NovelToon NovelToon
Menikahi Selingkuhan Kakak Iparku

Menikahi Selingkuhan Kakak Iparku

Status: tamat
Genre:Romantis / Peningkatan diri-peningkatan identitas/sifat protagonis / Tamat
Popularitas:46M
Nilai: 4.9
Nama Author: Henny

Giani Fifera adalah gadis yang tak pernah mengenal dunia luar. Sejak kecil ia hanya belajar dari rumah, tak pernah mengenal dunia luar seperti kebanyakan gadis seumurannya.
Saat orang tuanya meninggal, Giani tinggal berdua dengan kakaknya Geraldo. Giani bahagia karena kakaknya itu sangat menyayanginya. Namun suasana damai di rumah mereka berubah menjadi neraka semenjak kakaknya menikah dengan Finly Prayunata, anak salah satu konglomerat di Indonesia.
Finly punya selingkuhan. Dan selingkuhannya itu adalah anak angkat papanya. Seorang pria bule keturunan Spanyol-Inggris.
Giani tahu kalau kakaknya sangat mencintai istrinya sekalipun sudah tahu kalau istrinya itu punya selingkuhan. Giani pun bertekad merebut dan menikahi selingkuhan kakak iparnya. Dan untuk bisa melakukan itu, Giani harus merubah penampilannya dari gadis lugu, menjadi gadis dewasa dengan gaya yang sedikit menggoda.
Berhasilkah Giani merebut selingkuhan kakak iparnya itu? Berhasilkah Giani membahagiakan kakaknya Geraldo?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebaikan Hati Giani

"Jero jarang sekali sakit. Tapi jika dia sakit, dia nggak mau ditinggalkan sendiri. Dulu mama sampai nggak bisa ngapa-ngapain jika Jero sakit. Tolong jagain Jero dengan baik, ya? Atau mama perlu ke sana untuk membantumu menjaga Jero? Atau mama kirim pelayan saja?"

"Nggak perlu, ma. Aku bisa sendiri, kok. Apa ada makanan khusus yang biasa mama buatkan jika Jero sakit?"

"Nggak ada. Yang Jero perlukan hanya belaian saja." Ujar mama Sinta dari seberang sambil tertawa kecil.

"Ok, ma. Aku tutup dulu ya teleponnya?"

Giani meletakan handphonenya di atas meja makan. Ia melanjutkan pekerjaannya membuat sup untuk Jero. Hampir semalaman Jero mengalami demam. Untunglah menjelang subuh demamnya bisa turun dan Jero tertidur sampai pagi ini.

Mama Sinta benar, selama demam, Jero sama sekali tak mau melepaskan pegangan tangannya. Ia juga berulang kali meminta agar Giani tidak meninggalkan dia. Sepertinya kalau sakit, Jero berubah menjadi seperti anak kecil.

Giani sudah menelepon Selly dan mengatakan kalau Jero tak bisa ke kantor karena sakit. Ia juga sudah menelepon dokter keluarganya untuk datang memeriksa.

Saat sup nya sudah selesai, dokter Eddy, yang adalah dokter keluarga Giani sudah datang. Giani segera mengantar dokter Eddy ke kamar Jero.

"Kak, ini ada dokter mau memeriksa kakak dulu." Giani membangunkan Jero.

Jero membuka matanya. Ia memaksakan senyumnya pada dokter Eddy.

"Selamat pagi, dok."

"Selamat pagi tuan Dawson. Saya periksa dulu ya?"

Selama 15 menit dokter memeriksa Jero. Menanyakan beberapa hal kepada pria bule itu.

"Lambungnya bermasalah karena cara makannya tidak teratur. Sebaiknya hindari alkohol dan rokok dulu karena batuknya cukup parah. Tuan juga mengalami anemia karena jam tidurnya yang sedikit. Jadi disamping minum obat teratur, saya sarankan tuan juga tidur teratur. Obatnya saya resepkan saja." dokter Eddy menuliskan resep obat. Setelah itu ia pun permisi pulang.

"Kak, aku ke apotik untuk menebus obat dulu ya?" Ujar Giani.

