NovelToon NovelToon
Sistem Autopilot

Sistem Autopilot

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Sistem / Mengubah Takdir / Penyelamat
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Khusus Game

Pangeran Dari kerajaan Vazkal tiba-tiba mendapatkan sistem auto pilot saat kerajaannya diserang

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jamuan yang menegangkan

Berita tentang jatuhnya Kerajaan Alveria, sebuah peristiwa yang mengejutkan seluruh benua timur dan menyebar dengan sangat cepat ke setiap penjuru, akhirnya sampai ke telinga Pangeran Dion. Ia adalah putra kedua dari Kerajaan Lamina yang agung. Kerajaan Lamina sendiri sudah berkuasa sangat lama, bahkan berabad-abad lamanya. Kerajaan ini dikenal luas sebagai yang terkaya di antara semua kerajaan, terhebat dalam kekuatan militer, dan terbesar dalam wilayah kekuasaan di seluruh benua timur. Mereka memimpin banyak kerajaan lain, termasuk Kerajaan Vazkal yang baru saja meraih kemenangan besar.

Pangeran Dion saat itu sedang menikmati teh rempah hangat yang mengepulkan aroma harum di paviliun pribadinya yang mewah dan tenang. Ia mengerutkan keningnya dalam-dalam ketika mendengar laporan mengejutkan itu dari pengawalnya yang setia dan terpercaya.

"Jadi, kerajaan kecil itu, Vazkal, berhasil menaklukkan Alveria?" Pangeran Dion bertanya. Nada suaranya terdengar datar, tetapi ada kilatan ketertarikan yang jelas terpancar dari matanya yang tajam. "Dan mereka menculik ratunya?"

Ia sudah lama mendengar desas-desus tentang kecantikan Ratu Eliana yang luar biasa, sebuah kecantikan yang mampu memikat siapa saja yang melihatnya. Pangeran Dion sendiri sudah sering menyatakan cintanya kepada Ratu Eliana, namun selalu ditolak mentah-mentah oleh sang ratu yang terkenal licik dan sulit ditaklukkan itu.

Kini, berita penangkapannya justru membangkitkan perasaan aneh yang belum pernah ia rasakan di dalam hatinya. Itu adalah campuran antara kekhawatiran yang mendalam akan nasib Eliana dan keinginan yang belum terucap untuk memilikinya.

"Ini sungguh tidak biasa dan sangat menarik perhatianku. Aku harus melihat sendiri apa yang sebenarnya terjadi di sana. Apa yang membuat kerajaan sekecil Vazkal bisa melakukan hal sebesar ini, menaklukkan kerajaan yang terkenal kuat seperti Alveria."

Ia menyandarkan tubuhnya perlahan ke kursi yang nyaman, merasakan sandaran empuk di punggungnya. Lalu, ia mulai memikirkan setiap dampak yang mungkin muncul dari berita besar ini, dampak yang bisa mengubah peta kekuasaan di benua timur. Sebuah senyum tipis mulai terukir di bibirnya, senyum yang menyimpan banyak rahasia dan rencana yang belum terungkap untuk masa depan.

Pangeran Dion kemudian bangkit dari tempat duduknya dengan anggun. Ia berjalan menuju jendela besar yang menghadap ke arah taman istana yang luas dan terawat. Ia menatap langit sore yang mulai memerah dengan warna jingga keemasan. Ia teringat akan perjamuan tahunan yang akan segera diadakan, sebuah acara penting bagi semua kerajaan.

Perjamuan ini selalu dihadiri oleh semua kerajaan di benua timur. Tujuannya adalah untuk mempererat hubungan dan menjaga perdamaian yang sudah terjalin. Kerajaan Alveria memang sering membuat masalah, karena ratunya, Eliana, dikenal jahat dan licik, seringkali menjadi pemicu konflik.

"Perjamuan kali ini mungkin akan sedikit menarik," Pangeran Dion berkata pada dirinya sendiri. Suaranya terdengar pelan, tetapi ada nada antisipasi yang jelas di dalamnya, seolah ia sudah menantikan sesuatu. Ia membayangkan pertemuan yang akan datang, penuh dengan intrik dan kejutan yang tidak terduga.

