Tidak ada seorang pun yang bisa menebak takdir Tuhan untuk perjalanan hidupnya.
Almayra adalah seorang gadis biasa yang berasal dari keluarga sederhana.
Dia tidak pernah bermimpi untuk menjadi orang ketiga dalam kehidupan rumah tangga orang lain.
Namun takdir Tuhan justru membawanya kesana.
Apa yang bisa dilakukan kalau Tuhan sudah menentukan segalanya.
Almayra hanya bisa menjalani semuanya dengan iklhas dan mencoba menerima kenyataan.
Air mata, bahagia, susah, senang dan perjalanan hidup yang penuh liku mewarnai kehidupan Mayra setelah dia terpaksa menerima keinginan sang Ayah untuk menjadikan nya istri kedua seseorang.
Bagaimana akhir kisah hidup kita, kita jugalah yang dapat menentukan.
Hanya dengan kesabaran dan ketegaran semua akan berakhir indah pada waktunya.
Yuukk..kita simak bagaimana Mayra menjalani kehidupan kerasnya..!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Kamu Berbakat May
Proses syuting hari kedua dilakukan di dalam sebuah studio.
Karena kali ini bertema pengenalan seluruh interior dari setiap objek promo.
Semua crew sudah siap dan standby di tempat serta posisi masing-masing.
Crish juga tampak sudah ready dengan setelah formal nya yang terlihat membuat dirinya bertambah tampan dan menawan.
Dalam adegan kali ini akan ada pemeran tambahan dua orang. Seorang pria dan seorang wanita.
Mereka adalah bintang iklan yang cukup senior.
Keduanya akan bertindak sebagai promotor yang akan menawarkan properti yang menjadi objek promosi.
Mayra sudah selesai bersiap, kemudian keluar dari ruang ganti pakaian.
Dia mengenakan setelan kekinian berwarna salem dipadu warna abu, tampak cantik dan segar seperti bunga yang baru mekar, membuat orang2 yang ada di tempat itu terpukau dengan kecantikannya.
"Benar-benar punya aura bintang dia nih..!"
Ucap beberapa crew.
Mereka senang karena dua hari ini bisa menikmati
kecantikan gadis itu dengan puas.
Mayra langsung bergabung dengan Crish dan dua orang pemeran tambahan, melakukan briefing terlebih dahulu bersama sutradara dan beberapa crew yang terlibat.
Setelah semua siap, adegan demi adegan pun di lakukan. Seperti biasa Crish harus mengulang beberapa take karena sedikit kesalahan.
Dan seluruh crew serta pemain pun dengan sabar mengulang adegan demi bos CSA Group itu.
Hingga hari menjelang sore, seluruh adegan akhirnya mendekati klimaks.
Dalam beberapa take terakhir ada adegan yang cukup menguras emosi beberapa penonton syuting.
Dimana Mayra dan Crish melakukan adegan yang cukup romantis karena berlatar lamaran dari seorang pria pada kekasihnya yang kemudian di tutup dengan pencarian rumah masa depan untuk keduanya..
Para crew termasuk sutradara dan asistennya terlihat memfokuskan pandangan ke adegan tersebut sambil menahan napas. Dimana Crish tampak berlutut di depan Mayra membawakan sebuah cincin dan bunga berlatar sebuah rumah mewah yang menjadi objek utama dalam iklan ini.
Semua mata terlihat terpesona dengan adegan tersebut, fokus memandang, daann..
"Cut.!"
Tepuk tangan meriah menggema di ruang studio tersebut. Semua orang lega dan puas karena itu adalah adegan yang sangat indah dan menyentuh.
Seperti sebuah adegan film romantis saja.
Mereka benar-benar takjub dengan bakat akting yang diperlihatkan oleh Mayra.
"Selamat ya nona Mayra.. Akhirnya selesai . Anda sangat berbakat, saya salut..!"
Ucap pria model yang menjadi pemeran pembantu dalam syuting ini.
"Terimakasih..saya hanya melakukan semampu saya."
