NovelToon NovelToon
The Phoenix Jade

The Phoenix Jade

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:12.9k
Nilai: 5
Nama Author: Zhuzhu

Setelah dikhianati dan mati di tangan suaminya sendiri, Ruan Shu Yue dibangkitkan kembali sebagai putri keempat Keluarga Shu yang diasingkan di pedesaan karena dianggap pembawa sial.

Mengetahui bahwa dirinya terlahir kembali, Ruan Shu Yue bertekad menulis ulang takdir dan membalas pengkhianatan yang dia terima dari Ling Baichen. Selangkah demi selangkah, Ruan Shu Yue mengambil kembali semua miliknya yang telah dirampas menggunakan identitas barunya.

Anehnya, Pangeran Xuan - Pangeran Pemangku yang menjadi wali Kaisar justru muncul seperti variabel baru dalam hidupnya.

Dalam perjalanan itu, dia menyadari bahwa ada seseorang yang selalu merindukannya dan diam-diam membalaskan dendam untuknya.
***
"A Yue, aku sudah menunggumu bertahun-tahun. Kali ini, aku tidak akan mengalah dan melewatkanmu lagi."

Ruan Shu Yue menatap pemuda sehalus giok yang berdiri penuh ketulusan padanya.

"Aku bukan Shu Yue."

Pemuda itu tersenyum.

"Ya. Kau bukan Shu Yue. Kau adalah Ruan Shu Yu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Epsiode 21: Tidak Sopan

Shu Yue menarik napas. Di depan orang banyak, Shu Mengli terang-terangan berteriak pada seorang gadis pelayan.

Dia sama sekali tidak tahu dengan siapa dia akan berhadapan setelah ini. Gadis bodoh itu tidak punya otak sama sekali, hanya tahu menindas orang dan berbuat licik.

“Gadis sialan! Berani sekali kau menabrakku! Gaunku jadi kotor!”

Gadis-gadis lain langsung tertarik mendekat. Shen Jia yang tengah mengobrol bersama beberapa nyonya kenalannya seketika menoleh.

Matanya melihat jelas sosok Xiaohe, pelayan Ruan Shu Yue yang berhasil lolos dari tangannya kala itu. Kalau bukan karena Ling Baichen ikut campur, pelayan itu sudah mati mengikuti tuannya.

“Xiaohe?” keningnya mengernyit. “A Li, ada apa?”

“Kakak, pelayan sialan ini menabrakku. Gaunku jadi kotor. Ini adalah gaun pemberian Nyonya Shu dan Tuan Shu. Bagaimana kalau sampai rusak?”

“Bukankah ini adalah Xiaohe? Mengapa kau ada di sini?”

Di depan semua orang, suara Shen Jia begitu lantang mengucapkan nama Xiaohe.

Orang-orang mulai mengingat kembali masa lalu. Xiaohe ini nama pelayan Ruan Shu Yue, istri pertama Adipati Muda Ling.

Xiaohe mendongak dan tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Setelah berbulan-bulan, mengapa dia harus bertemu lagi dengan wanita tidak tahu malu itu?

Xiaohe pikir setelah dia dijual keluar, Shen Jia akan melepaskannya. Tapi tampaknya niat itu sama sekali tidak pernah ada melihat reaksinya hari ini.

“Di manapun saya berada, itu bukan urusan Anda, Nona Shen.”

Shen Jia mengepalkan tangan. Semua orang tahu dia sudah menjadi istri resmi Ling Baichen.

Seorang gadis pelayan malah tetap memanggilnya nona dan tidak mau mengubahnya dengan sebutan nyonya. Ini adalah sebuah tamparan yang mengisyaratkan bahwa sampai kapan pun, Shen Jia hanyalah istri kedua yang dulunya seorang selir.

“Pelayan tidak sopan! Apakah begitu caramu bicara dengan Nyonya Adipati?” bentak Shu Mengli.

“Maaf, Nona, saya hanya tahu istri Adipati Muda Ling adalah Nyonya Ruan. Saya tidak mengakui orang lain,” ucap Xiaohe.

Kemarahannya tertahan di tenggorokan. Ia sangat ingin mengucapkan hal yang lebih keterlaluan, tapi dia takut menimbulkan masalah kepada Nona Keempat.

