kisah seorang remaja bernama fadli. 16 tahun diri nya baru masuk sma,namun dia tak memiliki orang tua. bukan tak memiliki tetapi kedua orang tua nya tak peduli dengan dia. kedua orang tua nya hanya mengirim dia uang setiap bulan. di saat itulah fadli bertemu dengan seorang wannita berumur 30 tahun bernama fitri. fitri yang tak memiliki pekerjaan memutuskan untuk menjadi pembantu dia mengetuk pintu setiap rumah di pinggiran kota dan menawarkan diri nya sampai dia bertemu dengan fadli, fadli lah yang menerima dia untuk bekerja namun dengan syarat dan kontrak, apa saja syarat dan kontrak nya?.. apa kalian penasaran baca saja dulu bab 1 jika suka bisa di lanjut jika tidak di stop saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hilman padli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter #23
Ke esokan hari nya tiba. Fadli seperti biasa nya dia berangkat ke sekolah mawar dan melakukan ujian lagi.
Fadli pulang setelah selesai ujian di jam 9 pagi.
"hari ini hanya satu pelajaran jadi aku bisa pulang cepat tapi dia ngapain mengikuti aku ya?" kata fadli di dalam hati nya.
Fadli lanjut berjalan tetapi dia juga menyadari kalo citra mengikuti diri nya dari belakang namun fadli tak peduli dan lanjut berjalan.
setelah beberapa menit berjalan fadli memutuskan untuk masuk ke sebuah kini market dia segera bersembunyi di balik lemari mini market sambil mencari makanan.
"apa yang dia lakukan?, dia benar - benar kelihatan sekali mengikuti aku ada apa ini?" tanya fadli di dalam hati jya sambil mengintip citra yang ikut masuk ke dalam mini market.
setelah cukup lama bersembunyi fadli memutuskan untuk menyerah dia segera pergi ke kasir dan membayar belanjaan yang dia beli.
Tiba- tiba dari belakang fadli "astaga fadli kebetulan sekali kita bertemu ya" kata citra tiba- tiba.
Fadli melirik ke arah citra "ya citra kebetulan sekali" jawab nya santai. "tidak aku tau dia mengikuti aku tapi biarkan saja lah" kata nya di dalam hati.
Setelah membayar belanjaan fadli diam di luar mini market menunggu citra. Citra yang ada di dalam tergesa- gesa dia berlari ke luar untuk mencari fadli namun saat mencapai pintu citra terpeleset fadli yang kebetulan ada di depan pintu langsung menangkap citra.
"kau baik- baik saja?" tanya fadli sambil memengang erat citra.
Wajah citra memerah dia segera berdiri "ya aku baik- baik saja makasih" jawab nya dengan wajah yang memerah.
Fadli terseyum dia memengang tangan citra dengan polos dan tak ragu "ayo kita jalan- jalan" ajak nya sambil menarik citra.
Citra yang mendapati hal itu secara tiba- tiba benar - benar terkejut wajah nya memerah hati nya dek- dekkan napas nya ter engah- engah namun dia juga senang.
"anu.. Kau kemana kita?" tanya citra bingung.
"entahlah aku juga ngak tau tapi aku ingin menghabiskan waktu di luar sebentar bersama kamu" jawab fadli santai.
"anu.. Anu.. Maap lepaskan dulu tangan aku" kata citra dengan wajah yang memerah.
"maap" jawab fadli sambil melepaskan tangan nya "°aku tak sadar kalo aku memengang tangan kamu" jelas nya.
"tidak apa -apa kok" jawab citra dengan wajah yang memerah. "kalo begitu ayok pergi aku akan menemi kamu" ajak nya sambil terseyum.
Fadli mengangguk mereka berdua lalu mulai jalan tanpa arah dan tujuan.
"apa ini kenapa aku jalan bersama dia?, haha sudah lah tapi kenapa ya dada aku terasa sesak?" tanya fadli di dalam hati nya.
"aku.. Aku.. Pergi jalan- jalan bersama dengan fadli?, gawat ini menyenangkan sekali" kata citra di dalam hati nya.
Mereka lanjut berjalan hingga mereka sampai di sebuah taman fadli berhenti.
"ada apa fadli kok kamu ngak lanjut jalan?" tanya citra bingung.
"hem.. Citra kita mau jalan- jalan ke mana memang nya. Sebaik nya kita diam di sini saja ya sambil mengobrol bersama dan lihat ini aku beli banyak makanan tadi di mini market ayo makan bersama" ajak fadli terseyum.
Melihat fadli tang terseyum kepada nya citra terlihat sangat senang dia mengangguk mereka berdua lalu duduk di kursi taman yang ada di sana.
