"uuhhh... Ini... Ini, dimana? Bukankah aku telah meninggal karna gugur dalam medan perang, lalu dimana ini? " Ujar seorang wanita bergumam sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22.
Secara pelan Vino menggerakkan tangannya, lalu dia mematikan vidio itu, kemudian dia perbesaran wajah wanita yang menurut nya mencurigakan.
"Bi Ipah.. ngapain dia berada disana,?" gumam Vino bertanya sendiri.
kemudian Vino jalankan lagi vidio nya, namun.. tiba-tiba mata Vino melotot sempurna, gigi nya bergemulutup, wajah nya merah padam, napas nya pun memburu.
Di vidio itu terlihat jelas bi Ipah menukar adik nya dengan bayi lain, yang berkemungkinan bayi itu adalah anak bi Ipah.
"Jadi.. keraguan ku selama ini benar.. dia.. dia, bukan adik ku, hiks.. lalu.. dimana adik ku sekarang, " ujar Vino terisak karna tak dapat menerima kenyataan yang dia ketahui saat ini.
Sekarang Vino mengerti akan alasan dia yang selalu tak mau dekat dengan Nadia, ikatan bathin mereka tak terjalin karna mereka bukan saudara, melainkan hanya orang asing yang tak mempunyai ikatan apa-apa.
Vino pun sekarang mengerti akan alasan bi Ipah yang teramat sangat menyayangi Nadia, karna ternyata Nadia adalah anak nya.
Tapi satu hal yang tak Vino pahami.. kenapa bi Ipah melakukan ini semua, apa alasan nya, apa motif nya, ? apakan bi Ipah punya masa lalu dengan orang tua nya atau ada alasan lain hingga bi Ipah berani melakukan kejahatan seperti itu.
"Gue gak bisa diam aja, gue harus cari tau semua, " gumam Vino.
…………
"Tidak.. tidakk.. tidak, ini tidak mungkin, " ujar Merida sambil menjambak rambutnya sendiri.
"Hiks.. hiks.. bagaimana mana mungkin bisa begini, ? dan anak ku.. anak ku, dimana dia sekarang, ?" ujar Merida kembali sambil terisak.
Brakk.. dengan kasar pintu kamar Merida di buka dari luar, dan muncul lah Vino dengan wajah acak-acakan nya.
"Ibu.. " ujar Vino berlari kecil ketika melihat ke adaan Merida sudah sangat menghawatirkan.
"Tidak.. tidak.. tidak... " gumam Merida mengulang kata yang sama.
"Bu.. ada apa denganmu, ?" tanya Vino dengan cemas.
"Tidak.. tidak.. di mana anak ku.. di mana anak ku, ?" gumam Merida lagi yang hanya mengulang kata yang sama.
"Bu.. Ibu.. " panggil Vino yang sama sekali tak mendapatkan tanggapan dari Merida.
"Sebenarnya ada apa ini, ?" ujar Vino frustasi.. lalu Vino curiga bahwa sang ibu sudah melihat vidio yang sama dengan nya, dengan gerakan cepat Vino mengambil handphone milik Merida dari genggaman tangan Merida.
Braakkk.. lagi Vino harus menelan kepahitan, tadinya dia terburu-buru mendatangi sang ibu karna tak mau dia melihat video tersebut, namun Vino kurang cepat yang akhirnya dia ter dahului.
"Mang Tono.. mang Tono.. " teriak Vino memanggil mang Tono sambil menggendong tubuh Merida.
"Iya Den, " jawab mang Tono.
"Kita segera ke rumah sakit, " ujar Vino.
"Baik Den, " jawab mang Tono.
"Kak ibu kenapa, ?" tanya Nadia sambil mengejar Vino.
"Minggir, " ujar Vino dingin.
"Ka..
"Minggir sialan, " bentak Vino dengan marah.
Brakk.. dengan kasar Vino menutup pintu mobil, tanpa menghiraukan Nadia yang kini tubuh nya bergetar.. Nadia kaget akan bentakan Vino, selama ini meski Vino tak dekat dengan nya, namun Vino tak pernah bersikap kasar.. tapi hari ini, Vino begitu menakutkan menurut Nadia.
"Nona kenapa, ?" tanya bi Ipah pada Nadia yang terdiam dengan wajah pucat pasi.
Grep.. secara reflek Nadia langsung memeluk bi Ipah, dan entah kenapa juga setiap Nadia memeluk bi Ipah dia merasakan kenyamanan.
