Rena sedang asik membaca sebuah novel fantasi favoritnya, tak lama kemudian dia tertidur. Ketika dia membuka matanya dia sudah berada di dalam novel yang tadi di bacanya.
"Putri.Rena, apakah kamu sangat membenciku, mengapa kamu ingin bunuh diri"
" Siapa dia, mengapa dia terlihat bersedih, dan kenapa dia memanggilku putri Rena dan apa katanya aku ingin bunuh diri? ", tanya Rena dalam hati
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mira Dita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Perjalanan Pangeran Deren dan rombongan sudah berada tepat di bawah bukit. Saat hendak melanjutkan perjalanannya terdengar suara bergemuruh sangat keras dari atas bukit.
"Suara apakah ini, dan mengapa tempat ini seakan ikut bergetar? " tanya Pangeran Deren pada istrinya.
Sebelum Putri Rena menjawab pertanyaan suaminya.
Suara dentuman keras terdengar di sertai suara teriakan ketakutan dari para prajuritnya. Reflek Pangeran Deren dan Putri Rena keluar dari dalam kereta kudanya. Di luar kereta kudanya Aric telah membuat perisai raksasa untuk melindungi Pangeran Deren dan seluruh rombongan dari hantaman batu - batu besar yang berjatuhan dari atas bukit.
Putri Rena melihat ke atas tebing banyak batu besar yang menggelinding dan sengaja di jatuhkan dari atas bukit.
Pangeran Deren sigap membantu Aric membuat perisai raksasa untuk menahan batu - batu besar yang terus berjatuhan itu.
Putri Rena juga sigap memberi komando pada pasukannya.
"Semuanya cepat kalian pergi dari sini. Selamatkan diri kalian!"
Panglima dan pasukannya cepat menjauhi bawah bukit, agar terhindar dari kejatuhan batu - batu dari atas bukit tersebut. Setelah semua pasukannya aman, sekarang tinggal Pangeran Deren dan Aric yang tinggal, mereka berdua sudah terlihat sangat pucat karena harus menahan banyak beban batu - batu besar yang terus menerus di jatuhkan.
Saat kekuatan Pangeran Deren dan Aric sudah di ambang batasnya, Putri Rena mengeluarkan sihir cahaya dari kedua tangannya untuk menghancurkan batu - batu yang berjatuhan tersebut. Setelah semua batu - batu besar sudah berhasil di hancurkan semuanya. Pangeran Deren dan Aric langsung jatuh pingsan. Para prajurit memindahkan Pangeran Deren dan Aric ke tempat yang lebih aman.
"Rain dan Panglima aku tugaskan kalian menangkap semua orang - orang diatas bukit itu yang berniat membunuh kita hidup atau mati !" teriak Putri Rena dengan lantang, karena sangat marah ada sekelompok orang yang ingin mencelakakan dia dan seluruh pasukannya.
Pangeran Deren dan Aric dibawa ke sebuah rumah kosong yang tempatnya tak jauh dari tempat mereka berada. Putri Rena lalu mengobati mereka berdua.
"Kebetulan Bapak Kepala Desa tadi memberi tanaman obat yang berguna mengobati luka dalam suamiku dan Aric sekarang" gumam Putri Rena dalam hati.
Pasukan dibagi dua, setengah ditugaskan Putri Rena mengikuti Panglima dan Rain, dan setengah pasukannya ditugaskan berjaga - jaga disekitar sini, karena Putri Rena sedang fokus mengobati suaminya dan Aric.
Panglima dan Rain dan setengah pasukannya sudah sampai di atas bukit. Orang - orang yang tadi menjatuhkan batu - batu sudah tidak ada lagi. Rupanya setelah menjatuhkan batu - batu mereka langsung pergi bersembunyi. Panglima, Rain dan pasukannya terus menyusuri seluruh puncak bukit mencari keberadaan para penjahat itu. Rupanya medan yang dilewati Rain, Panglima dan pasukannya sudah banyak di pasang jebakan sehingga memperlambat pencarian para penjahat. Mungkin sekarang penjahat sudah kelelahan akhirnya sudah tidak ada jebakan lagi yang di pasang. Rain dan pasukannya bisa cepat menemukan kawanan penjahat yang bersembunyi. Perlawanan dari para penjahat segera dapat diatasi dengan mudah. Para penjahat yang berjumlah dua puluh orang sekarang sudah di hadapan Pangeran Deren dan Putri Rena.
Setelah tadi diobati oleh Putri Rena, Pangeran Deren dan Aric segera sadar dari pingsannya.
Sekarang semua penjahat sedang diinterogasi oleh Pangeran Deren dan Putri Rena.
"Mengapa kalian ingin mencelakai kami? " tanya Pangeran Deren.
Para penjahat itu tidak ada yang menjawab pertanyaan dari Pangeran Deren. Bahkan ada dari mereka yang langsung bunuh diri minum racun, karena tidak mau diinterogasi. Putri Rena menjadi marah, karena marah liontin yang di pakai Putri Rena menjadi bercahaya. Tiba - tiba semua penjahat itu berteriak. Karena teriakan itu membuat semua pasukan Putri Rena menjadi terkejut. Ternyata para penjahat itu terkena rantai cahaya yang membelit erat tubuh mereka semua.