Akhirnya, hari perjamuan tiba. Aula besar istana Kerajaan Lamina sangat ramai dan dipenuhi oleh kerumunan bangsawan. Para bangsawan dan pemimpin dari banyak kerajaan hadir di sana, memenuhi setiap sudut ruangan. Meja-meja penuh dengan makanan lezat yang tertata rapi. Musik yang indah juga mengalun di udara, menambah kemeriahan suasana.

Pangeran Dion berdiri di antara keramaian itu, dengan tatapan matanya menyapu setiap sudut ruangan. Ia mencari wajah-wajah yang dikenalnya, dan ia juga mencari wajah yang sudah lama ia rindukan, wajah Ratu Eliana. Hatinya berdebar kencang. Ia merasa ada sesuatu yang berbeda kali ini, sebuah firasat kuat. Perjamuan ini bukan hanya soal perdamaian, tetapi juga tentang pertemuan tak terduga yang ia harapkan akan terjadi.

Setelah beberapa saat mencari di antara kerumunan, Pangeran Dion akhirnya menemukan Ratu Eliana. Ia sedang berdiri berdampingan dengan Pangeran Sekya. Keduanya terlihat sedang berbincang dengan akrab, seolah tidak ada jarak di antara mereka. Pangeran Dion menatap mereka dengan tatapan yang sulit diartikan. Ada campuran rasa terkejut karena kedekatan mereka, cemburu yang mulai tumbuh di hatinya, dan penasaran akan apa yang sebenarnya terjadi.

Pangeran Dion melangkah mendekati mereka dengan langkah tenang. Ia berhenti beberapa langkah di depan Sekya dan Eliana, menciptakan sedikit jarak di antara mereka.

"Selamat malam, Pangeran Sekya," sapa Dion, suaranya terdengar ramah, tetapi ada sedikit nada sindiran tersembunyi di dalamnya. "Aku dengar Kerajaan Vazkal kini punya 'tamu' istimewa."

Pangeran Sekya sedikit tersenyum, senyum tipis yang penuh makna.

"Tentu saja, Pangeran Dion," jawab Sekya, nadanya santai. "Dan sepertinya, 'tamu' ini betah sekali di tempat kami."

Eliana hanya berdiri diam di antara mereka, tidak menunjukkan reaksi apa pun. Ia tidak peduli dengan percakapan yang penuh sindiran itu. Matanya menatap lurus ke depan, seolah tidak ada yang menarik perhatiannya.

"Aku yakin begitu," Dion membalas, senyumnya sedikit menegang, menunjukkan ketidaksenangan. "Tapi, kadang tamu bisa saja ingin pulang, bukan?"

Sekya tertawa pelan, tawa yang terdengar mengejek.

"Tidak kali ini," kata Sekya, suaranya lebih tegas. Ia menoleh ke arah Eliana, menatapnya dalam-dalam. "Eliana adalah milikku."

Mendengar itu, hati Eliana berdegup kencang, sebuah debaran yang tak terduga. Wajahnya sedikit memerah karena terkejut. Ia tidak menyangka Sekya akan mengatakan hal itu dengan berani di hadapan Pangeran Dion, sebuah pernyataan yang mengejutkan.

Pangeran Dion merasa sangat diprovokasi oleh ucapan Sekya. Wajahnya mengeras, menunjukkan kemarahan yang mulai muncul.

"Oh, benarkah?" Dion bertanya, suaranya dingin dan tajam, penuh tantangan. "Sejak kapan kau tahu tentang perasaanku pada Eliana?"

Pangeran Sekya mengangkat bahu, seolah tidak peduli.

"Aku tidak tahu jika kau menyukai Eliana," Sekya menjawab, nadanya santai dan acuh tak acuh. "Lagipula, dia tidak pernah memberiku petunjuk apa pun tentang hal itu."

Tiba-tiba, Pangeran Lamino, kakak pertama Dion dan putra mahkota Kerajaan Lamina, datang. Ia berdiri di samping adiknya, memberikan dukungan. Wajahnya menunjukkan ketidaksenangan yang jelas atas situasi ini.

