NovelToon NovelToon
Kesayangan Tuan

Kesayangan Tuan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Romansa Fantasi / CEO / Selingkuh / Percintaan Konglomerat
Popularitas:765
Nilai: 5
Nama Author: Thuy Mhuy

Yuka Pratiwi,seorang staf hotel yang cantik sengaja mendekati Artha, sang menejer hotel agar bisa masuk ke dalam keluarga Regatama dan melakukan balas dendam melalui Artha yang polos. Yuka dapat menjalankan target utama nya yaitu Broto, sang ayah mertua. Tujuan hidup Yuka adalah untuk menghancurkan Broto yang sudah menghilangkan nyawa sang Ayah menyengsarakan Ibu dan merebut perusahaan keluarga nya. Keserakahan Broto menghancurkan kehidupan Yuka kala masih kecil.

Apakah Artha turut menjadi target dalam balas dendam Yuka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Thuy Mhuy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23

Mendengar perkataan Mbok Surti barusan, Seno mendadak berhenti melangkah, kemudian menoleh ke belakang, menatap Mbok Surti yang ikut terhenti. "Hamil? Maksud SiMbok, Yuka dan Artha akan segera memiliki anak?"

Mbok Surti mengangguk. "Yang nama nya menikah kan tujuan nya untuk punya anak, Den Seno. Ngomong ngomong kapan Den Seno akan menikah? SiMbok jadi gak sabar pengin liat Den Seno junior nanti heheh."

Seno tersenyum tipis. "Entah lah, Mbok. Sebenar nya Seno juga pengin cepet cepet menikah, tapi calon nya aja yang belum ada." Seno berkata dusta, padahal tidak ada dalam kamus hidup nya untuk menikah.

Seno pun melanjutkan langkah menaiki tangga, begitu juga dengan Mbok Surti.

"Masa sih, Den Seno. Padahal kan Den Seno ini ganteng banget. Pasti banyak yang suka sama Den Seno, cuma ya mungkin Den Seno ini pasti lagi pilih pilih mana yang cocok. Iya kan Den Seno?" tebak Mbok Surti.

Mbok Surti memang sangat akrab dengan anak anak majikan nya. Karena sudah berpuluh puluh tahun lama nya ia bekerja di keluarga Regatama. Bahkan, Mbok Surti dan Pak Slamet bekerja di sana sebelum Seno dan Artha lahir ke dunia.

Di pandangan Mbok Surti, Seno dan Artha sama sama pria yang baik. Hanya saja menurut nya, Seno lebih terkenal nekat dan pemberani, berbeda dengan Artha yang lebih kalem dan polos.

"Saya taruh tas Mas Seno di ruang kerja ya." kata Mbok Surti kemudian berbelok memasuki ruang kerja Seno.

Sementara itu, Seno urung masuk ke kamarnya, melainkan tertarik untuk berjalan menuju kamar Yuka yang pintu nya tidak di tutup dengan rapat.

Seno melihat Broto sedang membungkukan badannya , sedangkan Yuka yang terbaring dikasur dengan tangan menangkup pipi Broto. " Makasih ya, Pa..." ujar Yuka dengan suara lemah.

"Apa apaan ini!" gumam Seno penuh curiga dibalik pintu.

"Sekarang Papa istirahat gih. Sebentar lagi pasti Mas Artha dan Mama pulang." tutur Yuka sambil mengusap pipi Broto yang berjambang putih itu.

Broto menyentuh tangan lentik Yuka yang masih menempel dipipinya dengan lembut. " Baiklah, kamu juga harus istrirahat, Yuka!"

Seno bergegas bersembunyi disudut ruangan begitu Broto membalikan badan hendak keluar dari kamar Yuka. Seno mengacak ngacak rambutnya kasar." apa Papa dan Yuka selingkuh?" desis Seno tak habis pikir. "Aku harus cari tahu secepatnya!" lanjutnya kemudian masuk ke kamarnya sendiri untuk membersihkan badanya.

Drrttt Drrttt...

Ponsel Seno berdering saat dirinya hendak masuk ke kamar mandi. Seno pun mengurungkan niatnya untuk mandi dan meraih ponsel nya diatas meja nakas, kemudian menempelkan nya dipipi.

"Sayang, kamu jadi ke apartemen ku kan?"

Seno menyugar rambut nya lagi. Dia hampir lupa menepati janjinya untuk menghabiskan waktu dengan sang pacar.

"Aku akan segera kesana." jawab Seno kemudian mematikan sambungan telepon nya. Jika malam ini dia tidak bisa menghabiskan waktu dengan Yuka, maka bercinta dengan salah satu pacarnya pun tidak masalah.

Seno meletekan ponselnya kembali diatas meja nakas, kemudian masuk ke kamar mandi.

Sebuah mobil berhenti tepat di halaman rumah. Artha keluar dari mobil itu dengan semangat karena sebentar lagi akan bertemu dengan sang istri tercinta. Meski belum dua puluh empat jam, Artha benar benar sangat merindukan istrinya itu.

