NovelToon NovelToon
Titik Akhir Ke Titik Awal Seorang Istri

Titik Akhir Ke Titik Awal Seorang Istri

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Keluarga / Cinta Murni / Penyeberangan Dunia Lain / Menikah Karena Anak
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Eireyynezkim

Heavenhell Athanasia Caventry pernah percaya bahwa cinta akan menyelamatkan hidupnya. Namun, lima tahun pernikahan hanya memberinya luka: suami yang mengkhianati, ibu yang menusuk dari belakang, dan kehilangan terbesar, bayi yang tak sempat ia peluk. Saat ia memilih mengakhiri segalanya, dunia ikut runtuh bersamanya.

Namun takdir memberinya kejutan. Heavenhell terbangun kembali di masa remajanya, sebelum semua penderitaan dimulai. Dengan ingatan masa depan yang penuh darah dan air mata, ia bertekad tidak lagi menjadi pion dalam permainan orang lain. Ia akan menjauh dari Jazlan, menantang Loreynzza ibu yang seharusnya melindungi, dan membangun kehidupannya sendiri.

Tapi kesempatan kedua ini bukan sekadar tentang mengubah masa lalu. Rahasia demi rahasia yang terkuak justru menggiring Heavenhell pada jalan yang lebih gelap… sebuah kebenaran yang dapat membalikkan segalanya.

Kesempatan kedua, apakah ini jalan menuju kebebasan, atau justru jebakan takdir yang lebih kejam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Canggung

"Kamu abis dari mana mas?"

Valdrin memandang sejenak kearah Loreynzza sebelum melepaskan kancing pada pergelangan bajunya. Ia tadi makan malam dulu dengan Heavenhell tadi sebelum pulang ke rumah. Mereka banyak mengobrol seputar kegiatan Heavenhell di sekolah dan tidak luput juga topik tentang Alvarez. Valdrin benar-benar mencecar Heavenhell abis-abisan tentang Alvarez maklum ini pengalaman pertamanya memiliki anak perempuan yang memiliki pacar jadi ia harus ekstra hati-hati.

"Biasa," jawab Valdrin.

"Heavenhell?"

Valdrin mengangguk sembari melepaskan kancing kemejanya dan menampakkan tubuhnya yang memiliki beberapa tato diatas dada hingga perutnya, bekas kenakalannya saat remaja. Jika seperti ini ia mirip sugar daddy yang banyak digemari ani-ani tapi ia tidak berminat apalagi kalau usianya sama dengan Heavenhell. Yang ada dia malah merasa miris.

"Aretha sedih banget hari ini karena Heavenhell jadian sama cowok yang dia taksir. Aku jadi nggak tega," curhat Loreynzza menghela nafas dan menutup majalah yang sedang ia baca.

"Lah terus mau gimana dong kalau Alvarez sukanya sama Heavenhell? Masa iya kamu mau santet dia supaya suka sama Aretha. Lagian Aretha itu bukan pusat dunia yang dimana semua harus sungkem sama dia," balas Valdrin.

Loreynzza menghela nafas ketika mendengarkan jawaban Valdrin yang terdengar sarkastik di telinganya meskipun memang responnya akan seperti itu jika ia membahas mengenai Aretha. Entah mengapa Loreynzza selalu ingin membuat Aretha bahagia. Bayi kecil malang yang terlahir karena kesalahan orang tuanya. Di hari pertama ia menengok Aretha yang baru lahir ia merasa sangat ingin memastikan kehidupan gadis itu baik-baik saja.

flashback on

Suara tangisan bayi perempuan terdengar menggema di sebuah ruangan bersalin. Perawat dengan sigap membersihkan tubuh mungil bayi yang baru saja datang ke dunia ini dengan tangisannya yang nyaring seolah memprotes karena dipisahkan dari kenyamanan sang ibu.

"Selamat ibu, anaknya perempuan. Persis banget sama bapaknya kayaknya," kata sang perawat berusaha meletakkan bayi tersebut untuk diberikan oleh sang ibu.

"Kamu mau ngapain?" tanya sang ibu alias Shireena dengan nada sinis.

"Bayinya harus diberikan asi untuk pertama kali oleh sang ibu, jadi saya bantu taruh bayinya diatas dada ibu biar dia bisa nyusu," jelas sang perawat.

"Nggak ada, bawa dia pergi. Saya capek, mau tidur," tolak Shireena.

"Eh, tidak bisa, bu. Memang begini prosedurnya," balas sang perawat.

"Diem kamu, kasih aja dia sama bapaknya. Jangan apa-apa saya mulu yang harus kerjain. Saya udah capek mengandung trus ngelahirin. Pake sufor ajalah atau apa kek."

Setelah mengatakan hal tersebut Shireena memilih untuk menutup matanya dan bersiap untuk tidur.

