NovelToon NovelToon
Jalan Menuju Balas Dendam

Jalan Menuju Balas Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Spiritual / Matabatin / Iblis / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: A.J Roby

Aldi remaja yang masih menyimpan kepedihan atas meninggalnya sang bapak beberapa tahun lalu. Dirinya merasa bapaknya meninggal dengan cara yang janggal.
Kepingan memori saat bapaknya masih hidup menguatkan tekadnya, mengorek kepedihannya semakin dalam. Mimpi-mimpi aneh yang melibatkan bapaknya terus mengganggu pikirannya hingga dirinya memutuskan untuk mendalami hal ghaib untuk mencari tahu kebenarannya.
Dari mimpi itu dirinya yakin bahwa bapaknya telah dibunuh, ia bertekad mencari siapapun yang menjadi dalang pembunuhan bapaknya.
Apakah benar bapaknya dibunuh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A.J Roby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Satu Langkah Lebih Dekat

Suasana di pendopo balai desa kian memanas. Agus yang diketahui menjabat sebagai Kesra Desa sekaligus sebagai Modin Desa tak henti-hentinya menyalahkan pak Kades atas kekacauan yang terjadi di desa. Agus terus mencoba meruntuhkan kepercayaan masyarakat atas kinerja kepala desa.

Perdebatan yang awalnya membahas terror kini beralih menjadi pembongkaran aib kepala desa. Semua tuduhan dilayangkan oleh Agus, mulai dari korupsi hingga kebiasaan buruk sang kepala desa. Warga desa yang tak sengaja mendengar kegaduhan itu lalu berkumpul untuk melihat lebih dekat.

Melati dan Suro sedari tadi sudah meluncur menuju bagian belakang balai desa mencari sumber energi yang terpendam di dalamnya. Kini mereka berada di dalam ruangan arsip yang sudah tak terpakai. Rak-rak tersusun rapi beserta dokumen-dokumen usang tertata di sana. Meja kursi yang rusak juga terletak di sana.

“Om kayaknya ini deh sumber masalahnya” Ucap Melati sambil menunjuk satu meja kerja di dalam ruangan

“Aku bukan saudaramu, berhenti panggil aku om!”

Suro mendekat ke arah Melati, dengan sedikit kekuatan Suro membuka laci yang berada di bawah meja. Terdapat sebuah koper ukuran sedang berwarna hitam. Koper ini terkunci rapat menandakan ada sesuatu yang disembunyikan. Saat Melati mencoba mengambilnya ia terpelanting hingga menabrak tembok.

Pocong tengkorak datang menghadang duo ini, dirinya hanya berdiri memberi tatapan nyalang kepada Suro. Sementara Melati masih tertatih untuk bangkit. Benturan residual energi milik Suro dan pocong berdampak sangat besar.

“Duaarrrrr”

Suara ledakan mengagetkan setiap orang yang ada di pendopo, ledakan ini berasal dari benturan energi Suro serta pocong tersebut. Saat Aldi dan yang lain pergi untuk melihat ke sumber suara. Ruangan arsip sudah luluh lantah, rak-rak telah terjatuh, dokumen berserakan dan meja kursi yang rusak kini hancur menjadi potongan-potongan kecil.

Sontak semua kebingungan, Suro dan Melati sudah berhasil melarikan diri dari balai desa. Sementara pocong itu masih berdiri di sana dengan kondisi terluka. Aldi keheranan, mengapa pocong ini menampakkan dirinya di siang hari dengan kondisi yang sedikit sekarat.

Karena tak menemukan apapun mereka segera kembali ke pendopo, riak wajah Agus menunjukkan kegelisahan, Aldi paham tentang hal tersebut. Sejauh ini asumsi Aldi mengarah tepat ke Agus sebagai pelaku pesugihan dan sebagai dalang dari terror pocong. Namun jika benar Agus pelakunya, apa motif sebenarnya dari orang ini?

Pak Sugeng selaku kepala Desa mencoba menenangkan orang-orang yang terbakar emosinya. Pasalnya terror yang menjangkit Desa Rahayu tak kunjung menemukan titik terang. Walaupun tuduhan dalang terror mengarah ke dirinya, Sugeng masih mencoba untuk tetap tenang serta memberi pengertian kepada warganya.

Diskusi menjadi buntu, hanya saling tuduh antar warga dan perangkat desa yang kini terjadi. Aldi memutuskan untuk pulang terlebih dahulu, sementara mbah Wo masih mencoba menenangkan situasi yang ada.

Sesampainya di rumah mbah Wo Aldi langsung masuk kamar, betapa kagetnya dirinya saat melihat Melati menenteng sebuah koper hitam sambil bergaya bak miliarder lengkap dengan gestur centilnya. Energinya sudah dinetralkan sehingga dada Aldi tak merasa sakit berada di dekat koper tersebut.

