NovelToon NovelToon
Tumbuh Di Tanah Terlarang

Tumbuh Di Tanah Terlarang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Nikahmuda / Poligami / Duniahiburan / Matabatin
Popularitas:63.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Adra

Aruna telah lama terbiasa sendiri. Suaminya, Bagas, adalah fotografer alam liar yang lebih sering hidup di rimba daripada di rumah. Dari hutan hujan tropis hingga pegunungan asing, Bagas terus memburu momen langka untuk dibekukan dalam gambar dan dalam proses itu, perlahan membekukan hatinya sendiri dari sang istri.

Pernikahan mereka meredup. Bukan karena pertengkaran, tapi karena kesunyian yang terlalu lama dipelihara. Aruna, yang menyibukkan diri dengan perkebunan luas dan kecintaannya pada tanaman, mulai merasa seperti perempuan asing di rumahnya sendiri. Hingga datanglah Raka peneliti tanaman muda yang penuh semangat, yang tak sengaja menumbuhkan kembali sesuatu yang sudah lama mati di dalam diri Aruna.

Semua bermula dari diskusi ringan, tawa singkat, lalu hujan deras yang memaksa mereka berteduh berdua di sebuah saung tua. Di sanalah, untuk pertama kalinya, Aruna merasakan hangatnya perhatian… dan dinginnya dosa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Adra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TDT 22

Langkah Aruna terdengar ringan namun ragu saat menyusuri lorong menuju ruang kerja. Pintu itu terbuka sedikit, dan dari celahnya ia bisa melihat Bagas duduk membelakangi jendela, dengan tangan saling menggenggam di atas meja. Ketika ia mendorong pelan, Bagas langsung menoleh.

"Masuklah," ucapnya pelan.

Aruna duduk di seberangnya, menjaga jarak. Hening beberapa saat, hanya denting jam dinding yang terdengar. Akhirnya Bagas membuka suara.

“Aku minta maaf... untuk semua ucapan dan sikapku waktu itu,” katanya pelan. “Aku nggak seharusnya mengatakan hal-hal yang melukai kamu. Terutama soal siapa kamu di rumah ini. Itu salah satu ucapan paling bodoh yang pernah aku keluarkan.”

Aruna mengangguk pelan. Matanya sedikit berkaca, namun ia menahan diri.

“Aku tahu kamu lelah, Mas tapi aku juga lelah,” ucapnya lirih. “Aku hanya ingin kamu ada. Setidaknya, punya waktu lebih untuk rumah ini, untuk kita. Aku nggak minta banyak. Aku cuma ingin kita mengolah semua ini sama-sama. Perkebunan ini... mari kita bangun bersama.”

Bagas terdiam. Pandangannya menunduk ke meja, seolah mencari jawaban dari serat kayunya.

“Aku ngerti, Na... Tapi pekerjaan ini,” ia berhenti sejenak, menarik napas panjang, “udah jadi bagian dari hidupku. Aku bisa stres kalau berhenti. Dan... aku nggak punya pengetahuan, apalagi ketertarikan, di bidang pertanian. Itu bukan duniaku.”

Aruna menggeleng pelan. “Tapi ini dunia kita sekarang, Mas. Bukan cuma aku. Aku nggak minta kamu jadi ahli tani atau tukang semprot hama. Aku cuma mau kamu hadir. Kita saling bantu. Saling ngerti.”

Sunyi kembali merayap, hanya tersisa dua orang yang mencoba menjangkau satu sama lain dari dua dunia yang berbeda.

Bagas akhirnya menatap istrinya dalam-dalam. “Kalau kamu bersedia sabar, mungkin aku bisa memikirkannya. Aku belum janji bisa langsung suka. Tapi kalau itu bisa menyelamatkan kita, aku akan coba.”

Aruna menghela napas, tidak sepenuhnya lega, tapi setidaknya ada jalan terbuka. Masih panjang, masih mungkin penuh luka, tapi untuk pertama kalinya mereka kembali bicara sebagai sepasang suami istri yang mencoba memperbaiki, bukan saling menyalahkan.