Ucap Mayra tersipu.
Pak sutradara menghampiri Mayra.
"Tidak di sangka, anda punya bakat terpendam nona Mayra. Saya akan senang kalau anda mau ikut terjun ke dunia akting, dan menerima tawaran untuk bermain di film.!"
Ucap nya antusias. Mayra hanya tersenyum saja.
"Terimakasih pak sutradara, anda terlalu berlebihan dalam hal ini. Saya ini orang sibuk, pekerjaan saya banyak."
Ucap Mayra lembut.
"Sayang sekali kalau bakat anda tidak disalurkan.
Saya akan menantikan kabar baik dari anda. Ini kartu nama saya.!"
Kembali ucap pak sutradara seraya menyodorkan sebuah kartu nama. Mayra menerimanya dengan sopan.
"Terimakasih.." ucapnya.
Crish yang melihat hal itu hanya menatap Mayra datar.
Sebenarnya dalam hati dia sangat puas dan bahagia bisa melakukan adegan romantis tadi dengan Mayra, andai saja itu bisa jadi kenyataan..
Semua berkemas karena sudah selesai.
Beberapa hari ke depan akan diadakan acara makan malam bersama antara crew dan semua pihak yang terlibat dalam pembuatan iklan ini.
Di selenggarakan langsung oleh pihak perusahaan Moolay Group dan CSA Group.
Mayra sudah selesai berkemas, setelah melaksanakan ibadah solat Maghrib terlebih dahulu.
Crish sudah pergi dari tadi begitu syuting selesai.
Dia adalah orang sibuk, mana ada waktu untuk berleha-leha dan bersantai ria.
"Sudah selesai May.."
Agam tiba-tiba muncul di ruangan itu.
Mayra tersenyum melihat kedatangan Agam.
"Iya mas.. Alhamdulillah semuanya berjalan lancar."
Sahut Mayra sambil berdiri mengambil tas ranselnya.
"Ayoo aku antar !"
"Tidak usah Mas, aku..." Mayra bingung karena kedua pengawalnya pasti sudah menunggu.
"Ayolah..aku ingin mengajakmu makan malam karena sudah berhasil menyelesaikan misi ini."
Ucap Agam sambil tersenyum .
"Tapi mas.."
"Ayoo..tak ada bantahan.!"
Tanpa sadar Agam menggenggam tangan Mayra dan menariknya untuk berjalan .
Mayra yang terkesima dengan gerakan Agam hanya diam saja dan menurut mengikuti langkah Agam.
Namun setelah cukup jauh melangkah dia baru tersadar cepat2 melepaskan genggaman tangan Agam. Agam melirik, mereka berpandangan.
"Maaf.." Ucapnya dengan wajah meringis bersalah.
Mereka kembali melangkah menuju parkiran.
*****
Keduanya kini sudah duduk di ruang private sebuah kafe di pusat kota, dan sedang menikmati makan malam dengan tenang.
"Bagaimana May..tidak ada kendala kan dari kemarin?"
Tanya Agam di sela-sela makan malamnya.
"Alhamdulillah tidak ada mas, semua berjalan baik.
Bahkan ini lebih cepat dari perkiraan."
"Syukurlah..Aku tidak sempat melihatmu karena banyaknya pekerjaan yang harus di urus."
"Tidak apa mas, bahkan itu bagus buatku..!"
Mayra mendadak terdiam, wajahnya memerah. Tanpa sadar dia membuka tirai yang menutupi isi hatinya selama ini. Agam terlihat menatap tajam kearah Mayra.
"Maksudnya..? Kamu merasa terganggu kalau aku ada di sana.? apa benar begitu May.?"
Tanya Agam dengan tatapan yang makin lekat.
Mayra mendongakkan kepalanya , membalas tatapan mata Agam, wajahnya terlihat memerah.
"Yang terganggu hatiku mas.. Astaghfirullah..!"
Kembali Mayra membeku membekap mulutnya sendiri.