“Koper siapa yang kamu bawa itu Mel?”

“Ini adalah koper yang membuat dadamu sakit Al” Balas Suro

“Buka mas hihihi!” Ujar Melati

Aldi menyambar koper dari tangan Melati lalu pergi ke belakang rumah, sebelumnya ia telah mengambil linggis. Koper itu terkunci rapat dan memerlukan kode untuk membukanya. Karena dirinya tak mau pusing ia lalu membukanya paksa dengan linggis. Cara Aldi dapat dibilang lumayan kasar, karena koper tersebut terkoyak parah akibat sabetan linggis.

Saat membuka koper tersebut matanya terbelalak, isi koper ini ternyata dua lapis kain kafan yang masih bersih dan mengeluarkan wangi khas jenazah yang seperti baru dimandikan. Aroma minyak serta bunga tujuh rupa menyapa hidung Aldi. Padahal kain ini telah berumur puluhan tahun, tapi karena ini digunakan untuk pesugihan sepertinya si pemilik selalu merawatnya dengan baik.

“Ini yang digunakan untuk pesugihan” Ujar Suro

“Maksudnya?”

“Pelakunya akan mengikatkan kain ini di tubuhnya lalu dirinya tidak akan terlihat oleh mata manusia normal” Timpal Suro

“Tapi apakah aku masih bisa melihatnya?”

“Bisa saja, karena ini konsepnya seperti meraga sukma namun sedikit berbeda. Jadi fisikmu dileburkan dengan sukma. Tubuhmu tidak akan terlihat tapi dirimu dapat menyentuh apapun” Tukas Suro

“Terus kita apakan ini?” Tanya Aldi bingung

“Bakar”

Tanpa buang waktu Aldi langsung membakarnya hingga hangus tak tersisa, senyum merekah di bibirnya.

“Jangan senang duluan Al” Ujar Suro

“Gimana ndak senang kan ini udah kita bakar, dia ndak akan bisa beraksi lagi” Balas Aldi

“Kain kafan jenazah perempuan ada lima lapis, ini adalah kain cadangan. Sedangkan kain yang biasa dipakai beraksi masih ada di tangan pelakunya mas” Balas Melati

Senyumnya kini memudar, tapi ia tetap meyakinkan dirinya karena dirinya selangkah lebih dekat untuk memberantas terror ini.

Kembali ke balai desa, Agus tak henti-hentinya memojokkan sang kepala desa. Agus mencoba menaikkan legitimasinya dengan cara menyerang Sugeng.

“Njenengan sudah njabat berapa tahun pak? Daridulu terror ini ndak pernah selesai. Jangan-jangan njenengan ada hubungannya dengan terror ini” Ujar Agus

“Pak Agus, saya juga udah coba berbagai cara. Njenengan juga tahu sendiri kalau kita pernah nyewa orang pintar buat berantas terror ini tapi apa? Ndak berhasil kan” Balas Sugeng yang kini melawan

“Coba terus lah pak, masa sebagai kepala desa ndak ada integritasnya sama sekali” Ujar Agus dengan lantang

Para warga turut mendengar hal tersebut sehingga tersulut emosinya. Mereka juga merasakan bahwa pihak desa juga selama ini tidak ada tindakan khusus untuk memberantas hal ini. Sebelum massa semakin marah, mbah Wo menengahi dengan memberikan pengertian untuk masyarakat. Mbah Wo juga turut menuturkan bahwa dirinya akan berusaha lebih keras untuk ikut memberantas terror.

***

Malam hari Putri anak kepala desa baru saja menyelesaikan tugasnya. Ia duduk di bangku kelas 3 SMP, malam ini ia ingin tidur lebih cepat. Ia hanya menggunakan kaos dan celana pendek. Setelah mencuci muka, dirinya duduk di depan meja rias lalu memberikan perawatan rutin bagi wajahnya sebelum tidur.

Ia tiba-tiba merasakan ngantuk yang luar biasa, padahal dirinya masih terduduk di depan meja rias. Ia berkali-kali menguap menahan kantuk yang amat sulit ditahan. Saat baru selesai urusan di depan meja rias ia segera ke atas tempat tidur. Kepala bagian belakangnya seperti dipukul menggunakan benda tumpul hingga ia tersungkur tak sadarkan diri.

Agus kini kembali mencari gadis perawan demi memenuhi syarat pesugihannya. Dalam beberapa bulan sekali ia harus menyetubuhi gadis perawan agar dirinya yang tidak dijadikan sebagai tumbal. Kain kafan yang ia gunakan dililitkan ke perutnya.