(Ya iyelah dia kan Mak mu neng)
"Hiks.. hiks.. bibi.. kak Vino jahat, " ujar Nadia mengadu pada bi Ipah.
"Loh.. jahat kenapa non, ?" tanya bi Ipah sambil mengelus-elus lembut punggung Nadia.
"Dia bentak aku bi, " adu Nadia.
"Mungkin Den Vino sedang panik non, makanya dia bersikap kaya gitu, " ujar bi Ipah.
"Udah ya.. non jangan nangis kaya gini, nanti cantik nya hilang, " lanjut bi Ipah.
"Iihhh bibi, " ujar Nadia.
Titit.. Titit.. terdengar suara notifikasi handphone bi Ipah berbunyi, pertanda pesan whatsapp telah masuk.
"Ya udah bi aku ke kamar dulu, " ujar Nadia.
Baik non, " jawab bi Ipah.
Setelah Nadia berlalu, bi Ipah pun merogoh saku baju kerjanya untuk mengambil handphone nya.. kemudian dia membuka via whatsapp nya, dia putar vidio yang di kirimkan seseorang padanya.
Brakk.. tak jauh berbeda dari Merida dan Vino, bi Ipah pun terkejut akan vidio itu, kini tubuh bi Ipah gemetar, wajahnya sudah berwarna pucat pasi, dan air matanya jatuh ber deraian tanpa bisa di bendung.
"Tidak.. tidak.. bagai mana mungkin ada vidio ini.. tidak.. aku tidak mau rencana yang sudah ku susun rapih itu hancur berantakan, " ujar bi Ipah dengan panik.
…………
"Gila lu Sis.. lo liat kan rekaman cctv di rumah mantan keluarga angkat lo, " ujar Reki dengan heboh.
"Ho'oh Rek itu, si ibu angkot sampe agak gila gitu, " ujar Riska yang sama heboh nya dengan Reki.
"Angkat Ka bukan angkot, " ujar Mentari.
"Yaelah.. sama aja kali Tar, " ujar Riska yang kadang kalo ngomong suka di salah-salahin.
"Terus sekarang lanjut gak ke ayah angkat lo, ?" tanya Noval.
"Jangan dulu, " jawab Siska.
"Kenapa, ? " tanya teman-teman nya serempak karna mereka heran dengan jawaban Siska.
"Gue rasa bakal ada yang cari kita, dan bakal bikin masalah juga sama kita, " ujar Siska.
"Seriusan.. siapa Sis, ?" tanya Riska.
"Bi Ipah, " jawab Siska singkat.
"Hahhh.. ?" lagi-lagi teman-teman Siska berbarengan berbicara.
"Bi Ipah, bi Ipah nyokap nya Nadia itu, ? tanya Reki.
"Ya, " jawab Siska singkat.
"Kok bisa, ?" Tanya Reki lagi dan yang lain juga menatap ke arah Siska.
"Kalian tanya Noval aja, " jawab Siska yang emang irit bicara.
"Bi Ipah itu sebenarnya punya banyak rahasia, gue aja belum selesai menggali semuanya.. dan ya namanya bukan Ipah, melainkan adalah Diana, " ujar Noval.
"Lalu apa tujuan dia dengan nuker anak nya dengan anak ibu angkat nya Siska, ? tanya Menteri yang juga penasaran dengan kisah bi Ipah itu.
"Gue belum dapat info lengkapnya nya.. tapi yang jelas Nadia itu adalah anak hasil di luar nikah, yang sebenarnya tak di ketahui ayah nya siapa, " ujar Noval.
"What!!!???" ujar semua yang ada disana berucap dengan nada bentakan karna kaget akan info yang mereka dengar.
"Berisik, " ujar Noval sambil menutup kuping nya, begitu juga dengan Siska.
"Jadi maksud lo si Nadia itu anak haram gitu, ? tanya Galang angkat suara.
"Ya, " jawab Noval singkat.
"Lo kalo ngomong jangan pelit napa Val, ? nih ye.. kadang gue bingung dengan kata-kata yang cuma secuil itu, " gerutu Reki karna dia yang paling lola di antara yang lain nya.
"Gak bisa, " jawab Noval masih tetep irit bicara.
"Pelit lo Val, "ujar Reki
"Biarin aja dong suka-suka Noval, " ujar Riska menjawab kata-kata Reki.
"Dih..
BERSAMBUNG.