NovelToon NovelToon
Tumbuh Di Tanah Terlarang

Tumbuh Di Tanah Terlarang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Nikahmuda / Poligami / Duniahiburan / Matabatin
Popularitas:14.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Adra

Aruna telah lama terbiasa sendiri. Suaminya, Bagas, adalah fotografer alam liar yang lebih sering hidup di rimba daripada di rumah. Dari hutan hujan tropis hingga pegunungan asing, Bagas terus memburu momen langka untuk dibekukan dalam gambar dan dalam proses itu, perlahan membekukan hatinya sendiri dari sang istri.

Pernikahan mereka meredup. Bukan karena pertengkaran, tapi karena kesunyian yang terlalu lama dipelihara. Aruna, yang menyibukkan diri dengan perkebunan luas dan kecintaannya pada tanaman, mulai merasa seperti perempuan asing di rumahnya sendiri. Hingga datanglah Raka peneliti tanaman muda yang penuh semangat, yang tak sengaja menumbuhkan kembali sesuatu yang sudah lama mati di dalam diri Aruna.

Semua bermula dari diskusi ringan, tawa singkat, lalu hujan deras yang memaksa mereka berteduh berdua di sebuah saung tua. Di sanalah, untuk pertama kalinya, Aruna merasakan hangatnya perhatian… dan dinginnya dosa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Adra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TDT 22

Langkah Aruna terdengar ringan namun ragu saat menyusuri lorong menuju ruang kerja. Pintu itu terbuka sedikit, dan dari celahnya ia bisa melihat Bagas duduk membelakangi jendela, dengan tangan saling menggenggam di atas meja. Ketika ia mendorong pelan, Bagas langsung menoleh.

"Masuklah," ucapnya pelan.

Aruna duduk di seberangnya, menjaga jarak. Hening beberapa saat, hanya denting jam dinding yang terdengar. Akhirnya Bagas membuka suara.

“Aku minta maaf... untuk semua ucapan dan sikapku waktu itu,” katanya pelan. “Aku nggak seharusnya mengatakan hal-hal yang melukai kamu. Terutama soal siapa kamu di rumah ini. Itu salah satu ucapan paling bodoh yang pernah aku keluarkan.”

Aruna mengangguk pelan. Matanya sedikit berkaca, namun ia menahan diri.

“Aku tahu kamu lelah, Mas tapi aku juga lelah,” ucapnya lirih. “Aku hanya ingin kamu ada. Setidaknya, punya waktu lebih untuk rumah ini, untuk kita. Aku nggak minta banyak. Aku cuma ingin kita mengolah semua ini sama-sama. Perkebunan ini... mari kita bangun bersama.”

Bagas terdiam. Pandangannya menunduk ke meja, seolah mencari jawaban dari serat kayunya.

“Aku ngerti, Na... Tapi pekerjaan ini,” ia berhenti sejenak, menarik napas panjang, “udah jadi bagian dari hidupku. Aku bisa stres kalau berhenti. Dan... aku nggak punya pengetahuan, apalagi ketertarikan, di bidang pertanian. Itu bukan duniaku.”

Aruna menggeleng pelan. “Tapi ini dunia kita sekarang, Mas. Bukan cuma aku. Aku nggak minta kamu jadi ahli tani atau tukang semprot hama. Aku cuma mau kamu hadir. Kita saling bantu. Saling ngerti.”

Sunyi kembali merayap, hanya tersisa dua orang yang mencoba menjangkau satu sama lain dari dua dunia yang berbeda.

Bagas akhirnya menatap istrinya dalam-dalam. “Kalau kamu bersedia sabar, mungkin aku bisa memikirkannya. Aku belum janji bisa langsung suka. Tapi kalau itu bisa menyelamatkan kita, aku akan coba.”

Aruna menghela napas, tidak sepenuhnya lega, tapi setidaknya ada jalan terbuka. Masih panjang, masih mungkin penuh luka, tapi untuk pertama kalinya mereka kembali bicara sebagai sepasang suami istri yang mencoba memperbaiki, bukan saling menyalahkan.

Setelah keheningan itu mencair perlahan, Bagas mengalihkan pembicaraan.

“Aku juga mau bilang soal kerja samaku dengan NGC,” katanya hati-hati. “Aku tahu ini mungkin bukan waktu yang tepat, tapi... aku nggak bisa membatalkannya, Na. Ini adalah hasil dari kerja keras bertahun-tahun. Bisa kerja bareng mereka itu prestasi penting buat aku.”