Putri pingsan di atas kasur, birahi Agus meluap naik, tak peduli meskipun anak ini masih di bawah umur. Ia membuka pakaian putri satu persatu hingga tak tersisa sehelai pun. Putri ia pilih sebagai korban karena dendamnya kepada Sugeng yang amat besar. Agus dan Sugeng dulunya adalah teman baik, namun Sugeng yang menjabat sebagai kepala desa selalu menyulitkannya dalam hal pekerjaan membuat dirinya gelap mata.

Borok Sugeng sebenarnya diketahui oleh Agus, tapi ia tak mampu berbuat apapun karena Sugeng sendiri juga pandai berbicara serta memiliki jabatan yang jauh di atasnya. Ia selama ini ingin menggulingkan Sugeng dari jabatannya namun selalu gagal sehingga ia membuat terror di desa untuk meruntuhkan kepercayaan masyarakat kepada Sugeng.

Selain karena dendam Agus kepada sugeng, Putri kali ini ia pilih sebagai korban karena memang sementara tidak ada yang dapat ia cari. Sekaligus memberi efek kejut bagi Sugeng. Agus lalu menggerayangi Putri dengan penuh nafsu, terlihat tombaknya sudah mengeras. Saat baru menurunkan celananya tiba-tiba…

Sesosok kuntilanak berbaju hitam dengan rambut menjuntai panjang hingga menutupi wajahnya muncul tepat di depan posisi Agus berdiri. Kuntilanak ini tak lain adalah Melati, rambutnya tertiup angin memperlihatkan wajahnya yang pucat pasi dengan luka di pipinya. Mata dengan pupil kecil menatap Agus penuh amarah.

Melati mencekik Agus tanpa ampun lalu membawanya keluar melalui jendela kamar yang terbuka.

“Bughh”

Benturan badan Agus dengan pohon terdengar menyakitkan, ia mengerang karena punggungnya terasa remuk. Lukanya tadi malam belum sembuh kini ditambah lagi oleh Melati.

Para pocong langsung berkumpul saat tuannya dihajar oleh Melati. Mungkin ratusan pocong kali ini mengepung Melati seorang. Agus tersenyum saat melihat bantuannya kini datang.

“Jadilah budakku maka aku akan melepaskanmu!” Ujar Agus sombong

Melati meludah jijik saat mendengar kesombongan Agus. Tornado menerjang sekumpulan pocong, membuatnya terhempas jauh.

“Ini baru permulaan” Balas Melati yang tak kalah sombong dengan menunjukkan digdayanya.

Para pocong itu tiba-tiba mampu mengeluarkan tangannya sehingga mereka dapat bergerak bebas, namun tidak membawa celurit. Wujud mereka kini mirip seperti pocong di dalam game. Melati merasakan energi yang meningkat pesat dari para pocong ini.

Mereka menggabungkan kekuatan, sebuah kepulan asap membumbung ke atas dengan ukuran lumayan besar lalu terbang menghantam Melati hingga terpental.

1
Marss256
Banyakin aksi Melati thor
Was pray
lah isi suratnya apaan? para pembaca disuruh mengira Ira sendiri kah?
A.J. Roby: Seperti biasa, jawabannya kita cari tahu di bab selanjutnya😁
total 1 replies
Venaaaaa
Keren
A.J. Roby
Haloo para readers, semoga novel ini dapat dinikmati bersama. Pengalaman horor yang pernah author alami juga dituangkan di dalam novel ini. Semoga para readers suka


Kritik, saran dan masukan dari para readers sekalian sangat berarti bagi author, mengingat ini adalah karya pertama dari author. Happy reading😁
Was pray
suro dan melati gak mengawal Aldi ke balai desa kah? sehingga kemunculan pocong tengkorak gak terdeteksi
A.J. Roby: Mari kita cari tahu jawabannya di bab berikutnya😁
total 1 replies
Yudha Sukma
ditunggu updateannya thor
Tsumugi Kotobuki
Kapan ni thor? Seperti sudah lama sekali gak ada updatenya, rindu aksi si tokoh utama!
A.J. Roby: Haloo kak, terimakasih telah membaca cerita author yaa. InsyaAllah author akan udpate setiap hari kalau ga ada urusan mendadak. Tunggu terus update selanjutnya yaa
total 1 replies
Mưa buồn
Penulis luar biasa.
A.J. Roby: Terimakasih kak, semoga suka dan terhibur yaa
total 1 replies
LOLA SANCHEZ
Ngakak sampai sakit perut 😂
A.J. Roby: Terimakasih kak, semoga selalu terhibur dan tunggu update selanjutnya yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!