"Lepaskan dasar sialan! "
Tapi ada juga dari mereka yang tetap bertahan dan marah - marah menyumpahi Pangeran Deren dam pasukannya.
Karena siksaan rantai cahaya semakin membelit tubuh para penjahat, membuat mereka semakin kesakitan dan sesak napas, akhirnya mereka terpaksa mengaku.
"Baik kami menyerah. Tapi bisakah kalian melindungi dan menyelamatkan anggota keluarga kami, jika kami mengaku"
Lalu ada dari anggota kelompok penjahat itu bercerita.
"Beberapa hari yang lalu ada orang berjubah dan bertopeng menemui kelompok kami yang berada di seberang bukit ini. Dia menyuruh kami untuk mencelakakan sekelompok orang yang akan lewat di bawah bukit ini. Kami harus mengerjakan perintahnya dan tak boleh membocorkannya pada siapa pun karena dia mengancam akan mencelakakan seluruh anggota keluarga kami, yang mereka sandera jika kami menolak perintahnya. Sebenarnya kami sudah lama berhenti jadi penjahat dan perampok. Kami sekarang hidup bertani dan berladang. Tapi beberapa hari yang lalu datang sekelompok orang bertopeng langsung datang membawa anggota keluarga kami untuk di jadikan sandera. Jadi maaf kami juga terpaksa mencelakakan pasukan kalian. Mereka lalu memberikan sekantung koin emas ini"
Salah satu dari penjahat itu kemudian menunjukkan koin emas yang dipakai untuk membayar mereka.
Rain pun mengambil koin emas yang ditunjukkan penjahat itu, untuk diberikan pada Pangeran Deren dan Putri Rena.
Pangeran Deren langsung marah setelah melihat koin emas yang diberikan oleh Rain.
"Sialan siapa yang ingin bermain - main denganku? Ini adalah koin emas dari kerajaanku sendiri " kata Pangeran Deren dengan marah.
Putri Rena pun ikut berkata.
"Kenalkan lebih dahulu. Namaku adalah Putri Rena. Aku berjanji akan menyelamatkan anggota keluarga kalian yang sekarang di jadikan sandera. Tapi aku minta sekarang jadilah anggota pengawal setiaku. Aku akan mencarikan guru yang terlatih untuk kalian. Kalian tetap bisa sekali - kali menemui keluarga kalian. Aku juga akan mencarikan kalian dan keluarga kalian tempat yang tersembunyi, karena bila kalian dan keluarga kalian tetap tinggal disini, akan berbahaya untuk kalian dan keluarga kalian, dan bisa juga orang itu kelak akan menyuruh kalian berbuat jahat lagi. Tapi aku minta kalian harus setia kepadaku dan jangan pernah berani berkhianat kepadaku! "
Para mantan penjahat tersebut serempak berkata.
"Kami berjanji akan selalu setia kepada Putri Rena"
Di Kerajaan Bulan tempat Putri Arumi berada.
Putri Arumi sudah bersiap - siap akan pergi mengunjungi ayahanda dan ibundanya di Kerajaan Awan. Putri Arumi bahkan juga sudah minta ijin kepada Raja Alendra dan Ratu Wulandari. Sehingga sebelum Putri Arumi pulang, Raja Alendra dan Ratu Wulandari membawakan satu kereta kuda penuh yang berisi oleh - oleh dan hadiah dari mereka berdua.
"Terima kasih saya ucapkan atas hadiah dan oleh - oleh yang di berikan Yang Mulia Raja dan Yang Mulia Ratu" kata Putri Arumi.
"Tak usah sungkan Putriku Arumi, sampaikan juga salam dari kami berdua untuk kedua orang tuamu. Keponakanku Pangeran Khasmir akan mengawalmu selama kamu perjalanan mengunjungi orang tuamu"
"Sekali lagi saya ucapkan terima kasih. Sekarang saya mohon ijin undur diri Yang Mulia"
Putri Arumi lalu pergi dari hadapan orang tua dari suaminya.
Pangeran Khasmir ditugaskan mengawal Putri Arumi karena disamping dia adalah teman masa kecil Putri Arumi, Pangeran Khasmir juga salah seorang Panglima Perang dari Kerajaan Bulan.
Di kamarnya Pangeran Helios menjadi marah - marah dan gelisah sendiri memikirkan istrinya akan pergi berduaan dengan sepupunya, meskipun ada beberapa prajurit yang ditugaskan mengawal juga. Dia berputar - putar mengelilingi kamarnya, bahkan tugasnya sebagai seorang Putra Mahkota sengaja dia tinggalkan. Asisten setianya bahkan sampai bingung dengan perubahan sikap dari junjungannya itu. Beberapa hari ini para prajurit bahkan dirinya menjadi sasaran kemarahan, walaupun itu hanya kesalahan kecil saja.
perbaikan tulisannya Thor