NovelToon NovelToon
Dijodohin Dengan Kepala Desa

Dijodohin Dengan Kepala Desa

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Perjodohan / Cintamanis / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: komurolaa

Ketika Olivia, gadis kota yang glamor dan jauh dari agama, dipaksa menikah dengan Maalik—kepala desa yang taat, dunia mereka berbenturan. Tapi di balik tradisi, ladang, dan perbedaan, cinta mulai tumbuh… pelan-pelan, namun tak terbendung.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon komurolaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[ BAB 23 ] Dekapan yang Sulit Dilepaskan

Cahaya matahari menembus tirai tipis kamar, menyingkap perlahan gelap yang semalam terasa begitu mencekam. Maalik terbangun pelan, matanya mengerjap beberapa kali, hingga akhirnya kesadarannya penuh. Seketika ia tersadar bahwa posisinya masih mendekap tubuh mungil Olivia, dan lebih mengejutkan lagi, Olivia juga masih memeluknya erat seolah takut dilepaskan.

Selama hampir sebulan pernikahan, ini adalah pertama kalinya mereka benar-benar tidur seranjang. Sejak akad diucapkan, mereka memang berbagi satu kamar, tetapi selalu ada jarak di antara mereka. Maalik memilih sofa sederhana di sudut kamar, sementara Olivia tetap nyaman di ranjang.

Pandangan Maalik terarah pada jam dinding. Jarum panjang sudah menunjukkan pukul 06.46. Dadanya terasa sesak. Ia beristigfar lirih, penyesalan melandanya karena sholat Subuh kali ini terlewat. Seumur hidup, ia hampir tidak pernah meninggalkan Subuh. Ia selalu terbiasa bangun sebelum azan. Namun pagi ini, tidak ada suara azan yang masuk ke telinganya, tidak ada kantuk yang bisa ia lawan. Yang ada hanya pelukan erat dari istrinya, membuat tubuhnya enggan bergerak sedikit pun.

Maalik menunduk. Olivia masih bersembunyi di dada bidangnya, wajahnya nyaris tertutup helaian rambut yang terurai. Hati Maalik menghangat, ada rasa yang sulit ia bendung. Tangannya bergerak lembut, mengelus kepala Olivia dengan hati-hati.

Saat ia berusaha melepaskan pelukan itu agar bisa memperbaiki posisi kepala Olivia, gadis itu justru semakin mengeratkan dekapan. Maalik hanya bisa tersenyum tipis dan menyerah, membiarkan istrinya tetap terlelap di pelukannya.

Waktu berjalan. Hingga jarum jam bergeser ke angka delapan lewat empat menit, Olivia akhirnya mengerjap. Matanya masih berat menyesuaikan cahaya yang masuk, hingga kesadarannya pulih sepenuhnya. Saat menyadari posisinya begitu intim dengan Maalik, Olivia terlonjak setengah mati.

Pandangan matanya jatuh pada tangannya sendiri yang melingkar di tubuh suaminya. Dengan cepat ia menarik diri, duduk tegak, lalu menatap Maalik dengan wajah campuran antara malu, panik, dan marah.

“Lo ngapain tidur di sini sampai meluk-meluk gue? Lo nyari kesempatan, ya?” tuduh Olivia dengan suara meninggi.

Maalik mengangkat sebelah alisnya, ekspresinya tenang tapi menyimpan sedikit gurauan. “Yang menahan saya semalaman sampai saya nggak bisa bergerak itu siapa, ya?” tanyanya sambil menatap lekat wajah istrinya.

Olivia terdiam sejenak, wajahnya memerah. Ia benar-benar malu dengan kenyataan bahwa semalaman ia-lah yang justru menempel erat pada suaminya. Namun bukannya mengakui, Olivia malah semakin bersikap defensif.

“Ih, jangan ngarang deh. Mana mungkin gue nahan lo. Lo aja yang cari kesempatan,” gerutunya sambil meraih bantal, mencoba menutupi wajahnya yang sudah panas bagai kepiting rebus.

Maalik terkekeh pelan, senyumnya samar namun menohok. “Kalau saya cari kesempatan, dari dulu saya nggak bakal tidur di sofa. Betul?”

Olivia mendelik, matanya membesar seakan hendak melempar api. “Nyebelin, nyebelin, nyebelin!” Olivia mengangkat bantal dan memukuli Maalik bertubi-tubi. Maalik hanya menghindar sambil menahan tawa, tubuhnya bergoyang ke kiri dan kanan untuk mengelak. Suara tawa pria itu justru membuat wajah Olivia semakin merah.

Setelah puas melampiaskan kekesalannya, Olivia buru-buru turun dari ranjang. Kakinya menyentuh lantai dingin, namun jantungnya tetap berdegup kencang. Ingatan tentang betapa dekat dirinya dengan Maalik semalaman membuat wajahnya kembali panas.

Bantingan pintu kamar mandi terdengar menggema. Maalik masih terkekeh sambil menggeleng pelan sebelum akhirnya mengambil baju dan celana, lalu bergegas mandi di kamar mandi luar. Usai membersihkan diri, ia langsung menuju dapur. Tangannya cekatan menyiapkan susu kedelai, kali ini ia tambahkan sedikit ramuan herbal untuk menambah nafsu makan Olivia.

Sambil mengaduk pelan, Maalik termenung. Ada sesal yang singgah di hatinya. Semalam Olivia tidak sempat meminum susu buatannya hanya karena sikap gengsi dan kekerasan kepala yang sulit diluluhkan. Ia menarik napas panjang, lalu tersenyum tipis. Semoga pagi ini dia mau menerimanya...

Tak lama, Olivia keluar dari kamar. Rambutnya yang masih acak-acakan dibiarkan tergerai, wajahnya tampak masih diliputi rasa malas bercampur malu. Maalik langsung menghampiri dengan sebuah gelas hangat di tangannya.

“Ini, minum dulu susunya. Semalam kamu belum sempat minum,” ucap Maalik lembut, nada suaranya penuh perhatian.

Olivia sempat melirik gelas itu, lalu mendesah kecil. Meski gengsi masih menempel di wajahnya, tangannya tetap terulur menerima susu tersebut. Ia duduk di kursi ruang tengah dan menyesap sedikit.

“Katanya udah nggak mau bikinin gue susu lagi...” sungutnya dengan nada mengomel, meski dalam hatinya ada sedikit kelegaan.

Maalik tersenyum samar, pandangannya teduh menatap istrinya. “Pagi ini masih saya buatkan. Tapi untuk siang nanti dan seterusnya... kamu harus ngaji dulu setiap magrib. Baru saya akan bikinkan lagi,” jelasnya dengan suara lembut, seperti memberi aturan yang penuh kasih.

1
Titik Sofiah
awal yg menarik ya Thor /Good/
komurolaa: terimakasih kak💗
total 1 replies
Gái đảm
Endingnya puas. 🎉
Hoa xương rồng
Teruslah menulis dan mempersembahkan cerita yang menakjubkan ini, thor!
komurolaa: terimalasih kak
total 1 replies
Dani M04 <3
Menggugah emosiku.
komurolaa: terimakasih sudah mampir kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!