"Yuka sudah pulang, Mbok?" tanya Artha pada Mbok Surti yang menghampirinya untuk membawakan tas kerja miliknya.

"Sudah, Den Artha." lalu Mbok Surti berbisik. "Non Yuka tadi pingsan, apa jangan jangan Den Artha sebentar lagi mau punya anak?"

Artha berkedip tiga kali dengan cepat. "Maksud, SiMbok?"

"Gejala awal kehamilan biasa nya gitu, Den. Dulu SiMbok juga pas hamil muda sering lemas dan beberapa kali pingsan."ucap Mbok Surti yang menciptakan senyuman dibibir Artha, mata nya seketika berbinar. " Artha mau masuk kekamar dulu ya, Mbok" . Artha pun menaiki tangga dengan penuh semangat.

Mbok Surti senyum senyum sendiri setelah melihat tingkah laku Artha yang begitu gembira. "Semoga saja, Non Yuka benar benar hamil, biar rumah ini jadi rame karna ada tangisan bayi." kata Mbok Surti sebelum akhirnya berjalan menuju ruang kerja Artha untuk menaruh tas.

"Mas Artha..." sambut Yuka seraya beringsut duduk.

Artha mengecup kening sang istri kemudian mengusap kepalanya dengan lembut. "Kata Mbok Surti kamu tadi pingsan?"

Yuka mengangguk. "Yuka cuma kecapean,Mas."

"Mas telepon dokter kandungan biar dateng kesini ya. Kata Mbok Surti kamu lagi mengalami gejala awal kehamilan." tawar Artha dengan penuh senyum semangat.

Saat Artha hendak menghubungi dokter kandungan yang di maksud. Yuka segera mencegahnya. "Mas, Yuka kan udah bilang kalau ini cuma kecapean aja, gak ada hal hal yang lain."

"Sayang, siapa tahu kamu emang lagi hamil." Artha pun hendak melanjutkan telepon nya.

"Itu gak mungkin, Mas. Karena baru saja darah menstruasi Yuka keluar."

Mendengar pengakuan dari sang istri, Artha pun mengurungkan niatnya. Dia menatap Yuka dengan tatapan sedikit kecewa karena sebenarnya Artha ingin segera mendapatkan keturunan dari Yuka.

"Oh, jadi kamu pingsan karena hari pertama menstruasi?"

Yuka mengangguk pelan, kemudian bangkit lalu memeluk sang suami yang terlihat kecewa. "Maafin Yuka ya, Mas. Yuka belum bisa ngasih keturunan buat Mas Artha."

Artha membalas pelukan Yuka. "Mas akan tunggu sampai kamu siap hamil dan melahirkan anak buat Mas, Yuka."

Yuka mengangguk pelan, lalu mengeratkan pelukannya, membuat rasa rindu Artha seketika hilang dan berganti dengan kehangatan yang memabukan.

"Jadi artinya malam ini kita harus berpuasa bercinta, sayang?" Artha melepas pelukan lalu menatap Yuka dengan bibir mengerucut.

Yuka terkekeh. "Pak Kepala Manajer hanya harus menahannya sampai tujuh hari mendatang." katanya dengan bahasa formal seperti dikantor.

Artha menatap Yuka nyalang. "Tujuh hari bagi saya seperti tujuh abad, Nona Yuka Pratiwi. Bagaimana kalau hanya berciuman, itu gak dilarang kan?"

"Aduh, saya takut Pak Kepala Manajer keblabasan."

Yuka dan Artha kemudian tertawa bersama. Dan, tanpa persetujuan dari Yuka pun Artha menarik tengkuk leher Yuka lalu menyatukan bibir mereka.

***

Ke esokan harinya, Yuka berangkat kerja bersama sang suami. Sesampainya di kantor, keduanya tidak sengaja berpapasan dengan Broto dan jeka asisten pribadinya.

Mata Broto tidak mau beralih untuk menatap tangan Yuka yang terselip di lengan Artha. Yuka dan Artha pun terlihat sangat mesra dan harmonis. Sepertinya proa kekar itu merasa cemburu.

Yuka dan Artha pun kompak mengangguk hormat saat melewatinya, begitu pula yang dilakukan oleh jeka, sedangkan Broto hanya menatap datar.

"Silahkan, Tuan." Jeka mempersilahkan Broto, setelah membukakan pintu mobil.

Saat ini, Broto akan pergi meeting di sebuah caffe dengan klien nya. Di dalam mobil, bayangan saat Yuka dan Artha yang mesra masih terus berputar putar di otaknya hingga membuatnya terusik.

Broto tidak bisa terus terusan melihat kemesraan Yuka daan Artha dikantor. Dia harus memikirkan cara agar Yuka dan Broto tidak memiliki banyak waktu untuk bersama. Sebaliknya, Broto harus mengusahakan agar dirinya memiliki waktu bersama sang menantu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!