"Adikku sudah sering menyatakan perasaannya," Lamino berkata, suaranya penuh wibawa dan otoritas. "Dan kau, Pangeran Sekya, seharusnya tahu tentang hal itu, itu sudah menjadi rahasia umum."

Eliana segera melangkah maju sedikit, membela Sekya. Ia menatap Lamino dengan tatapan menantang.

"Itu bukan urusanmu, Pangeran Lamino," Eliana membela Sekya. Suaranya terdengar jelas dan tegas, tidak bisa dibantah. "Lagipula, aku tidak pernah menerima perasaan siapa pun. Keputusanku ada padaku sendiri, bukan pada orang lain."

Raja Saul, Raja Vazkal, yang juga hadir di perjamuan itu, segera mendekat. Ia berusaha menengahi ketegangan yang mulai terasa di antara para pangeran.

"Sudah, sudah," Raja Saul berkata, suaranya lembut namun tegas, mencoba menenangkan suasana. "Ini perjamuan perdamaian. Mari kita jaga suasana tetap tenang dan damai."

Namun, Raja Abbas, Raja Lamina, yang juga ayah dari Dion dan Lamino, datang. Wajahnya terlihat tidak senang dan penuh amarah. Ia menatap tajam ke arah Pangeran Sekya, seolah ingin melayangkan ancaman.

"Aku tidak ingin ada masalah di wilayah kerajaanku," Raja Abbas memperingatkan, suaranya berat dan penuh kekuasaan. "Jangan macam-macam di sini, ini bukan tempat untuk mencari keributan."

Pangeran Sekya menatap Raja Abbas sejenak, tatapannya tenang namun penuh arti. Lalu, ia meraih tangan Eliana dengan lembut. Ia menariknya pelan untuk pergi dari sana, menjauh dari keributan. Saat berbalik, Sekya menolehkan wajahnya sedikit ke arah Dion.

"Apa yang menjadi milikku, tidak akan kuberikan pada orang lain," Sekya berkata, suaranya rendah dan penuh tekad yang membara. "Meski harus mati."

Ucapan Sekya itu kembali membuat Eliana tersenyum. Senyumannya itu sangat cantik menggetarkan jiwa Sekya, membuatnya terpesona. Hal itu diketahui Sekya, dan ia membalas senyuman itu dengan senyuman juga, sebuah senyuman yang penuh arti.

"Ayo kita pulang," kata Eliana, suaranya lembut dan penuh ajakan.

Pangeran Sekya, Eliana, dan Raja Saul meninggalkan perjamuan itu lebih cepat dari para tamu lainnya. Mereka berjalan keluar dari aula yang masih ramai, menuju kereta kuda yang sudah menunggu di luar istana. Perjalanan pulang menuju Kerajaan Vazkal terasa cukup panjang, namun akhirnya mereka tiba di gerbang istana mereka sendiri.

Di kamar tidur Eliana, Pangeran Sekya terlihat sedang melamun di mata Eliana. Padahal, ia sedang bertanya pada sistem di benaknya. Ia meminta sistem untuk menyimpulkan kekuatan Kerajaan Lamina.

"Sistem," bisik Sekya dalam hati. "Bagaimana kekuatan Kerajaan Lamina dibandingkan dengan kita?"

{Kekuatan mereka masih sangat besar}, jawab sistem. {Mereka memiliki sumber daya yang melimpah dan pasukan yang terlatih dengan baik.}

Eliana mendekati Pangeran Sekya yang ia pikir sedang melamun itu. Ia menyentuh lengan Sekya dengan lembut.

"Jika suatu saat Kerajaan Vazkal dalam bahaya," Eliana berkata, suaranya pelan namun penuh kesungguhan. "Aku bisa menyerahkan diri ke Kerajaan Lamina. Aku akan melakukan apa pun untuk menyelamatkan kerajaanmu."

Pangeran Sekya menoleh, menatap Eliana dengan tatapan yang dalam. Ia tersenyum tipis, senyum yang menenangkan.

"Aku tidak akan membiarkan itu terjadi, Eliana," janji Sekya, suaranya mantap dan penuh keyakinan. "Aku akan melindungi dirimu, dan juga kerajaanku. Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyentuh apa yang sudah menjadi milikku."

