NovelToon NovelToon
OBSESSION

OBSESSION

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Obsesi / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Jelitacantp

"Endria hanya milikku," tekannya dengan manik abu yang menyorot tajam.

***

Sekembalinya ke Indonesia setelah belasan tahun tinggal di Australia, Geswa Ryan Beck tak bisa menahan-nahan keinginannya lagi.

Gadis yang sedari kecil ia awasi dan diincar dari kejauhan tak bisa lepas lagi, sekalipun Endria Ayu Gemintang sudah memiliki calon suami, di mana calon suaminya adalah adik dari Geswa sendiri.

Pria yang nyaris sempurna itu akan melepaskan akal sehatnya hanya untuk menjadikan Endria miliknya seorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jelitacantp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Disneyland 3

Hampir setengah jam waktu dihabiskan untuk melahap semua makanan yang dipesan, sebelum menonton parade pertama Gatra dan Endria memilih untuk duduk-duduk di taman yang luas, sekedar mengistirahatkan diri.

Setelah itu, Endria dan Gatra berjalan ke kerumunan orang yang sudah banyak mengantri, padahal masih ada waktu lebih dari setengah jam untuk parade pertama dimulai.

Sampai di sana, untung saja, masih ada celah untuk menyusup ke depan, ya, walaupun berdesakan dan beberapa orang ada yang memaki ke arah mereka. Tapi itu semua tak penting asal ia bisa melihat parade yang menakjubkan itu.

Selama menunggu, Endria meminta untuk di foto dalam kerumunan, tak lupa juga momen mereka berdua diabadikan dengan berselfie ria serta meminta bantuan pada orang lain untuk memfoto mereka berdua.

Lalu tak lama, suara musik diputar tanda parade akan segera dimulai. Setelahnya keluarlah sebuah kereta gajah besar dengan tulisan Flights of fantasy lalu di belakangnya diikuti oleh beberapa orang wanita yang berpakaian warna-warni sambil memegang pom-pom berwarna biru di kedua tangan lalu beratraksi ria.

Kemudian, di belakangnya ada beberapa kereta melewati rel yang tersedia, kereta tersebut dirancang beragam sesuai tema para karakter dan furniture-nya, seperti di atasnya ada Mickey dan Minnie melambai-lambaikan tangan ke arah penonton.

Di belakangnya, ada Rapunzel dengan rambut panjangnya yang diikatkan di jendela kastil buatan setinggi tiga meter sambil bernyanyi.

Kemudian, nampak ada para karakter zootopia seperti Judy hops si kelinci dengan pakaian polisi, dan Nick Wilde si fox dengan seragam yang sama tengah melambai-lambaikan tangan ke seluruh penonton, tak lupa ada juga Flash si kungkang yang bekerja di DMV, lamban tengah duduk di tengah-tengah lubang donat.

Yang terlihat unik dan berkarakter menurut Endria ialah, Moana di mana dia bereaksi sendirian di atas kapalnya yang besar dengan ombak yang menggulung kapal tersebut.

Selama enam belas menit menyaksikan parade, tak terasa sudah selesai. Sepanjang acara mata dan hati benar-benar dimanjakan akan atraksi-atraksi menarik dari karakter Disney lainnya.

Walaupun banyak orang dan sedikit berdesakan, itu semua sudah terbayarkan oleh parade. Apalagi cuaca hari ini sedang berawan, jadi tidak panas maupun dingin.

"Selanjutnya kita mau ke mana?" tanya Gatra, pria itu melirik ke bawah, di mana tangannya digenggaman erat oleh Endria.

"Ya, jalan-jalan, keliling-keliling?" ujar Endria tak yakin.

Gadis itu sudah kehabisan ide, kakinya juga terasa pegal karena sedari tadi dipakai berjalan ke wahana satu dan ke wahana lainnya.

"Kita duduk-duduk aja dulu," ajak Gatra sembari balik menggandeng tangan Endria menuju kursi taman yang tersedia.

"Lelah, nggak?" tanya Gatra saat mereka berdua sudah duduk dan Endria bersandar di pundaknya.

"Dikit."

Semilir angin sore menerpa wajah mereka membuat suasana menjadi segar dan romantis. Dengan posisi masih bersandar, Endria mendongakkan sedikit wajahnya, dan terpampanglah rahang tegas Gatra di depan mata.

Endria tanpa aba-aba beraksi untuk mengecup rahang kekasihnya.

Gatra berjengit kaget, ini untuk kedua kalinya Endria berani mengecup selain di pipi.

"Makasih, Gata," ucap Endria dengan senyuman lebarnya. "Hari ini aku benar-benar bahagia banget, makasih sudah mau nemenin, mau wujudin segala keinginan aku, kamu benar-benar hadiah terindah buat aku dari Tuhan," lanjut Endria mengungkapkan segala rasa terima kasih dan rasa syukurnya pada Gatra.

