Yuna gadis Rapunzel yang terkurung di kastil mewah, hingga seorang Pangeran membawanya dan memberinya kebebasan yang dia inginkan. Namun, itu tidak seindah yang dia bayangkan, dia adalah umpan, kebaikan Pangeran adalah bayang semu.
Dia berkali-kali patah hati, berkali-kali menahan kesedihan. Pangeran adalah sesuatu yang menyakitkan untuk dia miliki.
Sedih namun manis, gundah namun lucu, gelisah namun kocak. Dia akan melewati hari-harinya dengan tawa meskipun menyimpan luka, dia akan menjadi binar diantara makhluk indah lainnya.
Hingga akhirnya dia bertemu dengan seseoarang yang benar-benar bisa membuatnya tertawa dan melupakan sedihnya.
Pangeran... jangan pernah menyesal jika seseorang mengambil Tuan putri dari mu.
"Aku masih saja mencintai mu, bahkan ketika kamu mematahkannya berkali-kali"
*Kisah ini akan membuat mu tertawa dalam rasa sesak. Terima kasih... selamat membaca🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F.A queen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23_Kunjungan 2
Tak lama Leo menghentikan mobilnya. Sebelum keluar dia bilang sesuatu pada Yuna. "Hari ini kamu boleh memanggil ku sayang," setelah mengucapkan itu dengan suara yang pelan Leo segera keluar mobil lalu membukakan pintu untuk Yuna.
'Manis banget dia aktingnya,' Yuna menyambut uluran tangan Leo.
"Terima kasih sayang," tak menyiakan kesempatan sedikitpun, begitu Leo memperbolehkannya memanggil sayang, Yuna langsung mengucapkan itu, membuat Leo menatapnya tajam.
Leo kemudian memberikan kunci mobilnya pada seseorang dan menggandeng Yuna masuk kedalam.
"Kak Yuna,,," teriak Neva langsung menyambut mereka.
"Neva...," balas Yuna teriak juga. Yuna melepaskan genggaman Leo dan segera memeluk Neva.
"Dasar anak kecil," Leo menarik lengan Yuna. "Kamu pikir ini dirumah mu? jaga sifat kekanak-kanakan mu itu," ucap leo tegas. Yuna segera mengangguk. "Kamu juga Neva," kini mata Leo melihat adiknya.
"Baik," Neva patuh.
Mereka lalu berjalan ke meja makan.
"Waahh pengantin baru kita sudah datang," sambut Mama hangat dan segera menghampiri Leo. Mencium pipi anaknya dan menantunya. "Sayang, duduklah, Papa dan Kak dimas ada diruang belajar. Mama akan panggil mereka untuk segera bergabung," Mama lalu pergi.
Mata Yuna melihat seseorang yang tak asing. Dia duduk dan tersenyum padanya, Sekertaris Tata, kenapa sekertaris itu ada disini? batinnya. Melihat Tata juga datang, Leo segera memeluk pinggang Yuna, memamerkan kemesraan.
"Dia juga harus Kak Yuna waspadai?" bisik Neva. Yuna mengangguk pelan.
"Hai, neva... lama tidak bertemu. Adek ku yang satu ini tambah cantik," Tata tersenyum menatap Neva.
"Terima kasih kakak," jawab Neva memaksa senyumnya.
"Oh iya, Lee, kamu masih berhutang satu janji pada ku,"
Leo diam. Yuna memandang wajah Leo tak mengerti. Kemudian, Leo melepas tanggannya dari pinggang Yuna. Didepan mereka sudah ada Papa, Mama, Kak dimas dan Istrinya. Yuna segera menyembunyikan wajahnya, laki-laki disebelah Mama itu... adalah laki-laki yang dulu dia pikir akan menjadi suaminya.
"Selamat malam Papa...," Leo memberi salam. "Ini... Istriku Yuna."
"Duduklah mari makan, kita bahas nanti setelah makan," ucap Papa. Suara papa begitu gagah dan berwibawa.