"Telepon saja pak Leo, minta ke sini untuk tebus obat. Aku mau makan. Masih pusing untuk makan sendiri." Jero sebenarnya tidak mau ditinggalkan sendiri. Trauma kecelakaan yang dialaminya semasa kecilnya, dan bagaimana ia harus menghabiskan waktu selama berhari-hari seorang diri di rumah sakit membuat Jero takut untuk ditinggalkan sendiri ketika sakit.

"Tapi kalau tunggu pak Leo agak lama."

"Nggak apa-apa."

Giani mengangguk. Ia pun mengambil nampan yang berisi makanan Jero.

"Ayo makan dulu. Ah..."

Jero membuka mulutnya. "Makanan apa ini?" Tanya Jero.

"Ini sup ikan. Kakak nggak suka? Aku buatkan makanan yang lain saja?"

Jero menggeleng. "Aku suka. Rasanya enak. Baru kali ini aku memakannya."

Giani tersenyum senang. "Ini resep keluargaku jika ada yang sakit demam. Akan menghangatkan tubuh karena rempah-rempah yang dicampurnya."

Jero memakan semua makanan yang disediakan Giani untuknya. "Aku ke bawa dulu untuk mencuci peralatan ini ya..." Kata Giani saat Jero sudah selesai makan.

"Jangan...! Minta mama Sinta mengirimkan pelayan ke sini saja. Jangan tinggalkan aku." Kata Jero sambil menahan tangan Giani.

"Aku nggak lama, kok. Sekalian mau lihat apakah pak Leo sudah datang."

"Benar ya jangan lama"

"Iya." Kata Giani sambil melepaskan pegangan tangan Jero. Ia segera turun ke bawa untuk mencuci peralatan makan yang digunakan oleh Jero. Tak lama kemudian pak Leo datang. Giani langsung memberikan resep dan uang untuk menebus obat Jero. Setelah itu ia langsung naik ke atas.

"Kak, tidurlah dulu sambil menunggu obatnya."

"Nggak bisa tidur. Badanku sakit semua."

"Mau ku pijat?"

Jero mengangguk. Giani pun langsung mengambil minyak. Ia memijat kaki dan tangan Jero, tak lama kemudian cowok itu kembali tertidur. Namun sebelum matanya benar-benar terpejam, Giani masih mendengar suara Jero yang memintanya untuk tidak pergi.

**********

Sudah 4 hari Giani merawat Jero. Setiap malam, Giani terpaksa harus tidur disamping Jero. Setiap kali cowok itu terjaga, ia akan mencari tangan Giani untuk digenggamnya.

Seperti malam ini, ketika Giani ada di kamar mandi, Jero yang tiba-tiba terbangun langsung memanggilnya dengan suara yang panik.

"Giani....! Giani....!"

Giani keluar dari kamar mandi. "Ada apa, kak? Aku hanya buang air kecil."

Jero menarik napas panjang sambil bersandar di kepala ranjang. Giani mengambil air putih dan memberikannya pada Jero. Badan cowok itu kembali panas.

"Kak, kakak harus melawan rasa takut ditinggalkan saat sakit seperti ini. Trauma itu harus dilawan. Kakak kan bukan anak kecil lagi."

Jero menggeleng. "Aku tak tahu kenapa rasa takut itu selalu datang saat aku sakit. Makanya aku paling takut jika sakit. Aku selalu terserang rasa panik."

Giani memegang kedua tangan Jero. "Kak, jika sakit jadikan diri kakak sebagai orang dewasa. Bukan sebagai anak kecil. Kalau kakak sembuh, kita ke psikiater ya? Kakak harus sembuh dari trauma ini."

"Aku malu."

"Jangan malu, kak."

"Tapi kamu akan menemani aku kan?"

Giani mengangguk.

"Terima kasih."

"Sekarang kakak bobo lagi, ya? Jangan lupa berdoa. Aku tak pernah melihat kakak berdoa."

"Memangnya kamu percaya Tuhan itu ada?"

Giani melepaskan tangannya yang memegang tangan Jero. "Tuhan itu ada, kak. Kita saja yang tak mau mencariNya."

Giani membaringkan tubuhnya. Ia merasa sangat lelah. Sudah empat malam tidurnya kurang nyenyak.

Jero tiba-tiba memeluk Giani. "Biarkan aku tidur seperti ini ya?"

