NovelToon NovelToon
Author Badut

Author Badut

Status: sedang berlangsung
Genre:Angst / Dunia Lain / Mata Batin / Dokter / Misteri / Orang Disabilitas
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Aksara_dee

Goresan ISENG!!!

Aku adalah jemari yang gemetar. Berusaha menuliskan cinta yang masih ada, menitip sebaris rindu, setangkup pinta pada langit yang menaungi aku, kamu dan kalian.

Aku coba menulis perjalanan pulang, mencari arah dan menemukan rumah di saat senja.

Di atas kertas kusam, tulisan ini lahir sebagai cara melepaskan hati dari sakit yang menyiksa, sedih yang membelenggu ketika suara tidak dapat menjahit retak-retak lelah.

Berharap kebahagiaan kembali menghampiri seperti saat dunia kita begitu sederhana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Dia Kembali

Udara dingin selepas hujan di malam itu menyambut Sabil saat ia keluar rumah menuju rumah pak RT. Ia merapatkan jaketnya untuk sedikit memberi kehangatan pada tubuhnya. Ia berdiri tegak di depan pintu kokoh rumah pak RT yang berbeda blok darinya. Sebagai warga yang baik, dia harus mengikuti aturan perangkat wilayah tempatnya tinggal.

"Assalamualaikum... " sapa Sabil saat pak RT membukakan pintu

"Wa'alaikumussalam, dokter Sabil. Mari masuk," ajaknya sambil memberi jalan untuk masuk.

"Terima kasih pak RT."

"Maaf pak dokter, tadi sore saya dan istri bertemu bude bersama seorang perempuan muda di taman. Kata bude, sepupunya akan tinggal di sana, betul begitu pak dokter?"

"Bukan sepupu pak, sepupu dari rekan kerja saya pak, rumah Hania sedang dalam perbaikan jadi saya bawa dia ke sini," jawab Sabil sambil mengangguk dengan sopan.

"Ooo... " wajah Pak RT terlihat kaget. "Istri pak dokter sudah tahu keberadaannya?" tanya pak RT

"Kami sedang dalam proses perceraian pak, dua kali sidang lagi, semua akan akhir"

"Sedia payung sebelum hujan ya pak dokter," seloroh pak RT sambil terkekeh.

Sabil mengangguk mantab sambil tersenyum. "Doakan yang terbaik saja untuk kami pak. Kedatangan saya ke sini ingin menanyakan mengenai prosedur ijin tinggal di lingkungan ini, apa yang harus kami laporkan atau mungkin ada berkas yang harus kami lengkapi."

"Kami minta foto copi KTP mba Hania saja pak dokter, untuk pencatatan," tutur pak RT

"Baik pak RT akan saya siapkan."

Obrolan pun semakin panjang dengan pak RT, karena banyak permasalahan warga yang dibicarakan pak RT selain urusan izin tinggal Hania. Sabil pulang ke rumah hampir tengah malam.

Saat langkahnya mendekati rumah, Sabil melihat seorang pria dengan pakaian Kerajaan Padjajaran sedang berdiri di depan jendela kamar yang ditempati Hania. Dari jendela keluar cahaya keemasan yang menyala terang. Sabil tahu cahaya itu milik siapa, ia tidak bisa tinggal diam, bisa saja pria itu menyakiti dua orang yang saat ini Sabil lindungi.

'Dia kembali!' gumam Sabil.

Sabil mendekat, berdiri menantang di depan pria tersebut.

"Apa yang kamu cari di sini?" tanyanya.

Pria itu menoleh, sorot matanya penuh kesedihan. Ia kembali menatap jendela di mana Hania berada.

"Dia sudah tidak ingin menemui ku lagi. Semua ini terjadi setelah ia mengenal kamu." Pria itu kembali menatap Sabil dengan sorot mata gelap penuh kemarahan.

Sabil menggaruk pelipisnya sambil menyeringai, "baginya kamu hanya ilusi, tidak akan pernah ada dan tidak nyata. Dia hanya menyakini kalau kamu hanya makhluk dari dimensi lain yang harus ia lupakan. Hania butuh seseorang yang bisa melindunginya, yaitu aku," ucap Sabil menusukan belati kata-kata pada dada Kamandaka.

"Selama ini aku yang melindunginya dari manusia keji yang ingin mencelakainya, termasuk kamu. Kamu manusia licik, serakah dan tidak tahu balas budi!"

"Apa tidak salah kamu menilai? Bagaimana dengan makhluk yang berbohong memanipulasi alam pikir Hania, hingga ia mengganggap keluarganya kembali hidup setiap jam sembilan malam?" balas Sabil membuka rahasia antara Prabu Kamandaka dengan Hania.