“Kau! Bersikap tidak sopan pada majikan, pantas dihukum! Tampar mulutnya!” ucap Shu Mengli. Pelayannya, Qiupang yang tubuhnya agak gemuk seperti anak babi itu kemudian maju untuk menampar Xiaohe.

“Hentikan!”

Mereka menoleh. Pei Zhaoning berjalan ke arah mereka dengan ekspresi tidak senang.

Detik berikutnya, mereka menunduk memberi salam penuh hormat. Namun anehnya, Pei Zhaoning tidak menyambut salam mereka dan malah terus berjalan hingga tiba di depan Xiaohe.

“Bangunlah.”

“Terima kasih, Tuan Putri.”

Semua orang merasa takut. Putri Zhaoning sudah sangat terkenal karena sikapnya yang blak-blakan dan terbuka. Ketika marah, dia akan menunjukkan kemarahannya.

Semua emosinya bisa tergambar di ekspresi wajahnya. Kalau sudah marah atau tidak nyaman, siapa pun akan sulit melarikan diri.

“Ini adalah perjamuan ulang tahun Kaisar. Siapa yang mengizinkan kalian melakukan kekerasan dan bertindak semena-mena?”

“Tuan Putri, pelayan ini tidak sopan. Dia menabrakku dan tidak mau minta maaf, bahkan menghina Nyonya Adipati,” ucap Shu Mengli.

“Nyonya Adipati?” kening Pei Zhaoning mengernyit.

Shen Jia merasa percaya diri. Kakinya melangkah, menunduk memberi salam penuh hormat. “Tuan Putri, aku adalah Nyonya Adipati Muda Ling. Salam kepada Tuan Putri.”

“Kau siapa?”

“Tuan Putri, dia adalah Nyonya Adipati Muda Ling, Shen Jia,” ucap Shu Mengli.

“Oh, istri kedua Ling Baichen rupanya. Pantas saja aku mencium aroma busuk. Kupikir siapa yang buang air.”

Ucapan barusan sontak membuat Shen Jia membelalak. Ia melihat sekeliling, menyaksikan orang-orang menahan tawa diam-diam sambil menatapnya penuh cemoohan.

Sial, Putri Zhaoning memang selalu sulit dihadapi. Ia pikir orang ini akan berhenti berbuat keributan setelah mendemo kediaman selama beberapa hari.

Shen Jia menahan amarahnya. Dia tidak boleh membuat kesalahan hari ini agar Ling Baichen tidak kesulitan.

Susah payah mendapat undangan dan diberi izin masuk istana. Ling Baichen juga susah payah bisa memasuki pengadilan lagi setelah ditegur keras oleh Pangeran Xuan dan dikurung selama sebulan lebih.

“Tuan Putri, pelayan ini memang tidak sopan. Dia dulunya adalah pelayan Nyonya Ruan, namun melakukan kesalahan. Kami berbaik hati tidak menghukumnya. Meski tidak tahu mengapa dia muncul di sini, tapi tindakannya memang kurang pantas. Aku khawatir dia akan menyinggung orang besar,” tutur Shen Jia.

“Karena tidak tahu, lantas mengapa tidak bertanya? Menghukum orang tanpa alasan yang jelas dan bukti kuat, itu tidak pantas.”

Mereka menoleh lagi. Seorang gadis anggun nan cantik berjalan membelah kerumunan, mencuri perhatian orang-orang.

Shu Mengli membelalak, kedua bola matanya seperti hendak meloncat keluar dari tempatnya. Mengapa Shu Yue ada di sini? Juga, gaunnya lebih cantik!

Shu Yue membimbing Xiaohe agar bangun. Dia merapikan pakaian gadis pelayan itu dan bertanya dengan khawatir, “Kau tidak apa-apa?”

Xiaohe menggelengkan kepalanya. “Nona, saya tidak apa-apa.”

Shen Jia menatap Shu Yue dengan penuh curiga. Sorot matanya terasa sangat tidak asing. Namun, tidak mungkin ia mengungkapkan pikiran itu.

Orangnya sudah lama mati. Mungkin ia hanya sedang berhalusinasi karena memendam amarah yang terus menerus membesar.

“Kakak Keempat, A Li tahu kau sangat penyayang. Tapi, pelayan ini melakukan kesalahan dan harus dihukum,” ucap Shu Mengli. “Kakak, dia adalah Kakak Keempat yang baru kembali ke ibu kota. Harap kakak tidak tersinggung karena tindakannya yang kurang sopan.”

