NovelToon NovelToon
Pedang Cahaya Naga

Pedang Cahaya Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: dwi97

Lian shen ,seorang pemuda yatim yang mendapat kn sebuah pedang naga kuno

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dwi97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aula Seribu Cermin

Begitu Shen dan Lin Feng melangkah melewati pintu bercahaya, mereka disambut oleh sebuah ruangan luas berbentuk lingkaran. Dinding, lantai, bahkan langit-langit ruangan itu dipenuhi cermin-cermin besar yang berkilau seperti permata. Setiap cermin memantulkan bayangan mereka—namun bukan pantulan biasa.

Shen melihat dirinya di cermin terdekat. Namun alih-alih sosok pemuda yang ia kenal, pantulan itu menunjukkan dirinya dalam wujud seorang pria dewasa berwajah dingin, mengenakan jubah hitam, dengan mata yang bersinar merah seperti naga buas. Di tangannya, ia menggenggam pedang emas yang meneteskan darah.

Lin Feng juga menatap cerminnya. Bayangan di dalam sana menunjukkan dirinya bukan sebagai sahabat setia, melainkan sebagai pengkhianat. Ia berdiri di sisi sekelompok pria berjubah gelap, menancapkan pedang ke punggung Shen yang tersungkur.

Lin Feng terbelalak, wajahnya pucat. “Tidak... itu bukan aku! Aku tidak akan pernah melakukan itu!”

Shen menatap cermin di depannya dengan sorot mata tajam, mencoba mengendalikan rasa takut yang perlahan merayap ke dalam hatinya. “Tempat ini... sepertinya memperlihatkan kemungkinan masa depan. Masa depan tergelap kita.”

Suara misterius bergema dari seluruh arah, dalam dan menusuk.

“Benar. Aula Seribu Cermin memperlihatkan apa yang bisa terjadi... bukan apa yang pasti terjadi. Kekuatan, ambisi, pengkhianatan—semuanya terpantul di sini. Mampukah kalian menolak jalan kegelapan?”

Tiba-tiba, bayangan dalam cermin bergerak keluar. Sosok Shen berwujud gelap melompat dari kaca, menghunus pedang emas berlumuran darah. “Aku adalah dirimu yang sejati, Shen,” katanya dengan suara dingin. “Tak peduli seberapa keras kau menolak, kekuatan naga akan meracuni hatimu. Cepat atau lambat, kau akan menenggelamkan dunia dalam darah.”

Lin Feng juga terhuyung mundur ketika sosok dirinya keluar dari cermin, menatap dengan senyum kejam. “Aku... adalah ketakutanmu, Lin Feng. Kau selalu merasa lemah, selalu takut menjadi beban bagi Shen. Maka suatu hari, kau akan memilih jalan pengkhianatan, demi membuktikan bahwa kau juga berharga.”

Lin Feng menjerit, menghunus pedangnya. “Diam! Aku tidak akan pernah mengkhianati Shen!”

Namun bayangan itu menyerang dengan cepat, pedangnya menebas udara. Shen pun segera berhadapan dengan dirinya sendiri. Bentrokan pedang berkilat, suara logam menggema di dalam aula, memantul ribuan kali lipat karena cermin.

Pertarungan itu sangat aneh—seolah mereka bertarung bukan hanya dengan pedang, tapi dengan hati mereka sendiri. Setiap kali Shen menebas, bayangannya membalas dengan gerakan yang lebih kejam, lebih cepat, seolah tahu semua kelemahan. Setiap kali Lin Feng menyerang, bayangannya justru menertawakan, memanfaatkan rasa ragu yang masih mengendap dalam dirinya.

Shen terdesak. Bayangan dirinya menempelkan pedang ke lehernya. “Mengapa kau menolak? Bukankah kau juga ingin menjadi kuat? Bukankah kau ingin melindungi semua orang, meski harus membunuh ribuan musuh? Apa bedanya kau denganku?”

Shen menggertakkan gigi, lalu menutup matanya sejenak. Ingatan tentang perjalanan panjang bersama Lin Feng, tawa mereka, janji mereka untuk tidak saling meninggalkan, semuanya muncul di benaknya. Ketika ia membuka mata, sorotnya tenang. “Ada perbedaan besar. Aku tidak akan pernah membiarkan kekuatan mengendalikan hatiku. Aku menggunakan pedang untuk melindungi, bukan untuk menghancurkan.”

Dengan teriakan keras, Shen menyalurkan energi naganya ke pedang. Cahaya emas menyilaukan memancar, menghancurkan bayangan hitam yang menyerangnya. Sosok gelap itu menjerit sebelum hancur menjadi serpihan kaca.

Di sisi lain, Lin Feng masih terjebak dalam pertarungan sengit. Bayangannya menekan dengan kata-kata kejam: “Kau hanyalah beban! Shen lebih kuat darimu, lebih berani, lebih segalanya. Kau hanya akan menjadi pengkhianat suatu hari nanti.”

Lin Feng hampir goyah, tangannya gemetar memegang pedang. Namun suara Shen menggema, lantang. “Feng! Kau bukan beban. Kau sahabatku, saudaraku. Aku tidak akan pernah bisa sejauh ini tanpa dirimu!”

Mata Lin Feng melebar, dan kekuatan baru mengalir dalam dirinya. Ia mengayunkan pedangnya dengan teriakan, menebas bayangan gelapnya hingga pecah berkeping-keping.

Aula mendadak hening. Semua pantulan di cermin bergetar, lalu kembali menunjukkan sosok asli mereka, tanpa bayangan gelap.

Suara misterius bergema sekali lagi.

“Kalian berhasil menolak masa depan yang kelam. Namun ingatlah, jalan di depan akan selalu menaruh cermin di hati kalian. Jangan biarkan bayangan itu menguasai jiwa.”

Pintu besar terbuka di ujung aula, sinar putih menyinari jalan.

Shen menoleh pada Lin Feng, tersenyum samar. “Kau lihat? Bahkan cermin pun tidak bisa memisahkan kita.”

Lin Feng menahan senyum, meski matanya masih basah. “Kalau begitu, ayo kita buktikan sampai akhir... bahwa kita tidak akan pernah menjadi bayangan dari diri kita sendiri.”

Mereka berdua pun melangkah keluar dari Aula Seribu Cermin, menuju ujian berikutnya.

1
Nanik S
Apakah mereka akan menjadi teman
dwi97: trimakasih kk.
total 1 replies
Nanik S
Mantap 👍👍
Nanik S
Apakah Liang akan menyelamatkan Adiknya
Nanik S
Hadir... awal yang bagus
dwi97
yuk simak terus
dwi97
yuk tinggalin jejaknya. di like dan komenya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!