Bagaimana dia bisa se vulgar itu membuka isi hatinya pada laki2 ini, padahal dia adalah istri seseorang.
Ya Allah ampuni segala kekhilafanku..!
Mayra merutuki diri sendiri. Dia semakin resah saat bayangan wajah Dirga tiba-tiba melintas dalam pikirannya.
Apa yang terjadi dengannya.?
Wajah Agam tampak berubah cerah, kebahagiaan seakan membuncah dalam hatinya.
Keduanya terdiam beberapa saat, canggung.
"Jadi.. bagaimana May..apa aku sudah bisa mendengar jawabanmu sekarang.?"
Tanya Agam dengan suara sedikit berat.
Mayra terdiam, sebenarnya dia ingin sekali menjawab iya tanpa basa-basi lagi.
Tapi itu tidak mungkin. Sangat tidak mungkin mengingat status nya sekarang.
"May...??"
Agam kembali berucap, tidak sabar ingin mendengar jawaban gadis pujaannya itu.
Mayra menatap Agam sebentar, kemudian kembali menunduk, meremas jemarinya.
"Aku..aku sepertinya tidak bisa mas."
Agam terhenyak. Tubuhnya lemas seketika.
Sorot matanya tampak melemah penuh kekecewaan.
Dia tidak percaya pada jawaban gadis di depannya ini.
Kenapa dia menolak isi hati dan niat baiknya.?
Apa kurangnya dirinya?
"Kenapa May..apa ada orang lain di hatimu.?"
Suara Agam bergetar menahan kekecewaan yang bertumpu di dadanya. Dia seakan hancur berkeping-keping sekarang.
Mayra mengangkat kepalanya, menatap Agam penuh rasa yang tidak bisa digambarkan. Dia juga sama, mendamba dan mencintai laki2 yang ada di depannya ini. Tapi semua tidak akan bisa di raihnya.
Lebih baik sekarang dia mencoba menerima kenyataan bahwa semua harapan dan impian tidak akan selalu menjadi kenyataan.
"Tidak ada mas. Aku hanya belum siap untuk hal yang serius." Ucap Mayra mencoba berkilah.
Agam masih menatap intens wajah Mayra.
"Aku yakin jawabanmu bukan itu May..Apa ada sesuatu yang terjadi yang aku tidak tahu.?"
Mayra tersentak ,kaget dengan ucapan Agam.
Dia cepat2 menggeleng mencoba menolak pernyataan Agam .
"Tidak mas. Aku hanya belum siap."
Kembali ucap Mayra meyakinkan.
Agam memalingkan muka, membuang napas kasar.
Dia kecewa, sungguh kecewa saat ini.
Tapi mau bagaimana lagi, dia tidak mungkin memaksa gadis yang ada di hadapannya ini untuk menerima perasaanya. Setidaknya mungkin dia belum siap, jadi masih ada harapan untuknya.
Akhirnya walau dengan suasana canggung, Agam mengantarkan Mayra pulang sampai ke loby apartemen nya.
Sebenarnya Agam juga sedikit heran, bagaimana teman Mayra bisa tinggal di apartemen mewah seperti ini. Dia juga sedikitnya tahu ruang lingkup pergaulan Mayra saat kuliah. Semuanya rata-rata dari kelas menengah ke bawah.
Dengan wajah lesu dan tubuh yang lelah karena kesibukan nya seharian, Mayra masuk ke apartemen nya di sambut Tina di depan pintu.
Dua pengawalnya ternyata dari tadi terus mengikuti dan mengawasi nya dari jauh.
Malam ini Mayra ingin istirahat penuh, agar besok bisa kembali bugar dan siap menjalani harinya kembali yang super sibuk. Tiada hari yang dilaluinya tanpa kelelahan fisik dan pikirannya..
********
TBC....
Haii..hai..readers tersayangku...jangan lupa dukung author yaa..!
Dengan cara like, koment, and vote
sebanyak-banyaknya..
Thank you..👍😘🙏