NovelToon NovelToon
Rebirth Of Serein

Rebirth Of Serein

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Reinkarnasi / Sistem / Mengubah Takdir
Popularitas:40.3k
Nilai: 5
Nama Author: Salvador

Karena dosa yang Serein perbuat, ia dijatuhi hukuman mati. Serein di eksekusi oleh pedang suaminya sendiri, Pangeran Hector yang tak berperasaan. Alih-alih menuju alam baka, Serein justru terperangkap dalam ruang gelap tak berujung, ditemani sebuah sistem yang menawarkan kesempatan hidup baru. Merasa hidupnya tak lagi berharga, Serein awalnya menolak tawaran tersebut.

Namun, keraguannya sirna saat ia melihat kembali saat di mana Pangeran Hector, setelah menghabisi nyawanya, menusukkan pedang yang sama ke dirinya sendiri. Suaminya, yang selama ini Serein anggap selalu tak acuh, ternyata memilih mengakhiri hidupnya setelah kematian Serein.

Tapi Kenapa? Apakah Pangeran Hector menyesal? Mungkinkah selama ini Hector mencintainya?

Untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu, Serein memutuskan untuk menerima tawaran sistem dan kembali mengulang kehidupannya. Sekaligus, ia bersumpah akan membalaskan dendam kepada mereka yang telah menyebabkan penderitaannya.

Pict from : Pinterest

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salvador, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 : Letter

...****************...

“Ini camilan manis hasil dari kolaborasi resep saya dan pelayan di dapur, Nona. Saya yakin, Nona pasti menyukainya!”

Rara menyajikan cookies coklat itu di hadapan Serein yang baru saja menyelesaikan kelasnya dengan Marchioness Eleanor. Tangan Serein bergerak mengambil salah satu cookies dan mencobanya dengan menggigit bagian tepinya terlebih dahulu.

“Hmm, manisnya pas.” Komentarnya pelan sambil mengangguk kecil, “Kau benar, aku akan menyukai ini.” Ungkap Serein, ia bukanlah tipe yang begitu menggemari makanan manis, Serein menyukainya jika berada di porsi sedang.

“Sudah saya duga, Saya akan membuatkannya lebih banyak keesokan hari, dan besok-besoknya lagi, Nona!” Ujar Rara bersemangat.

Serein terkekeh kecil, Sejak dulu Rara selalu begitu. Ia akan selalu membuatkan makanan baru yang Serein suka dalam porsi banyak berturut-turut sampai Serein bosan dan seleranya berganti.

“Oh, ya. Apa kau melihat Agnes?” Tanya Serein, ia belum melihat ajudannya yang biasanya siap siaga berada di sekitarnya itu.

“Emm, tidak.” Jawab Rara tak yakin, “Apa dia keluyuran? Padahalkan ini masih jam kerja untuk melayani Nona.” Tambahnya.

Mendengar itu, Serein menatap pelayan pribadinya ini. Ucapan Rara terdengar seperti sedikit menjelekkan Agnes dan ada rasa tidak suka yang cukup kentara di sana. Sedikit banyak Serein menyadari itu.

“Mungkin Agnes tengah memiliki kesibukan lain, ya.” Sahut Serein berpikir positif.

“Kesibukan Apa, Nona? Tugasnya kan adalah melayani Nona.” Jawab Rara, ia mengetukkan jemarinya di dagu, “Kemana anak itu, ya. Sepertinya Nona harus memberikannya hukuman!” Saran Rara.

Serein menipiskan bibir, “Rara, kau terdengar seperti tidak menyukai Agnes, apa aku salah?”

“Memangnya saya harus menyukainya?” Tanya Rara balik, terdengar cukup berani karena Serein rasa selama ini pelayan pribadinya itu tidak pernah menunjukkan sisi seperti ini.

“Apa kalian ada masalah? Kau bisa memberitahukan padaku. Rara.” Serein menatap lekat pelayan pribadinya ini.

“Begini, Nona.” Rara mulai membuka suara setelah beberapa saat, suaranya sedikit menurun. “Saya merasa, anak itu cukup aneh… dan menakutkan? Dia terlihat begitu misterius bahkan sejak pertama kami bertemu, Nona.”

Untuk deskripsi itu. Sebenarnya Serein cukup setuju. Sejak awal Agnes memang menunjukkan aura ksatria yang menguar, membuatnya cukup mencolok berada di sekitar Serein yang sama sekali tidak berhubungan dengan dunia ksatria.

“Jadi?” Tanya Serein ingin Rraa melanjutkan.

“Dan keanehannya itu terbukti, Nona!” Rara bersuara lebih cepat, nadanya seperti telah menahan cerita ini sejak lama. “Apa Nona ingat setiap pagi dia selalu mengomentari cara saya menata rambut Anda? Matanya mengawasi saya seolah kuas sisir di tangan saya adalah sebuah pisau!”