Setelah keheningan itu mencair perlahan, Bagas mengalihkan pembicaraan.

“Aku juga mau bilang soal kerja samaku dengan NGC,” katanya hati-hati. “Aku tahu ini mungkin bukan waktu yang tepat, tapi... aku nggak bisa membatalkannya, Na. Ini adalah hasil dari kerja keras bertahun-tahun. Bisa kerja bareng mereka itu prestasi penting buat aku.”

Aruna mendongak pelan, sorot matanya tidak sekeras tadi, tapi tetap menyiratkan lelah.

“Berapa lama kontrakmu dengan NGC?” tanyanya, suaranya nyaris berbisik.

“Delapan bulan,” jawab Bagas tanpa ragu. “Tapi aku bakal bolak-balik, nggak terus-terusan di luar kota. Aku bisa atur ritmenya.”

Aruna menggelengkan kepala sambil menunduk. “Delapan bulan bukan waktu yang sebentar, Mas...”

Melihatnya seperti itu, Bagas berdiri dan mendekatinya. Ia berlutut di hadapan Aruna, mencoba meraih tangannya.

“Aku ngerti ini semua bikin kamu makin kecewa. Tapi aku mohon, beri aku kesempatan ini,” ujarnya lembut. “Setelah proyek ini selesai, aku janji... aku bakal fokus di sini. Di rumah. Di kebun. Sama kamu.”

Aruna menatapnya, kali ini tanpa berkata-kata. Hanya ada luka yang belum sembuh dan harapan yang belum berani tumbuh lagi. Tapi di matanya, ada secercah cahaya kecil seolah masih ingin percaya... walau belum sepenuhnya yakin.

Aruna menarik napas dalam. Matanya menerawang ke luar jendela ruang kerja yang kini terasa lebih sempit dari biasanya. Di luar, angin meniup dedaunan pohon jati, menggeser bayang-bayang yang menggeliat pelan di halaman. Dalam diam itu, ia mengukur kembali luka-luka kecil yang masih segar di hatinya dari kata-kata Bagas, dari perlakuannya, dari jarak yang semakin hari makin melebar di antara mereka.

Namun ketika ia menatap mata suaminya yang kini terlihat lebih tenang, lebih rendah hati, ia tahu... masih ada bagian dalam dirinya yang belum benar-benar sanggup melepaskan.

"Aku nggak janji," ucap Aruna pelan, nyaris seperti menggumam. “Tapi aku akan coba percaya... sekali lagi.”

Bagas menggenggam tangan Aruna dengan lembut. Sorot matanya tampak lega, tapi tetap berhati-hati.

“Aku tahu aku banyak salah, Na. Tapi tolong beri aku waktu untuk menebusnya. Aku akan buktikan kalau semua ini... nggak sia-sia.”

Aruna hanya mengangguk pelan. Tak ada senyum di wajahnya, tapi juga tak ada penolakan. Keputusannya bukan karena keyakinan yang penuh, melainkan karena rasa sayang yang belum mati sepenuhnya dan mungkin, karena harapan kecil yang belum mau padam.

Bagas perlahan berdiri, lalu mengajak Aruna bangkit dan memeluknya. Pelukan itu tidak hangat seperti dulu, tapi cukup untuk memberi tahu keduanya... bahwa masih ada kesempatan, meski tak akan mudah.

Dan di luar jendela, angin berhenti berembus sejenak, seolah ikut menahan napas menyaksikan dua hati yang mencoba menyatu kembali, meski rapuh.

