Felisha harus terjebak dengan kesepakatan yang tidak bisa ditolaknya demi membantu keluarganya di kampung.
" Ingat, kamu harus menutup mata, telinga bahkan mulutmu selama kesepakatan itu berlangsung." ucap alvino.
" Ya aku akan selalu mengingatnya." patuh felisha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vennyrosmalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 22
Setelah melakukan pembayaran, Alvino meminta barang-barang tersebut dikirim esok hari saja. Tidak lupa Alvino menyertakan alamat pengiriman barang tersebut.
"Vin, makan dululah laper nih." keluh Denis.
Alvino tanpa menolak langsung mengiyakan permintaan sahabatnya.
"Kita ke Mall saja." ajak Alvino.
"Gak salah, nanti yang ada gak bisa makan disana Vin."
Denis mengingatkan karena jika mereka makan di Mall, bisa-bisa fans Alvino akan selalu mengikuti mereka.
"Felisha ada di Mall." celetuk Alvino.
Denis tercengang, ternyata itu alasan Alvino mengajaknya ke mall. Bahkan Alvino tidak peduli dengan dampak yang akan terjadi jika dia pergi kesana.
......................
"Filmnya seru banget ya Fel." ungkap Gina.
Felisha menganggukan kepalanya antusias. Baru kali ini dirinya bisa pergi nonton dan jalan-jalan seperti ini.
"Sekarang kita makan yuk, aku laper." ajak Felisha.
Mereka akan memilih makan di area foodcourt di lantai dasar, sebab disana sedang ada pameran kuliner dari berbagai negara.
"Ada apa sih ramai-ramai."
Gina dan Felisha begitu penasaran saat banyak orang terutama gadis-gadis berbondong-bondong menuju satu tempat.
Kemudian mereka mencoba mendekat dan melupakan niat untuk makan. Begitu berdesakan namun Gina terus mendesak masuk ke keramaian.
"Astaga." gumam Felisha dan Gina bersamaan.
......................
Setelah perjuangan panjang dibantu dengan keamanan pihak mall, akhirnya kini Felisha dan Gina sudah duduk berhadapan dengan dua pria yang sudah membuat mereka geram.
"Kamu gila atau gimana sih Al, kenapa pake datang ke mall segala." gerutu Gina.
Sedangkan Alvino yang dimarahi hanya diam tanpa berniat menjawab. Dia hanya fokus pada satu wajah yang saat ini tidak menatapnya.
"Lo juga Denis, bukannya larang nih si Alvin buat kesini." lanjut Gina memarahi Denis yang kini sibuk melahap makanannya.
Denis menelan makanan yang berada di mulutnya sebelum menjawab tuduhan Gina.
"Kaya ga tau aja gimana sepupu kamu Gin." jawab Denis.
Felisha hanya menghela nafas kasar, benar yang dikatakan Denis. Siapa yang bisa menentang keinginan seorang Alvino.
Jika sudah berkata A maka hal itu tidak akan berubah menjadi B. Felisha paham sekali dengan hal itu.
"Udah Gina, jangan marah-marah terus. Mending kita makan dulu." sela Felisha.
Dia juga sudah merasa lapar, apalagi tadi mereka harus berjalan cepat untuk menghindari kerumunan.
"Kamu juga, makanlah." ucap Felisha pada Alvino yang terus menatapnya.
Bukan dia tidak menyadari Alvino yang terus menatap ke arahnya. Hanya saja Felisha menyayangkan tindakan Alvino yang gegabah datang ke mall tanpa penjagaan.
"Aahhh kenyang banget." ucap Denis sambil mengusap perutnya.
"Gimana gak kenyang, makan lo kaya orang kesurupan." ketus Gina.
Denis hanya cengengesan menanggapi Gina yang selalu berbicara ketus padanya.
"Kita keluar duluan, kalian bisa keluar setelah 15 menit." usul Felisha.
"Tidak." tolak Alvino.
Semua menatap ke arah Alvino.
"Kamu pulang sama aku." titah Alvino tegas.
Kemudian Denis menerima kode dari Alvino untuk pergi dengan Gina.
"Ayo Gin, mereka perlu waktu berdua." ajak Denis.
"Tapi Denis,"
"Kamu pulang sama Denis aja Gina, Felisha aman bersamaku." kali ini Alvino ikut membujuk sepupunya.
......................
Setelah ditinggal Denis dan Gina berdua, Alvino tidak langsung mengajak Felisha keluar.
"Mau sampai jam berapa disini Vin, aku mau kerja kalau kamu lupa." ucap Felisha.
Semenjak berurusan dengan Alvino, sudah berapa kali dirinya bolos bekerja. Meskipun saat ini Felisha sedang tidak kekurangan uang tetap saja pekerjaan di minimarket adalah salah satu sumber penghasilannya.
"Aku sudah katakan untuk berhenti bekerja di minimarket." seru Alvino.
"Harus berapa kali aku katakan juga tidak bisa Vino. Bekerja disana adalah penghasilan tetapku." jelas Felisha masih mencoba berbicara pelan pada Alvino.
Meskipun saat ini dia mulai kesal dengan sikap Alvino yang terlalu mengatur menurutnya.
"Apa uang yang aku berikan masih kurang buat kamu?"
Deg.
Pertanyaan Alvino seolah menginjak harga dirinya. Alvino memberinya uang bukan dengan cuma-cuma.
Tapi Felisha mendapatkan uang itu karena dia bekerja sebagai tutor belajar Alvino. Walaupun memang bayaran yang dia dapatkan sangat besar.
Felisha berdiri kemudian merogoh dompetnya. Dia mengeluarkan sejumlah uang dan kartu ATM yang sudah diberikan Alvino padanya.
"Ini aku kembalikan, maaf sudah ada yang terpakai di kartu itu." Felisha menyimpannya di atas meja.
Kemudian tanpa permisi dia melangkah pergi meninggalkan Alvino yang terkejut dengan reaksi Felisha.
Begitu pintu tertutup Alvino tersadar jika sudah ditinggalkan Felisha dan menyinggungnya.
"Sial."
...****************...