Lanjutan dari novel Aku Janda Tapi perawan...!!!
Keperawanan atau Dara adalah konsep dan norma sosial, bukan kondisi medis. Oleh karena itu, makna keperawanan tentu berbeda-beda bagi setiap orang. Tidak ada definisi yang secara spesifik bisa menggambarkan apa itu keperawanan. Namun, secara umum seorang perawan adalah perempuan yang belum pernah berhubungan seksual dengan orang lain.
Di Indonesia ini keperawanan adalah hal tabu berbeda dengan di negara barat sana, Di Indonesia sangat menjunjung tinggi nilai keperawanan, masyarakat berpendapat bahwa gadis baik-baik akan menjaga keperawanan nya dengan baik.
Percayalah...aku masih Perawan, mengisahkan seorang gadis cantik yang bernama Andara Sasmita yang biasa di Panggil Dara, gadis cantik korban perceraian kedua orang tua nya yang kerap bertengkar di depan nya.
Hingga Dara dan sahabatnya terjerat salah pergaulan, Dara biasa di kelilingi lingkungan buruk seperti hamil di luar nikah, narkoba, minuman keras dan sex bebas.
Namun pemuda bernama Raka mengubah hidupnya dengan perlahan.
Mereka jatuh cinta, namun cinta mereka di penuhi konflik yang menjadikan mereka tak kunjung bersatu, Apakah takdir akan berpihak pada keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santy puji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Allah Maha Pengampun
"Sudah...jangan menangis, ada yang belum aku katakan, ini pasti membuatmu senang " Ucap Raka sambil tersenyum
Dara menatap Raka dengan wajah sendu, Dara ingin sekali mendengar kan Raka tentang hal yang membuatnya senang.
"Apa ka?"
"Allah maha Pemaaf dan pengampun, Pintu taubat ada di hadapanmu terbuka lebar, Ia menanti kedatanganmu. Jalan orang-orang yang bertaubat telah dihamparkan. Ia merindukan pijakan kakimu… Maka ketuklah pintunya dan tempuhlah jalannya. Mintalah taufik dan pertolongan kepada Tuhanmu… Bersungguh-sungguhlah dalam menaklukkan dirimu, paksalah dirimu untuk tunduk dan taat kepada Allah. Dan apabila kamu telah benar-benar bertaubat kepada Allah kemudian sesudah itu kamu terjatuh lagi di dalam maksiat, sehingga memupus taubatmu yang terdahulu, janganlah malu untuk memperbaharui taubatmu untuk kesekian kalinya. Selama maksiat itu masih berulang padamu maka teruslah bertaubat."
Dara menunduk " Raka bantu gue, jangan biarkan gue terjerumus lagi, bantu gue Ka"
Dara memohon pada Raka agar bisa mengingatkannya, Dara terisak kembali teringat akan dirinya yang sebelumnya begitu nakal.
Raka ingin sekali mengusap air mata Dara, melihat air mata Dara rasanya hatinya ikut sedih dan sakit. Raka hanya memberikan sapu tangannya pada Dara.
"Sudah jangan menangis, ini di perpustakaan nanti orang mengira aku menyakitimu Ra"
Dara menoleh ke kanan dan ke kiri, ia langsung mengusap air matanya menggunakan sapu tangan Raka.
" Ra...aku memberi tahu tentang taubat agar kamu semangat, bukan malah menangis"
Dara mengangguk " Entah lah, hati gue lagi mudah banget menangis, Lo tau ka gue malah seneng banget gue bisa menangis lagi, gue kira air mata gue udah kering" Dara terkekeh namun air matanya masih mengalir.
"Memang ada air mata mengering" Ledek Raka.
"Lo tau kan orang tua gue bertengkar terus, dan itu sudah berangsur lama, awal-awal liat mereka bertengkar itu gue nangis, sering banget gue nangis, sampe gue udah ga bisa nangis lagi, Lo tau kan berarti kecewanya gue ke mereka sampe gue ga bisa nangis lagi"
Mendengar penuturan Dara membuat Raka ikut terhanyut dalam kesedihan Dara.
"Tapi Gue seneng saat ini gue bisa nangis, karena kali ini gue menangisi kesalahan gue, dosa-dosa gue 😭😭😭" Dara kembali terisak.
Raka jadi semakin bingung,
"Sudah Ra sebesar apapun seorang hamba terjerumus dalam dosa dan mengakui dosanya. Kemudian bertaubat kepada Allah dengan jujur, serta melakukan ketaaan kepada Allah. maka Allah akan menerima taubatnya, menghapus dosa-dosanya. Mengangkat derajatnya. Mengganti kejelekan dengan kebaikan, sehingga kondisi setelah bertaubat itu lebih mulia dibandingnya dengan sebelum melakukan dosa. Karena taubat dapat menghapus dosa-dosa sebelumnya, dan orang yang bertaubat seperti orang yang tidak punya dosa" Raka kembali memberi semangat pada Dara.
"Benarkah?" Tanya Dara.
