Reu Suami Pengganti

Reu mendengus kesal dengan sikap Anne yang seperti ini, membuatnya seakan ingin melepaskan perasaan yang salah ini dan sekaligus menahan secara bersamaan.

“Apa yang kamu mau lagi?” tanya Reu. Dia membopong tubuh Anne ke sofa yang ada di dalam kamar inap Ibunya.

Anne tersenyum segaris, kemudian matanya beralih ke arah Ibunya Reu yang sedang beristirahat.

“Jangan marahi aku disini, Ibumu sedang istirahat!” Anne mencari celah agar keberadaannya diterima oleh Reu.

“Karena itu, kenapa kamu harus kesini?” ujar Reu lirih dengan tatapan tajam. Kemudian duduknya lebih menjauh memberi jarak dari Anne.

“Aku hanya ingin bertemu, aku ingin katakan, jika yang aku lakukan ini bukanlah kesalahan,” kata Anne, dia menarik tangan Reu untuk lebih dekat dengannya.

“Huh…” helaan napas itu terdengar berat. Reu masih diam, dia enggan ingin tahu. Kenyataannya saat ini dia telah dimanfaatkan sepasang suami istri.

“Semua itu milikku, dan aku berhak mengambilnya. Lagipula, dia sudah banyak menghamburkan uang selama ini. Kau tahu, perusahaan mengalami krisis juga karena dia,” kata Anne, mencoba keluar dari kesalahpahaman ini.

Reu masih diam, hanya menjadi pendengar.

“Reu…” suara Ibunya terdengar memanggil. Reu bergegas bangkit dari tempat duduknya dan mendekat ke arah Ibunya.

“Si – siapa?” tanya Ibunya

“Hanya seseorang,” jawab Reu, kemudian kembali ke arah Anne lagi. “Sebaiknya kamu pulang, lagipula aku tidak berguna lagi di rumah itu.”

Reu keluar dari kamar, memanggil Sylvester untuk membawa nyonya mudanya kembali. Reu membopong tubuh Anne ke kursi roda. Memberi jaketnya, dan di pakaikan ke tubuh Anne, karena cuaca malam yang dingin.

Anne terus menggenggam tangan Reu dengan erat, perasaan berat melepaskan menumpuk di dalam dada.

Reu berjongkok dan menyentuh rambut panjang Anne yang menutupi sebagian wajah cantik Anne, “Bukankah kamu sudah mendapatkan keinginanmu semua, dan saat ini mungkin dia juga akan kembali. Tidak ada ruang untukku, aku harap kamu paham.”

Anne menarik pundak Reu dan memeluknya erat, dengan air mata yang membasahi kedua pundak Reu.

“Aku sangat mencintaimu, aku ingin bercerai dengannya,” ucap Anne dengan suara terisak. Reu membiarkan Anne memeluknya lebih lama, karena dia juga memiliki perasaan cinta yang sama terhadap Anne, namun situasinya sangat pelik. Selain Anne adalah milik Jeha, dengan keterbatasannya dia merasa tak pantas menjadi pendamping di hidup Anne. Dia tidak memiliki pendidikan yang tinggi dan finansial yang baik, kalah dari Jeha.

“Pulang dan istirahat,” ucap Reu, menarik tubuhnya. Anne menarik tangan Reu, dan mencium punggung tangan Reu dengan lembut. Reu yang luluh, kemudian mencium bibir Anne sebagai ucapan perpisahan.

“Maaf Nyonya, saya menunggu di luar saja,” ucap Sylvester menyela, ketika melihat hal itu. Karena sedari tadi dia berada di dalam dengan perasaan yang canggung sebagai penonton.

Hampir 10 menit, keduanya menghabiskan waktu berdua. Reu kemudian memaksa Anne untuk pulang, dan memikirkan Lyox yang mungkin saat ini mencarinya. Anne akhirnya menurut, dan melepaskan tangan Reu.

“Tiga hari lagi, Lyox berulang tahun. Datanglah ke rumah, dia pasti akan senang,” ucap Anne memberi pesan sebelum Sylvester mendorong pegangan kursi roda Anne untuk pergi. Reu hanya diam tidak menjawab.

Setelah masuk kedalam mobil, Anne mengambil ponselnya. Menyuruh pengacara untuk mengurus surat perceraiannya dengan Jeha secepat mungkin. Karena setelah Jeha kembali, dia tidak ingin melihat pria yang selama ini menyakitinya berada di dalam rumah terlalu lama.

Anne juga meminta kakaknya mengurus surat penangkapan untuk Jeha, karena telah menyalahgunakan anggaran keuangan perusahaan dan juga telah menipu Anne selama ini.

Anne berharap semuanya segera selesai, dan Reu bisa kembali padanya.

Disisi lain, Jeha saat ini sudah berada di Bandara. Seseorang yang menjadi mata-mata di rumah, memberikan kabar tentang situasi yang harus Jeha hadapi ketika kembali. Dia juga yang telah memberikan bantuan kepada Jeha untuk bisa kembali ke Indonesia.

“Si*lan!” umpat Jeha, ketika tahu Anne telah menjadikan dia tersangka dalam kasus korupsi perusahaan.

Jeha mulai menyusun rencananya, “Saat aku tiba, aku akan membuat wanita itu sengsara.”

Jeha mencari ketenangan sementara dengan tidurnya. Karena tubuhnya saat ini benar-benar lelah dan kacau. Dia masih merasakan sakit kepala akibat benturan kecelakaan kedua kalinya.

Setelah perjalanan kurang lebih 25 jam, akhirnya Jeha tiba di Bandara Jakarta. Seseorang telah menjemputnya, yang tak lain adalah Bella. Bella yang mengetahui perubahan pada diri Jeha dirumah mencoba mencari tahu. Dia telah mengirim seseorang ke California untuk mencari Jeha. Hingga akhirnya tahu, Jeha di rumah sakit. Bella pun menghubungi Jeha secara diam-diam. Dia yang sangat mencintai Jeha, rela menjadi mata-mata di rumah keluarga suaminya.

“Kau baik-baik saja,” ucap Bella, memeluk Jeha, pria yang selalu dirindukan selama ini.

“Iya, terimakasih untuk semuanya, sayang.” Jeha memberikan ciuman kepada Bella. Bella menerimanya dengan senang hati.

“Kau yakin akan langsung pulang kerumah, sayang?” tanya Bella, melihat sepertinya kekacauan sedang menyelimuti Jeha.

“Iya, aku akan menghadapi wanita cacat itu dulu,” ucap Jeha. Bella memberikan kunci mobilnya, agar Jeha bisa memakainya. Sedang dia sendiri, memilih pulang dengan taksi agar tidak ketahuan oleh Zack, yang masih menjadi suaminya.

“Aku tunggu di tempat rahasia, ketika kamu tiba dirumah,” ucap Bella, sebelum masuk ke dalam taksi. Jeha tersenyum dan mengangguk.

Jeha melajukan mobilnya dengan perasaan marah yang menggebu. Dia sudah tidak sabar untuk memberikan pelajaran kepada Anne yang telah merusak semua rencana hidupnya.