Gatra menunduk menatap Endria, ia tersenyum sambil mengusap-usap lembut kepala belakang Endria. Kemudian, pria itu balas mengecup sekilas bibir merekah milik kekasihnya.

Setelah itu Gatra memeluk erat tubuh Endria yang ada di sampingnya. "Kamu juga adalah hadiah terindah buat aku dari Tuhan, makasih ya, karena dulu udah mau nerima aku yang apa adanya ini," balas Gatra diakhiri pria itu yang sedang merendah.

"Pernikahan kita bisa dipercepat nggak? Udah nggak tahan pengen meluk kamu tiap hari." Pelukan Gatra belum melonggar sama sekali karena merasa gemas sebab Endria terlalu gemoy untuk dilepaskan.

"Aduh sesak!" sahut Endria sambil memukul-mukul lengan Gatra yang melingkari pinggangnya, seketika momen romantis mereka harus terhenti gara-gara pelukan Gatra yang terlalu bertenaga.

"Oh maaf-maaf...!" reaksi Gatra panik meminta maaf, lagi-lagi dia kembali membuat kesalahan yang tak disengaja. Bisa-bisa dan ujung-ujungnya Endria tak ingin dipeluk lagi olehnya.

"Ih! Nyebelin! Kebiasaan banget!" ujar Endria jengkel.

Tubuh Gatra yang tinggi besar, bukan tandingan untuk Endria yang memiliki tubuh mungil. Jadi saat mereka berpelukan, tidak akan lama apalagi erat karena Endria akan merasakan sesak. Namun, lagi-lagi Gatra melupakannya.

Gatra memasang wajah bersalahnya. Lalu pria itu menunduk.

Tingkah Gatra terlihat lucu di mata Endria, gadis itu menahan tawanya.

"Hmm, ada bau-bau nanti jadi suami takut istri nih," ledek Endria. Melupakan kekesalannya tadi.

Gatra mendongak. "Nggak apa-apa, yang penting nggak ditinggalin, kan?" Gatra menaik turunkan kedua alisnya, menggoda. "Jadi kamu mau nggak? Nikah dulu baru wisuda?" Gatra beralih membujuk, sebab Endria lulus masih lama lagi bila-bila dia karatan menunggu.

Endria menutup mulut Gatra dengan telapak tangannya. "Nggak ya, kita udah sepakat kalau kita nikah setelah aku wisuda." Endria memberi jawaban telak pada Gatra, ia tak mudah dibujuk. Prinsipnya yang dulu masih sama dan ia tidak mau merubahnya.

"Tapi Sayang?" Gatra memasang wajah putus asa, entah kenapa ia kebelet pengen nikah.

Sedari tadi banyak sekali pasang mata terutama pria muda yang memandang terus ke arah Endria padahal di samping gadis itu sudah ada Gatra yang tak kalah gagah dan tampan dari mereka.

Entah mereka yang melirik, tak sadar akan keberadaan Gatra atau pura-pura tak sadar.

Dan itu yang membuat Gatra semakin sadar.

Ya, ia takut, karena pernikahan mereka masih lama lagi, ada banyak pria di luar sana yang melebihi dirinya juga menginginkan Endria. Tentu saja ia tak sudi dan tak terima.

Walaupun pikiran buruknya tak masuk akal dan mustahil, tetapi bisa saja terjadi. Itulah alasan kenapa seharian ini ia tak berbuat jahil sekalipun pada pacarnya.

"Aku juga mau di kartu undangan nanti nama aku punya gelar sama kayak kamu. Masa iya, menantu dari tuan Antonello, nyonya Utami, dan istri Gatra Reyn Beck nggak ada gelar sarjana, malu dong! Mau ditaruh mana muka aku?" jelas Endria dengan intonasi yang dibuat-buat.

"Padahal itu nggak penting," ujar Gatra lirih, kali ini gantian pria itu yang menyandar di bahu Endria.

"Ya, pentinglah!" balas Endria berapi-api. Kemudian, gadis itu mengelus-elus rambut cokelat Gatra. "Kalau kamu pengen banget nikah saat ini karena khawatir ada masalah, percayalah, itu nggak akan mungkin," bisik Endria menenangkan. "Tenang aja, aku juga nggak akan ninggalin kamu, kecuali ada laki-laki yang lebih kaya dari kamu," lanjut Endria berbisik, bermaksud menggoda.

Mendengar bisikan terakhir dari Endria, membuat Gatra lantas bangkit dan duduk tegap. Lalu ia menatap tajam ke arah gadis itu.

"Tarik ucapan kamu tadi," desis Gatra tajam, yang membuat Endria terdiam untuk beberapa waktu karena baru kali ini Gatra menampakkan wajah marahnya setelah belasan tahun kebersamaan mereka.

"Iya-iya," ucap Endria.

"Endria janji! Dengan Gata sendiri yang menjadi saksi, bahwa Endria tak akan meninggalkan Gata apa pun yang terjadi!"

"Nah bagus."

1
Kiyo Takamine and Zatch Bell
Bener-bener nggak bisa berhenti baca!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!