"𝘽𝙧𝙚𝙣𝙜.. 𝙗𝙚𝙣𝙜.. 𝙗𝙚𝙣𝙜.. "
𝘼𝙙𝙪𝙝 𝙖𝙬𝙖𝙨... 𝙝𝙚𝙮𝙮𝙮... 𝙢𝙞𝙣𝙜𝙜𝙞𝙧.. 𝘼𝙡𝙖𝙢𝙖𝙠..
𝘽𝙧𝙪𝙠𝙠𝙠...
Thalia putri Dewantara gadis cantik, imut, berhidung mancung, bibir tipis dan mata hazel, harus mengalami kecelakaan tunggal menabrak gerbang, di hari pertamanya masuk sekolah.
Bagaimana kesialan dan kebarbaran Thalia di sekolah barunya, bisakah dia mendapat sahabat, atau kekasih, yuk di simak kisahnya.
karya Triza cancer.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon TriZa Cancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DRAMA HARI PERTAMA
Bel masuk berbunyi keras, menggema di seluruh lorong sekolah. Satu per satu murid bergegas masuk ke kelas masing-masing, tapi Thalia justru berbelok ke arah toilet.
Ia berjalan santai sambil menghela napas pelan, seragamnya sudah sedikit kusut karena aktivitas pagi yang padat, mulai dari tabrakan gerbang, hukuman membersihkan toilet, sampai makan bekal dadakan di taman belakang, dan tidur sebentar di kursi taman.
Sambil berjalan, Thalia memperhatikan sekeliling. Beberapa siswa yang lewat menatapnya lama, sebagian bahkan berbisik-bisik pelan.
“Dia tuh Thalia ya?”
“Iya, yang nabrak gerbang.”
“Tapi gila, cantik banget sumpah...”
"Iya tapi sayang dia gak punya marga.. "
Thalia tersenyum tipis. Dulu ia sering merasa risih dengan tatapan begitu, tapi kini ia sudah terbiasa.“Kayaknya mulai besok bakal ada drama deh,” gumamnya pelan sambil memainkan ujung rambutnya.
“Kalau bukan cowok yang cari perhatian, pasti cewek yang merasa tersaingi. Padahal gue mah santai aja.”
Ia mendorong pintu toilet dan masuk. Suasana di dalam cukup bersih, cermin besar memantulkan pantulan wajahnya yang segar meski tanpa riasan. Thalia membuka keran dan mulai membasuh wajahnya dengan air dingin.
Seger banget... pikirnya sambil memejamkan mata.
Namun belum sempat ia selesai, sebuah suara memecah keheningan.
“Hei, kamu Thalia ya? Kelas 12 IPA 1 yang banyak di bicarakan murid MHS?”
Thalia menoleh sekilas. Di belakangnya berdiri seorang gadis dengan rambut lurus panjang, bibir merah menyala, dan tatapan sedikit menantang. “Iya mungkin,” jawab Thalia singkat, lalu kembali membasuh wajahnya.
Tak lama, dua gadis keluar dari bilik toilet mereka adalah Sesil dan Leni, dua siswi yang cukup terkenal karena gaya mereka yang sok gaul dan sering menganggap diri paling populer dan paling cantik se sekolah MHS.
Begitu melihat Thalia, keduanya saling pandang dan mendekat.
“Oh, jadi ini murid baru yang semua orang bicarain?” tanya Sesil dengan nada manja tapi menusuk.
"Katanya sih.., cantik banget. Bisa duduk bareng ketua OSIS pula..”tambahnya "
Leni menambahkan, “Iya, yang bikin heboh satu sekolah dari pagi tadi.”
Thalia menatap mereka sebentar lewat pantulan kaca, lalu kembali menunduk mengambil tisu dan mengelap wajahnya perlahan.
“Iya, terus?” tanyanya datar tanpa minat.
Sesil menyeringai, menatap Thalia dari ujung rambut sampai sepatu.
“Cantik sih,” katanya sambil berkacak pinggang, “tapi... masih cantikan gue, apalagi gue pakai barang brand gak kaya lo...”
Leni langsung terkekeh menimpali, “Iya banget, Sil. Lo tuh udah paling keren di sekolah.”
Thalia hanya diam. Tak ada ekspresi marah, tak ada pembelaan, bahkan tak ada reaksi sedikit pun. Setelah selesai mengelap wajahnya, Thalia membuang tisu ke tempat sampah, lalu melangkah pelan melewati mereka.
Sebelum keluar, ia hanya berkata lirih,
“Gak jelas.”
Cuma dua kata.
Pelan, tapi cukup untuk membuat Sesil dan Leni spontan melotot.
“Apa tadi dia bilang?! Gak jelas?!” seru Sesil kesal.
Leni menatap pintu yang baru saja ditutup Thalia, wajahnya juga memerah karena jengkel. “Sombong banget tuh cewek. Baru sehari aja udah songong.”
Sesil mendengus sambil menatap cermin, memastikan lipstiknya masih sempurna.
“Oke, mulai besok gue bakal kasih pelajaran ke dia. Biar tau siapa yang paling bersinar di sekolah ini.”
Sementara itu, Thalia yang sudah keluar dari toilet hanya tersenyum tipis sambil menggeleng. Ia berjalan santai menuju kelas sambil bergumam,“Cewek-cewek kayak gitu gak berubah dari cerita novel sampai cerita nyata sukanya membuli, menindas, iri… Dan mendrama kerjaannya.”