Sang perawat merasa bimbang dengan situasi sekarang. Ia ingin memaksa Shireena untuk menyusui bayi di tangannya ini tapi bagaimana jika terjadi apa-apa dengannya karena bagaimana pun juga wanita itu habis melahirkan.

Namun bayi didekapannya ini juga kasihan karena tidak mendapatkan apa yang seharusnya bayi lainnya dapatkan di hari pertamanya lahir ke dunia. Sehingga dengan terpaksa ia membawa bayi itu ke ruang nursery dan memberikan sufor padanya.

"Eh, bayinya mau dikemanain, Sus?" tanya Loreynzza yang menggendong Heavenhell didekapannya.

"Oh ini, saya mau ke ruangan nursery karena ibunya nggak mau nyusuin," tunjuk perawat perawat pada Shireena yang tertidur pulas.

"Eh, maksudnya? Produksi asinya kurang?" tanya Loreynzza.

"Saya kurang tahu, bu. Karena tadi pas saya mau letakkin bayinya dia malah nolak. Kalau saya ngotot takutnya sang ibunya kenapa-kenapa karena baru aja melahirkan. Mungkin ibunya masih butuh waktu untuk pulih. Untuk sementara saya kasih sufor aja nanti kalau sekiranya kondisi sang ibu sudah memungkinkan akan saya usahakan agar bayinya bisa mendapatkan asi."

Loreynzza melirik sejenak kearah Shireena yang memang nampaknya tidur nyenyak. Tidak ada siapapun disini bahkan adiknya yakni Ren juga tidak ada. Katanya ia baru otw kesini, mungkin itu yang membuat Shireena menjadi marah dan mengabaikan bayinya sendiri.

"Boleh saya gendong bayinya?" tanya Loreynzza yang diangguki oleh perawat.

"Ave, turun dulu yah. Mama mau gendong adik bayi dulu," kata Loreynzza pada Heavenhell yang masih berusia 1 tahun sebelum meletakkannya diatas sofa.

Dengan lembut perawat tersebut memberikan bayi tersebut kepada Loreynzza.

Tubuh bayi itu sangat kecil dan sangat rapuh didekapan Loreynzza. Jauh berbeda dengan Heavenhell yang terlahir sehat dengan kulit putih bersih yang sangat pulen. Tidak seperti bayi didekapannya ini yang memiliki kulit tanning seperti adiknya. Malang sekali karena harus tercipta dari kegiatan haram yang dilakukan oleh orangtuanya.

Ceklekk...

Suara pintu yang dibuka dan menampakkan ayah dari bayi tersebut. Ren berjalan kearah sang kakak dan mengelus pelan puncak kepala Heavenhell yang memandang polos kearahnya sebelum menengok kearah bayinya.

"Kamu ini gimana sih? Masa istri kamu lahiran, kamunya malah kerja. Kan bisa cuti dulu," omel Loreynzza.

"Lah dari kemarin aku udah nanya sama Shireena, mules apa nggak? Trus dia jawabnya nggak tau atau kalau enggak diam-diam aja. Mana aku tau dia ternyata lahiran hari ini. Kan bukan aku yang ngerasain," bela Ren.

Loreynzza memutar bola matanya kesal lalu menyerahkan bayi tersebut pada Ren. Perawat tadi memberikan sufor yang sudah ia buat dan mengerahkan Ren untuk memberikannya pada bayinya.

"Jadi nama bayinya siapa?" tanya Loreynzza duduk disamping Heavenhell yang sibuk berceloteh khas bayi.

"Aretha Syadza Chayra," jawab Ren sambil duduk di samping Loreynzza.

Ren dengan telaten mengendong Aretha yang dengan rakus menyedot susu dari dot yang dipegangnya. Hal itu membuat Loreynzza terenyuh karena bayi sekecil ini harus menerima perlakuan tidak selayaknya dari ibunya sendiri.

Bahkan sejak dalam kandungan, Shireena selalu berusaha menggugurkan janinnya karena merasa tidak senang dengan kehamilannya sendiri. Kesalahan yang ia lakukan bersama Ren membuatnya harus mengorbankan tubuhnya karena mahluk kecil yang tumbuh di rahimnya.

Diam-diam Loreynzza berjanji pada dirinya sendiri untuk menyayangi keponakannya ini sebagaimana seorang ibu pada anak jika Shireena tidak bisa menunaikan kewajibannya. Ia kasihan melihat Ren yang harus bekerja mati-matian dan mesti harus merawat bayinya juga. Adik kecilnya yang kini menjelma menjadi seorang lelaki dewasa terlihat sangat kurus dan kurang tidur.

Loreynzza mengelus pelan pipi Aretha yang telah tertidur karena kekenyangan. Perlahan Loreynzza mengecup pelan pipi bayi itu dan mengabaikan Heavenhell yang mengenggam tangannya dengan erat. Sepasang mata kecil itu menyaksikan bagaimana ibunya memandang bayi tersebut dengan pandangan kasih sayang seperti yang selalu ia terima. Namun ia masih terlalu kecil untuk mengerti akan semua itu.

