NovelToon NovelToon
Balada Cinta Suratih

Balada Cinta Suratih

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: Irawan Hadi Mm

Cinta membuat seorang gadis bernama Suratih, menentang restu ayahnya. Damar, pemuda yang membuat hatinya lebih memilihnya daripada apa yang dikatakan orang tuanya, membuatnya mengambil keputusan yang sebenarnya mengecewakan sang ayah. Apakah Suratih akan bahagia membangun rumah tangga bersama Damar, setelah jalan yang dia tempuh salah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irawan Hadi Mm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB. 24

Suara gedoran pintu terdengar di depan pintu kamar Damar. Yang disusul dengan suara Sumi yang nyaring membangunkan anak semata wayangnya.

"Woy perjaka, bangun! Kerja kaga, lu? Udah jam berapa ini! Tumbenan lu belum bangun! Damar! Bangun, Damar! Jangan malas lu jadi per jaka! Tamali per jaka bangun siang! Damar, woy!" teriak Sumi.

Gak lama Laras, Sari, dan Inah ikut muncul di depan kamar Damar. Merasa terusik dengan suara lantang Sumi.

"Kenapa, bu? Bang Damar lagi?" tanya Laras, sembari mengucek matanya yang masih diserang rasa kantuk.

Laras gak lagi ke luar kamar dengan balutan baju tidurnya yang serba pendek. Ia sudah mengganti bajunya dengan gamis dan bergo panjang sebatas dada. Namun wajah kantuknya membuktikan jika ia baru aja bangun tidur.

Sumi mengalihkan perhatiannya pada Laras, netranya menatap tajam seiring dengan nafasnya yang memburu semakin di buat kesal.

"Astagaaa, Sari! Apa begini kelakuan putri mu saat di rumah? Laras baru bangun kan? Dia pasti meninggalkan sholat subuhnya! Putri mu enak enakan bangun jam segini, kenapa kamu biarkan Laras gak turun langsung ke dapur membantu Inah menyiapkan sarapan?" protes Sumi dengan suara melengking.

Laras mengepalkan tangannya kesal, ia tengah mati-matian menyembunyikan rasa kesalnya di depan Sumi.

‘Sialan ibu Sumi, masih pagi udah marahin aku. Perasaan semarah marahnya ibu gak ampe bentak bentak aku! Saking aja ibu Sumi ini ibunya bang Damar, kalo gak! Abis ini orang aku caci maki, biar dia nyaho!’ pikir Laras.

"Ihs gak gitu, bu! La- Laras sholat subuh ko tadi. Cu- cuma ketiduran lagi habis sholat subuh. Beneran deh, bu! Jadi gak bisa bantun Inah buat siapin sarapan." kilah Laras dengan tatapan meyakinkan, ia bahkan sampai memeluk lengan Sumi.

Namun sayangnya tingkah yang diperlihatkan Laras, semakin membuat jengah Sumi. Membuat wanita paruh baya itu menepis tangan Laras, dan tanpa ragu menoyor kepala Laras.

Pluk.

"Jangan bohong kamu sama saya! Ibu tau mana yang jujur dan mana yang bohong! Jangan sekalipun kamu bohongin ibu ya!" hardik Sumi.

Sari yang melihat perlakuan Sumi terhadap Laras dibuat gak terima. Sari pasang badan untuk membela sang anak. Sari berdiri di antara Laras dan Sumi.

"Mpok! Apaan sih! Kenapa mpok kasar sama Laras? mpok berani main tangan sama Laras? Laras anak saya, mpok! Kesayangan saya!” herdik Sari dengan nada gak santai.

"Dia anak lu, tapi jangan lupa. Dia calon mantu gua! Dia harus ikutin aturan gua, gak boleh ninggalin sholat 5 waktu, gak boleh sekali pun bantah perkataan gua. Gak boleh berkeliaran dengan pakaian pendek! Ingat itu Sari!" omel Sumi dengan tatapan mengintimidasi, dan gak mau dibantah perkataannya oleh siapa pun.

Sari mengepalkan tangannya, menahan kesal, ‘Sabar Sari, setidaknya tunggu sampai Laras sah jadi menantu di rumah ini. Kalo udah sah, kapan pun lu bisa usir nih Sumi, si janda peyot yang sok kecantikan dari rumah ini!’

"I- iya maaf, bu! Lain kali Laras gak akan melakukan kesalahan yang sama. Laras janji!" seru Laras, memperlihatkan jari manis dan jari telunjuknya pada Sumi. Meski Sari berada di depan untuk melindunginya.

"Anak lu aja ngerti kesalahannya! Kenapa jadi lu yang gak terima, Sari!" geram Sumi dengan tatapan sinis.

"I- iya aya tau Laras calon mantu di rumah ini. Tapi aya gak suka mpok main tangan. Mpok kan bisa ngomong baik baik!" ujar Sari dengan merendahkan suaranya.

"Mak haji, mending sarapan dulu sama yang lain. Biar den Damar, Inah yang bangunin." sambung Inah menengahi majikannya.

"Tumben lu pinter, Inah! Gua sarapan dulu. Lu bangunin dah itu si Damar! Pagi lagi udah mancing emosi gua bae itu anak! Gak biasanya itu anak, jam segini belum keluar kamar!" gerutu Sumi, melangkah meninggalkan kamar Damar menuju meja makan berada.

Laras dan Sari mengelus dada dengan nafas lega. Langkahnya mengikuti Sumi. Keduanya mengekori Sumi, dengan satu langkah di belakang wanita yang paling berkuasa di rumah itu.

