Tang Qiyue adalah seorang pembunuh bayaran nomer satu, dijuluki "Bayangan Merah" di dunia gelap. Di puncak kariernya, dia dikhianati oleh orang yang paling dia percayai dan tewas dalam sebuah misi. Saat membuka mata, dia terbangun dalam tubuh seorang gadis desa lemah bernama Lin Yue di Tiongkok tahun 1980.
Lin Yue dikenal sebagai gadis bodoh dan lemah yang sering menjadi bulan-bulanan penduduk desa. Namun setelah arwah Tang Qiyue masuk ke tubuhnya, semuanya berubah. Dengan kecerdasannya,kemampuan bertarungnya, dan insting tajamnya, dia mulai membalikkan hidup Lin Yue.
Namun, desa tempat Lin Yue tinggal tidak sesederhana yang dia bayangkan. Di balik kehidupan sederhana dan era yang tertinggal, ada rahasia besar yang melibatkan keluarga militer, penyelundundupan barang, hingga identitas Lin Yue yang ternyata bukan gadis biasa.
Saat Tang Qiyue mulai membuka tabir masalalu Lin Yue, dia tanpa sadar menarik perhatian seorang pria dingin seorang komandan militer muda, Shen Liuhan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dayucanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23: Hujan yang Membawa kabar
Musim semi kembali datang, membawa wangi bunga dan udara yang sejuk. Hujan turun perlahan, membasahi jalanan desa dan genteng rumah-rumah penduduk. Bagi Lin Yue, suara hujan selalu menghadirkan ketenangan seolah semua luka masa lalu tersapu oleh rintik-rintik yang jatuh.
Namun hari itu, hujan juga membawa kabar yang mengusiknya.
Seorang pria asing tiba di desa dengan pakaian lusuh dan sepucuk surat yang ia bawa, dengan hati-hati dalam kantong bajunya. Ia mengetuk pintu rumah Lin Yue dengan tangan gemetar.
"Ini.... ini untuk Nyonya Lin Yue," katanya sambil menyerahkan surat itu dengan penuh hormat. "Dikirim oleh seseorang dari jauh."
Lin Yue menerimanya dengan hati berdebar. Pria itu tidak menunggu, ia segera pergi di bawah guyuran air hujan, seolah ia hanya kurir yang kebetulan tersesat di waktu yang salah.
Shen Liuhan muncul di belakangnya."surat dari siapa?"
"Aku juga tidak tahu," bisik Lin Yue sambil perlahan membuka lipatan kertas yang mulai basah oleh air hujan.
Isinya singkat, hanya beberapa kalimat, tapi cukup untuk membuat hatinya terguncang.
"Aku menyesal tidak bisa melindungi mu saat itu. Tapi aku bahagia mengetahui kau menemukan kebebasanmu. Ini kabar terakhir dariku. Hiduplah dengan bahagia, Lin Yue kami tidak akan mencari mu lagi. - Han Qi"
Lin Yue menggenggam surat itu erat, matanya berkaca-kaca. Han Qi teman lamanya yang dulu datang untuk membunuhnya, tapi dia pergi dan melepaskannya.
"Siapa dia?" tanya Shen Liuhan lembut, meski ia mungkin sudah menebaknya.
"Seorang.... teman lama. Dia akhirnya memutuskan untuk melepaskan ku sepenuhnya." Lin Yue menghela nafas panjang, membiarkan air hujan menghapus sisa air matanya.
Surat itu adalah penanda. Masa lalunya benar-benar sudah selesai. Tidak ada lagi yang mengikutinya, tidak ada lagi pintu yang terbuka, tidak ada lagi bayangan yang membuntuti langkahnya.
Ia menatap Shen Liuhan dan tersenyum kecil. "Aku benar-benar bebas sekarang."
Shen Liuhan memeluknya erat. "Kau sudah bebas sejak lama, Yue. Tapi sekarang, kau juga sudah benar-benar berdamai dengan dirimu sendiri."
Lin Yue mengangguk, memejamkan mata dalam pelukan hangat suaminya.
Beberapa hari kemudian, hujan reda. udara desa terasa lebih segar, aroma tanah basah memenuhi setiap sudut.
Yuhan berlari-lari di halaman, tertawa riang tanpa beban. Lin Yue duduk di beranda rumah, menatap anaknya dengan mata penuh kebahagiaan.
Shen Liuhan duduk di sampingnya, menggenggam tangannya dengan hangat.
"Ini hidup yang kau pilih, Yue dan aku bersyukur kau memilih kami."
Lin Yue menoleh, membalas genggamannya. "Kalian adalah alasanku untuk hidup. Dan aku akan selalu memilih kalian, bahkan jika aku harus memilih seribu kali lagi."
Matahari sore mulai menembus sisa awan, menyinari pepohonan dan sawah yang menghijau. Angin semilir membawa wangi bunga musim semi. Hati Lin Yue terasa penuh, tidak oleh kekhawatiran, tetapi oleh rasa syukur.
Ia mengeluarkan surat Han Qi dari laci dan menatapnya untuk terakhir kali. Dengan tenang, ia membakarnya di perapian. Kertas itu terbakar perlahan, berubah menjadi abu, lalu hilang ditiup angin.
"Sudah saatnya benar-benar menutup semua itu," bisiknya.
Shen Liuhan mencium pelipisnya dengan lembut. "Dan kita memulai musim baru bersama."
Lin Yue mengangguk. Perjalanannya dari masa depan yang kelam menuju kehidupan penuh harapan telah lengkap. Ia bukan lagi bayangan merah yang dikejar takdir. Ia adalah ibu, istri, dan wanita yang memilih untuk mencintai dan hidup dengan penuh.
Dan kali ini, itu bukan sekedar pelarian. Itu adalah pilihan.
Pilihan yang ia buat dengan sadar, dengan hati yang telah sembuh, dan dengan tangan yang kini tak lagi menggenggam senjata, melainkan menggenggam masa depan.