Andrew tidak pernah menyangka jika dia akan jatuh cinta pada anak angkatnya sendiri, namun cinta itu membuat tabir masa lalu perlahan terkuak.
Siapa Ayara? dan bisakah mereka bersama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 - Segala Praduga Jadi Hilang
"Apa yang ingin kamu katakan?" tanya Andrew, kini raut wajahnya nampak berubah jadi dingin.
Savana pun melihat perubahan itu dengan jelas.
"Roger datang menemui aku dan bertanya tentang Ayara."
Deg!
"Kapan?"
"Tadi pagi."
"Apa yang dia katakan?"
"Dia hanya bertanya, bagaimana bisa kita mengadopsi Ayara."
"Apa jawab mu?"
"Ku jawab aku tidak tahu, saat kamu memutuskan untuk mengadopsi Ayara aku tidak berada di rumah."
Andrew membuang nafasnya dengan sangat kasar, melihat itu Savana tahu jika ada sesuatu yang tidak beres.
Hal ini pasti erat kaitanya dengan Ayara.
"Sebenarnya apa yang terjadi? kenapa sekarang tiba-tiba Roger begitu tertarik dengan Ayara?"
"Entah, aku juga tidak tahu. Tapi pria itu sudah berani-beraninya mengusik hidupku."
"Tenangkan dirimu Drew, jangan gegabah. Roger sekarang hanya pria tua bangka."
Andrew tidak menanggapi lagi, pikirannya sudah melalang buana kemana-mana. Roger jelas sudah melihat Ayara.
Sementara Savana coba memberikan perhatian dan ketulusan, berharap niatnya kali ini bisa membuat Andrew memintanya untuk rujuk.
Tapi sampai habis bahan untuknya bicara, Andrew tetap menunjukkan raut wajahnya yang dingin. Pria itu seolah tidak tertarik sedikitpun dengan semua perubahan yang sudah coba dia tunjukkan.
"Aku pamit dulu Drew," ucap Savana, sungguh dia ingin di cegah, atau setidaknya mencium pipinya.
Tapi pria itu hanya diam, bahkan menganggukkan kepala pun tidak.
Sabar Savana, sebentar lagi, aku juga tidak boleh gegabah.
Bukan hanya baik terhadap Andrew, aku juga harus nampak menyayangi Ayara siallan itu.
Dengan senyum tipis yang terukir di sudut bibirnya, Savana pun keluar dari ruangan itu.
Meninggalkan Andrew yang kalut dengan semua ini. Tapi menghindar pun akan percuma karena nyatanya mereka memang terhubung. Apalagi Ayara tumbuh dewasa dan begitu mirip dengan mendiang ibunya, Florin.
Mau tidak mau hal ini memang harus Andrew hadapi.
Pria itu lantas meminta sang asisten untuk datang.
John pun menghadap.
"Aku ingin kamu awasi Ayara dari jauh, pastikan dia aman dari jangkauan Roger. Jia pria itu ingin mendekat, halangi. Aku tidak ingin ada sedikitpun komunikasi anatara Ayara dan Roger."
"Baik Tuan."
Hampir jam 2 siang Andrew akhirnya menyusul Ayara di kamar. Kamar yang biasa mereka gunakan ketika berkunjung disini. Kamar yang sama disaat Andrew memberikan black card pada Ayara dan meminta gadis itu untuk tinggal di rumah Tessa.
Masuk ke dalam ruangan berukuran besar itu, Andrew tidak langsung melihat Ayara, dia bahkan sampai harus berteriak memanggil sang istri ...
"Yara!"
Andrew terus melangkah, sampai akhirnya bersitatap dengan Ayara yang baru saja keluar dari kamar.
"Daddy datang."
"Tentu saja, bukankah aku sudah bilang untuk menyusul mu?" Andrew langsung mengikis jarak dan memeluk pinggang Ayara dengan erat, melihat wajah istrinya yang masih di ditekuk.
"Kamu cemburu?"
"Tidak!" balas Yara, suaranya yang tinggi malah membuat Andrew mengulum senyum.
"Ya kamu cemburu."
"Emh ..." belum sempat Ayara menyanggah, Andrew sudah lebih dulu melumaat bibit manis itu. Menelusupkan lidahnya sampai Ayara kewalahan.
"Dadhh, sebenarnya apa yang daddy bicarakan pada mommy? Roger itu siapah?" tanya Yara dengan suaranya yang terengah, kini mereka sudah duduk di sofa dengan Andrew yang memangku Yara.
"Itu tidak penting sayang."
"Lalu kenapa meminta ku pergi? seolah aku tidak boleh dengar pembicaraan kalian."
"Hem, pikiran mu terlalu jauh Yara, padahal daddy hanya ingin kamu istirahat." Andrew pintar sekali bersilat lidah, belum lagi sentuhannya yang lembut selalu mampu memuat Ayara percaya.
Segala praduga yang sejak tadi menganggu pikiran Ayara kini seketika hilang sudah, di ganti dengan mendesaah yang menggelegar jelas.
apa gk ada cctv,,kok mereka bisa bebas berkeliaran 🤔