Jika biasanya seorang wanita yang terlibat oleh seorang anak dan juga ayahnya, maka kali ini berbeda.
Smith Rian Andromeda, dia harus terlibat dengan seorang anak laki-laki yang bernama Lev Zoran Rostova dan juga ibunya, Irina Rostova.
"Aku mau Ayah Smith yang jadi ayahku. Kalau tidak, maka aku tidak akan tingal sama Ibu lagi. Aku bakalan pergi dari rumah sampai Ibu tidak bisa menemukanku!"
Lev yang berusia 9 tahun tahun itu agaknya sedang masa-masa memberontak. Dia kesal dan marah karena ibunya tidak pernah menjawab saat dirinya bertanya tentang ayah kandungnya.
Bagaimana Smith menghadapi situasi ini?
Akankah Irina menerima permintaan Lev, atau dia hanya menganggap bahwa itu hanya sebuah gertakan?
Lalu, bagaimana sikap Lev saat ayah kandungnya muncul?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anak Mafia 22
"Laporkan!"
"Siap, Queen."
Bali-Ufa, ditempuh selama lebih dari 24 jam. Sesampainya di mansion, Irina segera memanggil Joy. Dan sekarang ini Joy tengah memberikan laporannya terkait penemuan batu nisan atas nama Robert Sanders.
Joy sama sekali tidak melewatkan barang satu hal pun. Dia juga menyampaikan setiap ucapan orang yang disinyalir pernah berhubungan dengan Robert Sanders.
"Jadi maksudmu, mereka yang menyaksikan kehidupan sebelum kematian orang itu? Dan mereka juga yang menguburkannya, begitu?" tanya Irina memastikan apa yang diceritakan oleh Joy.
Joy mengangguk. Memang begitulah yang ia dengar dan tahu. Meskipun waktu itu Irina memerintahkan dirinya untuk mundur, namun rasa penasaran terkait orang itu yang selama ini dicari dan begitu sulit ditemukan membuat Joy terus berusaha menggali sendiri.
Ketika mendengar orang menyebut nama itu di negara tersebut, Joy dengan sungguh-sungguh mencarinya. Meski, rasanya sedikit janggal. Bagaimana bisa orang yang selama ini tak pernah ada titik terangnya saat dicari, tiba-tiba muncul begitu saja? Seperti itulah isi kepala Joy ketika mendengar nama Robert Sander waktu itu.
"Mengapa terasa sangat janggal?" gumam Irina.
"Saya pun berpikir demikian, Queen. Rasanya seperti apa ya. Ehmmm asap yanh sengaja dibuat. Muncul tiba-tiba tapi menguap. Yaah seperti itu lah," sahut Joy. Dia merasa apa yang dipikirkan Irina saat ini sama dengan apa yang dia pikirkan.
Tak tak tak tak
Irina mengetuk-ngetukkan jarinya diatas meja sehingga terdengar seperti suara langkah sepatu kuda. Dia merasa sungguh harus kesana lebih dulu.
Sekian tahun dia mencari pria itu tapi tak pernah ditemui. Lalu namanya muncul di batu nisan, sungguh sesuatu yang sepertinya sangat tiba-tiba dan tentunya mencurigakan.
Sebagai orang yang berkecimpung di dunia bawah, dimana banyak kekejaman, intrik dan juga manipulasi, Irina tidak bisa memercayai kematian Robert Sanders dengan mudah.
"Baiklah Joy, sekarang pergilah ke tempat Lev berada. Jaga dia bersama dengan Anya. Aku akan mencoba datang ke Swiss untuk mencari tahu lebih banyak lagi tentang kematian bajingan itu,"ucap Irina pada akhirnya. Semua informasi dari Joy sudah dirasa cukup buatnya. Jadi tidak ada lagi yang ingin dia ketahui.
Seperti rencana semula, Joy akan ia kirim ke Bali untuk menjaga Lev. Meski sebenarnya Anya saja sudah cukup, akan tetapi dengan ditambah Joy maka setidaknya Irina semakin lebih tenang lagi.
"Baik, Queen. Ehmmm, apa Anda tidak akan mencoba untuk kembali bertanya dengan Back Rose? Memang benar mereka sudah mengonfirmasi bahwa penyerangan itu tidak ada sangkut pautnya dengan mereka. Namun, nama klan itu disebut oleh Si Robert membuat saya menaruh curiga. Memang menjadi hal yang tabu tidak memercayai apa yang diucapkan seorang ketua organisasi mafia, tapi hati saya merasa ada yang tidak menyenangkan terkait hal tersebut,"ucap Joy.
Bawahan Irina itu secara tidak langsung berkata bahwa dirinya itu mencurigai Black Rose, salah satu organisasi mafia yang ada di Ufa juga.