Raka mengangguk " Sungguh...Ra"
Dara mengusap kembali air matanya, Dara lalu tersenyum.
"Thanks ya Ka"
Raka juga ikut tersenyum melihat Dara tersenyum.
"Soal pertanyaan awal tadi, kenapa menanyakan perihal keprawanan?"
"Engga, gue pengen tau aja jawaban Lo"
"Oh...Jangan lupa yah Ra setiap magrib belajar mengaji di rumah budhe, kalau aku lembur ya bisa dengan Budhe"
"Oke"
Mereka berdua keluar dari perpustakaan, Raka berpamitan pada Dara, Raka ingin berangkat ke kantornya karena sudah tidak ada urusan lagi di kampus.
Baru saja Raka melangkah beberapa langkah Dara memanggilnya.
"Aa Raka...?" Ledek Dara sambil tersenyum.
Raka menghentikan langkahnya " Kenapa?"
"Tidak cium kening kaya yang di tipi-tipi?" Ledek Dara.
Raka menghampirinya, Raka menyentil Kening Dara, " mulai nakal lagi" ucapnya sambil tersenyum lalu segera berjalan kembali menuju parkiran.
"Huh heran deh gue ma tuh cowo satu, seneng banget nyentil kening gue" cerocos Dara sambil mengusap keningnya.
Dara kemudian bergegas memesan taxy online, ia pun segera pulang ke rumah.
☘️☘️☘️
Sore harinya Pak Rafi, Pakde Raka pulang dari luar kota, melihat istrinya menyambutnya di depan rumah membuat Rafi begitu senang.
Pak Rafi membawa beberapa oleh-oleh untuk istrinya juga untuk Raka dan besannya.
Pak Rafi segera masuk kamar lalu mandi, selesai mandi Pak Rafi duduk di depan ruang tv sambil menonton berita, membawakan buah-buahan dan lemon hangat untuk suaminya.
"Bagaimana pah, kerjaan lancar?"
"Alhamdulillah lancar Mah, Raka menemani mama kan disini?"
"Raka dan Dara yang menemani Mama disini"
"Dara? Siapa?"
Bu Ratna, Budhe Raka lalu menceritakan tentang kisah Dara. Mendengar cerita Dara membuat Pak Rafi merasa prihatin.
"Kasihan ya Mah"
Bu Ratna mengangguk,"Nanti setelah magrib juga pasti datang untuk belajar mengaji dengan mamah juga Raka"
Pak Rafi mengangguk, Pak Rafi juga sebenarnya mengenali Pak Leon ayah Dara, setahu pak Rafi, pak Leon memang sangat fokus dalam menggeluti bisnisnya, kadang sampai tertidur di kantor. Apalagi istri nya juga bekerja, jadi wajar jika Dara sampai seperti itu.
"Mah..."
"Iya kenapa Pah?"
"Aku rasa melihat Raka sudah dewasa dan sudah hampir lulus kuliah, Papah jadi ingin dia segera menikah" Usul Pak Rafi.
"Ya nanti di bicarakan saja dengan Raka Pah"
"Iya...papah tidak mau Raka sampai tidak sempat memikirkan pernikahan, selama disini papah tidak pernah melihatnya membawa perempuan"
"Itu Dara pah"
"Ya itu lain, kan Raka membawa Dara kemari karena Dara temannya dan ingin menolongnya"
"Iya sih, papah bicarakan saja dengan Raka sendiri nanti yah"
"Iya jika Raka mau, Papah sudah memiliki kandidat calon untuknya."
"Siapa?" Bu Ratna begitu terkejut.
"Ada, anak teman bisnis papah, masih kuliah juga, tapi tidak apa-apalah, kan banyak mahasiswa yang masih kuliah sudah menikah, bahkan punya anak"
"Iya benar"
Mereka terus membahas tentang Raka hingga tanpa terasa Adzan magrib berkumandang, Pak Rafi dan Bu Ratna bergegas mengambil air wudlu dan sholat berjamaah di mushola rumahnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Quotes:
Allah ta’ala berfirman,
فَإِنَّهُ كَانَ لِلأَوَّابِينَ غَفُوراً
“Karena sesungguhnya Dia Maha mengampuni kesalahan hamba-hamba yang benar-benar bertaubat kepada-Nya.” (QS. Al Israa’: 25)
Allah ta’ala juga berfirman,
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعاً إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ
“Katakanlah kepada hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri-diri mereka, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa, sesungguhnya Dialah Zat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Maka kembalilah kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datangnya azab kemudian kalian tidak dapat lagi mendapatkan pertolongan.” (QS. Az Zumar: 53-54)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda yang artinya, “Seandainya kalian berbuat dosa sehingga tumpukan dosa itu setinggi langit kemudian kalian benar-benar bertaubat, niscaya Allah akan menerima taubat kalian.” (Shahih Ibnu Majah)
[Semangat terus berbuat baik Readers,jangan lelah beristigfar]
Salam sayang
Santypuji