Flashback off

"Aku nggak mau kamu mengintervensi hubungan Alvarez sama Heavenhell hanya karena untuk menyenangkan Aretha. Ini peringatan pertama dan terakhir, kamu berhadapan sama aku kalau sampai mereka putus dan ada campur tangan kamu didalamnya," peringat Valdrin tegas pada Loreynzza.

Walaupun ia termasuk anggota ISTI (Ikatan Suami Takut Istri) namun itu tidak berlaku jika mengenai Heavenhell. Ia akan melawan apapun jika itu hal yang menyakiti Heavenhell.

"Tapi aku nggak tega sama Aretha, Mas."

"Trus kamu tega kalau sama Heavenhell? Dia itu darah daging kamu loh. 17 tahun lalu kamu berjuang mati-matian ngelahirin dia ke dunia bukannya Aretha. Masa iya kamu nggak ngerti-ngerti sih," ucap Valdrin tidak habis pikir.

"Kamu kenapa sih selalu belain dia?" tanya Loreynzza.

Valdrin melangkah mendekat kearah Loreynzza. "Karena sebelum Adhvan lahir, Heavenhell yang terlebih dulu ngasih aku label "ayah" untuk pertama kali. Aku nggak peduli dia anak kandung aku atau bukan, yang aku tahu dia yang menuntun aku untuk ketemu kamu dan membangun keluarga ini. So, I'll fight for her and protect her, no matter what," ucap Valdrin tegas lalu berjalan kearah kamar mandi dengan keadaan kesal setengah mati. Permasalahan ini selalu menjadi bahan perdebatan mereka yang tidak berujung.

......................

Suasana diruang makan terasa dingin dan mencekam saat sarapan pagi. Loreynzza dan Valdrin kompak tidak saling bertegur sapa satu sama lain dan Aretha yang hanya mengaduk-aduk makanannya. Bukan hal baru lagi bagi Adhvan karena sudah dipastikan kedua orang tuanya habis bertengkar makanya saling mendiami satu sama lain. Jadi Adhvan santai saja dan memakan sarapannya dengan khidmat.

"Tuan, Nyonya. Ibu Ginanita ada diruang tamu," kata salah satu pelayan.

"Apa? Ibu berkunjung?" tanya Loreynzza terkejut mendapati kabar sang ibunda datang berkunjung secara tiba-tiba.

Sang pelayan mengangguk dan berlalu ke arah dapur untuk membuat minuman bagi Ibunda dari Nyonya rumah ini. Sebenarnya tidak hanya Loreynzza yang heran namun mereka semua juga heran karena kunjungan mendadak ini.

"Mas, ibu ada nelfon kamu kalau dia bakal berkunjung hari ini?" tanya Loreynzza pada Valdrin.

"Enggak ada," balas Valdrin.

Keduanya kompak berdiri dari kursi dan segera menuju ruang tamu diikuti Adhvan dan Aretha. Dan benar saja seorang wanita tua dengan rambut yang hampir di penuhi uban duduk diatas sofa dengan koper disebelahnya.

"Ibu?"

Ibunda Loreynzza atau Ginanita menengok kearah mereka lalu berdiri. Sontak Adhvan berlari kearah neneknya itu dan memeluknya erat. Sudah hampir setahun mereka tidak bertemu mungkin terakhir kali saat kakeknya meninggal.

"Nenek, Adhvan kangen banget sama Nenek," kata Adhvan dengan nada riang yang dibalas senyuman hangat oleh Ginanita.

"Nenek juga kangen sama kamu. Udah makin gede aja yah kamu," balas Ginanita mengelus pelan puncak kepala Adhvan.

Loreynzza dan Valdrin ikut mendekat kearah mereka. "Ibu, kenapa nggak bilang bakal dateng. Aku kan bisa nyuruh bawahan aku buat jemput Ibu di terminal," kata Valdrin menyalimi tangan ibu mertuanya.

"Aduh, nggak usah repot-repot. Ibu masih sanggup kalau soal itu. Ibu belum pikun."

"Ibu ihh... suka banget ngagetin orang," ujar Loreynzza memeluk ibunya.

Kini giliran Aretha yang menyalim tangan Ginanita dengan agak canggung. Mereka jarang bertemu sehingga Aretha tidak tahu harus bersikap bagaimana. Saat ayahnya masih hidup dulu, mereka jarang berkunjung kerumah kakek dan neneknya jadilah ia tidak begitu mengenal mereka berdua.

"Adhvan, panggilin Heavenhell dong. Nenek kangen banget sama dia," pinta Ginanita dengan senyum sumringah membuat semua orang terdiam.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!