“Jadi, kau adalah Nona Keempat Shu?”

Beberapa waktu lalu Shen Jia menerima surat dari Shu Mengli. Dalam surat itu, Shu Mengli mengatakan kalau ibunya sudah dibuang ke pedesaan dan dia dihukum kurungan di kediaman selama sebulan. Semua itu gara-gara Shu Yue yang baru kembali dari pedesaan, membuat posisinya ditekan dan dijauhi oleh Nyonya Shu dan Tuan Shu.

Wajahnya memang cantik, tapi cantik pun tidak cukup. Di Jingdu yang rumit ini, tetap harus punya keterampilan bicara dan pandai menjaga sikap.

Seorang gadis dari desa yang tidak tahu apa-apa hanya akan berakhir hancur ketika tidak bisa menyesuaikan sikapnya ketika berhadapan dengan orang lain.

“Kau siapa?” tanya Shu Yue.

Melihat Shen Jia, dia teringat luka lama. Wajah suka pura-pura itu selalu membuatnya muak.

Setelah naik pangkat jadi nyonya, kesombongannya bertambah dan makin arogan. Shu Yue tidak akan melepaskan kesempatan ini. Utang Shen Jia sudah harus mulai dibayar.

“Kau!”

“Kakak Keempat, dia adalah Nyonya Adipati Muda. Mengapa kau juga ikut bersikap tidak sopan?”

“Bukankah kau yang bilang aku baru kembali ke Jingdu? Tidak mengenal orang tidak masalah, kan?”

Mendengar ucapannya dibalikkan dengan pertanyaan, Shu Mengli terdiam. Dia kesulitan menghadapi Shu Yue ketika di kediaman karena ruang geraknya diawasi.

Tapi di sini, dia bisa lebih leluasa. Asalkan bertindak, Shu Yue pasti kehilangan muka dan mulai dicibir orang.

“Adik Kelima, kau yang tidak sopan. Di depanku, bukankah kau seharusnya menyapaku?”

Ada apa ini? Mengapa Shu Mengli merasa ada tekanan besar menghimpit dadanya sekarang?

Tatapan mata Shu Yue yang biasanya terlihat polos kini memancarkan aura dingin yang menakutkan. Secara alami tubuh Shu Mengli merespon, membunyikan alarm tanda bahaya.

“Kakak, apa maksudmu?”

“Ayah dan ibu mengizinkanmu keluar bukan untuk memamerkan kekuatan. Jika tahu diri, harusnya kau bersikap lebih baik.”

Shu Mengli dibuat marah, namun tidak bisa apa-apa. Ia melihat Shu Yue membela gadis pelayan itu. Seketika dia tersadar kalau dia sudah melakukan sebuah kesalahan besar.

“Jika pelayanku bersalah, aku yang akan menghukumnya. Kalian punya hak apa memberinya pelajaran?”

“Xiaohe adalah pelayanmu?” tanya Shen Jia. “Bukankah dia adalah pelayan dari si gendut itu?”

“Sekarang bukan lagi. Nyonya Shen, kau adalah istri dari seorang adipati, seharusnya tahu berbelas kasih. Xiaohe adalah mantan pelayan Nyonya Ruan, meski tidak berjasa tapi sudah kerja keras. Setelah Nyonya Ruan meninggal, kau bukan hanya tidak membiarkannya tinggal untuk melindunginya, tapi malah menjualnya ke kediaman lain. Seperti inikah cara Nyonya Shen menghormati mendiang Nyonya Ruan?”

Celaka, Shen Jia jatuh dalam jebakan. Sekali tidak berhati-hati, langkahnya akan terseret ke dalam pusaran masalah yang diciptakan orang lain.

Ia pikir Nona Keempat itu hanya gadis desa udik yang bodoh. Tapi, lidahnya bahkan terasa lebih tajam dari Putri Zhaoning.

“Aku menyuruhnya pergi mengambil sesuatu di istanaku. Siapa sangka saat kembali sudah jadi bahan tontonan orang dan ditindas oleh kalian,” suara Pei Zhaoning membuat mereka terkejut.

Orang-orang terdiam. Sekarang tampaknya Shen Jia dan Shu Mengli tertimpa masalah besar.