Aruna mendongak pelan, sorot matanya tidak sekeras tadi, tapi tetap menyiratkan lelah.

“Berapa lama kontrakmu dengan NGC?” tanyanya, suaranya nyaris berbisik.

“Delapan bulan,” jawab Bagas tanpa ragu. “Tapi aku bakal bolak-balik, nggak terus-terusan di luar kota. Aku bisa atur ritmenya.”

Aruna menggelengkan kepala sambil menunduk. “Delapan bulan bukan waktu yang sebentar, Mas...”

Melihatnya seperti itu, Bagas berdiri dan mendekatinya. Ia berlutut di hadapan Aruna, mencoba meraih tangannya.

“Aku ngerti ini semua bikin kamu makin kecewa. Tapi aku mohon, beri aku kesempatan ini,” ujarnya lembut. “Setelah proyek ini selesai, aku janji... aku bakal fokus di sini. Di rumah. Di kebun. Sama kamu.”

Aruna menatapnya, kali ini tanpa berkata-kata. Hanya ada luka yang belum sembuh dan harapan yang belum berani tumbuh lagi. Tapi di matanya, ada secercah cahaya kecil seolah masih ingin percaya... walau belum sepenuhnya yakin.

Aruna menarik napas dalam. Matanya menerawang ke luar jendela ruang kerja yang kini terasa lebih sempit dari biasanya. Di luar, angin meniup dedaunan pohon jati, menggeser bayang-bayang yang menggeliat pelan di halaman. Dalam diam itu, ia mengukur kembali luka-luka kecil yang masih segar di hatinya dari kata-kata Bagas, dari perlakuannya, dari jarak yang semakin hari makin melebar di antara mereka.

Namun ketika ia menatap mata suaminya yang kini terlihat lebih tenang, lebih rendah hati, ia tahu... masih ada bagian dalam dirinya yang belum benar-benar sanggup melepaskan.

"Aku nggak janji," ucap Aruna pelan, nyaris seperti menggumam. “Tapi aku akan coba percaya... sekali lagi.”

Bagas menggenggam tangan Aruna dengan lembut. Sorot matanya tampak lega, tapi tetap berhati-hati.

“Aku tahu aku banyak salah, Na. Tapi tolong beri aku waktu untuk menebusnya. Aku akan buktikan kalau semua ini... nggak sia-sia.”

Aruna hanya mengangguk pelan. Tak ada senyum di wajahnya, tapi juga tak ada penolakan. Keputusannya bukan karena keyakinan yang penuh, melainkan karena rasa sayang yang belum mati sepenuhnya dan mungkin, karena harapan kecil yang belum mau padam.

Bagas perlahan berdiri, lalu mengajak Aruna bangkit dan memeluknya. Pelukan itu tidak hangat seperti dulu, tapi cukup untuk memberi tahu keduanya... bahwa masih ada kesempatan, meski tak akan mudah.

Dan di luar jendela, angin berhenti berembus sejenak, seolah ikut menahan napas menyaksikan dua hati yang mencoba menyatu kembali, meski rapuh.