"Ngapain lu ngikutin gua?" tanya Sumi, saat menoleh ke belakang. Ada Sari dan Laras yang mengikuti langkahnya.

Sari menggaruk kepalanya dengan canggung, "Lah ya aye juga mau sarapan, sama kaya mpok"

‘Bujuk dah, tinggal di mari ngapa jadi serba salah gini ya! Lokan aku kuat tinggal di sini bareng mertua modelan bu Sumi, kalo pembantu macam Inah… masih ada gunanya juga itu orang di rumah ini. Tapi kalo bu Sumi, bujuuuk melebihi setan. Salah dikit bae aya di matanya, nyawa aya yang terancam ini.’ batin Laras.

"Iya juga ya! Ya udah ayo kita sarapan dulu. Tapi ingat, bilangin tuh anak lu! Jaga sikap! Belajar jadi calon bini yang berguna buat mertua dan suami kalo di rumah! Jangan cakep doang itu muka, tapi gak bisa ngerjain apa-apa!" sindir Sumi tanpa perasaan.

Sementara di dalam kamar Damar.

Damar menggenggam erat jemari Suratih, "Sekarang kamu tau kan, Tih! Apa yang harus kamu lakuin biar ibu suka sama kamu! Kamu belajar tutup aurat kamu, abang yakin kamu bisa, Tih!"

Suratih menyunggingkan senyum tipisnya, "Iya, bang! Ratih akan coba belajar menutup aurat."

Tok tok tok.

"Den Damar! Bangun Den! Udah pagi ini! Aden berangkat kerja atau gak?"

Kreeek.

Damar kembali membuka pintu lalu menutup kembali pintu kamarnya. Ia bahkan gak membiarkan pintu kamarnya terbuka lama.

"Den Damar tumben belum siap! Apa aden lagi libur kerja?" tanya Inah, melihat Damar ke luar kamar dengan kain sarung dan baju koko yang masih melekat di tubuhnya.

"Hari ini saya masuk kerja, Inah! Cuma nanti aga siangan dikit. Saya minta tolong dong, Inah!" oceh Damar dengan wajah kurang tidur.

"Minta tolong apa, den? Oh iya, Inah hampir aja lupa. Aden ditungguin mak haji itu buat sarapan. Di ruang makan juga udah ada Non Laras, den Candra, bu Sari dan suaminya. Tinggal aden aja yang belum ada di sana." ujar Inah.

"Kamu siapin saya sarapan ya! Nanti tolong bawa ke kamar saya. Saya tunggu di sini!" titah Damar.

"Aden yakin mau makan di dalam kamar? Gak mau makan di meja makan? Ketemu Non Laras?" cecar Inah ingat tahu.

"Saya maunya ketemu Suratih anak perempuannya bang Ali dan mpok Mariam. Kamu bisa gak, bawa Ratih ke hadapan saya? Jago kamu kalo bisa bawa Ratih ke hadapan saya!" seru Damar dengan nada menantang.

Inah menggeleng tanpa ragu, "Waduh, kalo itu mah saya gak bisa, den! Takut, mak haji kan gak mau kalo sampe Ratih menginjakkan kakinya di rumah ini! Bisa ngamuk itu mak haji."

‘Mau kamu berusaha membawa Ratih ke hadapan saya, rasanya gak akan mungkin, Inah. Karena sekarang saja Ratih masih di dalam kamar saya!’ pikir Damar dengan senyum sinisnya.

"Udah sana kamu ambilkan saya sarapan! Di lebihin porsinya ya, Inah! Saya lapar banget ini, mana ngantuk bangat, gara-gara semalam gak bisa tidur."

"Iya udah, aden tunggu di sini. Inah ambilin dulu sarapan buat aden" jelas Inah yang langsung berlalu dari hadapan Damar, tanpa rasa curiga.

Beberapa menit menunggu, akhirnya Inah kembali dengan membawa yang diminta Damar.

Damar mengambil alih nampan yang di bawa Inah. Nampan yang berisikan sarapan dan air minum untuk Damar sarapan di dalam kamar.

"Makasih ya, Inah!" kata Damar, satu tangannya sudah meraih handle pintu.

"Iya, sama-sama. Yakin abis itu den?"

"Pasti abis! Saya lagi lapar banget!"

"Bang Damar!" seru Laras,

Brugh.

***

Bersambung …

1
Gaby
Geregetan sama author, Suratih kenapa dibikin begitu
Irawan Hadi MM: makasih kak udh mampir,
salam kenal kak
total 1 replies
Liliana
gemes bener ini sama Suratih, cinta boleh oon jangan dong. Thor bikin gemes bener
Irawan Hadi MM: salam kenal kak
makasih udah mampir
total 1 replies
Jia
saya nonggol thor
Jia
lanjutkan up thor
Shafa Adeena
hadir
Be-Trhee
semangat untuk upgrade
Kinanti Putri
terus kan kak, di tunggu bab berikut nya
Kinanti Putri
semangat ya kak
Ummu Marhamah
bagus untuk karya mu kak, jangan lupa jaga kesehatan biar selalu up
Kiki Fitri
lanjutkan up nya kak
Kiki Fitri
is the best
Dinda Shaza
hadir kak
Amanda
sipppp keren banget thor
Amanda
keren
Alana
semangat terus thor
Nesia
keren banget nih💪💪💪😍
Sonia
💪💪💪💪💪 semangat terus thor
Nona
lanjutkan up nya kak
Ayah Fifi
👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Donita
Bagus sih, lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!