Semuanya duduk dan dengan hidmat menyantap makanan mereka. Yuna sedikit mengangkat wajahnya, melihat istri Kak dimas. Wanita itu terus saja memperhatikan Leo. Kemudian, Yuna menoleh ke arah Leo yang tengah memakan makanannya lalu dia melirik Tata yang juga memperhatikan Leo. Yuna lebih tertarik memperhatikan istri Kak dimas, dia adalah wanita yang sudah bersuami, kenapa tatapan matanya begitu berbeda pada Leo. Sepertinya ada yang tidak beres. Yuna membatin.
***@***
Ruang keluarga.
Tapi bagi Yuna ini bukan seperti ruang keluarga, tetapi lebih tepat disebut dengan ruang pengadilan dan dia adalah tersangkanya. Tersangka karena menjadi istri Leo. Tatapan papa, tatapan Kak dimas, tatapan istri Kak dimas dan tatapan Tata, hanya ada dua tatapan yang dia suka yaitu tatapan milik Mama dan Neva.
Sejujurnya Yuna sangat merasa tegang, namun genggaman tangan Leo membuatnya tenang. Leo bahkan sesekali mengusap punggunya, Leo seolah tahu kegugupannya. Mama dan Neva diam-diam tersenyum melihat tingkah manis Leo pada Yuna.
Pertanyaan Papa sangat lengkap. Siapa Yuna, lahir dimana, pekerjaan Papanya, lulusan universitas mana dan masih banyak lagi. Yuna segera menguasai situasi. Dia dengan tenang dan jelas menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan Papa. Keluarga Yuna meskipun hanya mempunyai sebuah pabrik tekstil itu tidak buruk untuk di ceritakan, yang terpenting adalah Leo memilihnya.
"Sayang," Mama pelan memegang pundak suaminya. Papa segera menoleh. "Sudah, jangan menakuti menantu mu dengan pertanyaan-pertanyaan aneh itu," ucap Mama. Papa tersenyum dan mengenggam pelan tangan istrinya.
"Iya, baiklah." jawabnya.
"Ini pertama kali dia berkunjung kesini, Papa tidak mau kalau dia sampai kapok kan?"
"Iya, iya baiklah, sepertinya kamu sudah menyukai menantu ini."
Mama tersenyum pada papa. "Papa ke ruang belajar dulu, Dimas dan Leo ikut Papa."
"Baik Pa," jawab Leo dan Dimas, mereka langsung mengikuti Papa.
Setelah suaminya pergi, Mama meminta maaf pada Yuna karena mungkin pertanyaan-pertanyaan dari Papa membuat Yuna tidak nyaman.
"Tidak apa-apa Ma, Yuna ngerti maksud Papa."
"Hmm syukurlah."
"Mama tenang saja ada aku yang akan menemani Adik Yuna" istri Kak Dimas tersenyum manis. Kemudian, memperkenalkan dirinya pada Yuna. "Aku Nora."
"Mohon bimbingannya Kak nora." jawab Yuna ramah.
"Mama silahkan istirahat lebih awal. Mama pasti capek hari ini, biar Nora antar ke kamar," Nora menghampiri Mama.
"Ah tidak perlu sayang, kalian berbincang-bincanglah disini, biar saling kenal," Mama menepuk tangan Nora pelan. "Tata... dia adalah istri Leo jadi dia adalah Kakak mu juga," Mama kini menatap Tata.
"Iya, Tante... kita sudah pernah bertemu di kantor," jawab Tata
"Benarkah...," Mama tersenyum senang karena menantunya di terima semuanya dengan baik. "Baiklah Mama pamit istirahat dulu. Neva ayo antar mama."
"Siap Mama...," Neva segera berdiri. "Kamu akan berhadapan dengan ku jika sampai menyakiti Kak Yuna," bisik Neva pelan ketika melewati Tata.
Tata tersenyum ketika mendengar ancaman itu.
'Kamu bisa apa anak kecil?' batinnya dengan arogan.
bikin novel Bru Lgi lah kakak author..
klu gk tertarik mna mungkin sampai cium😘
dr yg aku baca Yuna memang cantik banget Vano bahkan Karel jg suka Leo masih ketutup cinta buta Kiara .
novel sekarang gk ada yg menari pasti bacanya berhenti di tengah jlan udh bosen duluan para author hilang semua