Rara menarik napas, menundukkan wajah sedikit sebelum melanjutkan dengan suara lebih pelan, “Dia juga terlihat ingin menggantikan tugas saya untuk Nona.”

Serein mengerutkan keningnya tipis. “Hei, kenapa kau terpikir seperti itu?”

Rara tampak menahan napasnya sejenak, lalu menghembuskannya pelan. Ia menunduk, menatap piring cookies yang kini tinggal separuh.

“Karena dia selalu mencoba melakukan hal-hal yang biasanya saya lakukan,” ucapnya akhirnya, dengan suara yang lebih pelan namun jelas. “Seperti kemarin, misalnya. Saat saya ingin membantu Nona mengenakan mantel, dia langsung menyela dan mengambilnya dari tangan saya tanpa sepatah kata pun. Dia bahkan tidak menatap saya. Seolah… seolah saya ini tidak ada.”

Serein mendengarkan dalam diam. Matanya tidak meninggalkan wajah Rara yang tampak kesal, tapi juga menyimpan sedikit rasa tersingkirkan. Rara bukan tipe pelayan yang mudah mengeluh. Ia selalu ceria, bahkan kadang terlalu cerewet untuk ukuran pelayan pribadi, tapi Serein tahu, Rara setia. Ia sudah menemaninya sejak bertahun-tahun lalu. Jadi ketika akhirnya ia mengeluhkan sesuatu, apalagi tentang orang lain yang berada begitu dekat dengan Serein, tentu ada alasan yang cukup kuat.

“Aku paham.” Ujar Serein pelan. Ia meraih satu cookies lagi, kali ini hanya memainkannya di tangan, belum menggigit. “Tapi menurutku, Agnes melakukan itu karena merasa bertanggung jawab juga. Dia mantan prajurit resmi dari keluarga Kerajaan, ditugaskan langsung untuk melindungiku.”

Rara mengangkat wajahnya, menatap Serein.

“Dan aku tahu, dia memang tidak mudah didekati,” lanjut Serein. “Tapi... aku tidak pernah merasa bahwa dia mencoba merebut posisimu. Itu hanya caranya bekerja. Semua ksatria di bawah pengawasan Imperial memiliki sikap seperti itu. Kaku, dingin, dan selalu siap mengambil alih tanggung jawab.”

Rara mengatupkan bibirnya. Ia terlihat berpikir. Tangannya meremas celemeknya pelan.

“Tapi rasanya... menyebalkan, Nona. Saya merasa seperti dilangkahi. Tugas saya menjadi tidak penting jika semuanya bisa dia lakukan.”

Serein tersenyum lembut, lalu menyentuh tangan Rara yang ada di pangkuannya. Sentuhan ringan, tapi cukup membuat gadis itu menoleh.

“Rara, posisimu tidak akan tergantikan. Kau yang paling tahu kebiasaanku, yang mengerti rasa makananku, yang tahu aku butuh bantal tambahan di kursi saat belajar. Bahkan Marchioness Eleanor pernah bilang kalau aku terlalu manja karena selalu dijaga sepertimu.”

Pipi Rara memerah, meski ia berusaha keras menahan senyum. “Itu karena saya tahu Nona layak dimanja.”

“Dan Agnes tahu aku harus dijaga.” Serein melanjutkan, nada suaranya sedikit lebih tegas. “Kalian berbeda, tapi bukan berarti bersaing. Tidak perlu merasa harus disukai atau tidak disukai. Cobalah untuk melihat sisi baiknya dulu, ya?”

Rara tidak langsung menjawab. Ia menunduk lagi, lalu mengangguk pelan. “Baik, Nona. Saya akan mencobanya.”

Serein tersenyum tipis, baginya Rara sendiri juga lebih dari sekadar pelayan. Bahkan saat di masa lalu Serein bersikap angkuh, Rara masih menghormatinya dan memberikan nasehat. Sayangnya dulu Serein terlalu bebal.

Tak lama setelah percakapan mereka mereda, terdengar langkah kaki yang khas dari arah pintu. Gerakannya teratur, ritmenya mantap. Agnes akhirnya tiba.

“Salam, Nona.” Ucapnya sambil menunduk ringan, sikapnya tetap penuh hormat seperti biasa. Rambut gadis itu terlihat sedikit berantakan,  “Maaf saya datang terlambat, saya berlatih bersama para prajurit sampai lupa waktu jika Anda sudah menyelesaikan kelas,” lanjutnya,  ada sedikit nada bersalah di ujung kalimat itu. “Anda bisa memberikan saya hukuman, Nona,” tambahnya tanpa ragu.

Serein menatapnya sejenak. Tidak ada kemarahan di wajahnya.

“Tidak apa, Agnes,” sahutnya tenang. “Aku juga baru selesai belum lama. Tapi jangan mengulanginya lain kali.”

Sikapnya bukan karena tak peduli, tapi lebih karena tidak merasa dirugikan. Agnes memang terlambat, tapi tidak sampai membuat Serein kesulitan. Lagipula, sejak awal ia tahu bahwa ajudannya yang satu ini selalu disiplin. Telat bukan kebiasaannya.