"Jangan ikut campur urusan kami! Aku bisa menghancurkan mu saat ini juga!" sorot mata Kamandaka menyala merah.

"Apa yang bisa kamu lakukan pada kami yang memiliki wujud, derajat kami lebih tinggi dari makhluk seperti kalian," tantang Sabil dengan suara rendah, sebelah sudut bibirnya terangkat sambil menatap remeh.

"Kamu akan tahu apa yang akan aku lakukan untuk mendapatkan pengantinku kembali. Aku tidak hanya bisa menyentuhmu, tapi bisa menghabisi nyawamu." suaranya menggetarkan tanah yang mereka pijak.

"Oh ya? Sehebat itukah kamu? jika kamu seorang Kesatria, lawan aku sekarang. Dan jangan pernah hadir dalam hidupnya lagi."

Kamandaka menyatukan kedua telapak tangannya, memusatkan pikiran. Begitu juga Sabil, ia menyatukan tangannya di depan pusar, jarinya membentuk angka delapan. Cahaya biru keunguan berpendar membungkus tubuhnya, pikirannya fokus membaca ayat hanya dengan satu tarikan napas. Ilmu putih yang ia pelajari di padepokan silat Kyai Enjang Kusuma sejak ia berusia sepuluh tahun selalu ia latih hingga sekarang.

Kedua jenis cahaya saling bertabrakan di udara, biru keunguan milik Sabil dan jingga pekat kemerahan milik Kamandaka. Biru keunguan yang berarti orang yang memiliki intuitif tinggi, kebijaksanaan spiritual dan seseorang yang memiliki kejujuran yang mengagumkan.

Sementara energi jingga pekat kemerahan adalah seseorang yang memiliki gairah, vitalitas tinggi, berani, ambisius, kemarahan yang besar, kepemimpinan yang dominan, apapun yang ia inginkan harus didapatkan.

Sabil memusatkan pikirannya, menyakini dengan sepenuhnya bahwa makhluk di hadapannya bukanlah makhluk yang berwujud, tidak ada keraguan di hatinya untuk mengalahkan sesuatu yang ghaib, menyingkirkan kemustahilan meraja di muka bumi ini. Cahaya biru keunguan semakin melebar mengusir mundur cahaya merah hingga retakan itu terlihat jelas, perlahan cahaya jingga kemerahan pecah bagaikan gelembung sabun yang tertiup udara.

Pyaar!

Suara ledakan gelembung menggema hingga terdengar memenuhi udara.

"Kali ini aku kalah, tapi aku akan menerangi kamu dari berbagai sisi. Tidak akan kubiarkan kamu menguasai kekasihku selamanya." tanpa wujud Kamandaka, suara itu menggema di udara.

Bude Sunti yang sejak tadi menjaga Hania di kamar, seketika tubuhnya luruh ke lantai. Tenaganya habis untuk membentengi kamar Hania agar makhluk ghaib itu tidak bisa masuk. Sabil memegang dadanya yang terkena pecahan gelembung, ia bergegas masuk rumah lalu menuju kamar Hania.

Hania terbaring dengan tenang di atas kasur. Sementara bude terbaring di lantai dengan wajah pucat.

"Jalu, kamu tidak apa-apa?" tanya Bude, suaranya parau dan lemah.

"Aku tidak apa-apa bude, lebih baik kita semua tidur di sini malam ini. Biar aku tidur di sofa." Ia mengangkat tubuh bude yang kelelahan dan diletakkan di samping Hania.

"Bil, gadis ini seperti ibumu. Ujianmu terlalu berat jika kamu bertahan dengannya," bisik bude Sunti.

"Sstt... Jangan bicarakan itu sekarang, bude. Lebih baik bude istirahat, aku akan menjaga kalian."

"Bil—"

"Bude, aku janji suatu saat akan menjelaskannya."

Pukul empat pagi, suara merdu lantunan ayat suci mengalir tenang masuk ke telinga Sabil yang sedang terlelap. Ia membuka matanya perlahan, menatap punggung Hania yang sudah terbalut mukena. Dan ia baru menyadari, sebuah selimut bermotif bunga-bunga sudah menutupi tubuhnya hingga ke dada. Sabil tersenyum lembut sambil merapatkan selimutnya hingga ke leher. Hatinya sedikit tenang setelah melihat Hania terjaga dalam kondisi sehat. Ia kembali terlelap menunggu alarm subuh membangunkannya kembali.

Aroma kopi dan manis karamel memenuhi ruang makan saat Sabil turun dari kamarnya. Setelah sholat subuh ia kembali ke kamarnya di lantai dua untuk bersiap berangkat ke rumah sakit.

"Selamat pagi, sarapan dulu mas," sapa Hania seraya membawakan puding karamel yang ia buat semalam.