1
ovi eliani
ayo aruna waktunya bertindak , tlp bagus agarbmemberikan bukti ke polisi, biar bagas tau senjata makan tuan, biar dia yg masuk polisi biar tau rasa kamu bagas , biar bagas tau dingin nya jeruji besi, aku mwndukung mu aruna jgn kasih ampun bagas dan biar mata mak lampir juga terbuka bahwa kamu wanita yg baik aruna. semangat thor up nya tambah hreget ini.
R 💤
betul sih ini Thor...
R 💤
kok aku ikut seneng ya Raka gitu, dosa gak sih 🙈
R 💤: siap thorr 🙏🏻 kayaknya iya nih hehe
Dee: Tenang, itu tandanya kamu punya hati yang peka. Raka emang bikin suasana jadi adem ya~ Yuk terus ikuti kisahnya, siapa tahu kamu makin sayang sama dia 🤭💕"
total 2 replies
R 💤
bisa dikatakan ia lagi puber kedua gak sih
Dee: Siap Kakak, nanti aku coba mampir ya,🥰
R 💤: ditunggu Thor,, jika berkenan mampir di lapakku juga Thor hehe 👋🏻 CINTA TUAN MAFIA , terimakasih
total 3 replies
R 💤
acieee...Aruna berbunga bunga tuhh
R 💤
selamatkan juga hati ibu hehe
ovi eliani
up lagi dong thor ketemuain aruna dan raka ,pingin melihat bicara , mak lampir suruh pulang dulu sama pak lampir biar ngak nganggu...semangat thor up lg malam ini, ceritanya bikin penasaran
ovi eliani
ayo aruna kamu harus membela yg benar, suami mu sdh mulai gila, kasian raka dia tak bersalah. terus buat mak lampir minta maaf sama kamu sampai mengemis maaf mu karena sdh kurang ajar mulutnya
Daniah A Rahardian
puitis banget☺️
ovi eliani
sedih amat sih thor , seng sabar ya aruna, alon alon waton kelakon , awas aja kamu nyamuk nenek lampir tak sedot ubun2 mu, wes tue belagu , semangat thor kasihbpelajaran itu nyamuk mak lampir karo bagas laki2 tak berguna.
Daniah A Rahardian: Beneran deh tuh nyamuk mak lampir sama si Bagas emang udah kelewatan. Aruna tuh udah sabar banget, tapi ya gimana... kadang orang baik tuh malah disakitin mulu 😤.
total 1 replies
Daniah A Rahardian
Wow.. keren and puitis banget. Author emang pinter ya memilih kata2.
O ya aku udah jg ngeliat visual mereka di ig mu Thor, Aruna cantik banget dan Raka guanteng abis 🫶
Dee: Makasi Kakak, aku nyari yg pos buat karakter mereka.
total 1 replies
xia~xiaoling
ngena banget kata2 e aruna...kyk e aruna ini puitis banget deh...suka ma karakter aruna
Dee: Makasii! Senang banget Aruna bisa nyampe di hati Kakak😍
total 1 replies
Daniah A Rahardian
Suami 🤬🤬
Dee: Sabar... sabar...☺️
total 1 replies
ovi eliani
aku suka kesal sama nyamuk nyamuk ini selalu heboh embok ya di dengarkan dulu, no sono laporin aja bagas nya biar tau rasa, nyamuk sama bagas memang cocok kumpulan manusia pencinta hutan jadi hifup seenaknya aja. lho kate kebun binatang, semangat thor aku jd gregetan bacanya, sholat dulu ya.
Dee: Memang ya nyamuk dan Bagas tuh kombinasi bikin emosi, tapi tenang... nanti ada kejutan buat mereka, ditunggu terus yaa~ Makasih banyak udah baca dan komen seru begini, semangat terus dan selamat beribadah juga ya kak ,💚🙏
total 1 replies
ovi eliani
aruna aruna saksi ya kan ada para pekerja kan melihat, twrutama kamu melihat sendiri, ngaoain hidup dgn bagas yg egois, lupa kan hempaskan masih banyak laki laki yg lain, semangat aruna ..
ovi eliani
thor up dobble biar tambah semangat bacanya, maunya aruna urusi raka aja, bagas buang aja ke laut
Daniah A Rahardian
Thor pliss...jgn kamu buat kayak di "Ternyata Hanya Kamu Cintaku", nanti aku nangis lagi nih! Aku jadi inget Alex😭
ovi eliani
wah wah mulai agak panas in ceritanyai seperti panas nya matahari di siang hari , bagas2 sekarang aja cemburu orak dewasa dewasa diri mu son son, udah raka laporkan bagas dengan tindak pidana main hakim sendiri biar mampus terkubur di penjara sepertih aruna yg hatinya tetpenjara di hati raka, Hidup adalah perjalanan, jangan lelah untuk terus berjuang. semangat thor buat ceruta yg lebih panas wkwkwwk
ovi eliani
belum greget ini thor, mau yang jeng jeng disaat aruna raka berdua, suami yg tak berguna datang. maaf ya thor bukan berarti aku setuju dhn perselingkuhan tp manusia punya batas kesabaran karena kelah nya wanita akan berujung dengan ke tidak pedulian. wahar klo bagas diberi pelajaran buat sadar diri , dobble up atuh thor semabgat benar bacanya.
xia~xiaoling
baca kayak nak muda lg kasmaran thor..pd hal ini yg bc emak2 berdaster..wkwkwk
Dee: Hahahaha... emak berdaster juga boleh dong kasmaran lagi!, semoga tetap bikin hati deg-degan yaa 😄💖
Tapi justru pembaca setia kayak emak-emak berdaster lho yang paling tulus menikmati cerita😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!