yang dianggapnya seorang gadis manja dan hanya untuk melampiaskan rasa dendamnya.

Mendapatkan sentuhan diwajahnya membuat Nayla bergeliat, namun matanya tak terbuka. Ia mengganti posisi tidurnya.

Kavi menarik tangannya cepat dan memunggungi Nayla. Ia tak mau istrinya itu memergokinya karena sudah mengganggu tidurnya.

***

Bangun pagi, Nayla melakukan rutinitas seperti biasanya mandi pagi dan menemani suaminya menikmati sarapan pagi.

"Apa hari ini kamu mau menjenguk papamu?" tanya Kavi.

"Memangnya aku boleh bertemu dengan kedua orang tuaku?" Nayla balik bertanya.

Kavi mengangguk mengiyakan sebagai jawaban.

"Aku mau!" kata Nayla semangat.

"Selesai sarapan aku akan menemanimu ke rumah sakit!" ucap Kavi.

"Terima kasih!" kata Nayla tersenyum senang.

Selepas sarapan pagi, Kavi dan Nayla berangkat ke rumah sakit. Yuna dan Andreas begitu senang dengan kehadiran putri mereka.

Selang 10 menit kemudian, Kavi menarik istrinya dengan lembut menjauh dari kedua mertuanya. Sepasang suami istri itu mengobrol di luar kamar inap, Kavi kemudian berkata, "Aku mau berangkat ke kantor, nanti Rio dan Una yang akan menjemputmu. Jangan mencoba kabur atau memancing kemarahan aku!"

"Aku tidak mungkin lari dari kamu. Bagaimana nanti nasib anakku ini?" Nayla mengelus perutnya dengan tersenyum.

"Bagus kalau kamu memikirkan dia!" tatapan Kavi ke arah perut istrinya yang belum membesar.

Kavi kemudian meninggalkan istrinya bersama kedua mertuanya di rumah sakit. Nayla masuk kembali ke kamar rawat inap ayahnya.

"Dia berangkat kerja, jadi aku akan lama di sini!" kata Nayla kepada kedua orang tuanya.

Yuna yang sangat penasaran dan belum puas dengan jawaban putrinya beberapa hari lalu kembali bertanya kepada Nayla, "Dia tidak menyakitimu, 'kan?"

"Tidak, Ma. Malah dia sangat menyayangiku," jawab Nayla sedikit berbohong.

"Syukurlah kalau begitu!" kata Yuna lega.

"Ma, Pa, sebenarnya ada yang ingin aku tanyakan kepada kalian," ucap Nayla yang pandangannya sesekali melihat ke arah pintu.

"Apa yang kamu ingin tanyakan?" kata Andreas yang berbaring.

"Aku tidak mau kondisi Papa semakin lemah, tetapi ini kesempatan baik untuk aku bertanya kepada kalian," ucap Nayla lagi.

"Bicarakan sekarang, Nak. Biar kami juga tidak penasaran," kata Yuna.

"Benar yang dikatakan Mama kamu," sahut Andreas.

"Apa Mama dan Papa mengenal Dhea Putri Pradhana?" tanya Nayla dengan hati-hati, ia tidak mau suaminya balik lagi dan memergokinya.

Yuna dan Andreas saling pandang mendengar pertanyaan putrinya.

"Pa, Ma, apa kenal dengan nama itu?" tanya Nayla lagi.

"Kami memang pernah mengenal nama itu. Tapi, nama tersebut bukan hanya satu orang saja," jawab Yuna.

"Dia sebaya dengan Mama," kata Nayla.

"Kami memang punya teman wanita dengan nama Dhea. Dia juga sebaya dengan Mama, tapi kenapa kamu mempertanyakan tentangnya?" tanya Yuna.

"Apa benar dia pernah memiliki hubungan dengan Papa?" Nayla balik bertanya, ia menatap kedua orang tuanya secara bergantian.

"Aku punya fotonya, Pa, Ma. Apa mungkin dia adalah orang yang sama," Nayla segera mengeluarkan sebuah foto yang diambil diam-diam dari ruang kerja suaminya.

Yuna dan Andreas lantas melihat foto tersebut. Keduanya pun sangat terkejut setelah melihatnya.

"Kenapa dia bisa bersama dengan suamimu?" tanya Yuna penasaran.

"Jadi, Papa dan Mama memang mengenal Kak Dhea?" tanya Nayla lagi dengan suara terbata.

"Iya, Nak. Kami mengenalnya, dia sahabat Papa," jawab Andreas.

Mendengar jawaban Andreas seketika tangis Nayla meledak.

"Nayla, kenapa kamu menangis?" Yuna begitu khawatir.

"Apa yang sebenarnya terjadi, Nak? Kenapa kamu bisa mengenal Dhea?" cecar Andreas.

"Kavi sengaja menikahiku karena wanita itu, Ma, Pa!" isak Nayla.

1
Randa kencana
Ceritanya sangat menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!