NovelToon NovelToon
Nikah Dadakan Karena Warga

Nikah Dadakan Karena Warga

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pernikahan Kilat
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Anjay22

Reva Maharani kabur dari rumahnya karena di paksa menikah dengan pak Renggo ,ketika di kota Reva di tuduh berbuat asusila dengan Serang pria yang tidak di kenalnya ,bernama RAka Wijaya ,dan warga menikahkan mereka ,mereka tidak ada pilihan selain menerima pernikahan itu ,bagaimana perjalan rumah tangga mereka yang berawal tidak saling mengenal ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjay22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Reva dan Nisa

Beberapa hari kemudian ,Pagi ini, kampus sedang ramai seperti biasa—mahasiswa berlarian ke kelas, suara klakson motor, dan aroma kopi instan dari kantin yang menyebar di udara. Reva berjalan santai menuju ruang kelasnya , tas selempang di bahunya, rambut diikat cepol asal-asalan, dan senyum kecil menghiasi wajahnya. Hari ini Raka masak nasi goreng spesial—katanya “spesial” karena nggak gosong—dan itu cukup membuat paginya cerah.

Di depan pintu ruangan, seorang cewek berambut pendek sebahu, memakai kacamata bulat, dan kaos bergambar kucing sedang marah, melambai-lambaikan tangan.

“Reva! Sini dong!” serunya riang.

Itu **Nisa**—teman baru Reva sejak minggu lalu. Mahasiswi pindahan dari Bandung, langsung nyatu dengan kelas Reva dalam hitungan hari. Nisa orangnya *nyeleneh*, lucu, dan punya kebiasaan aneh: selalu bawa permen karet rasa buah naga, dan nggak pernah berhenti ngobrol.

“Kamu telat lima menit! Dosen hampir ngamuk!” kata Nisa sambil menarik lengan Reva masuk.

“Lima menit? Aku cuma telat dua menit!” protes Reva.

“Dua menit itu abadi kalau dosen lagi PMS,” balas Nisa, lalu tertawa terbahak-bahak sendiri.

Sejak pertama ketemu, Reva langsung klik dengannya. Nisa nggak banyak tanya soal masa lalu, nggak ikut campur urusan pribadi, tapi selalu ada saat Reva butuh teman ngobrol atau sekadar ketawa. Mereka bahkan sempat  bareng  -bareng mengerjakan tugas kelompok, sambil makan keripik dan nonton video kucing jatuh dari sofa.

Tapi hari ini, sesuatu yang tak terduga terjadi.

Saat istirahat kuliah, mereka duduk di bangku taman kampus, masing-masing membuka bekal. Reva membuka kotak makanan—isi nasi goreng buatan Raka, lengkap dengan telur mata sapi dan irisan timun.

“Wah, pacarmu masak lagi?” tanya Nisa, mencuri sepotong timun.

“Iya. Katanya ini ‘nasi cinta’,” jawab Reva, tersenyum malu.

“Romantis banget! Aku jadi iri,” Nisa menghela napas dramatis. “Kalau pacarku dulu masak, yang ada cuma telur ceplok gosong dan mie rebus tanpa bumbu.”

Reva tertawa. “Mas Raka juga dulu gitu. Tapi sekarang dia belajar demi aku.”

“Aww… kalian kayak sinetron keluarga,” goda Nisa, lalu mengunyah permen karetnya dengan semangat. “Tapi serius, kapan kalian nikah? Soalnya kalian udah kayak suami-istri beneran.”

Reva terdiam sejenak. Lalu, dengan nada bercanda, ia berkata santai, “Kami udah nikah, sih.”

Nisa tersedak.

“Hah?! **APA?!**” matanya melotot, permen karetnya nyaris jatuh. “Kamu **sudah menikah?!**”

Reva mengangguk pelan, masih tersenyum. “Iya. dua bulan lalu,bahkan usia pernikahan kami memasuki usia ke tiga bulan

Nisa menatapnya seperti melihat alien. “Tunggu… tunggu… **KAMU SERIUS?!**”

“Serius,” jawab Reva, lalu menambahkan sambil cengar-cengir, “Tapi jangan bilang siapa-siapa dulu. Belum mau ribet di kampus.”

Nisa diam. Benar-benar diam. Matanya membelalak, mulutnya terbuka, tangannya memegang botol minum tapi lupa diminum.

Lalu—  

**“REVA! KAMU GILA ATAU APA?! KENAPA NGGAK BILANG DARI AWAL?! AKU KIRA KALIAN CUMA PACARAN!!”**

Reva tertawa keras. “Aku baru aja bilang, kan? Lagian, kamu nggak nanya!”

“GILA! Ini gila! Aku udah ngomongin Raka sebagai ‘calon suamimu’ di depan teman-teman! Sekarang aku malah kayak orang tolol!” Nisa menutup wajah dengan tangan. “Aku bahkan pernah bilang, ‘Mudah-mudahan mereka nikah sebelum lulus!’”

“Ya, doamu keburu kekabul,” seloroh Reva, lalu menyodorkan nasi gorengnya. “Mau? Ini nasi goreng suami.”