"Baiklah Joy, aku paham dengan apa yang kamu ucapkan. Sekarang berangkatlah, tiket penerbangan sudah dirus bukan?" ucap Irina. Agaknya Irina merasa bahwa apa yang dikatakan oleh Joy itu perlu dilakukan.
Black Rose, nama yang pernah meluncur dari bibir Robert Sanders saat penyerangan tiba-tiba itu, tentu saja langsung dikonfirmasi oleh Irina. Namun mereka mengatakan bahwa mereka tidak pernah mengenal pria yang bernama Robert Sanders.
Bukan hanya itu, mereka bahkan bersumpah bahwa tidak pernah memerintahkan atau pun menyuruh orang untuk melakukan hal yang sedemikian kepada Chernyye Rozy.
Meskipun sesama organisasi mafia yang tinggal di negara yang sama, mereka tidak pernah memiliki niat untuk mencaplok klan lain untuk menambah pengaruh wilayah.
Dan, Black Rose juga mengonfirmasi itu berkali-kali kepada Irina. Sehingga Irina mau tidak mau percaya. Pimpinan mereka pun sampai bersumpah bahwa mereka sama sekali tidak ikut andil di dalam penyerangan itu.
"Kalau begitu saya amit, Nyonya,"ucap Joy. Jika memanggil Irina dengan sebutan Nyonya, maka saat ini Joy sedang bicara dengan Irina sebagai pemilik rumah sekaligus CEO Rova Lab. Dimana urusan terkait Chernyye Rozy sudah lah selesai.
"Panggilkan Dale kemari, Joy."
"Baik, Nyonya."
Klaak
Fyuuuuh
Irina membuang nafasnya kasar. Awalnya dia akan langsung pergi ke Swiss. Tapi ucapan Joy tadi membuat hati dan pikirannya untuk menemui pimpinan Black Rose.
"Apa kau memanggilku, Irina?"
Dale muncul, pria itu berdiri di depan meja Irina. Dia bisa melihat wajah Irina yang tengah dipenuhi setumpuk masalah.
"Mari kita lalukan kunjungan ke teman kita, Dale," ucap Irina.
Dale merasa bingung dengan ucapan Irina itu. Berkunjung ke teman? Dale yakin tidak ada orang di dunia ini yang dianggap teman oleh Irina.
"Siapa?" tanya Dale lagi. Dia benar-benar tidak bisa menebak apapun isi kepala wanita itu.
"Black Rose, mari kita melakukan kunjungan kesana."
Apa?
Dale nampak terkejut saat Irina menyebutkan nama Black Rose. Organisasi Mafia yang sudah lama tidak pernah disinggung oleh Irina. Terakhir adalah 10 tahun lalu setelah penyerangan yang dilakukan oleh Robert Sander.
"Ada apa ini Irina? Kenapa kembali lagi menyinggung mereka?"
Dale bertanya-tanya. Ini tidak akan jadi hal yang mudah jika Irina sungguh ingin kembali menyingung Black Rose.
"Entahlah Dale. Tapi aku merasa bahwa kematian bajingan itu tidak lah semudah itu. Jangan terlalu khawatir. Mari lakukan kunjungan layaknya teman lama saja." Irina berkata dengan begitu tenang. Seolah tidak akan terjadi apa-apa nanti.
Dulu, yang diminta oleh Irina bertanya kepada Black Rose adalah Dale. Dale tentu sekuat tenaga mendesak mereka untuk mengaku. Tapi mereka dengan kukuh berkata bahwa merela tidak mengenal Roberts Sanders.
Setelah mencoba mendesak berkali-kali dan jawabannya pun sama, Dale pun mengakhiri investigasinya dan menyatakan bahwa mereka bersih. Bahkan mereka merasa bahwa Robert bermaksud mengadu domba demi keuntungan pribadi.
Irina pun setuju akan hal itu. Dia juga menarik kesimpulan bahwa Black Rose tidak terlibat.
Akan tetapi, mengapa sekarang Irina tiba-tiba kembali menyinggung mereka. Dale sungguh merasa bingung.
"Sudah ku katakan bahwa ini hanya kunjungan biasa. Kau tak perlu khawatir, Dale," ucap Irina.
"Entahlah Irina. Aku menjadi sangat tidak mengerti apa yang saat ini tengah kau pikirkan. Tapi apapun itu, aku akan selalu mendukungmu. Mau langsung berangkat sekarang," Sahut Dale. Ya memang benar, apapun yang akan dilakukan Irina, Dale akan mendukung. Dia tidak perlu memiliki alasan untuk melakukan apa yang Irina inginkan.
"Ya, mari kita berangkat sekarang. Aku merasa sangat tidak sabar untuk bertemu dengan teman lama."
TBC
Dimana richi akan menemukan arti keluarga di tengah² LEV & yg lainnya.
Semangat richi...kamu bener2 menemukan JATI DIRI kamu sendiri..Semangat✊️✊️