"Iya, kak." Ujar Giani walaupun sebenarnya ia kurang nyaman saat Jero memeluknya.

**********

Hari ini Jeronimo sudah masuk kantor. Satu minggu ia beristirahat di rumah dan pekerjaan kantor sudah menumpuk.

Kemarin, Giani sudah menemaninya ke psikiater. Percakapan pertama membuat Jero merasa tenang. Jero diminta untuk hadir 2 kali dalam seminggu untuk menjalani terapi penyembuhan bagi traumanya.

"Beryl, rapatnya bisa ditunda jam 4 sore nggak? Aku masih ada kerjaan di hotel." Ujar Jero saat Beryl menemuinya siang ini.

"Aku nggak bisa, Mo. Jam 4 sore aku ada janjian dengan Giani."

"Dengan Giani? Mau apa loe dengan istri gue?"

Beryl menatap sepupunya dengan dahi berkerut. "Bukankah loe bilang kalau gue bisa mengejar dia? Jadi apa salahnya kalau gue ajak dia kencan."

"Apa?"

"Loe cemburu ya?"

"Bodoh! Siapa juga yang cemburu? Gue kan hanya tanya ada urusan apa loe sama Giani."

"Kami berdua kan mau ada bisnis."

"Bisnis rumah bordil?"

Beryl terkejut. "Rumah bordil? Kata siapa?"

"Giani!"

Beryl tertawa. "Giani mainin loe kayaknya. Kami mau buat cafe yang khusus menyajikan kopi. Giani kan sangat pintar meracik kopi."

"Oh....!" Jero bernapas lega saat mendengar apa yang akan dikerjakan oleh Giani dan Beryl.

"Terus rapat kita gimana?"

"Tunda besok, deh. Pertemuan gue sama Giani lebih penting." Beryl merapikan rambutnya di depan kaca. "Penampilan gue sudah lumayan kan?"

"Lumayan untuk apa?"

"Untuk memikat Giani dong."

Jero merasakan ada sesuatu yang menusuk hatinya. Namun ia buru-buru menepisnya. "Ok. Namun Giani nggak akan tertarik dengan cowok karena penampilannya saja."

"Oh ya? Kalau begitu Giani suka cowok yang gimana dong?"

"Apa adanya."

"Kalau gue ajak Giani ke Bali, kira-kira dia mau nggak?"

"Untuk apa ke Bali?"

"Di samping untuk memperlebar sayap usaha kami berdua, gue ingin merayu dia di sana. Bali kan tempatnya romantis."

"Oh...gitu ya?"

"Kamu nggak marah kan?"

"Siapa juga yang marah? Kalau Giani suka ya silahkan saja." Kata Jero sok tak perduli padahal ia merasa kalau hatinya mulai tak enak.

Beryl tersenyum. "Makasih ya. Rencananya minggu depan gue akan ajak dia ke Bali. Cafe kami di Jakarta ini kan pembukaannya besok. Sebenarnya minggu lalu tapi Giani sibuk mengurus loe yang sakit, makanya baru akan terlaksana besok. Datang ya? Tempatnya nggak jauh. Di dekat kantornya Geraldo."

"Lihat nanti deh." Jero membuka laptopnya.

"Gue cabut dulu ya?" Beryl langsung meninggalkan ruangan Jero.

Jero mulai membaca email yang dikirim oleh perusahaan yang ada di Singapura. Namun perasaannya tiba-tiba saja merasa tak enak. Gelisah akan sesuatu yang Jero tak tahu apa namanya. Ia menutup laptopnya kembali sambil mengusap wajahnya kasar.

Selama Jero sakit, Giani selalu menemaninya. Jero terbiasa dengan perhatiannya. Giani sama sekali tak pernah mengeluh walaupun semua ia kerjakan sendiri. Itu yang membuat Jero kagum. Giani gadis yang kuat dan sabar.

Tangan Jero yang sedang menulis beberapa komentar pada emailnya tiba-tiba berhenti. Ada apa ini? Apakah hanya karena ia menjaga aku yang sedang sakit sehingga aku jadi sakit hati saat tahu Beryl kerja sama dengannya? Ih...kok gini sih?