Karena ceroboh dan salah menargetkan orang, mereka jatuh ke dalam situasi yang rawan dan agak sulit untuk diselesaikan dengan damai.

Di satu sisi mereka berhadapan dengan Pei Zhaoning, di sisi lain mereka juga berhadapan dengan Nona Keempat Shu yang jelas posisi dan kedudukannya lebih tinggi dari Shu Mengli yang hanya anak selir.

“Kau si lumut hijau yang suka berteriak-teriak ini, bukankah kau takut gaunmu rusak? Pelayan, ambilkan pakaian baru untuk Nona Kelima Shu! Pastikan bahannya kuat dan tidak mudah robek!”

Shu Mengli membelalak. Itu jelas bukan hal baik!

“Tu-Tuan Putri, pakaianku belum rusak dan tidak kotor. Tuan Putri tidak perlu repot menggantinya,” ucap Shu Mengli terbata-bata.

“Nona Kelima, kau tidak perlu sungkan. Kau adalah tamu, tidak bagus jika pakaianmu berantakan dan rusak. Hati-hati jangan sampai membuat Kaisar dan Paman Kerajaan tidak nyaman.”

Bahu Shu Mengli turun. Habislah sudah. Jangankan mempermalukan Shu Yue, dirinya sendiri malah jatuh ke dalam perangkap dan sulit melarikan diri!

1
A
simple aja prtanyaannya thor, kapan pelakor ini jadi ubi?
Sun Flower: kapan yaa?
total 1 replies
Biyan Narendra
Belum tau aja Shen Jia,kalo karma sedang berjalan ke arah nya dan Ling Baichen.
Sun Flower: biar senang dulu nanti susah
total 1 replies
Biyan Narendra
Rasaiiiiiin
Emang enak di tampar kenyataan
Dwi Agustina
Definisi tak tau diri tingkat dewa, sdh rebut suaminya, kedudukannya, membunuhnya masih pula ambil hartanya msh sombong bhw bisa hidup kaya tanpa harta peninggalan ny. Ruan eh skrg mau memfitnahnya😡😡😡😡
Sun Flower: nanti dapet balasan
total 1 replies
sahabat pena
knapa ya makhluk yg selalu berpikir pakai logika klo sdh jatuh cinta jd orang yg bodoh? udah gitu jatuh pd pasangan yg salah dan mengorbankan seseorang yg tulus. bikin greget aja 🤣🤣🤣🤣 rasanya pingin di ketok palu itu Kepala nya🤣🤣🤣ayo shu yue balas sakit hati mu💪💪💪💪balikkan kembali nama baik ruan🤣🤣🤣up nya kurang byk kakak ku tersayang 🤣🤣🤣✌✌✌💪💪💪
sahabat pena: wkwkwk🤣🤣
total 4 replies
A
kaisar keciiil aku mendukungmu🥰
Sun Flower: mau jadi makcomblang xiao yan tuh keknya
total 1 replies
A
lagi2 ftonya gamau kebuka thor
Biyan Narendra
Keponakan lucknut
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Sun Flower: makcomblang versi mini
total 1 replies
Biyan Narendra
Ada yg tidak terkendali
Biyan Narendra: perasaan
😁😁😁
total 2 replies
sahabat pena
mereka klo jadi pasangan bener2 cocok lah sama sama misterius 🤣🤣🤣🤣 hrs di satukan... biar bisa mengulik rahasia masing-masing. punya ponakan yg mulut nya ember hrs di sumpel pke permen 🤣🤣🤣🤣🤣.
sahabat pena: wkwkwk 🤣🤣🤣
total 2 replies
Dwi Agustina
Dia suka semua nona shu tp yg lenih disukainya y km 🤭
Sun Flower: belum belumm confess
total 1 replies
Tracy Kay Gabriela
mampir thor
Machsunatul Istianah
tambah seru nih👍
Andi Ilma Apriani
crazy up thoorr
Biyan Narendra
MAMPUS
A
belum selesai tontonan nya thorr. lanjuuutt😇
Fransiska Husun
keren banget thor
Dwi Agustina
Dibayar tunaaaaaaai😍👍👍👍
Andi Ilma Apriani
lanjuuuttt thoorrr
Sun Flower: meluncurr
total 1 replies
A
sejauh ini bagus thor. lanjutkan yaaa semangaattt
Sun Flower: selalu semangat otor mah
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!