Leticia Nathania yang sering di panggil Cia adalah gadis yang sangat cantik dan selalu ceria. Cia selalu di kelilingi oleh orang-orang baik yang sangat menyayanginya. Namun semuanya berubah ketika Cia terpaksa menikahi Carlo karena di jodohkan oleh almarhum kakeknya.
Awalnya Cia ragu menikah dengan Carlo karena melihat sikap pria itu yang terlihat sombong. Tapi akhirnya Cia bersedia juga menikah dengan pria itu karena orang tuanya berusaha dengan keras meyakinkannya. Orang tuanya mengatakan kalau cinta itu akan tumbuh setelah menikah.
Setelah menikah, Cia tinggal satu atap dengan mertuanya. Dan itu bukanlah hal yang mudah, terlebih mertuanya tidak menyukai kehadiaran Cia sebagai menantu.
"Cia, kamu bersenang-senang seharian di kamar dan membiarkan Ibu dan adik bekerja, maksud kamu apa?" tegas Carlo membuat Cia sangat kaget.
Pasalnya Cia yang mengerjakan semua pekerjaan rumah seharian.
Tiba-tiba saja air mata Cia menetes tanpa di minta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MartiniKeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ikut
Nico tersenyum saat melihat ponselnya, ternyata ada pesan masuk dari kakaknya. Sekarang dia lagi nongkrong bersama teman-temannya di sebuah cafe yang ada di dekat rumahnya.
"Senyum-senyum mulu lo Nic, lo punya pacar yah?" Tio mencoba mengintip ponsel Nico. "Ternyata baca pesan dari kak Cia, kirain udah nggak jomblo lagi bestie gue yang satu ini."
"Lo kaya baru kenal aja sama ni bocah. Dia cuma bisa senyum kalau ada hubungannya sama kak Cia, kalau enggak ya bakal cemberut dia seharian." Rio sudah hapal betul dengan kelakuan Nico, karena dia sudah berteman dari SD, berbeda dengan Tio yang bertemu saat di kampus.
"Halo, kak Cia." Tio dan Rio langsung melirik ke arah Nico yang entah sejak kapan sedang menelpon kakaknya. "Kakak sekarang lagi ada dimana?"
"Baru keluar kompleks rumah, kenapa?" tanya Cia dari seberang sana.
"Berarti belum sampai rumah dong?"
"Iya belum dong. Ada apa emangnya?" tanya Cia penasaran.
"Mau di jemput kakak, boleh nggak? Aku ada di Cafe dekat rumah kita."
"Boleh, tapi motor kamu kemana?"
"Motor aku di pinjem Rio kak." Melotot lah mata Rio saat dia di fitnah secara terang-terangan. "Tadinya aku mau minta di anterin Tio , tapi berhubung kakak mau ke rumah dan akan lewat Cafe ini, jadi aku mau bareng kakak aja, boleh kan?"
"Iya boleh, kalau gitu tunggu kakak yah, nggak lama kok."
"Makasi kakak Cia cantik. I love you."
"Sama-sama Nico ganteng."
"Kok nggak dijawab? Barusan aku kan bilang I love you." Nico sedikit merajuk, membuat orang yang ada di sana menganga tidak percaya melihatnya.
"Maaf...maaf, oke I love you more Nico adik kakak yang paling ganteng. Sudah puas kan ganteng? Tunggu kakak ya, sebentar lagi sampai."
Senyum Nico mengembang sempurna saat kakaknya menjawab keinginannya. "Hm, sudah. Aku tunggu di depan yah."
Nico pun memutuskan panggilannya, mengangkat pandangannya, dan saat itulah dia sadar kalau dia jadi pusat perhatian.
"Jangan lihatin gue, gue nggak suka di lihatin kayak gitu." Protes Nico dengan wajah memerah.
Nah kan mode kulkas dua pintunya datang lagi. Semuanya langsung melengos pura-pura tidak melihat.
Sedangkan di sisi Cia, tadi saat akan berangkat, Farhan meminta mereka agar makan bersama terlebih dahulu, dan Cia pun mengiyakan, lalu mereka berakhir makan bersama.
Farhan juga sempat meminta maaf soal kejadian sebelumnya dan mewakili Carlo izin tidak bisa datang ke rumah orang tua Cia.
Cia tidak mempermasalahkan itu, lebih tepatnya tidak mau membahas masalah itu lagi, dan soal kedatangan suaminya, dia sudah tidak peduli lagi.
"Adiknya Ticia suka begitu yah kalau lagi ngobrol?" tanya Damian dengan tangan yang dia letakkan di dagu.
"Tergantung sih, tapi seringnya ya begitu, manja."
"Sampai harus bilang I love you segala?" tanya Damian lagi. Jiwa ke posesifan Damian mulai terusik dengan kata-kata Nico. Dia tau kalau itu adalah adik kandung Cia, tapi tetap saja Damian tidak suka mendengarnya tadi.
"Iya Nico memang suka ngambek kalau aku nggak jawab ungkapan sayangnya. Kadang aku juga bingung kenapa bisa manjanya nggak hilang-hilang sampai sekarang," tutur Cia dengan jujur.
"Kakak jadi iri deh sama Nico."