“Baik, Nona.” Agnes menunduk lagi dengan singkat.

Lalu, seolah baru mengingat sesuatu, ia merogoh saku dalam seragamnya dan mengeluarkan sebuah amplop berwarna pucat dengan tepi berukir halus.

“Ajudan Tuan Duke menitipkan ini untuk Nona saat saya menuju kemari.” Katanya sambil menyodorkannya.

Rara mengambilkannya tanpa membiarkan Serein beranjak dari tempat duduknya. Namun setelah memperhatikan detail di permukaan amplop, ekspresinya berubah.

“Nona, ini stempel dari Kerajaan!” Serunya dengan sedikit nada terkejut dan kagum, seraya segera menyerahkannya pada Serein dengan kedua tangan.

Serein menatapnya. Pandangannya turun ke bagian depan amplop, lalu berhenti pada stempel merah mengilap yang terpampang tegas di sana—lambang Kerajaan Aethermere, berbentuk bunga emas bersayap yang melingkar anggun.

Ia terdiam sesaat. Lalu, dengan hati-hati, ia membuka segel dan mengeluarkan selembar kertas tebal dari dalamnya. Aromanya samar, seperti aroma mawar kering yang dicampur tinta mahal.

Matanya menelusuri tulisan halus yang tertata rapi di atasnya. Kata demi kata terbaca jelas.

“Pesta teh... dari Ratu?” gumamnya, hampir tak terdengar, ketika sampai pada bagian akhir surat. Di bawahnya, tertera tanda tangan resmi dan cap kerajaan—nama Yang Mulia Ratu sendiri tertera di sana, menjadi penegas bahwa undangan ini bukan sekadar formalitas. Undangan itu resmi. Dan langsung ditujukan padanya.

Pesta teh yang diadakan langsung oleh Ratu Aethermere jelas bukanlah acara biasa.

Serein melipat ulang surat itu perlahan dan menyelipkannya kembali ke dalam amplop. Ekspresinya tenang, tapi pikirannya mulai dipenuhi tanda tanya.

Rara yang sejak tadi berdiri di sampingnya akhirnya bertanya, “Apa Nona akan menghadirinya?” Tanyanya penasaran, ia sempat berpikir Serein akan senang, tapi reaksi sang nona malah sebaliknya.

Serein tidak langsung menjawab. Tatapannya tertuju pada jendela, ke langit luar yang mulai temaram. Bayangan langit sore yang oranye keemasan memantul samar di mata kelamnya.

“Aku akan memikirkannya,” ucapnya pelan, nyaris seperti sedang berbicara pada dirinya sendiri. Tapi yang pasti, tidak ada yang bisa mengabaikan undangan dari Ratu. Wanita pemilik hierarki tertinggi di Aethermere.

...****************...

tbc.

1
ICAA
bagus bangeeet
𝖓𝕯o🕷
Thor? kpn updatenya?
gaby
Visual Hectornya kurang gagah utk ukuran panglima perang. Visualnya lbh mirip personil boyband
gaby
Hidup 2×, di kalahin 2×pula. Lemah lah Seiren, ga seru
gaby
Agnes kayanya mata2 Pangeran Hector
gaby
Fix, Hector ikut mengulang wkt. Bukankah di awal bab di jelaskan bahwa Hector sangat dingin & cenderung cuek terhadap Serein. Tp skrg Hector slalu menguntit Seiren bahkan bersikap ramah. Padahal rumornya Hector akan bertindak kasar terhadap gadis bangsawan yg mendekatinya
Rindy sri Marilin Marbun
seperti nya Hector juga lahir kembali yah Thor...dia ngajak Sherin jadi rakyat biasa biar ga kena intrik kerajaan yah...haha...maafkan ke sok tau an aku.
gaby: Kita sepemikiran ka
total 1 replies
lily
saatnya lebarkan sayap, ngumpulin pundi pundii biar kayaaaa harus kaya pokoknya
🌻🇲🇾Lili Suriani Shahari
jommm kita bermain!!!!
Lyra
Ah tidak sabar serein buka butik
lily
kira2 serein nantinya akan dijaodohin sama putra mahkota atau pengeran kedua emm aku mkirnya dijodohin sama putra kedua deh
Sribundanya Gifran
lanjut up lagi thor
neverlife
baru ep 1 sih..sudah menagis nih..HUHUHU
rarr
perfect
Lyra
cantiknya serein😖
Lyra
ganteng banget hectorr
🌻🇲🇾Lili Suriani Shahari
alaaa tak syoklah.... Thor kau perlu buat plot adik tahiii tu dilempang atau dipijak-pijak oleh mc..buat aku puas Thor!!!!
lily
kenapa kalah Mulu sih dalam adu bacot hadeh
lily
agnes dapat uang banyak darimana itu
Lyra
SEREIN TAMPAR DUCHES JUGAA. GERAMNYA AKU
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!