Nisa menatapnya, lalu perlahan tersenyum lebar. “Jadi… aku harus panggil kamu ‘Ibu Reva’ sekarang?”

“Jangan! Aku masih muda!” protes Reva.

“Tapi kan udah jadi istri orang,” goda Nisa, lalu tiba-tiba berdiri dan membungkuk hormat. “Selamat siang, Nyonya Raka!”

Reva melempar sedotan ke arahnya. “Diam! Kalau kamu sebarin, aku suruh Raka masak buat kamu. Sekali aja, pasti kamu trauma seumur hidup.”

“Wah, ancaman berat!” Nisa tertawa, lalu duduk lagi. “Tapi serius… kalian nikah diam-diam? Kenapa nggak undang aku?”

“Karena waktu itu cuma prosesi kecil. Bahkan Raka nggak pakai jas—cuma pakai kemeja dan kami menikah sangat sederhana ,dan tanpa resepsi ,” cerita Reva, matanya berbinar. “Tapi… itu hari paling indah.”

Nisa menatapnya lembut. “Kamu kelihatan bahagia banget, ya?”

“Iya,” jawab Reva pelan. “Aku nggak perlu pesta megah. Cukup dia, aku, dan janji yang kami ucapkan.”

Nisa menghela napas. “Aku jadi pengin nikah juga. Tapi sama siapa? Pacarku sekarang aja masih takut pegang tangan.”

“Sabar aja. Jodoh nggak ke mana,” hibur Reva.

“Tapi kalau jodohku kayak Raka, aku langsung lari ke KUA besok!” Nisa tertawa, lalu tiba-tiba berbisik, “Eh, tapi Raka nggak selingkuh kan? Soalnya aku pernah lihat dia ngobrol sama cewek di kantin”

Reva langsung tertawa. “Itu Alya, teman sekelasku. Dia lagi bertanya dimana aku,dan memintanya untuk memanggil aku ,karena hpku tidak bisa dihubungi , Dia nggak bakal selingkuh.”

“Yakin?”

“Seratus persen. Dia bahkan nggak mau lihat cewek lain sejak kami janji setia,” jawab Reva, lalu menambahkan dengan senyum nakal, “Kalau ada yang deketin dia, aku tunjukin foto dia pas pertama kali masak—nasi jadi arang.”

Nisa tertawa terbahak-bahak. “Kalian berdua emang pasangan paling aneh tapi paling cocok yang pernah aku kenal.”

“Makasih. Aku anggap itu pujian,” balas Reva.

Sejak hari itu, Nisa jadi “penjaga rahasia” resmi Reva. Ia bahkan bikin kode khusus kalau ada orang nanya soal status Reva.

“Kalau ada yang tanya, ‘Kamu pacaran sama Raka?’ aku bakal jawab, ‘Mereka udah level lanjutan, sayang,’” kata Nisa suatu hari, sambil memamerkan senyum penuh arti.

Reva hanya menggeleng, tapi dalam hati, ia bersyukur punya teman seperti Nisa—yang bisa menerima kebenaran dengan tawa, bukan gosip.

Suatu sore, saat mereka nongkrong di kafe dekat kampus, Nisa tiba-tiba bertanya, “Eh, tapi… kalian udah… *kayak suami istri beneran* belum?”

Reva langsung memerah. “Nisa! Ini tempat umum!”

“Ya ampun, aku cuma nanya! Jangan langsung kayak ketahuan nyolong permen!” Nisa tertawa. “Aku penasaran aja. Soalnya kalian kelihatan… udah kayak keluarga kecil.”

Reva tidak menjawab dan dia hanya tersenyum .

"Ayo dong ,Rev ! Cerita dong! Kamu sama Raka sudah gituan belum ?" tanya Nisa dengan rasa penasaran .

"Gituan apa ? " Reva pura -pura tidak tahu apa yang Reva maksud .

"Reva ...gituan aja nggak tahu ! Itu lho kamu dan Raka sudah hubungan layaknya suami istri belum ?"

"Kamu ingin tahu ? atau ingin tahu banget ?"

"ingin tahu banget ! Aku kan penasaran soalnya yang aku dengar malam pertama itu sakit ."

"mm...mmm masak sih ?"

"iya ,sepupuku yang baru menikah Minggu kemarin mengatakan begitu ."

Mendengar ucapan Nisa ,Reva didalam hatinya terbesit rasa takut ,karena dia dan Raka belum pernah melakukan hal itu ."

"Jadi gimana ? apakah kamu dan Raka sudah melakukan hal itu? Bagai mana rasanya ?"

"Rasanya ...mmm..Rahasia !"

Nisa merasa kesal dan kembali mengambil mentimun di bok belah Reva dan memakannya .

1
Napoleon
woop , rasanya gimana tuh Raka manis pasti
Napoleon
Buruk
Napoleon
Kecewa
Jena
Asiknya baca cerita ini bisa buat aku lupa waktu
MayAyunda: terimakasih kak
total 1 replies
kawaiko
Thor, tolong update secepatnya ya! Gak sabar nunggu!
MayAyunda: siap kak 🙏
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!