NovelToon NovelToon
BUKAN YANG PERTAMA

BUKAN YANG PERTAMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Selingkuh / Romansa / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: elaacy

Kehidupan Ayunda naraya dan Edward alexandra berjalan seperti biasanya, bahkan mereka terlihat romantis. Hingga disuatu hari ayunda harus menerima fakta yang menyakitkan, ia merasa dibohongi habis-habisan oleh suaminya sendiri.

Bagaimana kisah kehidupan ayunda selanjutnya?? Kepoinn terus cerita ini yaa...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaacy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

🌷Happy Reading🌷

Pagi pagi sekali bahkan matahari pun belum menyinari bumi. Ayunda, rahendra, beserta mbak dania sudah berada dihalaman belakang dengan masing masing pistol ditangan mereka.

Di depan mereka sudah berjejer rapi kardus yang akan menjadi target sasaran mereka bertiga.

Ayunda, rahendra, mbak dania berdiri dengan kaki yang dibuka selebar bahu dan badan tegak untuk meningkatkan keseimbangan. Masing masing pistol sudah digenggam erat, memastikan jika jari telunjuk berada diluar peletuk.

"Anggap kardus itu wijaya." Seru mbak dania, rahendra dan ayunda mengangguk mengerti.

Mereka bertiga memfokuskan pandangan kearah depan dan membidik tepat kearah kardus itu. Ayunda, rahendra, serta mbak dania menekan peletuk dengan lembut dan stabil untuk menghindari getaran yang dapat mempengaruhi akurasi.

 DOR!!

DOR!!

DOR!!

Tiga peletuk berhasil mengenai tepat ditengah tengah kardus itu.

"Berhasil!!." Mereka bertiga bersorak senang.

Rumah rahendra yang jauh dari tetangga sangat menguntungkan mereka bertiga, suara tembakan yang keras itu setidaknya tidak akan membangunkan warga sekitar.

Ayunda terus berlatih menembak, begitu juga dengan mbak dania dan rahendra. Tekad mereka ingin secepatnya pergi ke jakarta semakin kuat.

"Aku akan menjual sebagian ladang bapak untuk ongkos kita disana." Ucap rahendra. Kini mereka bertiga duduk dibawah pohon mangga yang kemarin.

"Aku pun begitu, ladang milik bapak sudah ku jual sebelum pergi ke sinj." Balas mbak dania.

"Kenapa dijual? Kan sayang banget." Tanya ayunda membuat mbak dania dan rahendra sontak menatap dirinya bersamaan.

"Kita disana pasti memerlukan transportasi, dan uang hasil ladang milik bapak akan digunakan buat beli mobil itu." Jawab rahendra membuat ayunda terdiam, ucapan rahendra sangat benar, mereka nanti pasti sangat butuh yang namanya mobil.

"Benar yang diucapkan rahendra, kita disana perlu mobil buat berpergian kemana mana, terutama mengintai si wijaya." Sahut mbak dania menganggukan kepalanya setuju.

"Kalo kita udah tiba di jakarta, kita bertiga bakalan tinggal dirumah milik aku yang jauh dari keramaian." Ucap ayunda, ia teringat akan rumah yang dibelinya beberapa tahun lalu tanpa sepengetahuan edward.

Rumah itu berada didalam hutan yang jauh dari keramaian, entah kenapa ayunda tertarik membeli rumah itu. Ayunda ditawari saat ia berada di sebuah taman, seorang wanita tiba tiba duduk disampingnya dan menawarkan sebuah rumah bertingkat dua di dalam hutan, suasananya adem dan jauh dari keramaian. Tanpa pikir panjang lagi, ayunda langsung mentransfer uang sejumlah 50 juta, menurutnya harga segitu sudah termasuk murah untuk rumah yang bertingkat dua.

"Ayunda." Senggol mbak dania membuat ayunda tersadar dari lamunannya.

"Eh iya kenapa mbak?" Tanyanya gelagapan.

"Jadi beneran rumah yang kamu beli itu di dalam hutan? Sebelumnya apa kamu udah pernah kesana?" Bukannya menjawab pertanyaan ayunda, mbak dania malah balik bertanya.

"Udah mbak, rumahnya memang didalam hutan. Mungkin kalo dari jakarta buat ke sana tuh bisa memakan waktu sampai 2-3 jam lah." Jawab ayunda.

Mbak dania mengangguk mengerti, ia merebahkan dirinya lalu menutup kedua mata. Tak lama terdengar suara dengkuran halus dari wanita itu, menandakan jika ia sudah tertidur.

"Menurut kamu, apa aku bisa ketemu sama ibu?." Tanya rahendra tiba tiba membuat ayunda menatap pemuda itu lekat.

"Pasti bisa ndra, kita cari sama sama." Jawab ayunda

"Tapi kan jakarta itu luas, aku nggak yakin bisa ketemu sama ibu lagi." Ujar rahendra pesimis.

"Kita kan harus berusaha dulu, jangan putus asa duluan."

Mereka berdua tak lagi melanjutkan obrolan. Kini mereka telah bergulat dengan pikiran sendiri.

****

Hentakan suara sepatu pantofel menggema keras dilantai koridor perusahaan keluarga wijaya. Edward, lelaki jahat itu sedang berjalan menuju ruangannya.

"Permisi pak edward, pagi tadi pak rahman memberikan amplop ini kepada saya untuk diberikan kepada bapak." Ucap amelia, sekretaris baru edward. Sejak kejadian waktu itu, shaka tak lagi berkerja di perusahan edward, ia di pecat secara tidak hormat.

"Amplop dari siapa ini?" Tanya edward sembari memperhatikan amplop putih yang tidak ada nama pengirimnya sama sekali.