Thalia melangkah masuk ke kelas dengan wajah segarnya setelah mencuci muka.
Tatapannya tenang, langkahnya ringan, dan senyumnya tipis seperti biasa. Beberapa siswa yang duduk di bangku belakang langsung berbisik-bisik, sebagian bahkan menatapnya dengan kagum ya, kecantikan Thalia memang bukan main.
Ia berjalan menuju mejanya, duduk di tempat biasa tanpa menoleh ke bangku di sebelahnya yang kosong, bangku Athar.
Entah kemana si ketos dingin itu pergi, tapi Thalia sama sekali tidak peduli.
Ia sibuk merapikan buku, mencatat beberapa hal, lalu bersandar di kursinya sambil memainkan ujung pulpen. Waktu berlalu cepat. Hingga akhirnya, bel pulang sekolah berbunyi.
“YES!” seru beberapa murid.
Kursi bergeser, tas disandang, dan lorong-lorong mulai ramai suara langkah.
Thalia juga bergegas mengemasi bukunya. Tiba-tiba suara gaduh terdengar dari pintu kelas. Beberapa siswa cewek langsung berseru pelan antara kagum dan histeris.
“Eh itu... geng ATER!”
“Seriusan?! Ngapain mereka ke kelas IPA?”
“Gila, Aldo dateng juga!”
"Ganteng banget sih mereka"
Dan benar saja. Lima cowok dengan aura mencolok masuk ke kelas: Aldo, Toni, Edo, Rendy, dan Romi.
Mereka dikenal sebagai geng motor ATER singkatan dari Aksi Tanpa Ragu. Selain dikenal tampan dan kaya, reputasi mereka juga terkenal buruk: playboy, suka pamer, dan sering ganti pacar tiap minggu. Tapi anehnya, banyak siswi justru tergila-gila pada mereka, dan berlomba -lomba ingin menjadi kekasih mereka.
Dan sekarang, mereka berdiri tepat di depan meja Thalia. Karena mereka mendengar ada murid baru yang cantik.
Thalia yang sedang memasukkan bukunya ke tas hanya melirik sekilas, lalu melanjutkan kegiatannya. Namun, sang ketua geng, Aldo, melangkah maju dan menyodorkan tangan sambil tersenyum percaya diri.
“Hai, kenalin. Gue Aldo,” katanya santai dengan nada sok akrab.
“Mau pulang bareng gak?”
Kelas langsung bergemuruh.
“Wah, Aldo ngajak pulang bareng murid baru!”
“Fix, cewek itu bakal jadi pusat gosip besok!”
"Gak salah sih cewek cantik kaya dia pasti jadi incaran mereka. "
Sementara itu, Thalia cuma menghela napas. Dalam hati ia bergumam"Baru tadi di toilet ada drama cewek tersaingi, sekarang drama cowok deketin. Capek banget dunia sekolah ini."
Ia akhirnya menatap Aldo. Sekali pandang tapi cukup untuk membuat kelima anggota ATER itu melongo. Wajahnya segar, kulitnya bersih, mata hazel-nya bersinar di bawah cahaya sore, dan senyum tipisnya seperti racun manis.
“Gila... cantik banget,” celetuk Toni lirih.
“Kayak bukan manusia,” tambah Rendy.
"Apa dia bidadari yang nyamar jadi murid MHS?"Tanya Edo menatap teman-temannya.
Thalia mendengar semuanya tapi memilih pura-pura tidak peduli. Ia mengangkat tasnya, siap melangkah pergi.
Namun ketika Aldo mencoba menahan pergelangan tangannya, Thalia dengan refleks menghindar cepat. Tatapannya dingin seakan bertanya “Kenapa?” tanyanya datar.
Aldo sedikit terkejut, tapi dengan cepat menutupi rasa kikuknya dengan senyum sok cool.“Gue anter ya. Lo pulang kemana?”
Thalia menatapnya lempeng, lalu menjawab santai tapi menohok,“Pulang ya ke rumah, masak ke kandang?”
Beberapa murid langsung menutup mulut menahan tawa. Aldo berusaha tetap tenang walau pipinya menegang sedikit.
“Hahaha, lucu juga lo. Gue anter pake mobil gue aja, yuk,” katanya lagi, mencoba memikat.
Thalia menatapnya malas.
“Gak usah. Gue bawa motor.”
“Motor?” Aldo menaikkan alis. “Maksud lo... motor sport? Atau..”
Belum sempat dia selesai, Thalia sudah berjalan keluar kelas. Dengan gaya cuek khasnya, dia menoleh sebentar dan berkata,
“KEPO.. "
Aldo menatap punggung Thalia yang menjauh dengan campuran takjub dan gengsi yang terluka. Toni menepuk bahunya sambil terkekeh, “Wah, bro... ditolak halus.”
Rendy menambahkan, “Halus dari luar, tapi dalemnya nyelekit banget.”
Aldo mendengus kesal, tapi di matanya terselip rasa penasaran. “Cewek itu beda,” gumamnya pelan.“Dan justru karena itu... gue harus dapetin dia.”
Sementara di luar kelas, Thalia sudah sampai di garasi motor sekolah. Ia menatap Vespa kesayangannya, mengelus lembut joknya yang sedikit baret.
“Coki,” Sapanya riang sambil tersenyum kecil,
“Kayaknya kita bakal jadi pusat perhatian terus deh, apalagi bakal banyak drama setelah hari ini.. "