"Hmm... Harum, sepertinya enak."

"Cicipi mas, rasanya akan balance dengan kopi pahit Arabika dark roasting. Cocok untuk seseorang yang habis begadang semalaman," ucap Hania sambil menyeruput teh melati dari cangkirnya.

"Darimana kamu tahu aku begadang?" Sabil menautkan kedua alisnya.

"Jam dua pagi udara kamar bersuhu panas, padahal suhu AC 18⁰ dan hujan deras turun dua kali sampai jam dua belas malam."

"Menganalisa, atau... Diam-diam kamu mengetahui apa yang terjadi?" selidik Sabil

"Uhuk... Uhuk... " Hania tersedak sisa teh yang buru-buru ia telan.

Ceklek!

"Semalam sepertinya ada badai, mangga dan sawo pak Gani rontok semua, nih lihat bude dapat satu ember mangga dan sawo," seru bude saat masuk rumah sambil membawa ember berisi buah.

"Banyak sekali bude, mari aku bantu bersihkan." Hania melirik Sabil sekilas, ia menghindari tatapan tajam Sabil, menuntut jawaban.

"Pertanyaanku tadi membutuhkan jawaban Hania!" teriak Sabil.

"Sudah berangkat sana, katanya kamu ada jadwal operasi!" balas bude dengan suara keras sambil melambaikan tangan mengusir ponakannya.

Di balik kemudinya Sabil masih merenungi sikap Hania tadi pagi, ia meraba bibirnya sambil mengulum senyuman. "Apa dia tahu apa yang aku lakukan padanya semalam? Tapi kurasa dia sudah tidur pulas."

Lalu ia melirik tas bekal yang ada di jok penumpang, bekal yang disiapkan Hania dan bude Sunti.

"Bersamanya hidupku terasa nyata, jangan jauhi dia dariku, Tuhan... "

1
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
ternyata danu masih ingin menghancurkan hania. itu yang harus sabil waspadai.
Aksara_Dee: Danu cowo NPD
total 1 replies
Cakrawala
Danu sini kamu/Hammer/
Aksara_Dee: pengen jitak Danu ya ka 🤭
total 1 replies
Dinar Almeera
I fell youuuu pelukk duluuuu🤗🤗🤗
Aksara_Dee: peluk siapa ka?
total 1 replies
🌹Widianingsih,💐♥️
mahluk kasat mata bisa terekam kamera cctv juga ya ?
merinding aku Thor.....😬
Aksara_Dee: mungkin karena Sabil juga indigo jadi bisa melihat keberadaan mereka
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
cakepnya 🥰
Aksara_Dee: cocok gak ka sama karakter dokter sabil?
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
good job....aku merinding disko nih 👍
Aksara_Dee: iyakah ka? 😅
total 1 replies
Dinar Almeera
Nihhh Pak RT mau gak tinggal di komplek aku... cakep bener gak kepo gak menghakimi semua di bicarakan dengan santaii ihhh dunia butuh orang yang begini tau batasan 😍😍
Aksara_Dee: qiqiqiqi... 😅
total 3 replies
Wang Lee
Bunga sekebon untukmu🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Aksara_Dee: banyak nyaaa... aku tidur di hamparan bunga 😅
total 1 replies
Wang Lee
Semangat dek🌹🌹
Aksara_Dee: semangatnya lagi kendor nih ka 🥺
total 1 replies
Wang Lee
Ada apa dek
Aksara_Dee: nggak ada apa-apa
total 1 replies
Wang Lee
Iya, kamu benar cantik
Aksara_Dee: makasih 🤭
total 1 replies
Wang Lee
Jangan begitu, ah dek
Aksara_Dee: jadi gimana
total 1 replies
Wang Lee
Kan aku rindu bin kangen dek
Aksara_Dee: masa?
total 1 replies
Wang Lee
Like
Aksara_Dee: sukak
total 1 replies
Wang Lee
Wah...Pasti enak tuh susu alami🤣
Aksara_Dee: uppsss... 👉
total 1 replies
Wang Lee
Kamu manggil saya..
Aksara_Dee: enggak kok!
total 1 replies
Wang Lee
Luar biasa
Aksara_Dee: galak kaan
total 1 replies
Wang Lee
Pasti enak tuh🤣
Aksara_Dee: hey! wang lee... 👉
total 1 replies
🌹Widianingsih,💐♥️
Hania masih baik-baik saja kah Thor ?
kenapa prabu seperti nya marah ?
Aksara_Dee: marahnya sama Sabil ka, ada di episode 22
total 1 replies
Mom Young
sangat bagus😘
Aksara_Dee: Terima kasih kaka ❤️❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!