Rachel, mendapatkan kiriman undangan kekasihnya dengan wanita lain. Saat ingin meminta penjelasan, sang kekasih malah sedang berselingkuh. Patah hati, dia memilih pergi ke klub malam. Namun seorang pria yang dia kenal, adalah mantan kekasih wanita lain itu datang padanya. Memberinya tawaran yang mengejutkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irawan Hadi Mm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 21
"Dasar bodohh?" ucap Sagara lagi.
Rachel mendengus kesal.
"Kenapa bilang aku bodohh terus sih, aku ini lulusan terbaik sekolah design, aku bahkan tidak melamar kerja di Diamond Fashion Co itu, mereka yang mengundangku, hais sudahlah, ayo pulang. Sudah malam" kata Rachel yang ingin cepat-cepat istirahat. Baginya esok pasti akan menjadi hari yang begitu berat.
"Aku akan membayar penaltinya" kata Sagara yang langsung membuat Rachel kembali menoleh ke arah Sagara.
"Mas, jangan bercanda. Jangan mempermainkan aku, ini bukan waktu yang tepat" kata Rachel yang ingin memberitahu Sagara. Kalau saat ini, dia memang sedang tidak bisa di ajak main-main.
"Apa yang bisa membuatmu percaya kalau aku tidak main-main. Begini saja, besok kita ke perusahaanmu. Aku dan pengacaraku akan mengurusnya di sana..."
Rachel melongo mendengar apa yang di katakan Sagara.
"Kamu serius mas?" tanya Rachel pada Sagara.
Dan saat itulah Sagara langsung mengangguk dengan tenang.
Rachel tak bisa percaya itu. Mulut Rachel sudah terbuka dengan lebar, hingga kalau kalau ada burung beo lewat. Mungkin saja burung beo itu akan masuk ke dalam mulut Rachel, sangking besarnya mulut Rachel terbuka saat itu.
"Ya ampun mas. Bagaimana aku membalas semua kebaikanmu itu, terimakasih banyak" sela Rachel yang mulai percaya dengan ucapan dari wajah serius Sagara.
Sagara menaikkan sebelah alisnya ketika Rachel mengatakan hal itu.
"Aku suamimu kan... oke, tapi baiklah. Kamu akan tahu nanti. Sekarang kita pulang, besok kita akan mengurus masalahmu" kata Sagara yang memang belum memikirkan apa yang harus dia minta sebagai balasan kebaikannya. Meskipun sebenarnya, dia melakukan semua itu karena memang dia tulus ingin membantu Rachel yang sekarang menjadi istrinya.
Menurut Sagara, meskipun berita itu tidak di perbesar. Tetap saja akan ada yang mengetahuinya. Dan saat itu, nama baiknya dan ayahnya juga akan di pertaruhkan. Kenapa bisa seorang istri dari pewaris bisnis Meyer masuk penjara karena masalah penalti.
Tapi lebih daripada itu, Sagara memang orangnya baik. Dan uang segitu itu, sebenarnya hanya seperti mengeluarkan uang receh dari dompetnya supaya tidak terlalu mengganjal.
Rachel mengangguk dengan cepat. Dia tidak tahu kalau Sagara akan sebaik itu dan mau membantunya. Rachel merasa sangat bersyukur. Dia akan bekerja keras untuk bisa membayar sedikit demi sedikit uang dari Sagara itu. Itulah yang ada di benaknya saat ini. Karena sebenarnya memang Rachel itu bukan orang yang suka berhutang budi pada orang lain.
Sagara dan Rachel pun kembali ke rumah mereka, karena memang sudah sangat larut.
Sementara itu dua jam sebelumnya di apartemen Ravi, Hani tampak sangat senang. Dia masak banyak sekali, dan menunggu suaminya yang katanya sedang ada keperluan dengan keluarganya untuk datang.
Begitu Rabi pulang dari rumahnya, dia di buat terkejut dengan apa yang di lakukan Hani.
"Kak, Kak Ravi sudah pulang. Aku akan pergi juga..." Kirana yang sejak tadi membantu Hani memutuskan untuk pulang saja setelah Ravi datang.
"Kirana, makanan ini sangat banyak. Makan saja di sini..."
Ravi merasa makanan di atas meja makan itu terlalu banyak. Jadi dia minta supaya Kirana bisa makan malam bersama dengan mereka saja. Tapi sebelum dia selesai bicara, Hani menyela Ravi.
"Mas, Kirana akan makan malam di rumahnya. Kita akan makan malam berdua" kata Hani.
Karena atasannya sudah berkata seperti itu, Kirana tentu saja harus tahu diri. Dia pun segera tersenyum menghargai tawaran Ravi tapi langsung pergi keluar dari apartemen itu dengan cepat.
"Makan yuk mas, rasanya aku akan menghabiskan semua makanan ini. Suasana hatiku sedang sangat baik mas" kata Hani yang begitu senang karena dia sudah mendapatkan kabar, kalau pengacara dari perusahaan Diamond Fashion Co sudah mendatangi rumah ayahnya Rachel.
Ravi duduk di samping istrinya. Tapi pandangannya rasanya tak percaya melihat begitu banyak makanan yang ada di atas meja itu.
"Bukannya kamu bilang perutmu sedang tidak enak, kenapa masak sebanyak ini. Kamu pasti sangat lelah" kata Ravi yang pandangannya sejak tadi tertuju pada perut Hani. Tentu saja dia sangat khawatir pada keadaan anak yang ada di kandung Hani.
"Kan tadi di bantu Kirana mas, lagipula semua makanan ini sangat simpel. Bumbu dan semua bahan sudah ada dalam satu kemasan, tinggal cemplang-cemplung saja" kata Hani yang memang sebenarnya tadi itu dia juga hanya duduk, membuka bungkus kemasan dan memberikan instruksi pada Kirana.
Karena sebenarnya Kirana yang mengeksekusi semua masakan yang ada di atas meja itu.
"Sudah mas, ayo makan" kata Hani yang terlihat sangat bersemangat untuk makan malam.
Ravi terdiam karena memang dia belum pernah melihat Hani makan sebanyak itu. Tapi tadi waktu di rumah, ibunya sempat bilang kalau wanita hamil memang harus banyak makan. Karena yang memerlukan nutrisi bukan hanya satu orang saja, tapi dua orang sekarang.
Ravi akhirnya mengangguk paham. Dan mulai makan malam juga.
***
Bersambung...