Cia langsung mengerutkan keningnya, melirik sekilas ke arah sampingnya di mana Damian duduk.
"Maksud kakak? Aku nggak mau dengar, kalau yang mau dibahas masalah yang kayak tadi."
"Bukan."
"Terus?" tanya Cia dengan raut wajah terlihat bingung.
"Kakak juga mau banget bilang kata-kata seperti Nico tadi, tapi kakak nggak yakin kalau Ticia bakal mau jawab kayak ke Nico tadi."
" Kenapa enggak?"
Damian melihat ke arah Ticia yang tampak cantik saat sedang fokus seperti ini.
"Kata-kata sayang nggak harus di tunjukkan sama pasangan aja kan? Orang tua, adik atau kakak, bahkan teman pun masih bisa mengungkapkan rasa sayang mereka, ya contohnya Nico."
"I Love You Ticia."
Deg.
Cia jelas terkejut mendengarnya, suara Damian dan cara berbicaranya jelas sangat berbeda dengan Nico tadi. Cia melirik kaku ke arah Damian, genggamannya pada ponsel yang dia pegang semakin mengerat, gugup dan kaget secara bersamaan.
"Kak Damian___"
"Katanya tadi boleh-boleh aja. Ticia bilang tadi nggak harus selalu untuk pasangan kan? Sekarang kok malah diem?"
Iya sih dia bilang begitu tadi, tapi tetap saja ini berbeda. Cia seolah ragu untuk menjawabnya. Sepertinya Cia terjebak oleh perkataannya sendiri.
"Ah, ternyata sudah sampai." Kata Cia dengan senyum palsu. Dia mengalihkan pembicaraannya. Kentara sekali Cia menghindari pembahasan sebelumnya.
"Aku turun dulu ya kak, sebentar."
Damian menahan tangan Cia yang akan membuka seat belt, lalu menatapnya dalam. "Ticia belum jawab perkataan kakak tadi."
"Hum? Jawab apa?"
"I Love You Ticia."
Cia menatap balik wajah Damian. "Kenapa seperti ungkapan sayang untuk orang yang di cintai yah?" pikir Cia dengan bingung. "....I love you to kak Damian." Sahut Cia, buru- buru dia melepaskan tangan Damian lalu membuka seat belt yang tadi tertunda, kemudian keluar dari mobil.
Senyum Damian mengembang sempurna mendengarnya, matanya mengikuti pergerakan gadisnya yang sesekali melirik ke arahnya berada. Namun senyumnya seketika luntur saat melihat gadisnya di peluk erat oleh laki-laki lain.
Damian menarik nafas lalu menghembuskannya dengan kasar. Mencoba menahan rasa kesalnya. "Inget Dam, dia itu adiknya, cuma adik. Tidak boleh cemburu."batin Damian.
Sial! Dia tidak bisa mengendalikan perasaannya.
Nico merentangkan tangan saat melihat kedatangan kakaknya, dan langsung menghambur memeluk kakak kesayangannya.
Cia membalasnya dengan tangan mengelus rambut Nico, tapi entah kenapa pikirannya masih pada seseorang di dalam mobil, dia sangat ingin melirik ke arah mobil tapi tidak berani. Pembicaraan tadi sungguh membuat dia gugup setengah mati.
"Kak Cia." Nico memicingkan mata saat pelukannya terlepas tapi mendapati ekspresi kakaknya seperti sedang melamun.
"Eh, di-dimana temanmu?" tanya Cia tanpa gugup.
"Kak, are you ok?"
Cia tersenyum mendengar nada khawatir adiknya, tangannya terangkat mengusap lembut dahi Nico yang sedikit berkeringat.
"Tentu, kakak baik-baik saja." Pandangannya lalu teralih pada teman Nico yang tiba-tiba muncul entah dari mana. "Tio sama Rio yah? " tebak Cia.
"Sore kak Cia, iya aku Tio. Senang deh kakak masih ingat sama aku, padahal cuma ketemu beberapa kali, itu pun udah lama." Nico dan Rio mendelik horor melihat tingkah Tio yang malu-malu.
"Muka lo kaya gitu jadi kelihatan aneh tau." Kata Nico
"Tau nih anak, mau caper lo di depan kak Cia?"
Tio hanya cengengesan mendengar protesan kedua temannya, dia tidak peduli karena fokusnya hanya pada wanita cantik di depannya.
"Ingat dong, kamu kan temennya Nico juga sama kayak Rio juga." Lalu menatap ke arah Rio. "Rio gimana kabar om sama tante? Kakak udah lama nggak ketemu mereka."
"Ekhm, baik kak, mama sama papa sehat-sehat aja kok," jawab Rio
"Syukurlah, kapan-kapan ajak main ke rumah yah. Kumpul-kumpul kayak dulu gitu. Tio juga yah."
"Siap kak." Jawabnya kompak.
"Ayo kak kita pulang, mama dan papa udah nungguin di rumah."
"Ya udah, ayo buruan. Kasihan kak Damian nungguin di mobil dari tadi." Tunjuknya ke arah mobil di ikuti oleh yang lain yang juga melihat ke arah yang di tunjuk Cia.
Terima kasih ya krn sudah mampir, jangan lupa like dan komentarnya ya kakak2, biar author tambah semangat nulisnya😊