Amelia menggeleng. "Saya juga tidak tahu pak, waktu saya nanya pak rahman siapa pengirim amplop ini, dia bilang jika ada seorang wanita asing yang memberikan amplop tersebut."

Edward tertegun untuk beberapa detik, kemudian ia mengibaskan tangannya menyuruh amelia pergi.

Edward segera masuk kedalam ruangan miliknya seraya membuka amplop putih itu. Ternyata di dalamnya ada sepucuk surat.

"Edward alexandra, dia akan kembali membawa bencana besar bagi keluarga besar kalian, menghancurkan, serta membinasakan keturunan alexandra. Bersiaplah saat waktu itu tiba, kau beserta keluargamu yang kejam itu tidak akan bisa lari kemana pun, dia...bahkan kematian sekalipun akan terus mengejar."

Edward merasakan jantungnya berdegup kencang, ia meremas surat itu hingga tak berbentuk. Edward tahu, jika kata kata itu bukan mainan semata, melainkan ancaman bagi keluarga mereka.

Entah siapa yang membuat dan mengirim surat itu ke perusahannya.

"Tidak mungkin yang mengirimkan surat ini adalah ayunda, kalo emang dia seharusnya pak rahman kenal." Gumam edward, lelaki itu terus mondar mandir seperti setrikaan.

"Siapa wanita asing itu?"

Tanpa menunggu berlama lama lagi, edward langsung menghubungi dua orang anak buah papanya, reno dan lintang.

"Hallo tuan muda?"

"Ke perusahaan sekarang."

Tutt

Panggilan diputuskan secara sepihak oleh edward, ia menunggu cemas kedatangan keduanya.

Edward terus berpikir keras 'siapa wanita asing' yang dikatakan oleh pak rahman.

'Mbok latri'

Nama pembantu rumah tangga yang selama ini bekerja dirumah mereka terlintas begitu saja, namun edward tak yakin jika surat itu dibuat oleh mbok latri, lagi pula tidak ada bukti yang jelas mengarah kepada wanita tua tersebut.

Tok tok tok

"Masuk"

Reno dan lintang masuk kedalam ruangan edward, mereka berdua menunduk sebagai rasa hormat kepada tuan muda keluarga Alexandra.

Edward langsung menyodorkan surat itu kehadapan keduanya. Reno mengambil dan membaca isi surat itu, raut wajah terkejut menghiasi wajah mereka.

"Siapa yang ngirim surat ini tuan?" Tanya lintang begitu serius, pandangannya tak lepas dari isi surat itu.

"Entah lah, tapi kata amelia pengirimnya itu wanita asing." Jawab edward.

"Amelia? Sekretaris baru tuan muda?"

" Iya, dia bilang surat itu dari pak rahman, satpam di depan."

Reno dan lintang mengangguk mengerti, mereka memasukan surat itu kedalam tas hitam milik reno.

"Baik tuan, kami akan menyelidiki surat ini dan mengecek seluruh CCTV untuk mencari tahu siapa pengirimnya. Kalo begitu kami pergi dulu tuan." Ucap reno yang langsung pergi meninggalkan ruangan itu bersama lintang.

Edward semakin dibuat pusing, apalagi ayunda menghilang bak ditelan bumi. Edward sudah berusaha mencari dibeberapa lokasi, namun tak juga menemukan keberadaan ayunda.

****

Saat ini ayunda, mbak dania, serta rahendra masih saja berlatih menembak, memanah, bahkan bela diri, mereka seolah tak merasakan letih sama sekali.

Dua hari lagi mereka harus pergi ke jakarta, hal itulah membuat mereka bertiga terus berlatih dan berlatih.

"Semangat!!" Teriak mbak dania kepada ayunda dan rahendra.

Menjelang sore barulah mereka memutuskan masuk kedalam rumah untuk makan siang sekaligus makan malam.

Untung saja rahendra sudah membeli beberapa jenis lauk yang sudah matang di warung mbok jiyem.

Sembari menunggu ayunda selesai mandi, rahendra menghapalkan setiap gerakan dan teknik pukulan bela diri.

"Ndra, apa kamu yakin mau jual ladang milik bapak kamu?" Tanya mbak dania.

"Aku yakin mbak!! Lagipula ladang milik bapak itu kan luas, aku nggak sanggup buat mengurus semuanya." Jawab rahendra santai.

Memang benar jika ladang milik pak raharja (ayah rahendra) itu sangat luas, mencapai 50 hektar. Namun sebagian sudah dijual untuk biaya pengobatan pak raharja sewaktu sakit, kini luas tanah itu hanya tersisa 20 hektar saja.

" Aku udah selesai mandi." Ucap ayunda yang berjalan mendekat kearah mereka

"Kamu atau aku dulu yang mandi?" Tanya mbak dania kepada rahendra.

"Makan dulu ya? Aku laper hehe." Kekeh rahendra seraya memegang perutnya.

Kruk kruk kruk

Mbak dania dan ayunda saling pandang, mereka mendengar suara perut rahendra yang berbunyi keras.

"Ya sudah kita makan aja dulu." Ucap mbak dania.

Mereka mulai menyantap makanan dengan lahap, karena belum ada makan dari pagi.

1
Y. Kasanova
🔥🔥🔥🔥🔥
Y. Kasanova
Lanjut thor seru nih
Y. Kasanova
🔥🔥🔥
Y. Kasanova
Wihhh siapa kah kira2 sosok laki2 yang mencintai ayunda secara diam-diam ? Penasaran
Y. Kasanova
Whay?
Y. Kasanova
Semangat thor 🔥🔥🔥
elaacy: makasii kaa 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!