**********

Mobil Jero berhenti di depan sebuah gedung yang kelihatan ramai. Ada beberapa paket bunga ucapan selamat atas dibukanya restoran khusus kopi ini. Gedung terlihat mewah dan berkelas. Jero sama sekali tak tahu kalau Giani sudah menjalin kerja sama dengan Beryl. Tadi malampun Giani tak mengatakan apa-apa saat Jero pulang. Ia hanya menyiapkan makan malam. Bahkan saat Jero memintanya untuk tidur di kamarnya dengan alasan sakit kepala, Giani hanya tidur di sampingnya tanpa mengatakan apapun.

Perlahan Jero turun dari mobil. Ia melangkah memasuki ruangan restoran. Penataan ruangan yang sangat indah dan menarik. Jero melihat ada Geraldo dan Finly, ada papa Denny dan mama Sinta.Bahkan ada Frangky dan istrinya. Apakah hanya dia saja yang tidak diundang oleh Giani?

"Jero? Gue senang akhirnya loe mau datang!" Seru Beryl. Di sampingnya ada Giani. Penampilan gadis itu sangat luar biasa. Gaun berwarna cream dengan pita coklat dibagian belakangnya. Bagian belakangnya sedikit terbuka menampilkan punggung Giani yang putih bersih karena rambutnya juga disanggul. Ia sungguh cantik dan terlihat berkelas.

"Hallo, kak!" Sapa Giani manis. Ia mendekat dan mencium pipi Jero lembut. Kemudian kembali menjauh saat ada seorang tamu memanggilnya. Jero merasa jantungnya berdebar kencang menerima ciuman itu. Sial! Masa hanya dicium di pipi saja aku harus bergetar sih?

"Ayo rasakan kopinya dulu. Ada 8 macam kopi yang kami sajikan di sini. Kuenya juga enak." Beryl sibuk menjelaskan tentang menu restoran. Namun mata Jero sesekali masih mencuri pandang ke arah Giani yang kelihatan sibuk melayani pertanyaan beberapa pengunjung. Kenapa dia kelihatan manis ya? Batin Jero. Tanpa ia sadari, Finly memperhatikan semua gerak geriknya. Wajah perempuan itu kelihatan tak suka. Ia cemburu karena Jero sama sekali tak memperhatikan kehadirannya.

"Kak, ayo foto denganku!" Giani tiba-tiba berdiri disamping Jero dan langsung melingkarkan tangannya di lengan Jero, menghadap ke arah wartawan yang sudah siap dengan kameranya.

"Nona Giani, siapa ini?" Tanya wartawan itu.

"Suamiku." Jawab Giani manis sambil menyandarkan kepalanya di bahu Jero.

Ya Tuhan, kenapa aku harus sesenang ini mendengarnya? Teriak hati Jero.

Nah....gimana selanjutnya? Sudah mulai ada getarankah??

See you next episode

1
pipi gemoy
,👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👍🏼👍🏼👍🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼🌹
Vitriani
👍
Wayan apriani
Keren cerita nya
Wayan apriani
Buruk
Dayu Eka
kak, maaf ya
tpi lebih enak dibaca kata memelihara diganti dg kata " merawat" ☺☺☺
Enny Olivia: terima kasih atas koreksinya
total 1 replies
Sofia Izmi
udah baca kesekian kali nya plis seru bgt
Sofia Izmi
bagus
Nameera
bgs bgtt
Naxena
bgssss bgtt
Anonymous
0
Wy Ky
bgsss bgttt
Ira
bgsss bgtt
Enny Olivia: terima kasih ya sudah membacanya. Mohon dukungannya. karena ada novel dgn judul yg sama. ide ceritanya sih sama hanya nama tokohnya yang berbeda.
total 1 replies
Secret
ketemu
Winnie 💛
👍
VS
ho oh.. nyahok kl dah tau
VS
iriii... bilang bos
VS
angel weess...
Ghaada Aja
𝑎𝑘𝑢 𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑐𝑎 𝑐𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝑖𝑛𝑖 𝑏𝑒𝑏𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑡𝑝𝑖 𝑚𝑎𝑠𝑖ℎ 𝑔 𝑎𝑑𝑎 𝑏𝑜𝑠𝑒𝑛𝑛𝑦𝑎
Enny Olivia: makasi ya
total 1 replies
Ratna Asysyiffa
Luar biasa
Dewi Novitariah
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!