"silakan makan saja yang kamu suka" kata fadli sambil meletakan satu kresek penuh makanan.
"makasih. Aku juga beli tadi di mini market. Selamat makan fadli" kata citra.
Mereka bedua pun mulai makan camilan yang mereka beli sambil mengobrol sesekali.
'tapi ya ujian nya cukup sulit" kata fadli tiba- tiba.
" kamu benar ujian nya sangat sulit tapi aku yakin aku yang akan mendapatkan rangking pertama di ujian kali ini" jelas citra penuh semangat.
Fadli menatap ke arah citra dia tiba- tiba bicara "tapi aku tidak serius di ujian kali ini karena ujian yang di berikan memang sangat sulit tapi jawaban nya selalu terlintas di kepala aku"
"apa maksud kamu fadli sulit tapi kamu bisa menjawab aku bingung?" tanya citra sambil menunjukan wajah yang sangat bingung karena mendegar perkataan fadli.
"tapi. Itu benar ujian nya mudah karena jawaban nya selalu ada di kepala aku. Aku bahkan tak mengerjakan seluruh soal saat ujian karena yang aku incar hanya di atas kkm sama yaitu nilai 75" jelas fadli.
"haha jangan becanda fadli" kata citra tertawa sambil menatap fadli.
"maap.." jawab fadli.
Mereka lalu lanjut makan akan tetapi fadli "tapi ya yang aku katakan pada nya memang kenyataan ujian itu sulit akan tetap jawaban nya selalu terlintas di kepala aku" kata nya di dalam hati.
beberapa menit kemudian makanan citra habis dia melirik ke arah fadli.
"anu... Apa aku boleh minta roti kamu?" tanya citra dengan wajah yang memerah.
Fadli menatap citra sekaligus menatap bungkus makanan yang sudah habis "ya boleh" jawab nya tampak terkejut.
Citra terseyum sambil mengupas plastik roti dia tampak sedih "apa menurut kamu aku aneh karena makan aku banyak kamu seperti nye terkejut barusan" tanya citra pelan.
"tidak aneh kok malah aku suka lihat kamu makan banyak jarang ada wanita yang berani menunjukan diri nya kepada orang lain. Lagian makan banyak juga bukan lah hal yang aneh" jawab fadli santai dan polos.
mendegar itu wajah citra memerah malu tetapi dia juga terseyum bahagia.
Namun saat mereka sedang bersantai tiba- tiba dari arah belakang pundak fadli di pegang. Fadli melirik dia bergyman "ah.. Ini gawat anak sekolah dari mawar"
"hei.. Kamu sedang ngapain dekat- dekat dengan anak dari sekolah aku?" tanya wanita yang memengang pundak fadli. Dengan tatapan sinis wanita itu menatap ke arah fadli. Citra yang melihat langsung berdiri dan melepaskan tangan wanita itu dari pundak fadli.
"anu.. Senior dia hanya teman aku" jelas citra.
"teman kenapa kamu berteman dengan anak dari sekolah melati?" tanya senior citra itu.
"memang nya kenapa aku ngak boleh berteman dengan dia. Dia telah menolong aku dari orang jahat yang ingin melecehkan aku"jelas citra dengan tatapan penuh percaya diri.
fadli menatap dia bergumam "astaga berlebihan aku rasa aku ngak pernah menolong dia".
"oh begitu ya baiklah berteman lah dengan dia tapi kamu aku ingin bicara dengan kamu nanti" jelas senior citra.
fadli hanya diam saja setelah itu senior citra pun pergi meninggalkan fadli dan citra.
Citra kembali duduk "maap fadli"kata nya tiba- tiba.
"ya bukan masalah tapi kamu berlebihan saat berbohong tadi" jelas fadli.
"apa maksud kamu berbohong aku tak berbohong kok memang benar kan kamu pernah menolong aku saat aku di ganggu oleh beberapa lelaki masa kamu lupa pasti ingat kan?" tanya citra.
"entahlah aku lupa mungkin" jelas fadli.
"maap ya. kamu jadi punya masalah baru dengan orang di sekolah aku apalagi dia adalah senior aku" kata citra.
"astaga bukan masalah sih lagian aku rasa orang itu tak akan melakukan hal macam- macam kepada aku. Aku melihat dia adalah orang yang berpikiran panjang sebelum bertindak mungkin"
"hahaha.. Fadli memang aneh kamu ngak pernah takut ya"
Fadli pun diam setelah itu begitu juga dengan citra. Namun mereka kembali mengobrol selama beberapa menit sebelum akhir nya berpisah dan pulang ke rumah masing-masing.