1
🅰️Rion bee 🐝
selamat datang baby twins..😍😍😍
btw namanya mau ke indo indoan apa mau ke londo londoan nih..😃
🅰️Rion bee 🐝: oh no.. langsung blank aku ke inget ibunya raka,takut namanya gak sesuai kan makin runyam nanti😄
Dee: Haha...nggak tau nih, belum kepikirin ada ide😄
total 2 replies
Dee
Aruna udah ilfeel sm Bagas...
Daniah A Rahardian
aaww...21+😅
Susi Yanti
up nya jgn pelit dong thor,baru baca satu bab udh hbs aja....
Dee: Hehe maaf ya, aku harus bagi waktu juga sama kerjaan. Tapi terima kasih banget udah baca dan nungguin lanjutannya. Ditunggu ya, aku usahain update secepatnya❤️
total 1 replies
R 💤
tau tau Bagas di belakang 🙈 mendengar semua
Dee: Hahaha...eng ing eng..😆
total 1 replies
R 💤
geregetan yang jelas thorr... tapi suka dengan kemajuan Aruna yg beraniii...
R 💤
memang kalau sudah seperti ini baru terasa kamu gas
R 💤: ya kalau duluan pendaftaran Thor /Grin//Pray/
Dee: Penyesalan selalu datang terlambat
total 2 replies
Wiji Lestari
alhamdullilah..
Hendri Yani
Alhamdulillah...akhirnya... setelah sekian lama, thanks ya Thor love² tuk dirimu.Bahagia selalu Raka Aruna
Daniah A Rahardian
selamat berbahagia Raka dan Aruna. ngk sabar nunggu baby-nya lahir♥️
🅰️Rion bee 🐝
selamat yah raka aruna semoga SAMAWA buat kalian dan buat ibuk yang ikhlas yah doa'nya jangan kepaksa ntar keselek biji kedondong lho😝
Ⓜ️αɾყσɳσՇɧeeՐՏ🍻¢ᖱ'D⃤ ̐
selamat raka Aruna semoga emaknya segera ikut bahagia melihat anak yg bahagia dengan cintanya
octa❤️
akhirnya..semoga bahagia selalu aruna
Desmar Sagitarius Chiputry Thanjung
apasih ayunda ini yg dipertahankan egonya..lma2 geram juga lhtnyaa
Desmar Sagitarius Chiputry Thanjung: bhkan dia jga meragukan kle yg tua ngk bisa hmil
Dee: Sebenarnya, sejak awal yang diinginkan Ibu Ayunda adalah agar anaknya memiliki calon yang lebih muda dan bisa memberinya keturunan. Tapi semua itu kan tidak menjamin akan terciptanya keluarga yang benar-benar bahagia dan sempurna.
total 2 replies
🅰️Rion bee 🐝
keren juga yah tuh baby nanti lahirnya dibelanda,masih baby dah jauh mainya dia..😃
🅰️Rion bee 🐝: iyap bener itu aja bari clingak clinguk takut dicariin😃
Dee: Hadehh masih baby aja udah healingnya ke luar negeri, kita mah ke warung depan aja udah seneng 🤣
total 2 replies
🅰️Rion bee 🐝
pa'mer idaman..😄
Dee: Haha...✅😄
total 1 replies
Desmar Sagitarius Chiputry Thanjung
hamil mungkin
🅰️Rion bee 🐝
😤paling baper kalo ada mertua yg kaya gitu,apalagi kalo yg gengsi n ego nya setebal tembok china n setinggi burj khalifa huff.. 😔
dini Risayatmi
Bu Ayunda tuh nggak nyadar banget,
padahal dia juga punya anak perempuan,
Dulu nggak merestuin Karena alasannya takut nggak bisa ngasih keturunan,
sekarang Aruna sudah hamil masih nggak ngerestuin juga,
hadehhhh🙄🙄,
gedeg juga lama-lama,
untung saja hanya di cerita halu,
kalau beneran udah dihakimin deh sama netizen yang budiman
Dee: Bener banget, Kakak! Kebayang sih kalau beneran ada ibu modelan kayak Bu Ayunda, duh... tangan ini rasanya udah gatel aja pengen gerak haha...😁
total 1 replies
Sri Wahyuni Abuzar
angkuuuh beneer bu ayunda...heey jenk masih sama² menghirup oksigen gratis dari Allah kaann...jangan sok paling paling deeh..
Allah tau apa yg kita butuhkan bukan apa yg kita inginkan...pahami yaa jenk ayunda yang terhormat 😇
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!