Salma seorang wanita karir di bidang entertainment, harus rela meninggalkan dunia karirnya untuk mejadi ibu rumah tangga yang sepenuhnya.
Menjadi ibu rumah tangga dengan dua anak kembar sangat tidak mudah baginya yang belum terbiasa dengan pekerjaan rumah tangga. Salma harus menghadapi tuntutan suami yang menginginkan figur istri sempurna seperti sang Ibunda.
Saat Salma masih terus belajar menjadi ibu rumah tangga yang baik,ia harus menghadapi sahabatnya yang juga menginginkan posisinya sebagai istri Armand.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aveeiiii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siasat Armand 1
Salma melongok ke dalam lemari pendingin milik kakaknya. Di dalam hanya tersisa tahu dan tempe serta seikat sayur bayam. Menyesal ia menawari mantan ibu mertua dan mantan suaminya untuk makan, karena dulu ketika masih menjadi satu keluarga dan ia memasak menu yang sederhana perkataan yang tidak mengenakan hati kerap kali ia terima.
Ketidakmampuannya dalam memasak, kerap kali di banding-bandingkan dengan hasil masakan Tania. Bahkan pernah Armand menyingkirkan lauk yang Salma buat dari atas meja, saat Tania datang membawa makanan dengan aneka macam yang lebih mengguggah seleranya.
“Maaf, aku belikan lewat online saja ya,” ucap Salma. Bukannya ia ingin mengistimewakan mantan suami dan ibu mertuanya, ia hanya malas menerima perkataan yang menyakitkan hati. Tubuhnya yang sudah lelah seharian bekerja, tak sanggup lagi harus mengatur emosi menghadapi keduanya. Selain itu walaupun keduanya sangat menjengkelkan, ia masih menghormati ibu mertuanya sebagai nenek dari kedua putra kembarnya.
“Ga perlu repot-repot, Salma. Apapun yang kamu masak pasti aku habiskan,” ucap Armand yang berdiri di belakangnya. Salma ingin terbahak kencang mendengar kalimat dari mantan suaminya. Ia masih memandang Armand tak percaya, khawatir mantan suaminya itu tak sadar apa yang keluar dari mulutnya.
“Baiklah,” ucap Salma. Ia masuk ke dalam dapur dan mulai menyiapkan bahan makanan untuk mereka makan bersama. Saat ia akan masuk ke dalam kamar mandi, Salma tidak sengaja mendengar percakapan Armand dan mantan ibu mertuanya yang sedang menemani si kembar bermain di ruang tamu.
“Semoga Salma mau kembali dengan kamu, Mand. Ibu rasa dia sebentar lagi akan jadi bintang terkenal, lumayan kamu bisa kecipratan jadi terkenal juga. Nama dia pasti bisa menjual untuk usaha dengan Tania. Katering kalian bakalan laris," ujar Ibu Armand dengan mata berbinar.
“Ibu tenang aja, kami itu berpisah hanya karena Salma cemburu buta sama Tania. Aku yakin Salma masih cinta sama aku,” sahut Armand begitu percaya diri.
“Tapi ibu khawatir sama siapa itu teman lakinya. Orang itu sepertinya perhatian sekali sama Salma, berduit lagi. Kalau kamu tidak gerak cepat bisa keduluan loh."
“Jangan khawatir aku punya kunci rahasianya.” Armand mengusap kepala Cakra dan Candra dengan tersenyum penuh arti.
Salma mengurungkan niatnya masuk ke dalam kamar mandi, ia berjalan mundur kembali masuk ke dalam dapur. Hatinya kembali meradang mendengar percakapan antara mantan suami dan mantan ibu mertuanya.
Jika niat kalian datang kemari untuk membujukku kembali menjadi istri Armand, teruslah bermimpi karena apa yang sudah aku.lepaskan tidak akan aku ambil kembali. Batin Salma.
“Mas, Bu, mari makan,” panggil Salma dari arah ruang makan, “Maaf ya seadanya dari bahan yang ada di lemari pendingin. Kami belum sempat belanja,” ujar Salma sembari mengatur piring di atas meja makan.
Di meja terhidang tempe dan tahu goreng, serta semangkuk sayur bayam serta sambal tomat. Sedangkan untuk kedua anaknya, ia sudah siapkan menu nasi tim ayam.
“Waah, Ibu rindu masakan rumahan seperti ini. Biasa kalau makan di rumah Tania bosan, menu kateringnya terlalu berbumbu,” ucap Ibu Armand dengan bibir mencibir.
“Aku juga kangen duduk bersama kamu dan anak-anak seperti ini,” timpal Armand. Salma hanya tersenyum tipis menanggapi. Ia tahu jika keduanya sedang menatapnya dan berharap ia menanggapi perkataan mereka dengan bahagia.
“Silahkan di nikmati. Saya suap Cakra dan Candra dulu,” ujar Salma sembari membawa mangkuk berisi nasi tim ke ruang tamu.
“Kamu ga makan sama kita?” tanya Ibu Armand.
“Nanti saya menyusul, Bu. Duluan aja, Cakra dan Candra makannya ga lama kok.” Salma tersenyum lalu segera menghilang dari ruang makan. Dari arah tempatnya duduk, ia masih dapat melihat Armand dan Ibunya memgambil lauk yang ia sajikan sembari berbisik-bisik.
Tiba-tiba Armand dan Ibunya memuntahkan semua yang baru saja masuk ke dalam mulutnya. Salma langsung membuang pandangannya, ia berpura-pura sibuk dengan kedua anak kembarnya. Dalam hati ia menertawakan reaksi Armand dan mantan ibu mertuanya saat menyuapkan sayur bayam ke dalam mulut mereka.
Salma awalnya tidak berniat jahat memberi garam yang melebihi takaran pada masakannya, tapi saat mendengar siasat keduanya, Salma ingin melihat seberapa jauh mereka sanggup bersandiwara menjadi pribadi yang baik di depannya.
“Astaga, Salma itu tambah parah kalau masak. Apa dia ga tahu takaran bumbu? Kasihan anak-anakmu, bisa sakit dirawat sama ibu model begitu,” gerutu Ibu Armand sembari mengusap-usap lidahnya menggunakan tissu makan.
“Sudahlah, Bu. Kalau soal makanan ada Tania yang menjamin perutku. Salma biar urusan duit dan tempat tidur aja.” Armand terkekeh senang sembari berulang kali menegak air minum untuk meredakan rasa asin yang menusuk lidahnya.
“Dasar otakmu itu kotor selalu!”
“Wajar toh, Bu. Aku pria normal, ga bakal rela lihat wanita yang dulu pernah satu ranjang berbagi ranjang dengan pria lain. Apalagi Ibu lihat sendiri, Salma semakin beeuuuhh, ckckckck.” Armand menggerakkan tangannya membentuk lekuk tubuh wanita.
...❤️🤍...
Mampir ke karya temanku ya