Eliana menatap Pangeran Sekya, dengan mengerutkan keningnya dan mendekatkan wajahnya hingga tersisa jarak beberapa inci saja dari wajah pangeran sekya, dengan polosnya ia bertanya.

"Pangeran," kata Eliana, suaranya terdengar ragu. "Akhir-akhir ini aku merasakan perasaan yang aneh. Apa itu yang dimaksud cinta?"

Pangeran Sekya tidak kuat melihat kecantikan Eliana saat mengatakan itu. Wajah Eliana yang polos dan pertanyaan tulusnya membuat hati Sekya berdebar kencang. Tanpa menjawab, ia lari begitu saja keluar kamar. "Aduh, bahaya... Eliana.. Ayah memanggil ku.. !" serunya, suaranya sedikit panik. Ia meninggalkan Elianal yang kebingungan.

Untuk pertama kalinya, Eliana tertawa terbahak-bahak. Ia bahkan sampai memegangi perutnya. Suara tawanya memenuhi kamar, terdengar begitu lepas dan bahagia.

1
Rizky Fathur
lanjut baut satu bab lagi Thor cepat bunuh pangeran lamina dengan kejam Thor cepat juga hancurkan kerajaan musuhnya cepat bantai ayahnya pangeran lamina dan pangeran dion begitu juga ibunya dengan kejam Thor bautakan mcnya tertwakan dion yg ketakutan Thor
Rizky Fathur
Thor buat satu bab lagi cepat tangkap pangeran lamino buat mcnya kejam siksa pangeran lamino buat Dion memohon lepaskan adiknya tapi Buatkan mcnya langsung bantai pangeran lamino dengan kejam buatkan Dion menjadi gila Thor
Khusus Game
Sabak bang sabak
Rizky Fathur
buat satu bab lagi Thor cepat hancurkan kerajaan lamina Thor
Rizky Fathur
Thor ko belum update
Rizky Fathur
Thor cepat bab selanjutnya hancurkan kerajaan lamina tangkap ayahnya Dion dan ibunya Dion dan adiknya Dion Siksa mereka dengan kejam buat Dion minta bebaskan keluarganya bautakan mcnya tidak bebaskan keluarganya Thor bautkan mcnya bilang aku akan menghukum mati kalian dan kerajaan lamina akan menjadi milikku bautkan mcnya ketawa kejam Thor bautkan Dion ketakutan Thor
Rizky Fathur
lanjut update thor buat satu bab lagi Thor buat bantai kerajaan keluarga dion kemudian tangkap ayah dan ibunya Dion dan adiknya siksa dengan kejam Thor baut Dion minta bebaskan keluarganya bautakan mcnya berkata dengan kejam aku akan membantai kalian semua kerajaan kalian akan menjadi milikku bautkan Dion ketakutan Thor bautkan dion minta ampun tapi tidak di maafkan Thor bautkan diom di hukum mati dengan hukuman mati yang paling kejam Thor
Rizky Fathur
cepat bantai Dion dengan kejam Thor buatkan dia minta ampun Tapi mcnya tidak memberikan ampunan buatkan juga mcnya bantai keluarga Dion dengan kejam buatkan Dion menangis karena menyesal Thor
Khusus Game: siap komandan
total 1 replies
Khusus Game
jika suka karya ini tolong di like ya. karena 1 like dari kalian membuat pikiran author bisa berjalan. wkwkwkw
MoonShape: baguss thor...
total 1 replies
Khusus Game
support author dengan cara like dan komen.
Khusus Game
Sabak bang Sabak... wkwkwk
Rizky Fathur
Thor cepat bantai dion dengan kejam Thor
Rizky Fathur
Thor cepat bantai pangeran Dion dengan kejam Thor
Khusus Game: udh update bang
total 1 replies
キャットマスター
keren baget sumpah MC-nya gak ada embel embel lemah cuma di awal cerita sedikit naif tapi makin ke sini kenaifan hilang dengan muncul kepercayaan diri yang tinggi. mantap thor lanjutkan karyamu 👍
Talklesswinmore
Asyik banget bacanya!
Ichigo Kurosaki
Ga nyesel baca. 🙌
Wesal Mohmad
Karakternya juara banget. 🏆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!